35.menanggulangi Kemiskinan Di Daerah-Revisi - FIX CETAK
35.menanggulangi Kemiskinan Di Daerah-Revisi - FIX CETAK
MENANGGULANGI
KEMISKINAN
DI DAERAH
Upaya Penanggulangan Kemiskinan Pemerintah
Kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan
Azkiya Publishing
2020
1
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
Diterbitkan Oleh :
Azkiya Publishing
Prum Bukit Golp Arcadia Housing F6 No 10
Leuwinaggung Gunung Putri Bogor
Bekerjasama dengan Colli Puji’e FKIP
Sastra UNIBOS
Didistribusikan Oleh:
Pustaka AQ
Nyutran MG II 14020 Yogyakarta
pustaka.aq@gmail.com
HP 0895603733059
ISBN : 978-623-7952-27-5
14x21 cm = xii+140 halaman
Cetakan Pertama Mei 2020
ii2
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
KATA PENGANTAR
Makassar,
Nopember 2019
Penulis
iv4
DAFTAR ISI
Bagian 1
Dilema Masyarakat Miskin .................................. 13
Bagian 2
Kebijakan Fiskal dan Desentralisasi Fiskal .......... 19
A. Kebijakan Fiskal ............................................. 19
B. Desentralisasi Fiskal ....................................... 26
Bagian 3
Kemiskinan ......................................................... 33
A. Pengertian Kemiskinan ................................... 33
B. Teori Kemiskinan ........................................... 36
C. Cara Pandang Terhadap Kemiskinan ............... 37
Bagian 4
Metode Penelitian ................................................ 43
A. Lokasi Penelitian ............................................ 43
B. Jenis dan Sumber Data .................................... 43
C. Spesifikasi Model ............................................ 44
I. Blok Fiskal .................................................. 45
II. Blok Permintaan Agregat Daerah ............... 47
II. Blok Kinerja Prekonomian ......................... 47
D. Indentifikasi Model ......................................... 49
E. Metode Pendugaan Model ............................... 51
F. Validasi Model ................................................ 52
G. Simulasi Model .............................................. 54
v5
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
Bagian 5
Gambaran Umum Lokasi ..................................... 55
A. Kondisi Geografis ........................................... 55
B. Penduduk dan Tenaga Kerja ........................... 56
C. Kondisi Fiskal Daerah ..................................... 60
D. Penerimaan Daerah ......................................... 60
E. Pendapatan Asli Daerah .................................. 60
F. Transfer Dana dari Pemerintah Daerah ............. 64
G. Pengeluaran Daerah ........................................ 67
H. Belanja Pegawai ............................................. 67
I. Belanja Barang dan Jasa ................................... 68
J. Belanja Modal ................................................. 69
K. Belanja Pendidikan ......................................... 70
L. Belanja Sosial ................................................. 72
M. Kondisi prokonimian ...................................... 73
N. Perkembangan Produk Domestik Regional
Bruto ............................................................... 73
O. Perkembangan Jumlah Penduduk Miskin ........ 74
Bagian 6
Hasil Estimasi ..................................................... 76
A. Hasil Estimasi Blok Fiskal Daerah .................. 76
B. Penerimaan Pemerintah Daerah ...................... 76
C. Pajak Daerah ................................................... 77
D. Retribusi Daerah ............................................. 79
E. Dana Alokasi Umum ....................................... 81
F. Dana Bagi Hasil .............................................. 82
G. Pengeluaran pemerintah Daerah ...................... 84
H. Belanja Pegawai ............................................. 84
I. Belanja Barang dan Jasa ................................... 86
J. Belanja Modal ................................................. 87
K. Belanja Sosial ................................................. 88
L. Kerangka Blok Permintaan Agregat ............... 90
vi
6
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
Bagian 7
Simulasi Model Pengeluaran Pemerintah Daerah. 113
A. Validasi Model .............................................. 113
B. Simulasi Kebijakan ........................................ 115
C. Dampak Peningkatan Belanja Moal 20% ....... 115
D. Dampak peningkatan Total Pengeluaran
Pemerintah 20% ............................................. 117
E. Dampak Peningkatan Investasi 20% ............... 120
Bagian 8
Efektivitas Pengeluaran Pemerintah Daerah
Terhadap Perekonomian dan Kemiskinan ........... 122
A. Analisis Belanja Modal Terhadap Produk
Domestik Regional Bruto .............................. 123
B. Analisis Belanja Modal Terhadap Kemiskinan 126
C. Analisis Belanja Modal Terhadap
Pengangguran .................................................. 129
vii
7
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
Bagian 9
A. Kesimpulan ................................................... 138
B. Implikasi Kebijakan ........................................ 141
C. Saran ............................................................. 143
viii
8
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
DAFTAR TABEL
9ix
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
x
10
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
DAFTAR GAMBAR
xi
11
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
xii
12
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 1
K
emiskinan di Indonesia hingga saat ini
masih dianggap sebagai persoalan yang
serius, meskipun jumlah penduduk
miskin terus mengalami penurunan yang cukup
besar terutama selama tahun 1970-an hingga
pertengahan tahun 1990-an. Badan pustat statistik
mengatakan bahwa pada tahun 1976, jumlah
menduduk miskin diperkirakan sebesar 54,2 juta
jiwa atau 40.08 persen dari jumlah penduduk, dan
telah berkurang menjadi 22,5 juta jiwa atau 11,34
pesen dari total penduduk tahun 1996. Hal
tersebut menujukkan bahwa selama kurang waktu
1976 sampai 1996, jumlah penduduk miskin
Indonesia mengalami penurunan rata-rata 6,5
persen per tahun
Krisis ekonomi yang terjadi sejak juli 1997
membawa dampak negatif bagi kehidupan
13
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
14
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
15
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
16
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
17
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
18
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 2
A. Kebijakan Fiskal
19
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
20
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
21
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
dimana
a = konsumsi autonomous
b = MPC
T = pajak penghasilan
Dengan mensubtitusi persamaan 3.2 ke
persamaan 3.1 kita dapat menulis persamaan
pendapatan nasional menjadi:
22
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
23
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
24
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
25
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
B. Desentralisasi Fiskal
26
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
27
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
28
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
29
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
30
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
31
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
32
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 3
KEMISKINAN
A. Pengertian Kemiskinan
Kemiskinan menurut Bappenas, (2008) adalah
kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang laki-
laki dan perempuan, tidak terpenuhi hak-hak dasarnya
untuk mempertahankan dan mengembangkan
kehidupan yang bermartabat. Definisi tersebut,
menunjukkan bahwa kemiskinan tidak lagi dipandang
hanya sebatas ketidak mampuan ekonomi, tetapi juga
kegagalan memenuhi hak-hak dasar dan perbedaan
perilaku bagi seorang atau sekelompok orang dalam
menjalani kehidupan secara bermartabat. Hak-hak
dasar yang diakaui secara umum, meliputi:
terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan,
pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih,
pertanahan, sumberdaya alam, dan lingkungan hidup,
rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak
kekerasan atau hak untuk berpartisipasi dalam
kehidupan sosial politik, baik perempuan maupun laki-
laki.
Sejalan dengan hal tersebut Gemmel, (1992);
dan Sen, (2002) melihat kemiskinan dari perspektif
yang lebih luas yaitu minimnya penghasilan, tidak
33
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
34
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
dimana:
a = 0,1,2,
z = Garis kemiskinan
yi = Rata-rata pengeluaran perkapita penduduk
yang berada di bawah garis kemiskinan, yi
<z.
q = Banyaknya penduduk yang berada di
bawah garis kemiskinan
n = Jumlah penduduk
35
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
B. Teori Kemiskinan
Cheyne, O’Brien dan Belgrave mengemukakan
bahwa ada dua teori utama (grand theory) tentang
kemiskinan, yaitu: (1) teori neo-liberal, dan (2) teori
sosial demokrat. Teori neo-liberal pada intinya
mengatakan bahwa komponen penting dari sebuah
masyarakat adalah kebebasan individu. Menurut
Sherraden (2006) teori tersebut memfokuskan diri pada
tingkah laku individu yang merupakan teori tentang
pilihan, harapan, sikap, motivasi dan kapital manusia
(human capital). Para pendukung teori neo-liberal
berargumen bahwa, kemiskinan merupakan persoalan
individual yang disebabkan oleh kelemahan-
kelemahan individu atau pilihan-pilihan individu yang
bersangkutan. Kemiskinan akan hilang dengan
sendirinya jika kekuatan-kekuatan pasar diperluas
sebesar-besarnya dan pertumbuhan ekonomi dipacu
setinggi-tingginya. Strategi penanggulangan
kemiskinan bersifat “residual”, sementara, dan hanya
melibatkan keluarga, kelompok-kelompok swadaya
atau lembaga keagamaan.
Sebaiknya, teori sosial demokrat memandang
bahwa kemiskinan bukanlah persoalan individual,
melainkan struktural. Kemiskinan disebabkan oleh
adanya ketidakadilan dan ketimpangan dalam
masyarakat akibat tersumbatnya akses-akses kelompok
36
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
37
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
38
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
39
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
40
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
41
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
42
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 4
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
43
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
44
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
45
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
Pengeluaran Daerah
46
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
47
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
48
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
D. Identifikasi Model
Identifikasi model ditentukan atas dasar ”order
condition” sebagai syarat keharusan dan ”rank
condition” sebagai syarat kecukupan. Menurut
Koutsoyiannis (1977), rumusan identifikasi model
persamaan struktural berdasarkan order condition
ditentukan oleh:
49
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
50
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
51
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
F. Validasi Model
Untuk mengetahui apakah model cukup valid
untuk membuat suatu simulasi alternatif kebijakan dan
peramalan, maka perlu dilakukan suatu validasi model,
dengan tujuan untuk menganalisis sejauh mana model
tersebut dapat mewakili dunia nyata.
Dalam penelitian ini, kriteria statistik untuk
validasi nilai pendugaan model ekonometrika yang
digunakan adalah root means squares error (RMSE),
root means squares percent error (RMSPE) dan theil’s
inequality coefficient (U) (Pindyck and Rubinfield,
1991). Kriteria-kriteria tersebut dirumuskan sebagai
berikut:
RMSE = 1 n
Yt s Yt a
n t 1
2
……………..(3.27)
52
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
2
1 n Yt s Yt a
RMSPE =
n t 1 Yt a
………….(3.28)
1 n
Yt s Yt a
2
U= n t 1 ……. (3.29)
1 n
n t 1
Yt s
2
1 n
Yt a
n t 1
2
dimana:
Yt s : nilai hasil simulasi dasar dari variabel observasi
Yt a : nilai aktual variabel observasi
n: jumlah periode observasi
53
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
G. Simulasi Model
Simulasi pada dasarnya merupakan solusi
matematis (mathematical solution) dari berbagai
kumpulan persamaan secara simultan. Dengan
demikian simulasi model menunjuk kepada
sekumpulan persamaan (set of equations). Simulasi
model dilakukan dengan berbagai alasan, misalnya
untuk pengujian dan evaluasi model, analisis kebijakan
historis dan untuk peramalan (Pindyck dan Rubinfield,
1991).
Berdasarkan data empirik dan memperhatikan
tinjauan teoritik dampak kebijakan fiskal terhadap
perekonomian kabupaten dan kota di Provinsi
Sulawesi Selatan, maka simulasi kebijakan terutama
ditujukan untuk keperluan analisis kebijakan historis
(historical policy analysis). Analisis simulasi
kebijakan yang dimaksud, untuk melihat dampak
kebijakan pengeluaran pemerintah pembangunan
sektor pertanian dan kemiskinan kabupaten kota di
Provinsi Sulawesi Selatan.
Oleh sebab itu, simulasi kebijakan dalam
penelitian ini terdiri atas:
1. Meningkatkan Belanja modal 20 persen
2. Meningkatkan total pengeluaran pemerintah 20
persen.
3. Meningkatkan investasi swasta 20 persen.
54
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 5
A. Kondisi Geografis
55
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
56
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
57
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
58
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
59
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
D. Penerimaan Daerah
Struktur penerimaan fiskal daerah kabupaten
kota di Indonesia termasuk Provinsi Sulawesi Selatan
terdisi atas: (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD), yang
meliputi: pajak daerah, retribusi daerah, laba Badan
Usaha Milik Daerah (BUMD), dan pendapatan asli
daerah lainnya, (2) transfer dari pemerintah pusat,
terdiri atas: Dana Alokasi Umum (DAU), Dana
Alokasi Khusus (DAK), dan Dana Bagi Hasil (DBH),
dan (3) pendapatan lain daerah.
60
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
61
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
62
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
63
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
64
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
65
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
66
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
G. Pengeluaran Daerah
Dalam penelitian ini pengeluaran daerah
kabupaten kota di Provinsi Sulawesi Selatan dibagi ke
dalam 5 jenis pengeluaran/belanja yaitu; belanja
pegawai, belanja barang dan jasa, belanja modal,
belanja pendidikan, belanja sosial, dan belanja lain-
lain.
H. Belanja Pegawai
Belanja pegawai merupakan komponen
pengeluaran terbesar yang dilakukan oleh pemerintah
kabupaten kota di Provinsi Selatan. Perkembangan
Belanja Pegawai Kabupaten Kota di Provinsi Sulawesi
Selatan Tahun 2007-2014. Seperti tabel 11.
Tabel 11. Perkembangan Belanja Pegawai Kabupaten
Kota di Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007-2014.
67
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
68
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
69
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
K. Belanja Pendidikan
70
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
71
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
L. Belanja Sosial
72
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
M. Kondisi Perekonomian
Pada bagian ini akan diuraikan kondisi
perekonomian kabupaten kota di Provinsi Sulawesi
Selatan meliputi, perkembangan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB), perkembangan
pengangguran, dan perkembangan jumlah penduduk
miskin Kabupaten Kota di Provinsi Sulawesi Selatan.
73
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
74
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
75
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 6
HASIL ESTIMASI
76
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
C. Pajak Daerah
Hasil pendugaan model persamaan pajak daerah
sebagai sumber utama penerimaan daerah dalam era
otonomi dewasa ini, menunjukkan nilai koefisien
determinasi (R2) sebesar 0,9553. Hal tersebut
menunjukkan bahwa variabel-variabel penjelas, total
pengeluaran pemerintah daerah, jumlah investasi, dan
pajak daerah tahun sebelumnya secara bersama-sama
dapat menjelaskan 95,53 persen fluktuasi variabel
pajak daerah pada taraf nyata (α) 0.0001, yang
ditunjukkan oleh F dengan nilai 398,.63, hal ini dapat
dilihat pada Tabel 17.
Jumlah investasi berpengaruh positif namun
tidak nyata terhadap pajak daerah. Koefisien elastisitas
investasi terhadap pajak daerah sebesar 0.0422 dalam
jangka pendek dan 0.4734 dalam jangka panjang.
Artinya peningkatan jumlah investasi swasta sebesar
100 persen akan meningkatkan pajak daerah sebesar
4,22 persen dalam jangka pendek dan 47.34 persen
dalam jangka panjang. Temuan ini cukup wajar, karena
secara teoritis pemerintah daerah diberi kewenangan
untuk melakukan pungutan pajak usaha yang ada di
daerahnya. Jadi meningkatnya jumlah investasi, berarti
jumlah usaha semakin meningkat, dan merupakan
potensi bagi pemerintah daerah untuk meningkatkan
penerimaannya.
77
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
78
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
D. Retribusi Daerah
Hasil pendugaan model persamaan retribusi
daerah menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.87455. Hal tersebut menunjukkan bahwa
79
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
80
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
81
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
82
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
83
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
H. Belanja Pegawai
84
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
85
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
86
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
J. Belanja Modal
87
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
K. Belanja Sosial
88
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
89
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
90
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
91
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
N. Investasi Swasta
Hasil pendugaan model persamaan investasi
swasta menunjukkan nilai koefisien determinasi (R2)
sebesar 0.7534. Hal tersebut menunjukkan bahwa
variabel-variabel penjelas belanja modal, pajak daerah,
92
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
93
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
94
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
O. Ekspor Daerah
95
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
96
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
97
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
98
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
99
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
100
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
101
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
102
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
103
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
104
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
105
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
106
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
107
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
108
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
109
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
110
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
111
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
112
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 7
U
ntuk melihat dampak kebijakan fiskal
terhadap perekomian 10 kabupaten di
Provinsi Sulawesi Selatan, maka dilakukan
simulasi kebijakan. Simulasi kebijakan pada dasarnya
bertujuan untuk menganalisis dampak dari berbagai
alternatif kebijakan atau skenario kebijakan dengan
cara mengubah variabel atau instrumen kebijakan
(policy instrument). Dalam penelitian ini simulasi
kebijakan dilakukan untuk mengetahui dampak
perubahan dari variabel pengeluaran pemerintah
daerah terhadap perekonomian 10 kabupaten di
Provinsi Sulawesi Selatan.
A. Validasi Model
Validasi model digunakan untuk mengetahui
apakah model cukup valid digunakan untuk simulasi
alternatif kebijakan atau tidak. Hal ini penting
dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejauh
113
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
114
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
B. Simulasi Kebijakan
115
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
116
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
117
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
118
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
119
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
120
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
121
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 8
P
ada bagian ini, penulis menganalisis pola
hubungan antara variabel pengeluaran
pemerintah kabupaten dan kota terutama
belanja modal dengan pertumbuhan PDRB, belanja
modal dengan kemiskinan, dan belanja modal dengan
pengangguran kabupaten kota. Hal ini menarik karena
dengan gambaran ini memungkinkan untuk
mengetahui posisi masing-masing kabupaten kota yang
ada di Provinsi Sulawesi Selatan.
Di samping itu juga akan diuraikan dianalisis
pola hubungan PDRB dengan kemiskinan dan PDRB
dengan pengangguran masing-masing kabupaten kota
di Provinsi Sulawesi Selatan. Pola hubungan yang
dimaksud dibuat dalam dua periode yaitu periode yaitu
tahun 2007-2010 dan periode tahun 2011-2014.
122
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
123
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
124
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
125
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
126
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
127
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
128
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
129
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
130
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
131
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
132
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
133
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
134
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
135
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
136
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
137
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
BAGIAN 9
A. Kesimpulan
138
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
139
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
140
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
B. Implikasi Kebijakan
141
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
142
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
143
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
144
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
DAFTRA PUSTAKA
145
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
146
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
147
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
148
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
149
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
Tentang Pernulis
150
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
------------------------------------------------------------------
151
MENANGGULANGI KEMISKINAN DI DAERAH
152