Anda di halaman 1dari 5

Kasus 1 / pengawas ( Ery Sudarman, Subhan Hadi, H.

Marwi, Salmi
Pada suatu senin, Lidia terlambat bangun dan terburu-buru untuk sampai di sekolah.
Sesampainya di sekolah dan bersiap untuk ikut upacara bendera, ia baru menyadari
kalau ia lupa membawa topi. Bu Dina, wali kelasnya, menyadari hal tersebut dan
memanggil Lidia. Lidia berusaha menjelaskan bahwa ia terburu-buru sehingga lupa
membawa topi. Bu Dina tampak tidak mempedulikan alasan Lidia.

Bu Dina menegur Lidia sabil menunjukkan wajah kecewa, “Ibu capek mendengar
alasan kamu. Sepertinya memang kamu tidak menghargai Ibu. Padahal Ibu selalu
ingatkan untuk berpakaian yang rapi dan sesuai peraturan sekolah.” Lidia meminta
maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Namun, Bu Dina tidak menanggapi
permintaan maaf Lidia. Ia meminta Lidia untuk tetap berdiri di lapangan selama 30
menit setelah upacara selesai. Lidia pun dengan berat hati melakukannya. Ia merasa
malu karena diperhatikan oleh anak-anak lain yang berdiri di pinggir lapangan.

Berdasarkan kasus di atas, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

● Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bu Dina? Jelaskan,
apa indikatornya?
Bu Dina bersikap otoriter.
Indikatornya adalah
1. Tidak perduli dengan alasan Lidia
2. Langsung memberikan hukuman
3. Tidak memberikan kesempatan untuk memberikan alasan
4. Bu Dina menunjukan rasa kekecewaan yang berlebihan.
● Jika Bu Dina mengambil posisi seorang manajer, apa yang akan dikatakannya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke Lidia? Jelaskan.
1. Mengapa kamu tidak membawa topi?
2. Mengapa kamu bisa terlambat bangun?
3. Bagaimana supaya kamu tidak terlambat bangun dan tidak terburu-buru?
4. Kapan bisa diwujudkan untuk tidak terlambat bangun dan tidak terburu-
buru?
● Bila anda adalah kepala sekolah di sekolah tersebut,
o Nilai kebajikan apa yang ingin dituju oleh peraturan harus memakai topi?
Tanggung jawab, disiplin, suara hati, keadilan, kontrol diri, toleransi, dan
empati
o Bagaimana anda menyikapi Langkah yang diambil oleh Bu Dina mengenai
kasus tersebut?
Kurang tepat karena seorang guru harusnya memberikan sikap yang
mendidik untuk membangun kesadaran dan tanggung jawab bagi peserta
didik.

Kasus 2
Suatu siang saat jam istirahat, tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat keras dari arah
koridor. Bu Indri yang menjadi guru piket pada hari itu terkejut dan berlari menuju
sumber suara. Ia mendapati salah satu pot bunga pecah dan berserakan di koridor.
Saat menanyakan pada murid-murid yang berkumpul, ternyata yang melakukannya
adalah Andi, Indro, dan Bayu.

Bu Indri pun memanggil ketiganya ke meja piket. Bu Indri dapat melihat ekspresi
takut di wajah ketiganya, dan ia menyadari bahwa ketiganya mulai berbisik dan
saling menyikut. Melihat hal itu, Bu Indri tidak langsung membicarakan tentang pot
yang pecah. Ia menenangkan ketiganya dan mempersilahkan mereka untuk duduk. Bu
Indri melanjutkan bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang wajar, karena tidak
ada manusia yang sempurna.

Setelah ketiganya tampak mulai tenang, Bu Indri kemudian bertanya tentang apa
yang terjadi. Andi pun menjelaskan bahwa mereka tadi sedang asyik bercanda dan
tidak sengaja menyenggol pot tersebut. Bu Indri lalu bertanya tentang keyakinan
sekolah yang telah disepakati dan apakah mereka bersedia memperbaiki kesalahan
yang telah dilakukan. Mereka pun mengangguk. Bu Indri pun bertanya lagi, apa yang
dapat mereka lakukan untuk memperbaiki masalah. Bayu menjawab, “dengan
mengganti pot yang pecah Bu?” Bu Indri pun Kembali bertanya apa yang akan mereka
lakukan untuk mengganti pot yang pecah tersebut.

Mereka terdiam sejenak, lalu Indro menjawab, “kalau pot tadi kami rekatkan dengan
lem bagaimana Bu?” Bu Indri mengizinkan mereka untuk meminjam peralatan dari
guru prakarya untuk memperbaiki pot yang pecah tersebut. Bayu bahkan meminta
izin untuk melukis pot tersebut agar terlihat lebih cantik.

Berdasarkan kasus di atas, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

● Sikap posisi apakah yang diambil oleh Bu Indri? Apa saja yang dilakukannya
sehingga anda menyimpulkan demikian?
● Dalam kasus tersebut, bagaimana Andi, Indro, dan Bayu dikuatkan oleh Bu Indri?
● Kira-kira, nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang ingin dituju pada kasus
tersebut? Jelaskan.

Kasus 3
Bu Nika sedang menjelaskan pelajaran Bahasa Inggris di depan kelas Ketika ia
melihat Runi dan Anggi sedang tertawa cekikikan. Bu Nika mendekati keduanya dan
bertanya hal seru apa yang sedang mereka bicarakan. Runi dan Anggi langsung
mengatakan, “tidak ada apa-apa Bu.”

Karena Bu Nika sudah sering melihat Runi dan Anggi mengobrol selama pelajarannya,
dan tidak pernah mengindahkan tegurannya. Kali ini ia meminta keduanya untuk
menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis. Keduanya pun terdiam dan bingung
karena tidak bisa menjawab. Melihat hal itu, Bu Nika kesal dan meminta keduanya
berdiri di depan kelas.

Bu Nika kemudian lanjut menjelaskan pelajaran, seentara Runi dan Anggi tetap
berdiri hingga kelas selesai. Saat bel pergantian jam berbunyi, keduanya
diperbolehkan duduk Kembali. Bu Nika mengingatkan mereka, “jika sekali lagi kalian
melakukannya, akan Ibu laporkan ke kepala sekolah.”

Berdasarkan kasus di atas, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

● Posisi apa yang diambil oleh Bu Nika dalam pendekatannya pada Runi dan
Anggi?
● Membaca sikap Runi dan Anggi, kebutuhan apa yang kira-kira mereka perlukan?

● Bila Ibu Nika mengambil posisi pemantau, apa yang akan dikatakan atau
dilakukan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan?
Jelaskan.
● Apabila anda adalah kepala sekolah di sekolah tersebut dan mengetahui hal ini,
bagaimana tindak lanjut anda?

Kasus 4
Pak Doni adalah wali kelas 11. Suatu hari ia mendapat laporan dari Pak Jupri, guru
Matematika bahwa salah satu muridnya, Fino, kedapatan tidak mengikuti pelajaran
dengan baik. Selama jam pelajaran Matematika, Fino sering tidur dan mengacuhkan
perintah Pak Jufri. Ia tetap mengulanginya meskipun telah berkali-kali ditegur.

Mengetahui hal ini, Pak Doni memanggil Fino dan menanyakan apa yang
menyebabkannya tidak mengikuti pelajaran Pak Jupri dengan baik. Pak Doni juga
menanyakan apakah Fino bersedia memperbaiki kesalahannya. Fino sempat ragu-
ragu dan berusaha membela diri, namun akhirnya mengatakan akan meminta maaf.
Namun, Pak Doni Kembali menanyakan apa yang dapat Fino lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihargai Pak Jupri.

Setelah terdiam sejenak, Fino mengatakan akan mengajak teman-temannya untuk


menerapkan budaya disiplin. Ia berencana untuk membuat sebuah diskusi Bersama
saat jam pulang sekolah, agar ia dan teman-temannya dapat menguatkan Kembali
pemahaman tentang keyakinan kelas. Mereka pun memberitahu Kepala Sekolah
bahwa kegiatan ini akan dilakukan setelah jam pulang sekolah keesokan harinya.
Berdasarkan kasus di atas, diskusikanlah pertanyaan-pertanyaan berikut:

● Dalam kasus di atas, langka-langkah restitusi apa saja yang telah dilakukan oleh
Pak Doni?
● Menurut anda, apakah Langkah-langkah restitusi yang diusulkan Fino sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah Langkah-langkah restitusi yang
telah diusulkannya?
● Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Pak Doni dalam
menangani Fino? Jelaskan jawaban anda.
● Jika anda adalah kepala sekolah, bagaimana anda menyikapi Langkah yang
ditempuh Pak Doni?

Anda mungkin juga menyukai