Skripsi
Oleh :
AYYUL HIZBAYN
NIM : 60800113071
menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penyusun sendiri. Jika di
kemudian hari terbukti bahwa ia merupakan duplikat, tiruan, plagiat, atau dibuat oleh
orang lain, sebagian atau seluruhnya, maka skripsi dan gelar yang diperoleh
Ayyul Hizbyan
NIM : 60800113071
iii
iv
v
KATA PENGANTAR
yang telah melimpahkan rahmat ilmu dan pengetahuan kepada penulis, sehingga
penulis dapat melakukan penelitian, menyusun dan menyelesaikan skripsi ini, guna
memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Perencanaan Wilayah dan
Kota di Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Judul skripsi yang penulis
dan Kepulauan ”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan skripsi ini tidak lepas
dari segala kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan
hati penulis mengharapkan saran dan kritik dari para pembaca sebagai bahan
masukan sehingga dapat berguna baik bagi penulis maupun bagi pembaca pada
umumnya.
kendala yang ada maka penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan
selesai tanpa bantuan dan bimbingan berbagai pihak. Untuk itu dalam bagian ini
penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada Kedua orang tuaku tercinta,
Adenan, S.Sos., M.Si. Samsiah Dahri Sp dan kepada pihak yang sudah memberikan
vi
bantuan, dukungan, semangat, bimbingan dan saran-saran, sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan. Rasa terima kasih ini ingin penulis sampaikan terutama kepada :
2. Bapak Prof. Dr. H. Arifuddin, M.Ag selaku Dekan Fakultas Sains dan
3. Bapak Dr. Muhammad Anshar, S.Pt., M.Si selaku Ketua Jurusan Teknik
5. Bapak Dr. Muhammad Anshar, S.Pt., M.Si tselaku Dosen Pembimbing I dan
8. Saudara tercinta, yaitu kaka Mutmainnah Adesia SS., M.Si., M.Hum dan Ilal
9. Teman Miftahul Khairah, Muh Yusran Yunus dan Muh Alif Rusli Putra yang
10. Teman-teman angkatan 2013 Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota serta
semua keluarga besar Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota yang tidak
skripsi ini.
Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak dan
penulis khususnya. Semoga Allah swt melindungi dan memberikan berkah-Nya dan
imbalan yang setimpal kepada semua pihak yang telah membantu dan membimbing
Ayyul Hizbayn
NIM. 60800113071
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Sumber Data, Jenis Data, Metode Analisis dan Keterkaitannya dengan
Tujuan Kajian ..................................................................................... 55
Tabel 13. Hasil Analisi Shift Share Kawasan Minapolitan di Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan................................................................................... 104
Tabel 15. Tingkat Ketersediaan Sarana, Evaluasi dan Output Kawasan Minapolitan
di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ........................................ 110
Tabel 19. Hasil Analisis Shift Share Kawasan Minapolitan di Kabupaten Pangkajene
dan Kepulauan................................................................................... 119
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 14. Jaringan Air Bersih di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan ..... 93
DAFTAR PETA
ABSTRAK
Nama : Ayyul Hizbayn
NIM : 60800113071
Judul Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Kawasan Minapolitan Di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan
Pembimbing : 1. Dr. Muhammad Anshar, S.Pt., M.Si
2. Nur Syam Aksa, ST, M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Potensi kelautan dan perikanan Indonesia begitu besar, apalagi saat ini potensi
masalah dan sekaligus tantangan yang harus diselesaikan dengan kebijakan dan
dilakukan dengan cara konsep minapoliotan dimana salah satu tujuan konsep ini
yang dimulai pada tahun 2009 sebagai salah satu strategi untuk meningkatkan
dikembangkan tidak saja budidaya (on farm) tetapi juga pengelohan dan
pemasaran (off farm) seperti sarana perikanan dan jasa penunjang lainnya.
capital dan human capital, investasi di bidang prasarana dan sumberdaya alam
Agropolitan/Minapolitan adalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih pusat
pengelolaan sumber daya alam tertentu yang ditunjukkan oleh adanya keterkaitan
agrobisnis. Dijelaskan pula pada pasal 26 bahwa rencana tata ruang kawasan
perdesaan merupakan bagian dari rencana tata ruang wilayah kabupaten yang
agropolitan/Minapolitan.
Sehubung dengan hal tersebut, dalam al-Qur’an telah tertulis bahwa segala
sesuatu yang diciptakan Allah swt di bumi ini tiada lain untuk kesejahteraan umat
yang berbunyi :
Terjemahnya:
Dan Dia-lah, Allah yang menciptakan lautan (untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan
dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu melihat bahtera
berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan) dari karunia-Nya,
dan supaya kamu bersyukur. (Kementrian Agama, RI : 2012)
didalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang ada (M. Quraish
dengan pendekatan melalui daya saing komoditi di kawasan minapolitan yang ada
Artinya:
Hadist Jabir bin Abdullah r.a. dia berkata : Ada beberapa orang dari kami
mempunyai simpanan tanah. Lalu mereka berkata: Kami akan sewakan tanah
itu (untuk mengelolahnya) dengan sepertiga hasilnya, seperempat dan
seperdua. Rosulullah S.a.w. bersabda: Barangsiapa ada memiliki tanah, maka
hendaklah ia tanami atau serahkan kepada saudaranya (untuk dimanfaatkan),
maka jika ia enggan, hendaklah ia memperhatikan sendiri memelihara tanah
itu. HR. Imam Bukhori (Muhammad Fuad Abdul Baqi,1996)
Dari ungkapan Nabi saw. dalam hadits tersebut yang menganjurkan bagi
baginya dan bagi kehidupan secara umum. Memanfaatkan lahan yang dimiliki
Qur’an supaya memanfaatkan segala yang Allah ciptakan di muka bumi ini. Salah
satu pemanfaatan lahan pada lingkungan kawasan minpaolitan yang mana pada
kawasan ini merupakan kawasan yang dapat bermanfaat baik sekali jika di
km², sementara luas lautnya adalah 17.100 km². Pulau-pulau yang secara
hingga ke pelosok selatan berbtasan langsung dengan Provinsi Jawa Timur dan
bandengnya dan merupakan salah satu Kabupaten yang memilik sumber daya
perikanan yang cukup tinggi yaitu berkisar 78.226,30 ton pada tahun 2009,
namun hingga saat ini belum ada kawasan sentra perikanan yang ditetapkan oleh
7
produksi perikanan budidaya tambak sepanjang tahun dan memiliki nilai produksi
perikanan yang cukup tinggi dibandingkan Kabupaten lainnya yang ada didaratan
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yaitu sebesar 8.706,00 ton pada tahun
2015
Pangkajene dan Kepulauan perlu adanya penggerak utama ekonomi dapat berupa
pengolahan ikan, atau pun kombinasi ketiga hal tersebut. Sementara itu,
Pasar, (pasar hasil-hasil perikanan, pasar sarana dan prasarana, maupun pasar jasa
pelayanan termasuk pasar lelang, cold storagge dan processing hasil perikanan
(3) Memiliki kelembagaan perikanan (kelompok, UPP), (4) Balai Benih Ikan, (5)
penunjang yang memadai seperti jalan, listrik, air bersih, dan lain-lain
rencana pengelolaan dan zonasi taman wisata perairan kepulauan kapoposang dan
laut sekitarnya di provinsi sulawesi selatan tahun 2014 -2034 yang menetapkan
kurang efektif dan efisiennya dalam penyediaan infrastruktur baik itu sarana
pengembangan minapolitan perlu adanya upaya evaluasi dalam hal guna untuk
khususnya dalam bidang sarana dan prasana serta pelaksanaan program kegiatan
pengolah ikan yang adil dan merata serta mengembangkan kawasan minapolitan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuannya Penelitian
D. Manfaat Penelitian
berikut :
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan maka ruang lingkup
penelitian teridiri dari dua ruang lingkup penelitian yaitu ruang lingkup wilayah
Kabupaten Pangkajene
F. Batasan Penelitian
Untuk menghindari pembahasan yang terlalu luas dan tidak keluar dari
penelitian yang ada seperti; Kondisi Eksisting Sarana dan Prasarana, Standar
3. Data yang diambil hanya mencakup data ketersediaan atau kondisi eksisting
pasar jasa pelayanan termasuk pasar lelang, cold storagge dan processing
G. Sistematika Penulisan
PERTAMA : PENDAHULUAN
sistematika pembahasan.
KELIMA : PENUTUP
yang dianalisis.
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam Pembangunan suatu wilayah perencanaan adalah suatu hal yang utama
sebab dengan perencanaan yang tepat akan menimbulkan dampak positif terhadap
daerah itu sendiri. Perencanan yang tepat adalah sebuah perencanaan yang dibuat
atas dasar potensi atau keunggulan yang dimiliki daerah itu sendiri. Perencanaan
juga akan menjadi bahan dalam membuat sebuah kebijakan pembangunan yang
tindak lanjut dari kegiatan perencanaan yang dilakukan karena adanya perbedaan
yang komprehensif dan satu sama lain saling bersentuhan, yang semuanya
kehidupan seperti ekonomi, politik, dan sosial serta budaya maupun adat istiadat
16
berbaur dalam perencanaan wilayah yang cukup kompleks. Semua faktor harus
terbaik.
pentingnya tujuan.
evaluasi.
beda dan instansi-instansi dipusat dalam melihat aspek ruang di suatu daerah.
2. Sesuatu yang baik secara nasional belum tentu baik untuk daerah dan
demikian sebaliknya sesuatu yang baik untuk daerah belum tentu baik secara
nasional.
pada tingkat daerah dengan yang tersedia pada tingkat pusat. Selain itu derajat
Oleh karena itu perencanaan daerah yang efektif harus bisa menggunakan
dicapai.
B. Evaluasi
1. Pengertian Evaluasi
hasil yang seharusnya dicapai menurut target dan standar yang telah
ditentukan sebelumnya.
Menurut Aji dan Sirait (1990:30) evaluasi adalah suatu usaha untuk
mengukur dan memberi nilai secara objektif pencapaian hasil-hasil yang telah
tersebut, adalah suatu usaha untuk mencerminkan sifat sukarela dan orientasi
peserta proyek.
adalah proses lipat ganda : (1) menetukan mungkin persis seperti apa yang
akan diukur, dan (2) mendapatkan instrument yang terbaik dalam melakukan
pengukuran. Proses ini dapat lebih diringkas oleh kata “apa” dan
kadang-kadang cukup. Dilain waktu perlu memiliki ukuran yang setepat dan
seakurat mungkin.
19
Evaluasi dapat mempunyai dua fungsi, yaitu fungsi formati dan fungsi
sumatif.
(Tayibnaps, 2000).
coba untuk mencek kesesuaian antara draft yang dibuat dengan eksekusi
pesan .
dibahas yaitu (1) Apa yang menjadi bahan evaluasi; (2) Bagaimana proses
20
evaluasi; (3) Kapan evaluasi diadakan; (4) Mengapa perlu dievaluasi; (5)
yang ingin diperoleh.” Tahapan evaluasi yang umum digunakan adalah: (1)
(3) Pengumpulan data; (4) Pengolahan dan analisis data; dan (5) Pelaporan
hasil evaluasi.
2. Materi Evaluasi
suatu lokasi dimana sebuah kegiatan akan dilaksanakan atau dengan kata
Hasil Evaluasi ini berupa data dasar yang dapat digunakan sebagai bahan
pembanding baik bagi hasil Evaluasi on-going, maupun hasil Evaluasi ex-
post.
diimplementasikan/berjalan.
Evaluasi ini dapat dilakukan 2 (dua) kali, yaitu pada saat Evaluasi
kegiatan berakhir.
Evaluasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan sudah selesai dan sudah
ditetapkan.
Budidaya
1. Pengertian Minapolitan
Minapolitan terdiri dari dua kata yakni min dan politan (polis). Mina
berarti ikan dan politan berarti kota, sehingga minapolitan dapat diartikan
sebagai kota perikanan atau kota di daerah lahan perikanan atau perikanan di
biaya murah namun mempunyai daya guna yang tinggi. Dengan konsep
target produksi dapat dicapai dalam waktu cepat, melalui inovasi dan
minapolitan adalah :
c. Kegiatan perikanan skala besar, baik yang menggunakan lahan yang luas
ataupun teknologi intensif harus lebih dulu memiliki kajian amdal sesuai
adalah :
sekitarnya,
hal-hal berikut :
perikanan budidaya dalam suatu system yang utuh dan terintegrasi mulai
dari :
lain,
27
b. Adanya keterkaitan antara kota dan desa yang bersifat timbal balik dan
kota
28
kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang batas dan sistemnya
adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara,
termasuk ruang didalam bagai satu kesatuan wilayah, tempat manusia dan
hidupnya.
29
dalam konsep wilayah yaitu, pertama di dalam wilayah ada unsur-unsur yang
saling terkait yaitu ruang yang berfungsi lindung yang harus selalu dijaga
(Djakapermana, 2010)
sumber daya alam dan buatan secara optimal, pemanfaatan ruang yaitu, proses
2010).
bahasa, minapolitan berasal dari kata mina (perikanan) dan politan (Multi
2010).
mendukung visi dan misi Kementrian Kelautan dan Perikanan (Purnomo et al,
2011).
pendapatan nelayan, pembudidaya dan pengolah ikan yang adil dan merata;
yang dicanangkan oleh Menteri Kelautan dan Perikanan sejak Tahun 2012
untuk meningkatkan nilai tambah, efisiensi dan skala produksi yang berdaya
saing tinggi.
32
a. Kawasan Minabisnis
pasar baik pasar local maupun pasar regional, dengan mutu serta harga
b. Kawasan Minaindustri
yang memiliki skala usaha kecil dan bersifat tidak polutif. Usaha dan
c. Kawasan Minawisata
pangan, sayuran maupun industry pariwisata baik kegiatan wisata alam dan
wisata buatan. Selain itu kawasan Minawisata didukung dengan sarana dan
berbatasan. Kotanya dapat berupa kota desa atau kota Negara atau kota
kecamatan atau kota kecil atau kota kota menengah, abstraksi kawasan
34
ini :
minapolitan ini juga dicirikan dengan kawasan perikanan yang tumbuh dan
diindikasikan oleh ketersediaan lahan perkanan dan tenaga kerja yang murah,
pembudidaya, jaringan terhadap sector hulu dan hilir yang sudah terjadi, dan
dibandingkan dengan Negara lain karena kondisi ini sangat sulit ditiru (Porte,
merupakan hal yang sangat penting dan sangat dibutuhkan, sama halnya
sebagai berikut :
a. Sarana Penunjang
didistribusikan,
sebagai tempat unutk menjemur jala yang sudah dipakai agar tidak
kapal-kapal nelayan
12) Cold room cold strorage, merupakan sarana yang berfungsi untuk
b. Prasarana Penunjang
ikan dilaut.
8. Kelembagaan Kawasan
dengan kawasan lainnya sesuai dengan ciri, kondisi, dan kebutuhan kawasan
terkait lainnya.
40
dalam seluruh proses dimulai dari tahap persiapan sampai pada tahap
(Minapolitan).
paling penting harus dibuat adalah adanya suatu kelembagaan kawasan pada
terwujudnya proses alih pengetahuan yang efektif kepada para petani lokal.
41
berikut:
yang mendorong terwujudnya inovasi oleh para petani dan sebagai ajang
yang diperkenalkan
pelayanan kegiatan R&D terapan bagi pihak agribisnis dan petani kecil
didukung dengan kebijakan politik dan ekonomi serta iklim social yang kondusif.
Dalam kaitan ini, koordinasi dan dukungan lintas sector serta stakeholder lainnya
menjadi salah satu persyaratan yang sangat penting (Kementerian Kelautan dan
pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena sector kelautan dan perikanan
bersifat keharusan. Karena itu, pembangunan perikanan dan kelautan dan industry
nasional.
Namun mengingat kegiatan perikanan yang dapat dikatakan sebagai usaha yang
sangat tergantung pada alam dan ketersediaan sumber daya disuatu perairan
menyebabkan ada fluktuasi kegiatan usaha perikanan yang sangat jelas. Pada
akhirnya hal ini akan mempengaruhi aktivitas nelaya (petani ikan) dalam
yang besar, strategi pembangunan dengan basis sumber daya alam dapat dipilih
(seperti sector perikanan) merupakan suatu hal yang tepat. Hal ini dikarenakan,
kegiatan ekoomi berbasis sumberdaya alam yang dapat pulih bisa dan biasanya
5. Karena bersifat dapat pulih, maka bisa mewujudkan pola ekonomi yang
terutama petani ikan dan nelayan secara berkelanjutan. Unutk dapat mewujudkan
visi pembangunan perikanan tersebut, ada tiga syarat mutlak yang harus dipenuhi.
dengan baik. Dalam pengembangan sector perikanan tidak hanya terkait dalam
usaha perikanan tangkap maupun budidaya saja. Menurut Erwadi dan Syafitri
dalam Hendri (2010) Peluang bisnis kelautan dan perikanan setidaknya dapat
dilihat dari dua factor yaitu (1) factor internal berupa potensi sumber daya
kelautan dan perikanan, potensi sumber daya manusia, teknologi, sarana dan
prasarana serta pemasaran, dan (2) factor eksternal yang berkaitan dengan aspek
telah dilaksanakan selama ini dalam rangka mewujudkan tiga pilar pembangunan,
bangsa yang lebih baik daripada keadaan sekarang. Adanya kesalahan orientasi
E. Kerangka Fikir
perikanan dalam suatu sistem yang utuh dan terintegrasi sehingga pengembangan
tersebut. Subsistem yang harus dipenuhi dalam Kawasan Minapolitan adalah: (1)
pengadaan pupuk dan obat; (2) subsistem usaha perikanan budidaya yang
budidaya seperti sarana air baku (irigasi), sarana air bersih (jaringan pipa, sumur)
dan jalan usaha;, (3) subsistem minabisnis hilir meliputi industry pengolahan dan
pengalengan ikan, pasar ikan dan fasilitas pendukungnya, dan (4) subsistem jasa
subsistem tersebut di atas maka akan terbentuk sarana dan prasarana yang mirip
diharapkan dapat meningkatkan kemampuan petani ikan dalam kerja sama, baik
dengan sesame petani ikan maupun dengan pihak lain seperti pemerintah dan
swasta
sebelumnya perlu diikuti dengan adanya suatu evaluasi, sehingga dapat diketahui
ini termasuk on going evaluation, yaitu evaluasi yang dilakukan pada saat atau
penelitian ini didasarkan pada kondisi dan keterediaan sarana dan prasarana
Pangkep dapat dinilai dari beberapa hal yang menopang keberadaan dan
Pelaksanaan
48
Berdasarkan uraian diatas maka dapat dibuat suatu kerangka berfikir dari
Kawasan Minapolitan
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Kriteria Standar
Sarana Penunjang
Pelatihan Industri
Prasarana Penyuluhan Pengolahan
Penunjang Pembenihan Ekspor
Home industry
Ketersediaan
infrastruktur
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2017. Lokasi kegiatan adalah lokasi
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan yang dominan memiliki sumber daya dan
perikanan, termasuk kawasan yang ditetapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan
telah di tetapkan oleh Dinas Kelautan dan Perikanan Kab Pangkejene dan
kawasan pengembangan dan pada saat ini banyak permasalahan yang timbul, baik
kawasan Minapolitan.
50
1. Data Kuantitatif, yaitu data yang terbentuk angka. Data yang dikumpulkan
2. Data Kualitatif, yaitu data yang terbentuk kata-kata, kalimat, skema dan
sekitar dan stakeholder serta dengan cara observasi lapangan yaitu teknik
aksesbilitas, tempat pelelangan ikan, pabrik es, cold room strorage dan
lain-lain
salah satu teknik penyaringan data melalui pengamatan pada intsansi yang
53
atas :
petani ikan, pengolahan hasil tani baik dalam skala industry besar
unggulan minapolitan
Data kondisi fisik lokasi, peta dasar lokasi studi penelitian, dan peta
kawasan minapolitan
lapangan pada lokasi penelitian dengan jenis data yang dibutuhkan adalah :
3. Telaah Pustaka
dan lain-lain.
55
1 Bagaimana tingkat Mengetahui tingkat Data Primer dan Observasi ketersediaan infrastruktur, Analisis
pelaksanaan kawasan pelaksanaan kawasan Sekunder Lapangan, Pemberian nilai terhadap Ketersediaan
minapolitan di Kabupaten minapolitan di Wawancara, standar pelaksanaan Infrastruktur
Pangk Kabupaten Pangkajene Dokumen kawasan minapolitan Analisis Skala Likert
dan Kepulauan Dinas/Instansi
terkait
2 Bagaimana tingkat Untuk mengetahui Data Primer dan Observasi Perbandingan laju Analisis Shift Share
perkembangan kawasan tingkat perkembangan Data Sekunder Lapangan, pertumbuhan pada sektor
minapolitan di Kabupaten kawasan minapolitan di Dokumen perikanan
Pangkajene dan Kabupaten Pangkajene Dinas/Instansi
Kepulauan dan Kepulauan terkait
56
D. Variabel Penelitian
Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti unutk diamati yang dapat
diukur secara kuantitatif ataupun kualitatif, variabel yang dipakai dalam proses
- Lembaga Masyarakat
- Tempat pelelangann ikan
(TPI)
- Bank dan koperasi
- Pabrik es
1 Sarana Penunjang - SPBU/SPDN
- Lapangan penjemuran jala/ikan
- Laboraturium
- Industry pengolahan perikanan
- Docking Bengkel
- Gudang pengepakkan/ Variabel Menjawab
- Penyediaan benih Rumusan Masalah
Cold room cold strorage Pertama
- Pelatihan
Pelaksanaan - Penyuluhan
3 - Pembenihan
Program - Modal (home industry)
- Produksi
- Pengolahan Variabel Menjawab
4 Produksi - Ekspor Rumusan Masalah
Kedua
E. Metode Analisa
sebagai berikut :
(minapolitan).
58
minapolitan.
(Kategori)
No Variabel Indikator Nilai
1 3 5
Dermaga
Pelatihan
Pelaksanaan Penyuluhan
3
Program Pembenihan
Modal (Home Industry)
Sumber : Persyaratan Kawasan Minapolitan (diolah,dinilai) berdasarkan pedoman
pengembangan kawasan minapolitan
Keterangan :
Nilai = 1 = Rendah (Belum Terencana dan Belum Terealisasi), katagori rendah diberi
5 = Baik (Sudah Terencana dan Sudah Terealisasi) katagori tinggi diberi nilai
langsung, sehingga semua kegiatan yang sedang atau obyek yang ada
diobeservasi dan dapat dilihat. Semua kegiatan dan obyek yang ada serta
seseorang ataupun pada suatu lembaga yang terkait dengan kegiatan ini.
60
akibat penyimpangan. Proses dasar dalam evaluasi ini meliputi tiga tahap yaitu :
lapangan usaha yang secara tidak langsung menambah tenaga kerja pada
bidang minapolitan.
seperti produksi suatu wilayah. Hasil analisis ini akan diketahui bagaimana
Ki = Vi/Pi x 100%
Keterangan :
tahun i
F. Definisi Operasional
Dalam defenisi operasional ini ada beberapa pengertian dan batasan yang
Rencana tata ruang berisikan kondisi ruang/penggunaan lahan saat ini (saat
penyusunannya) dan kondisi ruang yang dituju, misalnya 25 tahun yang akan
dengan anggaran
itu dengan suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih diantara
evaluasi yang umum digunakan adalah: (1) Menentukan apa yang dievaluasi;
sendiri dalam sebuah sistem menopang sistem sosial dan sistem ekonomi
mendinginkan suhu suatu bahan atau produk, maka aktifitas enzim atau
7. Analisis Skala Likert merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk
telah ditetapkan oleh peneliti. Skala ini merupakan suatu skala psikometrik
yang biasa diaplikasikan dalam angket dan paling sering digunakan untuk
8. Sarana Penunjang adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksud dan tujuan. Dengan kata lain sarana lebih ditujukan untuk
belajar yang terencana. Hal ini dilakukan melalui upaya untuk membantu
tugas, baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Ini berati bahwa
12. Penyuluhan adalah proses perubahan sosial, ekonomi dan politik untuk
(Mardikanto, 2003).
13. Pembenihan adalah suatu tahap kegiatan dalam budidaya yang sangat
2004). Pembenihan udang galah dalam produksi benih udang galah kelas
benih sebar ukuran larva, juwana dan tokolan adalah suatu rangkaian kegiatan
udang galah.
14. Home Industry berasal dari kata Home berarti rumah, tempat tinggal, ataupun
barang atau juga perusahaan kecil. Dikatakan sebagai perusahaan kecil karena
15. Kelembagaan didefinisikan sebagai suatu sistem badan sosial atau organisasi
16. Produksi merupakan salah satu kegiatan yang berhubungan erat dengan
sebagai patokan penilaian atas tingkat kesejahteraan suatu negara. Jadi tidak
heran bila setiap negara berlomba - lomba meningkatkan hasil produksi secara
BAB IV
sebesar 12.311,43 Km² yang terdiri dari 898,29 Km² wilayah daratan dan
bervariasi, yaitu berupa daerah dataran rendah sebelah barat yang mana
wilayah tersebut terdiri dari beberapa wilayah kepulauan dan daerah dataran
tinggi terdapat di ujung sebelah timur, utara dan selatan. Secara klimatologis,
69
2015 berkisar antara 27.850C sampai 31.250. daerah yang dipesisir pantai
suhu udaranya relative panas dengan kelembapan udara relative panas dengan
kelembapan udara variatif antara 1,47 persen sampai dengan 12,50 persen
serta hari hujan berkisar 133 hari. Kondisi curah hujan tertinggi terjadi pada
struktur wilayah terdiri atas 2 bagian utama yang membentuk kabupaten ini,
yaitu :
a) Wilayah Daratan
Secara garis besar wilayah daratan Kabupaten Pangkajene dan
b) Wilayah Kepulauan
Liukang Tangayya.
Luas Persentase
No Kecamatan
(km2) (%)
1. Kecamatan Liukang Tangaya 120.00 10.79
2. Kecamatan Liukang Kalmas 91.50 8.23
71
Luas Persentase
No Kecamatan
(km2) (%)
3. Kecamatan Liukang Tupabbiring 54.44 4.89
4. Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara 85.56 7.69
5. Kecamatan Pangkajene 47.39 4.26
6. Kecamatan Minasa Te’ne 76.48 6.88
7. Kecamatan Balocci 143.48 12.90
8. Kecamatan Tondong Tallasa 111.20 10.00
9. Kecamatan Bungoro 90.12 8.10
10. Kecamatan Labakkang 98.46 8.85
11. Kecamatan Ma’rang 75.22 6.76
12. Kecamatan Segeri 78.28 7.04
13. Kecamatan Mandalle 40.16 3.61
Jumlah 1.112,29 100.00
Sumber : Kabupaten Pangkep Dalam Angka Tahun 2016
2. Kondisi Kependudukan
yaitu tahun 2015 tercatat sebanyak 323.293 jiwa, dimana pola penyebaran
b) Distribusi Penduduk
3. Kondisi Perekonomian
Bila PDRB suatu daerah dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di
daerah itu, maka akan dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita
atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu
signifikan dari Rp. 32.220.445,-Pada tahun 2011, naik 16,40 persen pada
tahun 2012 menjadi Rp. 37.505.197, naik menjadi Rp. 43.388.729 pada tahun
2013, dan meningkat 14,92 persen pada tahun 2014 menjadi Rp. 49.862.892
serta PDRB per kapita Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan pada tahun
4. Potensi Perikanan
pangkep sebagai daerah bandeng dan merupakan salah satu pemasok utama
mencapai 4.153,4 ton dengan rincian: ikan bandeng 3.557,1 ton, udang windu
369,5 ton, udang putih 65,7 ton, dan ikan campuran 161,1 ton.
Untuk potensi ikan laut jumlah produksi yang berhasil dicatat pada
tahun 2009 yaitu sebanyak 10.043,2 ton dan budidaya rumput laut di
Wilayah tangkapan ikan laut meliputi; (i) pulau balang lompo untuk
ikan barukang, kembung, teri dan pari, (ii) pulau sabutung untuk ikan
barukang, kepiting, layang, tembang dan rumput laut, (iii) pulau kapoposang
untuk ikan cakalang, layang, tuna, cucut, kerapu, teripang dan lobster, (iv)
pulau doang-doangan untuk ikan tuna, cakalang, cucut, tuna, penyu sisik, dan
rumput laut, (v) pulau kalu-kalukuang untuk ikan tuna, teripang, penyu, dan
rumput laut, (vi) pulau gusung untuk ikan sunu, cakalang, tuna, tombak,
tenggiri dan layang, (vii) pulau sabalana untuk ikan kerapu, cakalang, cucut,
76
tuna, layang, kerang-kerangan dan rumut laut, (viii) pulau sapuka untuk ikan
Pangkajene dan Kepulauan yang telah ditetapkan oleh Kementrian Kelautan dan
a. Sarana Penunjang
1) Lembaga Masyrakat
UPP ini bersifat dinamis dan terbuka pada inovasi yang diharapkan
udang dan rumput laut. Kelas sarana yang dimaksudkan adalah tempat
79
nelayan dan petani ikan, dan penyiapan tenaga pendidikan dan latihan
No Koperasi Lokasi
4) Pabrik Es
5) SPBU/SPDN
pada wilayah kawasan pesisir yang jauh dari lokasi SPBU. Penyediaan
1 Pangkajene 1 -
2 Bungoro 1 -
3 Labakkang - 1
4 Ma’rang 1 -
5 Sigeri 1 -
6 Mandalle - -
Jumlah 4 1
Sumber: Survey Lapangan Tahun 2017
83
dan lapangan olahraga yang ada disekitar rumah sehingga kondisi ini
terbilang kurang baik karena tidak ada tempat khusus untuk proses
pengeringan
7) Laboratorium
formulasi pakan alternatif, isolasi dan kultur mikroalga. Selain itu juga
pakan.
85
8) Indutri Pengolahan
kering, kerupuk lumput laut dan ikan pindang. Hasil olahan rumah
9) Docking Bengkel
bahan kemas, dan obat jadi yang belum didistribusikan. Selain untuk
dan pengemas) dan obat jadi dari pengaruh luar dan binatang pengerat,
2009)
ikan lokal, balai benih udang/balai udang galah, perbenihan rakyat unit
b. Prasarana Penunjang
1) Jaringan Jalan
baik.
c) Jalan Tani
konstruksi jalan tanah dengan badan jalan yang relatif sempit yang
hanya dapat dilalui kendaraan roda dua. Kondisi jalan seperti ini
petani/nelayan.
d) Jalan Akses
akses dalam kawasan antara lain seluruh jalan dari lokasi produksi ke
2) Jaringan Listrik
kawasan perlu penyediaan sumber air bersih, pelayanan sumber air bersih baik
dari pelayanan PDAM dan dapat menyediakan sendiri melalui sumur gali dan
Mandalle menggunakan sumur bor dan sumur gali. Pada musim kemarau
masyarakat membeli air bersih dari perusahaan truk air tangki yang berlokasi
di Kecamatan Minasatene.
4) Jaringan Telekomunikasi
5) Jaringan Irigasi
menyuplai air seperti sawah dan tambak. Irigasi tambak merupakan pengaturan
95
tempat penangkapan ikan baik ikan dari laut maupun ikan laut, namun jaringan
irigasi ini tidak semua terdapat di Kecamatan yang memiliki potensi perikanan
dan keluatan, hanya beberapa Kecamatan yang terdapat jaringan irigasi guna
6) Dermaga
yang sangat penting sebagai prasarana penyebrangan antar pulau dan proses
dekat dengan pasar sentral sehingga dermaga ini merupakan lokasi penyuplai
barang dari darat ke beberapa pulau yang ada di Kabupaten Pangkajene dan
Kepulauan.
dan prasarana)
c. Kategori rendah diberi nilai 1 ( jika <50 % tingkat ketersediaan sarana dan
prasarana)
Tabel 10.
Rekapitulasi Ketersediaan Sarana Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tingkat
Nilai
No Variabel Nilai Kategori Ketersediaan
Kategori
(%)
1 Lembaga Masyarakat 5 90 Tinggi
Tempat Pelelangan
2 5 Tinggi
Ikan (TPI) 90
3 Bank/Koperasi 3 60 Sedang
4 Pabrik Es 3 60 Sedang
5 SPBU/SPDN 5 90 Tinggi
Lapangan
6 1 Rendah
Penjemuran Ikan 20 59.2%
7 Laboratorium 3 60 Sedang
8 Industry Pengolahan 1 20 Rendah
9 Docking Bengkel 3 60 Sedang
10 Gudang Pengepakkan 1 20 Rendah
11 Penyediaan Benih 5 80 Tinggi
Cold Room Cold
12 3 60 Sedang
Strorage
Jumlah 38 710
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
98
Tabel 11.
Rekapitulasi Ketersediaan Prasarana Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tingkat
Nilai
No Variabel Nilai Kategori Ketersediaan
Kategori
(%)
1 Jaringan Jalan 5 90 Tinggi
2 Jaringan Air Bersih 3 50 Sedang
3 Jaringan Listrik 5 90 Tinggi
Jaringan
4 3 Sedang 65,0%
Telekomunikasi 50
5 Dermaga 5 90 Tinggi
6 Jaringan Irigasi 1 20 Rendah
Jumlah 22 390
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
3. Pelaksanaan Program
a. Pelatihan
salah satu faktor untuk meningkatkan kapasitas pegawai itu sendiri, dan
b. Penyuluhan
c. Pembenihan
produksi pasar dengan mutu terjamin serta didukung dengan data yang
UPR Sigeri dan BBI (balai benih ikan) yang berlokasi di Kecamatan
Balocci.
mengatasi permodalan ini, kita bisa bekerjasama dengan pihak lain. baik
sifatnya pinjaman yang harus dikembalikan dan juga ada yang hibah.
Hibah baik yang berbentuk uang cash maupun barang dan peralatan.
olahan industry rumahan ini berupa abon ikan bandeng, bandeng presto,
terasi udang dll. Namun sistem pemodalan sampai saat ini belum
Tabel 12.
Rekapitulasi Pelaksanaan Program Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tingkat
Nilai
No Variabel Keterangan Nilai Kategori Ketersediaan
Kategori
(%)
* Program pemberdayaan masyarakat
dalam pengawasan dan pengendalian
sumberdaya kelautan
* Program peningkatan sarana dan
prasarana aparatur
1 Pelatihan 5 90 Tinggi
* Program peningkatan kapasitas
sumberdaya aparatur
77.50%
* Program peningkatan kegiatan
budaya kelautan dan wawasan maritim
kepada masyarakat
* Program Pengembangan penyuluhan
perikanan
2 Penyuluhan 5 80 Tinggi
* Program pengembangan sistem
penyuluhan perikanan
102
1. Produksi
diukur dengan Analisis Shift Share. Analisis ini merupakan metode yang
0,62 yang menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dari tahun 2011
dengan kecamatan lain. Pada sektor budidaya laut yang memiliki nilai
differential shift maka dapat ditentukan nilai shift share dari setiap
Tabel 13.
Hasil Analisis Shift Share Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
No Kecamatan TOTAL
Budidaya
Tambak Kolam Perikanan Laut
Laut
1 Pangkajene -0,68 2,07 0 -1,0 -0,39
2 Bungoro -1,0 -0,76 0 -0,13 -1,89
3 Labakkang 1,11 0,25 0 0,44 +1,8
4 Ma’rang 1,45 0,7 0 -0,33 +1,82
5 Sigeri -0,23 1,76 0 -0,17 +1,36
6 Mandalle 3,16 0,48 0 -0,38 +3,26
TOTAL 3,81 4,5 0 -1,57 +5,96
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017
*Ket : SSA (+) Sektor Kompetitif
SSA (-) Sektor Non Kompetitif
b. Pengolahan
produk yang memiliki nilai tambah atau nilai ekonomi lebih tinggi.
kurang baik karena ikan harus langsung terjual jika lebih dari 2 hari maka
akan rusak karena tidak adanya industry pengolahan hasil produksi pada
c. Ekspor
ikan tangkap maupun ikan budidaya yang dinilai memiliki nilai ekonomi
telah di ekspor ke Negara – Negara yang ada di Benua Eropa adalah hasil
Kepulauan yang mengekspor hasil budidaya ikan lele segar dan adapula
wilayah yang mengekspor dalam bentuk hasil olahan dari ikan lele itu
sendiri. Ekspor budidaya ikan lele ini hingga ke Negara-Negara yang lain,
tidak lepas dari peran sebuah lembaga budidaya ikan lele yang telah
berjalan sesuai dengan koridor yang telah ditetapkan. Ada 3 ponit penting
Kepulauan ini yakni, (1) Peningkatan akan keterbutuhan sarana dan prasarana
Tabel 14
Hasil Rekapitulasi Tingkat Ketersediaan Sarana Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tingkat
Nilai
No Variabel Nilai Kategori Ketersediaan
Kategori
(%)
1 Lembaga Masyarakat 5 90 Tinggi
Tempat Pelelangan
2 5 Tinggi
Ikan (TPI) 90
3 Bank/Koperasi 3 60 Sedang
4 Pabrik Es 3 60 Sedang
5 SPBU/SPDN 5 90 Tinggi
Lapangan
6 1 Rendah
Penjemuran Ikan 20 59.2%
7 Laboratorium 3 60 Sedang
8 Industry Pengolahan 1 20 Rendah
9 Docking Bengkel 3 60 Sedang
10 Gudang Pengepakkan 1 20 Rendah
11 Penyediaan Benih 5 80 Tinggi
Cold Room Cold
12 3 60 Sedang
Strorage
Jumlah 38 710
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
109
Gambar 18.
Diagram Tingkat Ketersediaan Sarana Kawasan Minapolitan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2017
100
90 90 90 90
80 80
70
60 60 60 60 60 60
50
40
30
20 20 20 20
10
5 5 3 3 5 3 3 5 3
0 1 1 1
Temp
Lapan Gudan Cold
Lemb at Indust Docki
Bank/ gan Labor g Penye Room
aga Pelela Pabrik SPBU/ ry ng
Koper Penje atoriu Penge diaan Cold
Masya ngan Es SPDN Pengo Bengk
asi muran m pakka Benih Strora
rakat Ikan lahan el
Ikan n ge
(TPI)
Nilai 90 90 60 60 90 20 60 20 60 20 80 60
Nilai Kategori 5 5 3 3 5 1 3 1 3 1 5 3
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
59.2% dengan kategori sedang, dengan beberapa fasilitas sarana yang masih
Tabel 15
Tingkat Ketersediaan Sarana, Evaluasi dan Output Kawasan Minapolitan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tahun 2017
Nilai Item
No Nilai Kategori Evaluasi Output
Kategori Prasarana
Telah terdapat bebapa jumlah lembaga Perlu peningkatan akan
yang tersebar di seluruh kawasan yang pemberdayaan terhadap
ditetapkan sebagai kawasan minapolitan, masyarakat yang bertempat
Lembaga
1 5 90
Masyarakat
Baik Peran dan fungsi aktif didalam tinggal dikawasan minapolitan
pelaksanaan kawasan minapolitan serta dan yang mempunyai profesi
beberapa program pelaksanaan, mata pencaharian sebaga
nelayan
Terdapat beberapa fasilitas pendukung
Peran dan berfungsi aktif sebagaimana
kegunaanya
Mempunyai jarak tempuh yang tidak Pengoptimalan akan fasilitas
2 5 90 TPI Baik terlalu jauh dari area pelabuhan penunjang kegiatan di Tempat
Merupakan pemasaran dengan sistem Pelelangan Ikan
lelang
Mempermudah untuk mendapat atau
mengumpulkan data-data statistic
Belum terdapat secara keselurahan hanya Penambahan akan faslitas
dibeberapa Kecamatan yang ditetapkan terhadap penyediaan jasa
sebagai kawasan minapaolitan dalam bidang Bank/Koperasi
3 3 60 Bank/Koperasi Sedang
Kurang aktifnya didalam penyediaan didalam mendukung kegiatan
ataupun peminjaman jasa pengembangan kawasan
minapolitan
Sebagai sarana penunjang hasil perikanan Penambahan sarana pabrik es
4 3 60 Pabrik Es Sedang
agar tetap terjaga kualitas hasil perikanan di beberapa Kecamatan yang
111
Nilai Item
No Nilai Kategori Evaluasi Output
Kategori Prasarana
Hanya terdapat dibeberapa dermaga atau ditetapkan sebagai Kawasan
pelabuhan di kawasan minapolitan Minapolitan guna menjaga
kualiatas hasil perikanan
Terdapat di kawasan pelabuhan
Peningkatan menejement akan
5 5 90 SPBU/SPDN Baik Peran dan fungsi aktif didalam penunjang
sistem pengelolaan SPBU/SPDN
pengembangan kawasan minapolitan
Memanfaatkan area perkarangan
Pembuatan lapangan penjemuran
(halaman) rumah,
ikan khusus di kawasan
Tidak terdapat lapangan penjemuran ikan
minapolitan dekat dengan
Penjemuran secara khusus dikarenakan beberapa
6 1 20 Rendah pinggiran laut sehingga tidak
Ikan factor
mengganggu aktivitas masyarakat
Efetifnya didalam penjagaan serta dikawasan permukiman
penjemuran ikan maupun hasil rumput berdasarkan social budaya
laut
Terdapat disatu Kecamatan di kawasan Penambahan serta pembangunan
minapolitan gedung laboraturium serta
7 3 60 Laboraturium Sedang Peran dan fungsi yang belum terlalu aktif memaximalkan peran dan fungsi
akan kegunaan laboraturium
Nilai Item
No Nilai Kategori Evaluasi Output
Kategori Prasarana
Peran dan fungsi yang masih kurang aktif sebuah dermaga ataupun
Jarak dari pelabuhan yang agak jauh pelabuhan
Tidak adanya gudang pengepakan yang Pengadaan gudang pengepakkan
Gudang
10 1 20 Rendah merupakan sarana penunjang didalam di kawasan minapolitan untuk
Pengepakkan
kegiatan pengolahan hasil perikanan mempermudah akfitas pekerja
Peran dan fungsi yang aktif dalam
kegiatan pelaksanaan kawasan Peningkatan penyediaan benih
Penyediaan minpaolitan yang berkualiatas terhadap pelaku
11 5 80 Baik
Benih Salah satunya terdapat di kawasan yang usaha untuk menghasilkan ikan
bukan kawasan minapolitan yakni BBI budidaya yang berkualitas
(Balai Benih Ikan)
Kurangnya fasilitas pendukung Penambahan fasilitas Cold Room
Cold Room Hanya terdapat 1 gedung di kecamatan Cold Strorage guna mendukung
12 3 60 Sedang kualiatas hasil perikanan
Cold Strorage yang ditetapkan sebagai kawasan
minapolitan
Jumlah 38 710 Total Keseluruhan Mencapai 59,2 % Dengan Kategori Sedang
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
113
Tabel 16
Tingkat Ketersediaan Prasarana Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tingkat
Nilai
No Variabel Nilai Kategori Ketersediaan
Kategori
(%)
1 Jaringan Jalan 5 90 Tinggi
2 Jaringan Air Bersih 3 50 Sedang
3 Jaringan Listrik 5 90 Tinggi
Jaringan
4 3 Sedang 65,0%
Telekomunikasi 50
5 Dermaga 5 90 Tinggi
6 Jaringan Irigasi 1 20 Rendah
Jumlah 22 390
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Gambar 19.
Diagram Tingkat Ketersediaan Prasarana Kawasan Minapolitan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2017
100
90 90 90 90
80
70
60
50 50 50
40
30
20 20
10
5 3 5 3 5
0 1
Jaringan
Jaringan Jaringan Jaringan Jaringan
Telekomu Dermaga
Jalan Air Bersih Listrik Irigasi
nikasi
Nilai 90 50 90 50 90 20
Nilai Kategori 5 3 5 3 5 1
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
Tabel 17
Tingkat Ketersediaan Prasarana, Evaluasi dan Output Kawasan Minapolitan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tahun 2017
Nilai
No Nilai Item Prasarana Kategori Evaluasi Output
Kategori
Jaringan aksesbilitas keseluruh lokasi- Peningkatan kualitas jalan
lokasi kawasan minapolotan dibeberapa ruas jalan
Masih terdapat beberapa ruas jalan yang khususnya pada ruas jalan
1 5 90 Jaringan Jalan Tinggi berkonstruksi pengerasan dan tanah yang masih berkonstruksi
pengerasan dan tanah yang
berada pada lokasi-lokasi
kawasan minapolitan
Air bersih PDAM belum terakses
kesemua lokasi-lokasi kawasan Penjangkauan jaringan air
Jaringan Air
2 3 50 Sedang minapolitan bersih keseluruh lokasi-lokasi
Bersih
Mayoritas penggunaan sumur bor atau kawasan minapolitan
sumur galian sebagai air bersih
Jaringan listrik yang sudah dijangkau Penambahan akan faslitas
pada lokasi-lokasi kawasan minapoltan terhadap penyediaan jasa
dan sebagai utilitas didalam penerangan dalam bidang Bank/Koperasi
3 5 90 Jaringan Listrik Tinggi
rumah tangga serta lampu jalan didalam mendukung kegiatan
pengembangan kawasan
minapolitan
Terdapat beberapa tower jaringan
telekomunikasi yang berfungsi untuk
Persebaran jangkauan jaringan
Jaringan memudahkan komunikasi
4 3 50 Sedang telekomunikasi ke lokasi-
Telekomunikasi Terdapat beberapa lokasi-lokasi kawasan
lokasi kawasan minapolitan
minapolitan yang masih belum
terjangkau jaringan telekomunikasi
116
Tabel 18
Tingkat Pelaksanaan Program Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Tingkat
N Nilai
Variabel Keterangan Nilai Kategori Ketersediaa
o Kategori
n (%)
* Program pemberdayaan
masyarakat dalam
pengawasan dan
pengendalian sumberdaya
kelautan
* Program peningkatan
sarana dan prasarana
1 Pelatihan aparatur 5 90 Tinggi
* Program peningkatan
kapasitas sumberdaya
aparatur
* Program peningkatan
kegiatan budaya kelautan
dan wawasan maritim
kepada masyarakat
* Program
Pengembangan
penyuluhan perikanan 77.50%
2 Penyuluhan 5 80 Tinggi
* Program pengembangan
sistem penyuluhan
perikanan
* Program pembenihan
3 Pembenihan 5 80 Tinggi
pada budidaya perikanan
* Program pemberdayaan
ekonomi masyarakat
pesisir
* Program peningkatan
dan pengembangan
Modal (Home
4 pengelolaan keuangan 3 60 Sedang
Industry)
daerah
* Program optimalisasi
pengololaan dan
pemasaran produksi
perikanan
Jumlah 18 310
Sumber: Hasil Analisis Tahun 2017
118
Gambar 20.
Diagram Tingkat Pelaksanaan Program Kawasan Minapolitan di Kabupaten
Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2017
100
90 90
80 80 80
70
60 60
50
40
30
20
10
5 5 5 3
0
Modal (Home
Pelatihan Penyuluhan Pembenihan
Industry)
Nilai 90 80 80 60
Nilai Kategori 5 5 5 3
yang masih rendah dengan nilai kategori 3 dengan nilai 60 dan beberapa
variabel yang telah mencapai tingkat tinggi yakni pada program pelatihan ,
program ini terdapat beberapa item kegiatan didalam program ini yang
produksi pada Kawasan Minapolitan dari tahun 2011 sampai pada tahun
sektor produksi. Pada sektor budidaya laut mencapai 3.81 ton yang
menjadi unggulan dari sektor lainnya seperti sektor tambak, sektor kolam
dan perikanan laut. Namun Pada sektor kolam belum tidak mengalami
Tabel 19.
Hasil Analisis Shift Share Kawasan Minapolitan di
Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
No Kecamatan TOTAL
Budidaya
Tambak Kolam Perikanan Laut
Laut
1 Pangkajene -0,68 2,07 0 -1,0 -0,39
2 Bungoro -1,0 -0,76 0 -0,13 -1,89
3 Labakkang 1,11 0,25 0 0,44 +1,8
4 Ma’rang 1,45 0,7 0 -0,33 +1,82
5 Sigeri -0,23 1,76 0 -0,17 +1,36
6 Mandalle 3,16 0,48 0 -0,38 +3,26
TOTAL 3,81 4,5 0 -1,57 +5,96
Sumber : Hasil Analisis Tahun 2017
*Ket : SSA (+) Sektor Kompetitif
SSA (-) Sektor Non Kompetitif
120
Gambar 21.
Diagram Tingkat Perkembangan Berdasarkan Hasil Produksi Kawasan
Minapolitan di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan Tahun 2017
4
3 3.16
2 2.07
1.76
1.45
1 1.11
0.7 0.48
0.44
0.25
0 0 -0.13 -0.17
-0.33 -0.23 -0.38
-0.68 -0.76
-1 -1
-2
-3
Pangkajen
Bungoro Labakkang Ma’rang Sigeri Mandalle
e
Budidaya Laut -0.68 -1 1.11 1.45 -0.23 3.16
Tambak 2.07 -0.76 0.25 0.7 1.76 0.48
Perikanan Laut 0 -0.13 0.44 -0.33 -0.17 -0.38
Total -0.39 -1.89 1.8 1.82 1.36 3.26
yakni, pada variabel produksi ini, berdasarkan hasil analisis shift share
adalah Kecamatan Bungoro dan perikanan laut yang tidak kompetitif yaitu
PENINGKATAN
AKAN
KETERBUTUHA
N SARANA DAN
PRASARANA
EVALUASI
(OUTPUT)
PEMBERDAYAAN PENINGKATAN
MASYARAKAT PELAKSANAAN
NELAYAN PROGRAM
PENGUATAN KAWASAN
LEMBAGA MINAPOLITAN
Minapolitan
: 14 yang berbunyi:
Terjemahnya:
Dan Dia-lah, Allah yang menciptakan lautan (untukmu) agar kamu dapat
memakan daripadanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu perhiasan yang kamu pakai, dan kamu
melihat bahtera berlayar padanya, dan supaya kamu mencari
(keuntungan) dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur.
(Kementrian Agama, RI : 2012)
122
materi uraiannya dengan sangat serasi. Dimulai dengan mahluk secara umum,
terhampar seperti air dan semacamnya, lalu yang berwarna-warni. Itu semua
melalui ayat 14 tersebut, diuraikan apa yang terdapat “ di dalam air “ lagi
tertutup olehnya. Ayat ini menyatakan bahwa : Dan Dia, yakni Allah swt.,
sehingga kamu dapat memakan darinya daging yang segar, yakni binatang-
binatang laut itu, dan kamu dapat mengeluarkan, yakni mengupayakan dengan
sungai itu perhiasan yang kamu pakai; seperti permata, mutiara, merjan, dan
semacamnya.
Dan di samping itu, kamu melihat, wahai yang dapat melihat,menalar dan
merenung, betapa kuasa Allah swt. sehingga bahtera dapat berlayar padanya,
bahtera itu, ia tidak tenggelam, sedang air dilaluinya sedemikian lunak. Allah
sungguh mencari rezeki, sebagian dari karunia-Nya itu dan agar kamu terus-
perhiasan itu dibutuhkan upaya melebihi upaya menangkap ikan, apalagi ikan-
ikan yang mati dan telah mengapung di lautan atau terdampar di darat.
Pendapat ini lebih baik dari pendapat Ibn Asyur yang memahami penambahan
tersebut dalam arti banyak, yakni memeroleh dari lautan perhiasan yang
(ditujukan kepada pria) padahal menurutnya perhiasan itu dipakai oleh para
wanita, sebagai isyarat tentang kesatuan pria dan wanita dan bahwa mereka
adalah bagian dari pria (sebagaimana pria bagian dari wanita). Dari sini,
kalaupun wanita yang memakainya, itu karena makna kesatuan tersebut adalah
kecuali cincin dan hiasan pedang. Demikian tulisnya. Bahkan, cincin pun
lebih banyak dipakai oleh wanita, walau memang banyak lelaki yang
Ibn Asyur itu. Atau, dapat juga dikatakan bahwa karena pada umumnya lelaki
ditujukan kepada lelaki. Demikian kesan penulis (M. Quraish Shihab, 2002)
Penggalan ayat ini juga menunjukkan betapa kuasa Allah swt. Dia
meciptakan batu-batu dan mutiara yang demikian kuat serta sangat jernih, di
satu areal yang sangat lunak yang bercampur dengan aneka sampah dan
kotoran.
Kata ( ﻣﻮاﺧﺮ ) mawakhir terambil dari kata ( ا ) al- makhir yaitu
2002)
Kata ( ) tara / kamu lihat ditujukan kepada siapa pun yang dapat
melihat engan pandangan mata dan atau dnegan nalar. Penggunaan kata ini
dimaksudkan sebagai anjuran untuk melihat dan merenung betapa indah serta
ulama, seperti Ibn Asyur dalam arti terbatas, yakni hanya pada perdagangan
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
bidang perikanan budidaya dan bidang perikanan tangkap dari tahun 2011
hingga tahun 2015 mencapai 0.62 ton yang dapat dikategorikan cukup baik,
yakni +5.96 ton dengan rincian yakni Kecamatan Labakkang dengan tingkat
mencapai +1.8 ton, Kecamatan Ma’rang dengan tingkat mencapai 1.82 ton,
B. Saran
Dari uraian kesimpulan diatas, maka ada beberapa saran didalam tindak
maupun sub sektor bidang perikanan dan kelautan. Oleh karena itu perlu
DAFTAR PUSTAKA
Produksi 2016
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
Kecamatan TOTAL
Perikanan
Budidaya Laut Tambak Kolam
Laut
Pangkajene 27.40 9297.00 7.00 0.00 9331.4
Bungoro 0.00 340.00 5.00 516.40 861.4
Labakkang 87.65 3937.00 27.00 653.50 4705.2
Ma'rang 338.51 4647.00 59.00 432.40 5476.9
Sigeri 49.43 2263.00 86.00 488.10 2886.5
Mandalle 144.61 877.00 32.00 376.20 1429.8
TOTAL 647.60 21361.00 216.00 2466.60 24691.2
Produksi 2011
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
Kecamatan TOTAL
Perikanan
Budidaya Laut Tambak Kolam
Laut
Pangkajene 86.70 3032.90 0.00 200.00 3319.60
Bungoro 41.50 1425.00 0.00 595.60 2062.10
Labakkang 41.50 3148.90 0.00 453.40 3643.80
Ma'rang 138.00 2734.60 0.00 641.10 3513.70
Sigeri 64.30 820.90 0.00 590.60 1475.80
Mandalle 34.75 593.00 0.00 610.80 1238.55
TOTAL 406.75 11755.30 0.00 3091.50 15253.55
DS
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
Kabupaten TOTAL
Perikanan
Budidaya Laut Tambak Kolam
Laut
Pangkajene -1.28 1.25 0.00 -0.80 -0.83
Bungoro -1.59 -1.58 0.00 0.07 -3.10
Labakkang 0.52 -0.57 0.00 0.64 0.60
Ma'rang 0.86 -0.12 0.00 -0.12 0.62
Sigeri -0.82 0.94 0.00 0.03 0.14
Mandalle 2.57 -0.34 0.00 -0.18 2.05
TOTAL 0.26 -0.41 0.00 -0.36 -1.03
131
PS
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
SWP
Perikanan
Budidaya Laut Tambak Kolam
Laut
PS -0.03 0.20 0.00 -0.82
RS
RS 0.62
SSA
Perikanan
Perikanan Budidaya
Tangkap
Kecamatan TOTAL
Perikanan
Budidaya Laut Tambak Kolam
Laut
Pangkajene -0.68 2.07 0.00 -1.00 0.38
Bungoro -1.00 -0.76 0.00 -0.13 -1.89
Labakkang 1.11 0.25 0.00 0.44 1.80
Ma'rang 1.45 0.70 0.00 -0.33 1.83
Sigeri -0.23 1.76 0.00 -0.17 1.35
Mandalle 3.16 0.48 0.00 -0.38 3.26
TOTAL 0.65 4.49 0.00 -1.57 3.56
132
Kecamatan Pangkajene
Sektor Nilai Shift Share Keterangan
Budidaya Laut -0.68 Sektor Mundur
Tambak 2.07 Sektor Maju
Kolam 0 Sektor Mundur
Perikanan Laut -1 Sektor Mundur
Kecamatan Bungoro
Sektor Nilai Shift Share Keterangan
Budidaya Laut -1 Sektor Mundur
Tambak -0.76 Sektor Mundur
Kolam 0 Sektor Mundur
Perikanan Laut -0.13 Sektor Mundur
Kecamatan Labakkang
Sektor Nilai Shift Share Keterangan
Budidaya Laut 1.11 Sektor Maju
Tambak 0.25 Sektor Maju
Kolam 0 Sektor Mundur
Perikanan Laut 0.44 Sektor Maju
Kecamatan Ma'rang
Sektor Nilai Shift Share Keterangan
Budidaya Laut 1.45 Sektor Maju
Tambak 0.7 Sektor Maju
Kolam 0 Sektor Mundur
Perikanan Laut -0.33 Sektor Mundur
Kecamatan Sigeri
anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Adenan S.Sos, M.Si
dan Samsiah Dahri S.Pt yang tinggal dan menetap di Kota Kendari.
pendidikan sekolah menengah pertama dan menengah keatas di Pondok Pesantren Modern
Darussalam Gontor pada tahun 2006-2012. Hingga pada akhirnya mendapat kesempatan
untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar melalui jalur undangan UMM dan tercatat sebagai Alumni Mahasiswa
Program Studi Sarjana (S1) pada jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas
Sains dan Teknologi Unversitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar setelah berhasil