Anda di halaman 1dari 6

Nama : Jovanka Tri Tangdiembong

Nim : 106223053
Mata Kuliah : Pengantar Sosiologi
Kelas : IR A
Prodi : Hubungan Internasional
Dosen Pengampu : Iqbal Ramadhan, M.I.P

THE CLASH OF CIVILIZATION DALAM PERSIAN WAR (490-480 SM)

Disini saya mereview Persian War dimana pasca runtuhnya unisoviet pada tahun 1991,
dimana amerika tampil satu-satunya kekuatan super power. Amerika pada saat itu mewakili kultur
barat dengan ideology kapitalisme, dimana salah satu musuhnya antara lain islam. Pada tahun 1993
dimana ada tulisan Samuel P. Huttington dalam jurnal Foreign Affairs dimana judul jurnalnya
yaitu “The Clash of Civilization and the Remaking of World Order”.
Huttington mengemukakan dalam artikelnya bahwa yang dimana pasca runtuhnya
komunisme. Islam merupakan musuh paling serius bagi peradaban Barat. Yang saya baca juga ada
juga yang berpotensi menjadi musuh bagi peradaban barat adalah: peradaban Tionghoa, Hindu,
Jepang, Amerika Latin, Ortodoks, dan peradaban afrika.
Amerika Serikat dan negara Barat dimana pada umumnya berusaha untuk mereduksi
apabila yang memungkinkan mengeliminate keukatan-kekuatan diluar barat . islam juga menjadi
sasaran tembak pada perkembangan selanjutnya, yang menjadi target pertama bangsa Barat. Yang
terdapat dari journal ini dimana bangsa barat berusaha menghancurkan kekuatan negara-negara
islam. Setelah Afghanistan diporakporandakan, Irak berhasil dihancurkan, dimana pada saat itu
iran yang menjadi sasaran berikutnya.
Amerika Serikat pada saat itu mengulangi strategi mereka untuk menghancurkan irak,
dengan membentuk koalisi dari negara-negara sekutunya (Amerika Serikat), alasan Amerika
Serikat adalah dimana iran mengembangkan senjata pemusnah massal dengan hulu ledak nuklir
yang besar, sesuatu yang sangat bertentangan, mengingat Amerika Serikat dan kebanyakan negara
barat juga memounyai senjata nuklir. Pada saat itu Amerika Serikat mengalami hambatan yang
berat dimana dengan adanya dukungan dari Rusia, dan China, Iran.
Journal ini a menceritakan keberania Iran dalam menentang bangsa barat sejak abad ke-5
SM sampai sekarang. Pertentangan Persia melawan bangsa Barat yang dimana yunani yang
mewakili pertentangan antara bangsa Barat dengan peradaban Timur (Persia). Di benturan inilah
yang mengerucut sampai ke dalam sebuah peperangan besar dalam sejarah umat manusia yaitu
Perang Persia (Persian Power).
Iran pada saat itu bernama Persia yang merupaka sebuah imperium (sistem pemerintah
yang dikenal sebagai kekuasaan monarki, kerajaan, atau kekaisaran) yang besar menguasai
wilayah di Asia Brat, Asia Tengah, dan Asia Selatan. Disini juga Persia mempunyai pengaruh
yang kuat dalam peraturan politik di laut Aegea. Yunani-Persia akhirnya terlibat dalam peperangan
memperebutkan pengaruh di kawasan tersebut yang dimana sekarang disebut sebagai Persian
War.

Persia war adalah perang yang terjadi pada tahun 490-480 SM merupakan salah satu
peperangan yang besar dalam sejarah peradaban umat manusia yang berhasil di gambarkan
kembali oleh seorang sejarawan Yunani bernama Herodotus (484-425). Histories judul yang di
tulis oleh Herodotus yang dimana studinya menggunakan observasi dan wawancara umtuk
merekontruksi sebuah sejarah. Dimana wawancara dan observasi dilakukan di wilayah-wilayah
yang sudah menjadi ajang pertempuran prajurit Yunani-Persia,yaitu Asia Barat, Yunani, Persia,
dan Mesir.
Perang Yunani-Persia merupakan perwakilan dari persaingan antara dua negara yang
memiliki perbedaan peradaban dan kebudayaan. Selain itu perang Yunani-Persia juga
menampilkan motif ekonomi dn politik.
Sejak berdirinya tahun 549 SM bangsa Persia berusaha memperluas wilayahnya. Dimana
satu per satu kerajaan-kerajaan di Mesopotamia berhasil dikuasai mulai dari Caldea, Babylonia,
Mesir, dan lain-lain. Dimana pada masa Darius 1 yang kekuasaanya Persia telah meliputi Asia
Barat, Asia Tengah dan hampir mendekati Asia Selatan. Di Asia Barat, dimana Persia berhasil
menguasai daerah Turki sekarang dan ada beberapa wilyah pantai Asia Kecil seperti Miletus.
Pada umumnya wilayah-wilayah di pantai asia kecil dihuni oleh bangsa yunani pada waktu
itu, terutama suku bangsa lonia,Phyrgia, Aeolia, dan lain-lain. Bangsa Yunani adalah merupakan
sebuah bangsa jiwanya merdeka. Dimana mereka pergi meninggalkan tanah asalnya sendiri dalam
rangka untuk membebaskan diri dari kungkungan adat dan tradisi yang sudah membelenggunya.
Mereka juga mengembangkan tradisi di tanah yang di tujuhnya yaitu yang berakar dari kebebasan
dan kemerdekaan yang mereka anut.
Oleh karena itu tidak heran jika Aristagaros pada tahun 495 SM, pada saat itu meminta
bangsa yunani, merupakan Tanah air bangsa Ionia untuk mnghadapi bangsa Persia.
Adapun Kronologi perang Yunani-Persia dimana pada di bawah kekuasaan Darius 1,
Persia merupakan sebuah kekuatan batu yang berusaha memperluas wilaya kekuasannya, setelah
mereka berhasil menguasai Lydia, dimana wilayah kekuasaan Persia meluas sampai di daerah
pantai kecil Asia. Yang dimana penguasaan bangsa Persia terhadap wilaya-wilayah kecil yang di
huni bangsa Yunani, dirasakan sebuah penindasan.
Bangsa yunani juga menjunjung tinggi kebebasan dan kemerdekaan. Mereka berimigrasi
dari daerah tempat tinggal dia dengan tujuan menikmati kebebasan tersebut. Disini dapat dikatakan
bahwa kebebasan dan kemerdekaan merupakan jiwa mereka, dimana sehingga penguasaan Persia
dianggap sebagai perampasan atas jiwa kebebasan dan kemerdekaan mereka. Yang berakibat pada
saat itu koloni-koloni Yunani di Asia Kecil melakukan pemberontakan terhadap kekuasaan Persia.
Dimana salah satu pemberontakan tersebut dilakukan oleh Aristagoras dari Miletus di Tahun 495
SM.
Pada saat itu Ristagoras sudah menyadari dimana Persia dibawah kekuasaan Darius 1
merupakan sebuah system pemerintah yang besar dan memiliki kekuatan militer cukup kuat.
Untuk menghadapinya, maka pada saat itu Aristagoras meminta kepada yunani bantuan,
khususnya pada Sparta yang menolak memberikan bantuan karena sudah menyadari bahwa
mereka tidak akan sanggup untuk menghadapi kekuatan militer Persia. Athena tempat dimana
Miletus kemudian mencari bantuan, Athena adalah daerah asal mereka sendiri (bangsa Ionia dan
Achaia) yang tetap dianggap sebagai Tanah air, pada saat itu 30.000 tentara dan 20 kapal perang
di berikan oleh Athena.
Setelah mendapatkan bantuan dari Athena, Aristagoras langsung melakukan
pemberontakan dengan menyerang tentara Persia di Lade pada tahun 495 SM. Tetapi pada saat
pemberontakan Miletus dapat dimusnahkan oleh Darius 1, yang dimana sudah menghancurkan
Miletus, tetapi Darius 1 tak merasa puas, ia juga ingin memberikan balasan ke Athena yang dimana
telah berani membantu kaum pemberontak. Darius pada saat itu berkeyakinan nanti pada suatu
saat Yunani akan kembali membantu mereka di Asia Kecil melepaskan dari kekuasaan Persia.
Dibawah pimpinan Datis dan Artphernes pada tahun 490 SM pasukan Persia berlayar dari
Pulau Samos Delos. Setelah merampas dan menghancurkan beberapa pulau, dimana pasukan
Persia bergerak manuju ke pantai Euboea dengan ada tujuan tersebut menduduki kota Eritrea.
Setelah berhasil menaklukkan kota dagang Eritera, setelah itu pasukan Persia menyebrang ke
Attica dengan tujuan utama Athena.
Athena mendengar adanya pendaratan pasukan Persia di Marathon, Athena berusaha
mencari bantuan ke polis-polis yunani lainnya. Dimana Athena mengirim Phedipiades ke Sparta
guna meminta bantuan pasukan untuk menghadapi pasukan Persia. Namun Sparta tidak bersedia
berperang sebelum bulan purnama, karena menurut kepercayaan mereka pertempuran akan
mendatang kekalahan.
Miltiades juga membunyikkan pidatonya yang menyatakan “tidak pernah terjadi dalam
sejarah kita, Athena dalam keadaan bahaya seperti sekarang ini. Seandainya kita dikuasai oleh
Persia, maka Hippias akan memulihkan kekuasaannya dan ada sedikit keraguan apakah
kesengsaraan akan terjadi. Namun apabila berperang dan menang, kota ini akan menjadi terkenal
diantara kota-kota Yunani”.
Pidato tersebut berhasil membakar semangat pasuka Yunani sehingga meskipun kalah
dalam umlah pasukan, mereka dapat memukul pasukan Persia ke bibir pantai Euboea dan
mengalahkan mereka. Persiapan untuk melakukan serangan kembali ke Yunani telah dilakukan
sejak tahun 483 SM. Xerxes memerintahkan kepada seluruh satraps (provinsi) untuk mengirimkan
tentaranya guna berperang melawan yunani. Gerakan pasukan Persia ini yang sangat cepat
tersebut membuat polis-polis di Yunani merasa cemas. Dan setelah itu mereka kemudian
mengadakan musyawarah di Corinthia yang memutuskan untuk mengadang pasukan Persia di
Thermophylae pada tahun 480 SM.
Pasukan Persia berhasil menusuk pertahanan pasukan Yunani dengan cara mendaki jalan
sempit di pegunungan. Ada seorang Yunani memberitahukannya adanya jalan tersebut pada
Xerxex. Gerakan tersebut maka pasukan Yunani sehingga menjadi terkepung. Athena juga
berhasil diduduki tanpa perlawanan yang berarti. Penduduk Athena pun berhasil menyelamatkan
diri ke Peloponnesos, sedangkan sebagian penduduk lainnya berlindung Acropolis. Pertempuran
antara angkatan laut Persia menghadapi angkatan laut Yunani di Artemisium berlangsung selama
tiga hari.
Dalam titik balik kemenangan Yunani, ada sebuah pulau bernama pulau Salamis, dimana
pulau tersebut cukup kecil yang terletak di teluk Saronic, letak pulau tersebut tidak
menguntungkan didalam strategi militer, karena diapit oleh Semenanjung Attica, Pegunungan
Aegaleos, Peloponnesos, dan Pulau Aegina di sebelah selatan. Dimana para nagkatan laut Persia
yang tidak memahami wilayah perairan di yunani, dan pada saat itu posisi mereka tidak
menguntungkan . Mereka terjebak di perairan yang sempit di pulau Salamis dengan Pegunungan
Aegaleos di belakang mereka. Dalam hal inilah angkatan laut Persia tidak dapat mengerahkan
seluruh kekuatannya secara maksimal. Dimana padsa saat itu posisi angkatan laut yunani berada
di dalam posisi yang menguntungkan. Pada saat iu mereka berada di wilayah perairan sangat luas
sehingga mereka dapat menggerahkan kekuatannya secara maksimal serta mengembangkan taktik
atau strategi perangnya.
Pada saat 480 SM pertempuran di silamis, dimana pada saat itu merupakan titik balik yang
sangat menentukan, bagi bangsa yunani, awal kebangkitan bangsa yunani yaitu pada saat
pertempuran di silamis sehingga mereka dapat meraih kemenangan dalam pertempuran-
pertempuran selanjutnya. Bagi bangsa Persia pertempuran ini merupakan awal dari kekalahannya,
sehingga memaksa kepada Xerxes untuk segera meninggalkan Yunani. Dimana kekuatan pasukan
yunani berjumlah 380 dan kapal perang berhadapan dengan 800 kapal perang Persia.
Angkatan laut Persia mengalami kekalahan dalam pertempuran di Salamis karena
kesalahan taktik dan strategi. Karena mereka berada di perairan sempit sehingga angkatan laut
Persia tidak dapat membentuk formasi serangan yang sudah direncanakan. Selain itu mereka
mendapat serangan dari darat oleh angkatan darat yunani dibawah pimpinan Aristides yang
berhasil didaratkan di Psyttaleia, dalam hal ini dimana menyebabkan pasukan Persia pada saat itu
berada dalam keadaan yang sangat keritis karena harus menghadapu pasukan darat dan laut dalam
waktu yang bersamaan. Dimana posisi mereka terjepit sehingga banyak prajurit Persia menjadi
korban.
Seorang Xerxes yang memantau pertempuran dari pegunungan Aegaleos memutuskan
untuk menerobos formasi dari kapal-kapal yunani dan langsung mundur. Keputusan yang di ambil
Xerxes diambil untuk menghindari kerugian lebih besar yang akan dialami pasukannya. Xerxes
memulai gerakan mundurnya pada malam hari dengan rute yang sama pada waktu mereka
berangkat ke yunani. Setelah melalui perjalanan yang berat selama 48 hari, yang pada akhirnya
Xerxes sampau di Hellespon.
Pada saat itu kemenangan bangsa Yunani dalam pertempuran di salamis menumbuhkan
moral dan semangat juang mereka. Setelah mereka il memundurkan angkatan laut Persia di
salamis, pasukan yunani mengumpulkan kekuatan untuk menghancurkan angkatan darat Persia
yang masih bertahan di Attica. Melalui beberapa pertempuran antara lain di Plataea, Mycalea dan
lain-lain, pasukan Yunani dapat mengalahkan pasukan Persia. Kemenangan ini dianggap sebagai
kemenangan peradaban barat yang dimana memiliki karakteristik kebebasan dan demokrasi atas
peradaban Timur dengan karakteristik depotisme.
Banyak kontradiksi di peradaban Yunani-Persia, dimana peradabn yunani merupakan salah
satu tingkat kemajuan yang spektakuler pada zaman kuno. Ada juga peradaban spektakuler lainnya
antara lain: mesir, india, China dan Mesopotamia kalua ketiga negara tersebut yaitu mesir, china
dan Mesopotamia merupakan peradaban di lembah sungai, dimana yunani merupakan peradaban
yang berkembang di laut.
Saya juga memetik beberapa dari peradaban Persia, dimana merupakan salah sartu elemen
peradaban Timur yang berlokasi di iran. Sebuah kawasan dengan peradaban yang maju pada saat
itu, Kerajaan Persia merupakan sebuah kerajan dalam arti modern karena di dalamnya ada di
temukan negara-negara yang dimana sebenarnya merdeka, namun memelihara individualitas,
adat-istiadat ataupun hukumnya sendiri. Pada saat itu kerajaan Persia memberikan konstribusi
signifikan kepada bangsa-bangsa yang dikuasainya, pada saat persamaan membiarkan masing-
masing bangsa dengan karakter, sifat dan budayanya sendiri.
Saya menyimpulkan menurut Huttington, dimana pasca rubtuhnya komunisme, persoalan
pokok menjadi penyebab meletusnya konflik yang bukan lagi persoalan ideologi, politik maupun
persoalan ekonomi, akan tetapi budaya, peradaban, Bahasa, agama, atau pengalaman serta
kepercayaan historis elemen-elemen penting itulah yang penting dalam mendasari yang
membentuk sebuah peradaban, yang di maksud dengan peradaban adalah bentuk budaya yang
paling tinggi atau kasta tertinggi dalam budaya dari suatu kelompok masyarakat dan yang paling
luas dari antara identitas budaya kelompok masyarakat manusia yang dapat dibedakan secara nyata
dari makhluk-mahkluk lainnya.
Konflik menurut ahli, baik yang terjadi di dalam perang ataupun perundingan dapat
menyebabkan timbulnya kelompok baru dan dengan mengembangkan identitas structural. Ketika
konflik mengemuka dengan out-groups, dimana hal inilah yang dapat menyebabkan identitas kuat
dari para anggota kelompoknya. Saya juga menyimpulkan bahwa perang Yunani-Persia yaitu
representasi atatu mewakili dari persaingan dimana antar dua bangsa yang saling memiliki
perbedaan kebudayaan dan peradaban.
Hal inilah yang harus patut untuk dicatat sebagai perang antar peradaban. Dimana perang
tersebut berlangsung dua episode dan yang pertama terjadi pada tahun 490 SM. Dan perang kedua
terjadi ketika sepuluh tahun kemudia. Dalam dua episode peperangan tersebut, para bangsa yunani
berhasil mengalahkan bangsa Persia. Seseorang yang bernama Herodotus mencatat detail dengan
lengkap mengenai kisah peperangan tersebut dalam karyanya “The Historie”.
Ada banyak muncul pertanyaan mengenai kemenangan tersebut, apakah dengan
kemenangan tersebut berarti bangsa yunani memiliki tingkat yang peradaban lebih tinggi yang bisa
di bandingkan dengan Persia.
Sampai sinilah yang bisa saya review dari journal THE CLASH OF CIVILIZATION
DALAM PERSIAN WAR, journal ini sangat bermanfaat untuk orang-orang yang tertarik pada
peperangan, dimana banyak sekali cerita menarik terkait journal ini, sampai sinilah yang bisa saya
jabarkan, kurang lebihnya mohon dimaafkan. Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai