Kasus 1
Pada suatu senin, Lidia terlambat bangun dan terburu-buru untuk sampai di sekolah.
Sesampainya di sekolah dan bersiap untuk ikut upacara bendera, ia baru menyadari
kalau ia lupa membawa topi. Bu Dina, wali kelasnya, menyadari hal tersebut dan
memanggil Lidia. Lidia berusaha menjelaskan bahwa ia terburu-buru sehingga lupa
membawa topi. Bu Dina tampak tidak mempedulikan alasan Lidia.
Bu Dina menegur Lidia sabil menunjukkan wajah kecewa, “Ibu capek mendengar
alasan kamu. Sepertinya memang kamu tidak menghargai Ibu. Padahal Ibu selalu
ingatkan untuk berpakaian yang rapi dan sesuai peraturan sekolah.” Lidia meminta
maaf dan berjanji untuk tidak mengulanginya lagi. Namun, Bu Dina tidak menanggapi
permintaan maaf Lidia. Ia meminta Lidia untuk tetap berdiri di lapangan selama 30
menit setelah upacara selesai. Lidia pun dengan berat hati melakukannya. Ia merasa
malu karena diperhatikan oleh anak-anak lain yang berdiri di pinggir lapangan.
● Dalam kasus di atas, sikap posisi apakah yang diambil oleh Bu Dina? Jelaskan,
apa indikatornya?
1. Menurut saya posisi bu Dina ada pada identitas gagal, perilaku kontrol
negatif, penghukum dan pembuat merasa bersalah, Indikatornya pada
perkataan “Ibu capek mendengar alasan kamu. Sepertinya memang kamu
tidak menghargai Ibu”
● Jika Bu Dina mengambil posisi seorang manajer, apa yang akan dikatakannya?
Pertanyaan-pertanyaan seperti apakah yang akan diajukan ke Lidia? Jelaskan.
1. Jika bu Dina berada pada posisi manajer maka pertanyaan yang diajukan
mungkin seperti ini “apa kamuy akin Lidia kalau topimu tertinggal di
rumah?, “untuk selanjutnya maukah kamu memperbaikinya lebih teliti
lagi jadi topimu tidak tertinggal lagi.
Kasus 2
Suatu siang saat jam istirahat, tiba-tiba terdengar bunyi yang sangat keras dari arah
koridor. Bu Indri yang menjadi guru piket pada hari itu terkejut dan berlari menuju
sumber suara. Ia mendapati salah satu pot bunga pecah dan berserakan di koridor.
Saat menanyakan pada murid-murid yang berkumpul, ternyata yang melakukannya
adalah Andi, Indro, dan Bayu.
Bu Indri pun memanggil ketiganya ke meja piket. Bu Indri dapat melihat ekspresi
takut di wajah ketiganya, dan ia menyadari bahwa ketiganya mulai berbisik dan
saling menyikut. Melihat hal itu, Bu Indri tidak langsung membicarakan tentang pot
yang pecah. Ia menenangkan ketiganya dan mempersilahkan mereka untuk duduk. Bu
Indri melanjutkan bahwa melakukan kesalahan adalah hal yang wajar, karena tidak
ada manusia yang sempurna.
Setelah ketiganya tampak mulai tenang, Bu Indri kemudian bertanya tentang apa
yang terjadi. Andi pun menjelaskan bahwa mereka tadi sedang asyik bercanda dan
tidak sengaja menyenggol pot tersebut. Bu Indri lalu bertanya tentang keyakinan
sekolah yang telah disepakati dan apakah mereka bersedia memperbaiki kesalahan
yang telah dilakukan. Mereka pun mengangguk. Bu Indri pun bertanya lagi, apa yang
dapat mereka lakukan untuk memperbaiki masalah. Bayu menjawab, “dengan
mengganti pot yang pecah Bu?” Bu Indri pun Kembali bertanya apa yang akan mereka
lakukan untuk mengganti pot yang pecah tersebut.
Mereka terdiam sejenak, lalu Indro menjawab, “kalau pot tadi kami rekatkan dengan
lem bagaimana Bu?” Bu Indri mengizinkan mereka untuk meminjam peralatan dari
guru prakarya untuk memperbaiki pot yang pecah tersebut. Bayu bahkan meminta
izin untuk melukis pot tersebut agar terlihat lebih cantik.
● Sikap posisi apakah yang diambil oleh Bu Indri? Apa saja yang dilakukannya
sehingga anda menyimpulkan demikian?
1. Berdasarkan kasus di atas posisi Bu Indri ada pada identitas sukses,
kontrol diri, manajer
2. Yang dilakukan bu Indri adalah menenangkan Andi, Indro dan bayu.
Mengajukan pertanyaan-pertanyaan tanpa menghardik ketiganya,
mengarahkan siswa tersebut untuk mengajukan solusi untuk
memperbaiki kesalahannya
3. Bu Indri bahkan memfasiltasi ketiga siswa untuk meminjam alat dan
bahan di ruang prakarya
● Dalam kasus tersebut, bagaimana Andi, Indro, dan Bayu dikuatkan oleh Bu Indri?
1. Disaat merekan bertiga panik dan takut karna ketidaksengajaan mereka
memecahkan pot, bu Indri menenangkan dengan di persilahkan duduk
dulu
2. Bu Indri menguatkan mereka dengan berkata “melakukan kesalahan
adalah hal yang wajar, karena tidak ada manusia yang sempurna”
● Kira-kira, nilai kebajikan (keyakinan sekolah) apa yang ingin dituju pada kasus
tersebut? Jelaskan.
1. Nilai kebijakan yang bisa kita ambil adalah terciptanya nilai karakter atau
watak yang kuat, dimana siswa menyadari kesalahan, berani menghadapi
masalah dan mampu meperbaiki kesalahan dengan memperbaiki bahkan
mempercantik pot bunga yang dipecahkan
Kasus 3
Karena Bu Nika sudah sering melihat Runi dan Anggi mengobrol selama pelajarannya,
dan tidak pernah mengindahkan tegurannya. Kali ini ia meminta keduanya untuk
menjawab pertanyaan yang ada di papan tulis. Keduanya pun terdiam dan bingung
karena tidak bisa menjawab. Melihat hal itu, Bu Nika kesal dan meminta keduanya
berdiri di depan kelas.
Bu Nika kemudian lanjut menjelaskan pelajaran, sementara Runi dan Anggi tetap
berdiri hingga kelas selesai. Saat bel pergantian jam berbunyi, keduanya
diperbolehkan duduk Kembali. Bu Nika mengingatkan mereka, “jika sekali lagi kalian
melakukannya, akan Ibu laporkan ke kepala sekolah.”
● Posisi apa yang diambil oleh Bu Nika dalam pendekatannya pada Runi dan
Anggi?
1. Menurut saya posisi bu Nika ada pada perilaku kontrol negative, tipe
penghukum
2. Bu Nika sebenarnya sudah mengkonfirmasi kepada Runi dan Anggi ini
Langkah yang baik, namun karna mereka tidak bisa menjawab
pertanyaan akhirnya kontrol perilaku negatif dari Bu Nika lepas kendali
● Membaca sikap Runi dan Anggi, kebutuhan apa yang kira-kira mereka perlukan?
1. Perhatian
2. Pemusatan konsentrasi di sela-sela pelajaran
3. Situasi belajar yang menarik sehingga perhatian mereka tetap pada mata
pelajaran Bahasa inggris
4. Pendampingan Ketika mengerjakan tugas dari guru
● Bila Ibu Nika mengambil posisi pemantau, apa yang akan dikatakan atau
dilakukan olehnya? Pertanyaan-pertanyaan seperti apa yang akan diajukan?
Jelaskan.
1. Menghampiri siswa tersebut
2. Bu Nika menayakan “apa yang terjadi?, masih ingat dengan peraturan
yang sudah di sepakti?”
3. Dengan Tindakan dan pertanyaan seperti itu Runi dan Anggi merasa di
awasi dan akan bisa menyesuaikan dengan situasi belajar
● Apabila anda adalah kepala sekolah di sekolah tersebut dan mengetahui hal ini,
bagaimana tindak lanjut anda?
Kasus 4
Pak Doni adalah wali kelas 11. Suatu hari ia mendapat laporan dari Pak Jupri, guru
Matematika bahwa salah satu muridnya, Fino, kedapatan tidak mengikuti pelajaran
dengan baik. Selama jam pelajaran Matematika, Fino sering tidur dan mengacuhkan
perintah Pak Jufri. Ia tetap mengulanginya meskipun telah berkali-kali ditegur.
Mengetahui hal ini, Pak Doni memanggil Fino dan menanyakan apa yang
menyebabkannya tidak mengikuti pelajaran Pak Jupri dengan baik. Pak Doni juga
menanyakan apakah Fino bersedia memperbaiki kesalahannya. Fino sempat ragu-
ragu dan berusaha membela diri, namun akhirnya mengatakan akan meminta maaf.
Namun, Pak Doni Kembali menanyakan apa yang dapat Fino lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihargai Pak Jupri.
● Dalam kasus di atas, langkah-langkah restitusi apa saja yang telah dilakukan oleh
Pak Doni?
1. Pak Doni memanggil Fino dan menanyakan apa yang menyebabkannya
tidak mengikuti pelajaran Pak Jupri dengan baik
2. Pak Doni juga menanyakan apakah Fino bersedia memperbaiki
kesalahannya
3. Pak Doni Kembali menanyakan apa yang dapat Fino lakukan untuk
menggantikan rasa tidak dihargai Pak Jupri
4. Fino mengatakan akan mengajak teman-temannya untuk menerapkan
budaya disiplin
● Menurut anda, apakah Langkah-langkah restitusi yang diusulkan Fino sesuai
dengan pelanggaran yang telah dibuat? Apakah Langkah-langkah restitusi yang
telah diusulkannya?
1. Menurut saya Langkah-langkah restitusi yang diusulkan Fino sudah
sesuai dengan pelanggaran yang telah dibuat
2. Ia berencana untuk membuat sebuah diskusi bersama saat jam pulang
sekolah, agar ia dan teman-temannya dapat menguatkan Kembali
pemahaman tentang keyakinan kelas
3. Mereka pun memberitahu Kepala Sekolah bahwa kegiatan ini akan
dilakukan setelah jam pulang sekolah keesokan harinya
● Dalam kasus di atas, posisi apakah yang telah diambil oleh Pak Doni dalam
menangani Fino? Jelaskan jawaban anda.
1. Pak Doni dalam menangani fino mengambil langkah kontrol diri pada
posisi manajer
2. Karena menurut saya pak Doni mengambil Langkah-langkah penyelesaian
tanpa menghardik, membuat rasa bersalah melainkan dengan diskusi,
mengkonfirmasi dimana hasilnya Fino mengakui kesalahannya dan
menciptakan solusi positif untuk menebus kesalahannya pada pak Jufri
● Jika anda adalah kepala sekolah, bagaimana anda menyikapi Langkah yang
ditempuh Pak Doni?
1. Sangat mengapresiasi sekali dan bangga dengan cara yang dilakukan oleh
pak Doni sehingga baik pak Jufri dan Fino tidak ada yang dirugikan justru
hal-hal positif dapat terjadi setelah langkah positif seperti diskusi kelas
terkait penguatan disiplin yang dilakukan oleh pak Doni