Anda di halaman 1dari 12

Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 00

Nama : HARIS, S.Pd


ASAL SEKOLAH : SMP NEGERI 4 PEDAMARAN TIMUR

LK 00a dn 00b merupakan log atau jurnal baca serta log wawancara yang membantu mahasiswa memetakan alternatif -alternatif solusi dari
permasalahan yang tela h diidentifikasi. LK ini tidak wajib untuk dikumpulkan/ di submit namun merupakan langkah wajib untuk dilakukan
sebelum mahasiswa dapat mengisi LK selanjutnya.

Berikut petunjuk pengisian kolom -kolom LK 00a dan 00b

Kolom (2) diisi kategori penyebab masalah yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media
pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang dapat guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas. Contoh , jika
dalam tahap identifikasi masalah ditem ukan bahwa (1) Sejumlah besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang
terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan terkait informasi umum dan rinci sebuah bacaan) dan (2) Sebagian siswa terli hat tidak
bersemangat saat belaja r membaca (minat membaca kurang) bisa jadi disebabkan pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan
dengan level atau minat peserta didik , bisa juga karena pilihan metode pembelajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.

Kolom (3) diisi dengan judul bahan/ sumber bacaan. Atau deskripsi wawancara dan pertanyaan kunci

Kolom (4) LK 00a diisi poin -poin utama bahan/ sumber bacaan. Poin -poin utama ini dapat diperoleh dengan cara menyiapkan pertanyaan -
pertanyaan sebelum atau saat membaca ( What, who, when, where, why, dan how). Apa tiga poin utama yang disampaikan penulis? Apa langkah
utama metode ini? Apa saja yang diperlukan untuk membuat …? Mengapa metode ini sesuai? dll. Untuk log wawancara LK 00b, tulis kan poin
simpulan dari wawancara
LK 00a EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI – kajian literatur (tidak di submit)

Kategori
No. Penyebab Judul Bahan/ Sumber bacaan Hal penting yang diperoleh dari bacaan
Masalah
(1) (2) (3) (4)
1 Materi/Media/ Metode/ T u l i s k a n j ud u l b a b , a r t i k e l j ur n a l , a r t i k e l w e b s i t e , mo d u l , b u k u , d l l . d a n T ul i s k a n p o i n - p o i n p e n t i n g y a n g d i p e r o l e h d a r i b a c a a n .
lainnya (tuliskan) ( ur l w e b / s um b e r n y a j i k a a d a ) M a ha s i s w a d a p a t me n g g u n a k a n p a n d ua n p e r t a n y a a n W h a t , w h o ,
*pilih salah satu w h e n , w h e r e , w h y , d an h o w

1 Kurangnya motivasi KAJIAN LITERATUR: Hal penting yang diperleh dari bacaan :
peserta didik dalam 1. Motivasi adalah serangkaian usaha untuk memberikan
1. Analisis Faktor Penyebab Rendahnya Motivasi Belajar Siswa
Literasi https://www.researchgate.net/publication/355588642_Analisis_Faktor_Peny kondisi tertentu. Jadi seseorang ingin melakukan sesuatu,
ebab_Rendahnya_Motivasi_Belajar_Siswa dan jika mereka tidak menyukainya, mereka akan
berusaha untuk menghindari perasaan tidak suka.
2. Implementasi Program Literasi untuk Meningkatkan Motivasi Belajar 2. Rendahnya minat baca tentu berdampak besar pada
Siswa rendahnya kemampuan literasi
https://www.researchgate.net/publication/372239593_Impleme 3. Rendahnya tingkat minat baca siswa membuktikan
ntasi_Program_Literasi_untuk_Meningkat kan_Motivasi_Belaj bahwa Indonesia belum optimal dalam mengembangkan
ar_Siswa proses pendidikan dengan motivasi belajar siswa yang
tinggi.
3. Implementasi Literasi dan Motivasi Membaca 4. Motivasi adalah kemauan, kehendak, keinginan, daya yang
https://www.researchgate.net/publication/345962159_Impleme mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu
ntasi_Literasi_dan_Motivasi_Membaca_siswa

Hal penting yang diperleh dari bacaan :


2 Guru belum KAJIAN LITERATUR:
maksimal dalam 1. Kajian Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dalam
Pembelajaran di Sekolah 1. Penggunaan model pembelajaran inovatif memberi Peluang
pemanfaatkan kepada peserta didik untuk terlibat secara aktif dan
https://www.researchgate.net/publication/363591112_Kajian
model-model mengembangkan cara berpikir konseptual pada mata
_Model_Pembelajaran_Problem_Based_Learning_PBL_dala
pembelajaran yang m_Pembelajaran_di_Sekolah pelajaran yang sedang dipelajari.
inovatif 2. Strategi pembelajaran inovatif diterapkan dalam
berdasarkankarakteri 2. Implementasi Model Pembelajaran Inovatif untuk Mengembangkan Nilai penyampaian materi dengan mengkaitkan fenomena yang
Karakter Peserta didik SMP. Jurnal penelitian pendidikan, 30(2).DOI: terjadi dan yang sering dijumpai atau dialami peserta didik
stik materi pelajaran.
https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php dalam kehidupan seharihari.
/JPP/article/view/5675 3. Problem Based Learning (PBL) adalah suat model
pembelajaran inovatif yang menggunakan masalah dunia
nyata sebagai suatu konteks bagi peserta didik untuk belajar
tentang keterampilan
3. Fitri, M., Yuanita, P., & Maimunah, M. (2020). Pengembangan pemecahan masalah.
Perangkat Pembelajaran Matematika Terintegrasi Keterampilan Abad 21
Melalui Penerapan Model Problem Based Learning (PBL). Jurnal
Gantang, 5(1), 77-85.DOI:
https://scholar.archive.org/work/s7zkbw
gicnh5pnjfs5nxrjpfqi/access/wayback/https://
ojs.umrah.ac.id/index.php/gantang/article/do
wnload/1609/957

3 Guru belum KAJIAN LITERATUR:


Hal penting yang diperleh dari bacaan :
maksimal dalam 1. PROBLEMATIKA GURU DALAM MENGGUNAKAN
penggunaan TIK TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DAN 1. pembelajaran pada era revolusi 4.0 di lakukan dengan
di kelas IMPLIKASINYA DI SEKOLAH memanfaatkan teknologi informasi untuk meningkatkan
https://www.researchgate.net/publication/341138202_PROBLEMATIK mutu pembelajaran dan system pembelajaran berbasis
A_GURU_DALAM_MENGGUNAKAN_TEKNOLOGI_INFORMAS Teknologi Informasi dan Komunikasi.
I_DAN_KOMUNIKASI_TIK_DAN_IMPLIKASINYA_DISEKOLAH 2. Penerapan teknologi dalam pembelajaran dapat menjadi
faktor kunci dalam meningkatkan hasil belajar.
2. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Dalam 3. Teknologi dapat membantu memfasilitasi pembelajaran
Pembelajaran di Sekolah dan memberikan akses ke sumber daya yang lebih banyak dan
https://www.researchgate.net/publication/349406223_Pemanfaatan_Te bervariasi individu.
knologi_Informasi_dan_Komunikasi_TIK_Dalam_Pembelajaran_di_Se 4. Dengan memanfaatkan teknologi, guru dapat membuat
kolah proses pembelajaran lebih interaktif, menarik, dan dapat
membantu siswa untuk memahami materi dengan lebih baik
3. Analisis Penerapan Teknologi dalam Pembelajaran dan Dampaknya 5. Dengan menggunakan teknologi, guru dapat memantau
terhadap Hasil Belajar kemajuan siswa dengan lebih efektif, mengevaluasi
https://www.researchgate.net/publication/371446863_Analisis_Penera kebutuhan pembelajaran individu siswa, dan memberikan
pan_Teknologi_dalam_Pembelajaran_dan_Dampaknya_terhadap_Hasi umpan balik secara lebih terarah
l_Belajar
LK 00b EKSPLORASI ALTERNATIF SOLUSI -wawancara pakar (tidak di submit)

Kategori Penyebab Wawancara dengan sejawat/ pakar*) Simpulan wawancara


No.
Masalah
( 1) (2) ( 3) ( 4)
T u l i sk a n d e s kr i p si w a w a n c a r a . ( D e n g a n si a p a , w a k t u d a n d u r a si , m e t o d e T u l i sk a n p o i n - p o i n p e n t i n g b e r u p a so l u si y a n g
1 Materi/Media/ Metode/ wawancara) diperoleh dari wawancara
lainnya (tuliskan) *pilih T u l i sk a n p e r t a n y a a n 3 - 5 ku n c i y a n g a ka n d i a j u ka n k e p a d a n a r a su m b e r
salah satu d e n g a n m e n y e r t a k a n ko n t e k s p e r m a s a l a h a n y a n g d i h a d a p i .
*) pilih salah satu
Guru belum mampu HASIL WAWANCARA
1 1. Guru harus melakukan update
dalam memanfaatk an Menurut Kepala sekolah (Ibu Malahayati, S.Pd) mengenai perkembangan model-model
model model 1. Guru belum memahami apa itu model pembelajaran
pembelajaran
pembelajaran inovatif 2. Guru merasa nyaman mengajar secara konvensional 2. Guru juga harus mampu membuat
3. Keterbatasan sarana prasarana di sekolah rencana pembelajaran lebih inovatif
3. Guru harus dapat lebih kreatif dalam
Guru dan Teman Sejawat pemanfaatan model pembelajaran
Menurut Ibu Yuna Fitriyanti, S.Pd
1. Kurangnya waktu dalam menyiapkan perangkat pembelajaran
2. Kurangnya pengetahuan guru tentang model-model
pembelajaran

Menurut Pakar Guru Peggerak (Falhan Afify, S.Ag. M.Pd.I)


1. Guru hanya fokus yang penting materi selesai diajarkan
2. Guru mengajar agar siswa mencapai KKM
3. Guru belum memahami berbagai model pembelajaran
4. Guru merasa nyaman dengan pembelajaran konvensional

2 Kurang optimalnya HASIL WAWANCARA: 1. Ketersediaan Sarana dan prasarana


pemanfaatan Menurut Kepala sekolah (Malahayati, S.Pd) sekolah dalam pembelajaran
Teknologi Informasi 1. Keterbatasan kemampuan IT guru 2. Selalu mengupdate diri untuk terus
(TIK) yang ada dalam 2. Masih ada guru yang belum menguasai teknologi untuk belajar dan berlatih
kegiatan pembelajaran, yang menguasai pun tidak mau menerapkannya 3. Selalu mengikuti pelatihan mengenai TIK
pembelajaran untuk pembelajaran
4. Meminta teman sej awat untuk saling
berbagi ilmu TIK
3. Guru enggan belajar IT karena merasa malu sudah tua
Menurut Bapak Sapto Waskito, S.Pd 5. Aadanya bimbimbing dalam pelatihan
1. Keterbatasan Sarana dan prasarana Penggunaan Teknologi untuk
2. Guru belum menguasai betul teknologi yang dapat dipakai pembelajaran
pembelajaran
3. Fasilitas belum memadai untuk pembelajaran berbasis teknologi,
misal LCD proyektor hanya ada 1 di sekolah, listrik juga sering
mati dan signal kurang mendukung

LK 2.1 Eksplorasi Alternatif Solusi


Petunjuk Pengisian/ Penjelasan LK 2.1
Kolom (1): Permasalahan yang telah diidentifikasi. Tuliskan permasalahan yang dirasa paling urgent terkait pembelajaran dari sejumlah masalah yang telah ditemukan
dalam tahap identifikasi masalah dan ditentukan di tahap sebelumnya untuk diatasi.

Kolom (2) dan (3) Penyebab Masalah dan Kategori penyebab masalah. Kedua kolom ini merupakan penajaman dari tahap sebelumnya. Kategorikan penyebab masalah
yang sebelumnya telah diidentifikasi apakah lebih dekat ke materi, metode, atau media pembelajaran. Ketiganya merupakan aspek yang paling memungkinkan untuk
guru intervensi secara langsung dalam mengatasi permasalahan kelas/ lab/ bengkel.

Dua atau lebih permasalahan berbeda yang muncul ke permukaan saat observasi bisa jadi memiliki satu atau lebih sebab yang sama. Sebaliknya, satu permasalahan dapat
memiliki dua atau lebih penyebab. Sebagai contoh, dalam observasi pembelajaran Bahasa, mahasiswa PPG Dalam Jabatan mengidentifikasi permasalahan: (a) Sejumlah
besar siswa di kelas tidak mampu memahami isi bacaan yang disajikan (yang terlihat dari ketidaktepatan menjawab pertanyaan LOTS terkait informasi umum dan rinci
sebuah bacaan) dan (b) Sebagian siswa terlihat tidak bersemangat saat belajar membaca (minat membaca kurang). Dua persoalan ini bisa jadi memiliki satu atau lebih
penyebab yang sama, misalnya, pilihan materi ajar (bahan bacaan) yang kurang relevan dengan level atau minat peserta didik. Kemungkinan lain, kedua persoalan tersebut
muncul karena pilihan metode pengajaran yang kurang sesuai untuk pembelajaran membaca.

Pada beberapa kasus, pernah ditemui seorang guru dalam kegiatan inti pelajaran Bahasa hanya membagikan teks bacaan dan meminta siswa membacanya tanpa
melakukan kegiatan pra membaca dan tidak pula memberikan panduan/ mengajarkan strategi pemahaman bacaan, sebelum mengajukan seperangkat soal terkait bacaan.
Dalam hal ini, guru tersebut melewatkan tahapan mengajar membaca sehingga hanya terfokus melakukan asesmen membaca. Pada kasus demikian, maka pada penyebab
masalah ada pada kategori materi dan/ atau metode pembelajaran.
Contoh lain, pada saat observasi kelas/ bengkel/ lab ditemukan persoalan: (a) siswa tidak dapat menyelesaikan tugas atau aktivitas sesuai alokasi waktu dan (b) guru
tidak sempat melakukan kegiatan penutup dengan baik karena waktu pembelajaran telah habis. Dalam kasus demikian, ada kemungkinan jumlah materi atau aktivitas
yang dirancang untuk disajikan dalam suatu sesi pembelajaran terlalu banyak atau kurang efisien. Terdapat juga kemungkinan guru menggunakan media pembelajaran
yang memakan cukup banyak waktu untuk persiapan dan operasionalisasinya. Mahasiswa dapat merefleksi, manakah yang menjadi penyebab persoalan dan mencentang
pada satu atau lebih kolom yang relevan, dalam hal ini, kolom materi dan/atau media. (bisa lebih dari satu kolom, tergantung kondisi riil hasil observasi/ hasil refleksi
identifikasi masalah).

Ketajaman dalam melihat persoalan dan menganalisis penyebabnya menjadi kunci untuk langkah-langkah lanjutan dalam pengembangan perangkat
pembelajaran. Misalnya, persoalan-persoalan yang pada tataran permukaan tampak seperti persoalan terkait manajemen kelas dan motivasi belajar, seperti terdapatnya
siswa yang pasif atau kurang inisiatif dalam pembelajaran, siswa yang mendominasi diskusi, kerja kelompok yang tidak berjalan baik, siswa yg duduk di baris belakang
yang tidak fokus dan semacamnya boleh jadi berakar pada pilihan-pilihan materi, metode/ aktivitas, atau media pembelajaran yang sesuai untuk setiap tahapan
pembelajaran yang dirancang atau kurang terstruktur dengan baik.

Jika dalam pembelajaran ditemui masalah yang menurut mahasiswa ikut dipengaruhi faktor di luar pembelajaran, misalnya terkait kecukupan fasilitas, pendanaan, atau
dukungan lingkungan dan orang tua, persoalan tersebut harus disikapi secara profesional. Misalnya jika siswa Fase A-D tidak dapat memahami suatu konsep yang rumit
dan guru melihat fasilitas pendukung berupa LCD proyektor dan laptop untuk menjelaskan konsep tersebut tidak tersedia, maka perlu diingat bahwa ketidakpahaman
siswa bukanlah disebabkan oleh ketiadaan fasilitas namun karena mungkin kompleksitas konsep tersebut dan penyajiannya kurang sesuai dengan tahap perkembangan
siswa. Maka ketidakpahaman siswa, bisa jadi merupakan akibat penyajian materi atau pilihan metode penyajian yang kurang sesuai. Jika saja materi tersebut dibuat
berjenjang, disederhanakan, ditambah dengan gambar, realia, contoh, atau disajikan secara bertahap melalui aktivitas yang menarik, persoalan ketidakpahaman akan
konsep tersebut akan lebih memiliki potensi untuk dihindari. Sedangkan, penyediaan LCD proyektor dan laptop saja belum tentu dapat mengatasi persoalan itu.

Kolom (4) Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai dengan masalah dan penyebab masalah yang telah diidentifikasi. Misal, dari hasil refleksi diketahui penyebab persoalan siswa
yang tidak memperhatikan dalam pembelajaran Bahasa disebabkan oleh pilihan materi dan metode yang kurang sesuai maka solusi yang mungkin dilakukan antara lain
1) mengganti teks bacaan sehingga sesuai dengan minat dan level siswa sehingga dapat memicu rasa ingin tahu siswa. 2) Menerapkan metode KWL untuk memandu siswa
memahami bacaan 3) memasukkan unsur permainan dalam metode pembelajaran, atau 4) menyusun daftar pertanyaan pemahaman secara berjenjang serta teknik untuk
bertanya yang memungkinkan semua peserta dengan keberagaman tingkat kemampuan memiliki sense of success yang relatif sama.

Kolom (6), (7) dan (8) Buatlah evaluasi dari alternatif solusi. Tuliskan apa kekuatan dan kelemahan dari solusi tersebut. Untuk kelemahan yang diidentifikasi, tuliskan
mitigasi atau langkah apa yang dapat diambil untuk meminimalisir/ mengantisipasi kelemahan.
Masalah dalam
Penyebab Masalah Kategorisasi Masalah Alternatif Solusi Kelebihan Kekurangan Mitigasi
Pembelajaran

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Tuliskan Tuliskanlah Renungkan, apakah Tuliskan 2-3 solusi yang sesuai Apakah Apakah Menurut Anda,
persoalan yang penajaman apa persoalan tersebut terkait dengan masalah dan penyebab kelebihan dari kelemahan dari apakah
telah penyebab setiap dengan pemilihan/ masalah yang telah diidentifikasi. setiap alternatif setiap alternatif kelemahan
diidentifikasi / masalah yang penyajian materi ajar, Solusi ini diperoleh dari hasil kajian solusi yang solusi yang tersebut dapat
ditentukan di diidentifikasi. media, metode literatur dan wawancara dengan dipilih dipilih diantisipasi?
tahap pembelajaran, atau yang sejawat / pakar Jika bisa,
sebelumnya. lain. Centang pada kolom bagaimana
Fokuskan pada yang sesuai. caranya?
persoalan terkait
pembelajaran
metode/
materi media lainnya
strategi

1. Rendahnya 1. Belum ada   KAJIAN LITERATUR Kelebihan Kekurangan Mitigasi


motivasi peserta upaya 1. Motivasi adalah serangkaian 1. Metode 1. Metode 1. Dalam
didik dalam inovatif usaha untuk memberikan kondisi pembelajaran pembelajaran perencanaa
mempelajari untuk tertentu. Jadi seseorang ingin berbasis berbasis proy n,
meningkatka melakukan sesuatu, dan jika proyek adalah ek perancanga
Literasi
n minat baca mereka tidak menyukainya, melatih siswa memerlukan n, dan
siswa. mereka akan berusaha untuk untuk persiapan pelaksanaa
Kurikulum menghindari perasaan tidak suka. melibatkan waktu yang n metode
sekolah tidak Jadi motivasi dapat dirangsang oleh dalam proses lama untuk pembelajar
memasukkan faktor eksternal, tetapi motivasi pembelajaran, menyelesaika an yang
buku atau tumbuh dalam diri seseorang. membuat n masalah berbasis
materi yang Lingkungan merupakan salah peserta didik 2. Guru harus proyek dan
menarik bagi satu faktor eksternal yang dapat lebih aktif melakukan pembelajar
siswa, merangsang motivasi belajar dan berhasil persiapan an berbasis
mereka seseorang (Emda, 2018) memecahkan secara matang masalah
mungkin problem- sehingga dengan
merasa 2. Minat baca tumbuh dari problem yang siswa lebih menggunak
membaca kepribadian masing-masing orang, ada memahami an
adalah tugas sehingga untuk meningkatkan masalah yang Teknologi
yang minat baca diperlukan kesadaran 2. Mengembang akan mereka yang dapat
membosank masing-masing individu kan hadapi menyediaka
an (Prawiyogi 2020). Rendahnya kemampuan n alat bantu
2. Gangguan minat baca tentu berdampak besar siswa untuk yang
dari pada rendahnya kemampuan berfikir kritis efisien
perangkat literasi (Jeni et al. 2022). Siswa dalam
elektronik, membaca tetapi belum bisa persiapan.
menangkap makna dari apa yang 2. Guru dapat
media sosial,
dibaca (Musyaffa 2023) memberika
dan
n dukungan
permainan 3. Semangat literasi siswa
video dapat dan
berpengaruh terhadap minat bimbingan
membuat belajar siswa (Hidayat 2018).
siswa kurang individual
Tinggi atau rendahnya sikap ilmiah kepada
tertarik pada berpengaruh terhadap tinggi atau
membaca. siswa yang
rendahnya minat belajar. Semakin
mungkin
tinggi sikap ilmiah siswa maka
semakin tinggi pula minat mengalami
belajarnya. Begitupun sebaliknya, kesulitan
semakin rendah sikap ilmiah siswa dalam
maka semakin rendah pula minat mengambil
belajarnya (Dara 2023). tanggung
Rendahnya tingkat minat baca jawab yang
siswa membuktikan bahwa lebih besar.
Indonesia belum optimal dalam
mengembangkan proses pendidikan
dengan motivasi belajar siswa yang
tinggi (Kurniawan 2021).

4. Motivasi adalah kemauan,


kehendak, keinginan, daya yang
mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu (Saleh dan
Malinta 2020). Sehubungan
dengan motivasi belajar, Muflihah
(2021) menyatakan bahwa ada
beberapa faktor yang
mempengaruhi kuantitas dan
kualitas pencapaian hasil belajar
peserta didik, di antaranya:
kecerdasan, sikap, bakat, minat,
dan motivasi belajar. Motivasi
sangat penting dalam belajar karena
tanpanya tidak mungkin untuk
mempraktikkan kegiatan belajar,
tingkat upaya belajar siswa
ditentukan oleh motivasi mereka
(Phann 2023; Sobon,
Mangundap, dan Walewangko
2020)

2. Guru belum Pemahaman guru  Hasil Kajian Litertur : 1.


maksimal terhadap Analisis penerapan model
dalam model pembelajaran berbasis problem posing
pemanfaatka pembelajaran berasal dari konsep bahwa aspek
n model- inovatif kognitif dan afektif memiliki hubungan
model masih kurang. erat dan saling mendukung dalam
pembelajara (model proses belajar. Beberapa penelitian
n yang pembelajaran menunjukkan bahwa kemampuan
inovatif yang dalam menyelesaikan masalah
berdasarkan konvensional), kompleks dan kreativitas, sebagai
karakteristik keterampilan intelektual mendasar di
materi abad ke-21, memiliki peran sentral
pelajaran. dalam perkembangan intelektual,
persiapan karier, dan adaptasi terhadap
perubahan lingkungan yang cepat [4].
Menurut pandangan dialektis
Rothstein berpendapat bahwa
kemampuan nonkognitif dan kognitif
memiliki potensi untuk saling
memperkuat, dengan tujuan
mengoptimalkan pembelajaran siswa

Menurut Menurut Fitri & dkk (2020),


perluadanya inovasi
pembelajaranmatematika yang berpusat
pada pesertadidik, pembelajaran yang
memberikanPeluang kepada peserta didik
untukdapat meningkatkan aktivitas
belajarpeserta didik. Menurut Arends,
ProblemBased Learning (PBL) adalah
suatumodel pembelajaran inovatif yang
menggunakan masalah dunia nyata
sebagai suatu konteks bagi peserta didik
untuk belajar tentang keterampilan
pemecahan masalah.

3. Guru belum  o o KAJIAN LITERATUR


maksimal 1. Menurut (Syamsuar dan
dalam Reflianto, 2019) Inovasi
penggunaan pembelajaran pada era revolusi 4.0
TIK di kelas di lakukan dengan memanfaatkan
teknologi informasi untuk
meningkatkan mutu pembelajaran
dan system pembelajaran berbasis
Teknologi Informasi dan
Komunikasi, Adapun inovasi yang
digunakan oleh guru dalam proses
pembelajaran yaitu dengan
mengunakan Perangkat
Komputer, Media pembelajaran
berbasis TIK dan LCD
Proyektor. hal ini sejalan dengan
pembelajaran pada abad 21 dimana
dalam proses pembelajaran tidak
terlepas dari peran teknologi.

2. Dalam era digital, teknologi telah


menjadi alat yang penting dalam
meningkatkan hasil belajar.
Penggunaan teknologi seperti e-
learning, blended learning, dan
flipped classroom dapat membantu
meningkatkan efektivitas
pembelajaran dan memfasilitasi
pembelajaran mandiri, sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar
individu (Akhmadi, 2021)

3. Menurut (Prillany & Rusdiyanto,


2021). Penerapan teknologi dalam
pendidikan dapat memiliki dampak
positif terhadap hasil belajar siswa.
Dengan memanfaatkan teknologi,
guru dapat membuat proses
pembelajaran lebih interaktif,
menarik, dan dapat membantu
siswa untuk memahami materi
dengan lebih baik. Teknologi
dapat memungkinkan penggunaan
metode pembelajaran yang lebih
inovatif dan efektif, seperti
pembelajaran berbasis proyek,
pembelajaran berbasis masalah,
atau pembelajaran adaptif. Metode
pembelajaran ini dapat membantu
siswa mengembangkan
keterampilan kritis, kreativitas, dan
kolaborasi yang penting untuk
kehidupan di era digital. Selain itu,
teknologi juga memfasilitasi
pengumpulan dan pengolahan data
pembelajaran.

4. Dengan menggunakan teknologi,


guru dapat memantau kemajuan
siswa dengan lebih efektif,
mengevaluasi kebutuhan
pembelajaran individu siswa, dan
memberikan umpan balik secara
lebih terarah (Rini, 2019).

Nofran, MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA KATA MELALUI METODE DRILL BAGI ANAK.2013.
http://ejournal.unp.ac.id/index.php/jupekhu

Anda mungkin juga menyukai