Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode
Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Lokasi SMA Negeri 1 Purbalingga
(Jl. M.T. Haryono, Purbalingga Kulon, Kabupaten Purbalingga) Lingkup Pendidikan SMA Tujuan yang ingin dicapai Meningkatkan motivasi belajar peserta didik dengan penerapan Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Powerpoint dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL) Penulis Berlian Mangestuti, S.Pd. Tanggal 5 Desember 2022 Situasi: A. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah Kondisi yang menjadi latar Motivasi peserta didik dalam mengikuti belakang masalah, mengapa pembelajaran matemaika masih kurang, praktik ini penting untuk berdasarkan hasil observasi peserta didik dibagikan, apa yang menjadi cenderung mengantuk saat pembelajaran, peserta peran dan tanggung jawab didik menggunakan HP di kelas untuk kegiatan di anda dalam praktik ini. luar kegiatan pembelajaran, peserta didik mengobrol saat pembelajaran, dan peserta didik memiliki pandangan kosong saat pembelajaran. Kondisi yang menjadi latar belakang masalah motivasi belajar peserta didik yang masih rendah adalah (1) peserta didik mengantuk saat pembelajaran; (2) peserta didik menggunakan HP di kelas untuk kegiatan di luar kegiatan pembelajaran; (3) peserta didik mengobrol saat pembelajaran; dan (4) peserta didik memiliki pandangan kosong saat pembelajaran. Hal tersebut membuat penulis melakukan analisis eksplorasi penyebab masalah melalui kajian literatur dan wawancara. Hasil analisis eksplorasi penyebab masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik adalah (1) peserta didik kurang bisa memahami dan menerima materi yang disajikan; (2) kurangnya konsentrasi peserta didik selama proses pembelajaran; (3) kurangnya pendekatan personal terhadap peserta didik dalam pembelajaran; (4) pembelajaran yang dilakukan masih monoton dan berpusat pada guru; dan (5) guru belum melaksanakan tes diagnostik. Penulis selanjutnya menentukan akar penyebab masalah yaitu ”proses pembelajaran yang monoton dan kurang menggunakan media pembelajaran.” Sebuah masalah tentunya harus dicarikan solusi, oleh karena itu penulis melakukan eksplorasi alternatif solusi melalui kajian literatur dan menemukan solusi yaitu (1) menggunakan media pembelajaran yang sesuai dengan materi; (2) adanya kegiatan diskusi dalam proses pembelajaran; dan (3) memberikan contoh-contoh yang kontekstual sesuai materi yang dipelajari. Selain melakukan kajian literatur, penulis juga melakukan wawancara dengan guru senior (guru matematika), rekan sejawat (guru matematika), dan pakar (dosen). Hasil wawancara adalah sebagai berikut: Guru Senior (Bp. Drs. Agustinus Heru Santosa) 1. Libatkan peserta didik dalam menggali informasi dari berbagai sumber belajar baik dari literasi dan sebagainya 2. Dalam memberi contoh atau permasalahan, carilah contoh-contoh yang actual dalam kehidupan sehari-hari yang sesuai dengan materi yang disampaikan 3. Carilah media pembelajaran yang sederhana sehingga mudah digunakan dan terlebih penggunaan media itu menyenangkan Rekan sejawat (Ibu Andriani Suzana, M.Pd.) 1. Menerapkan model pembelajaran inovatif, kreatif. Ketika guru menerapkan model pembelajaran harus disesuaikan dengan karakteristik peserta didik. 2. Guru menggunakan media pembelajaran yang menarik. Misal dalam materi geometri menggunakan alat peraga geogebra dan materi matriks dengan menggunakan aplikasi mapple. Pakar/Dosen (Ibu Shella Rizqi Amelia, M.Pd.) Guru harus banyak referensi, metode pembelajaran banyak harus disesuaikan dengan materi pembelajaran. Agar pembelajaran tidak monoton bisa dengan belajar diluar atau belajar berbasis projek. Berdasarkan kajian literatur dan wawancara, penulis memilih alternatif solusi yang relevan dengan akar penyebab masalah dan tentunya relevan dilakukan di SMAN 1 Purbalingga, tempat dimana masalah rendahnya belajar peserta didik ditemukan oleh penulis. Alternatif solusi yang relevan adalah ”Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Powerpoint dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).” Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning ini disesuaikan dengan akar penyebab masalah yaitu proses pembelajaran yang monoton dan kurang menggunakan media pembelajaran. Pelaksanaan aksi dengan penerapan model pembelajaran Problem Based Learning ini diharapkan dapat melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga pembelajaran akan lebih menarik dan motivasi belajar peserta didik meningkat. Penulis selanjutnya menganalisis materi yang cocok untuk diterapkan guna menyelesaikan permasalahan dengan alternative solusi yang relevan yaitu materi “Barisan dan Deret”. B. Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan Praktik ini penting dilakukan guna untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik khususnya peserta didik SMA Negeri 1 Purbalingga kelas XI. C. Apa yang menjadi peran dan tanggung jawab anda dalam praktik ini. Penulis memiliki peran mulai dari mengidentifikasi masalah, melakukan eksplorasi penyebab masalah, menentukan akar penyebab masalah, melakukan eksplorasi alternatif solusi, menentukan alternatif solusi yang relevan, membuat rencana aksi (berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Pembelajaran, dan Instrumen Penilaian), menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk rencana aksi, dan melaksanakan rencana aksi di kelas XI MIPA 4 SMA Negeri 1 Purbalingga. Tantangan : Tantangan yang penulis hadapi yaitu saat Apa saja yang menjadi melakukan wawancara pada tahap eksplorasi tantangan untuk mencapai penyebab masalah dan eksplorasi alternatif solusi tujuan tersebut? Siapa saja adalah mencari jadwal yang cocok antara penulis yang terlibat? dengan narasumber. Adapun yang terlibat dalam tahap ini yaitu Kepala SMAN 1 Purbalingga (Bapak Joko Mulyanto, S.Pd.), Pakar yaitu Pengawas wilayah Cabdin IX Dinas Pendidikan Provisi Jawa Tengah (Bapak Khaerul Anwar, M.Pd.), Asesor Guru Penggerak (Bapak Dr. Sigit Mangun Wardoyo, S.Pd., M.Pd.) dan Dosen (Ibu Shella Rizqi Amelia, M.Pd), Guru Senior (Bapak Drs. Agustinus Heru Santosa), Guru Sejawat yaitu Guru Matematika (Ibu Andriani Suzana, M.Pd) serta kameramen ibu Hesti Riani Salasati, S.Pd. dan Ibu Yuliani Dwi Lestari, S.Pd. Pada tahap aksi/praktik, penulis mengalami tantangan pencahayaan yang kurang terang dalam kelas yang digunakan untuk pelaksanaan aksi karena disebabkan oleh cuaca yang mendung dan hujan saat pelaksanaan aksi yang mengakibatkan pencahayaan yang kurang terang pada hasil rekaman. Yang terlibat dalam aksi/praktik ini tentunya saya sendiri (Berlian Mangestuti, S.Pd.), siswa-siswa kelas XI MIPA 4 SMAN 1 Purbalingga, tim kameramen (Ibu Yuliani Dwi Lestari, S.Pd., dan Ibu Hesti Riani Salasati, S.Pd), Bapak Kepala Sekolah dan Ibu Waka Kurikulum yang memberikan izin pelaksanaan Praktik baik tersebut serta Ibu Rina Masriyani, S.Pd., Bapak Arif Darmawan, S.Pd., dan Bapak Fatih Nahji. S.Pd. yang rela menyumbangkan jam mengajarnya untuk terlaksananya praktik/aksi tersebut. Aksi : A. Langkah-langkah apa yang dilakukan untuk Langkah-langkah apa yang menghadapi tantangan tersebut? dilakukan untuk menghadapi Langkah yang dilakukan untuk menghadapi tantangan tersebut? Strategi permasalahan rendahnya motivasi belajar peserta apa yang digunakan? didik dengan solusi relevan berupa ” Pembelajaran Bagaimana prosesnya? Siapa Kontekstual Berbantuan Media Powerpoint dengan saja yang terlibat? Apa saja Model Pembelajaran Problem Based Learning sumber daya atau materi (PBL)” adalah menganalisis materi yang memiliki yang diperlukan untuk karakteristik sesuai dengan solusi, membuat melaksanakan strategi ini? rencana aksi berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Pembelajaran, dan Instrumen Penilaian, serta menyiapkan alat, bahan dan sumber belajar yang diperlukan untuk pelaksanaan aksi termasuk memastikan Bahan Ajar dan Tugas Tindak Lanjut Pembelajaran pada LMS Moodle Elsmansa dapat diakses oleh peserta didik. B. Strategi apa yang digunakan? Alternatif solusi yang relevan untuk permasalahan rendahnya motivasi belajar peserta didik adalah ” Pembelajaran Kontekstual Berbantuan Media Powerpoint dengan Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL).” Penentuan solusi didasarkan pada alasan: Model Pembelajaran Problem Based Learning berorientasi pada ketrampilan berpikir abad 21 serta dapat melibatkan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran Media Powerpoint yang dapat menarik perhatian peserta didik karena dapat menampilkan materi baik dalam bentuk teks, audio, maupun visual Sarana dan Prasarana kelas dan sekolah memungkinkan untuk menerapkan model pembelajaran dan media yang akan digunakan guru Pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa Menurut Santoso, E. (2017), pembelajaran kontekstual memiliki kelebihan sebagai berikut: Pembelajaran menjadi lebih riil dan bermakna Peserta didik dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata Peserta didik dapat mengorelaskan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, materi itu akan berfungsi secara fungsional, akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori peserta didik, sehingga tidak mudah dilupakan Menumbuhkan penguatan konsep karena peserta didik dituntun untuk menemukan pengetahuannya sendiri sehingga peserta didik diharapkan belajar melalui “mengalami” bukan “menghafal”. Menurut Vitasari (2013), model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) memiliki kelebihan sebagai berikut: Pembelajaran Problem Based Learning mengembangkan kemampuan berpikir kritis peserta didik dalam memecahkan suatu masalah, Menumbuhkan kreativitas guru dalam kegiatan pembelajaran, Membuat siswa terbiasa menghadapi masalah, dan Menumbuhkan motivasi, keberanian, rasa percaya diri, dan semangat peserta didik dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi dengan baik. Menurut Imroatun dan Effendi (2022), Penggunaan Media Pembelajaran matematika interaktif berbasis Powerpoint ini sangat cocok dan menjasi solusi untuk kegiatan pembelajaran saat ini. Alasan-alasan di atas membuat penulis yakin bahwa solusi yang diambil tepat untuk dijadikan solusi dari masalah rendahnya motivasi belajar peserta didik. C. Bagaimana prosesnya? Langkah awal yang dilakukan guna terlaksananya praktik tersebut adalah membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Bahan Ajar, Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), Media Pembelajaran, dan Instrumen Penilaian. Tahapan pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang penulis buat menggunakan sintaks dari model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) yaitu orientasi peserta didik pada masalah, mengorganisasikan peserta didik untuk belajar, membimbing penyelidikan individu maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil, serta menganalisis dan mengevaluasi hasil pemecahan masalah. Sintaks tersulit dalam PBL adalah pada fase orientasi masalah dimana penulis harus menyajikan permasalahan kontekstual yang ada dikehidupan sehari-hari dan terkait dengan pembelajaran. Penyajian manfaat pembelajaran juga sangat penting guna menarik perhatian siswa dan dapat memotivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran dengan baik. Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) dan Bahan Ajar dibuat sesuai sintaks PBL dan berbasis kontekstual. LKPD dibuat menarik dengan desain yang tidak membosankan serta menggunakan bahasa yang tidak terlalu formal sehingga dapat memotivasi peserta didik dalam membaca dan mempelajarinya. Pada penerapan aksi ini, penulis mengintegrasikan Technology, Pedagogy, Content Knowladge (TPACK). Penulis menggunakan Learning Management System (LMS) Moodle Elsmansa dalam menyediaan kebutuhan Bahan Ajar dan Tugas Tindak Lanjut bagi peserta didik. Peserta didik cukup mengakses kursus penulis di LMS Moodle Elsmansa, maka peserta didik dapat dengan mudah mendapatkan Bahan Ajar buatan penulis. Peserta didik dapat mengerjakan Tugas Tindak Lanjut juga pada LMS tersebut. Setelah perangkat pembelajaran siap dan sudah terintegrasi dengan LMS Moodle, praktik dilaksanakan pada hari Kamis, 27 Oktober 2022 di Kelas XI MIPA 4 berjumlah 36 anak. D. Siapa saja yang terlibat? Yang terlibat dalam aksi/praktik ini tentunya saya sendiri (Berlian Mangestuti, S.Pd.), siswa- siswa kelas XI MIPA 4 SMAN 1 Purbalingga, tim kameramen (Ibu Yuliani Dwi Lestari, S.Pd., dan Ibu Hesti Riani Salasati, S.Pd.), Bapak Kepala Sekolah dan Ibu Waka Kurikulum yang memberikan izin pelaksanaan Praktik baik tersebut serta Ibu Rina Masriyani, S.Pd., Bapak Arif Darmawan, S.Pd., dan Bapak Fatih Nahji, S.Pd. yang rela menyumbangkan jam mengajarnya untuk terlaksananya praktik/aksi tersebut. E. Apa saja sumber daya atau materi yang diperlukan untuk melaksanakan strategi ini? Sumber daya yang diperlukan adalah LMS Moodle Elsmansa, Bahan Ajar dan LKP berorientasi PBL dan berbasis kontekstual, Instrumen Penilaian (tugas tindak lanjut pada LMS Moodle Elsmansa), Handycam, Tripot, LCD Proyektor, Laptop, Jekroll, dan Handphone. Refleksi Hasil dan dampak Dampak dari aksi tersebut adalah peserta Bagaimana dampak dari aksi didik dapat meningkatkan motivasi belajar dari Langkah-langkah yang sekaligus meningkatkan kemampuan berpikir dilakukan? Apakah hasilnya kritis mereka. Terlihat dari munculnya pertanyaan- efektif? Atau tidak efektif? pertanyaan dari peserta didik, respon peserta didik Mengapa? Bagaimana respon yang cukup baik dalam proses pembelajaran, orang lain terkait dengan peserta didik menunjukan antusisme dalam strategi yang dilakukan, Apa pembelajaran khususnya saat melakukan diskusi. yang menjadi faktor Hal ini ditunjukkan oleh hasil Penilaian keberhasilan atau pengetahuan juga menunjukkan hasil yang selaras ketidakberhasilan dari dengan peningkatan motivasi belajar di mana strategi yang dilakukan? Apa hanya 17% peserta didik yang mengalami remedial pembelajaran dari untuk tugas tindak lanjut. keseluruhan proses tersebut Hasil dari aksi tersebut efektif digunakan untuk meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Hal tersebut dapat dilihat dari kelas yang diberikan aksi yaitu kelas XI MIPA 4 dimana kelas tersebut bukan merupakan kelas unggulan di SMAN 1 Purbalingga, namun kelas tersebut dapat mengerjakan soal Barisan dan Deret pada Penilaian Akhir Semester (PAS) dengan persentase benar yang lebih besar dibandingkan kelas yang tidak diberikan aksi. Tentunya hasil tersebut menunjukkan adanya peningkatan motivasi belajar peserta didik karena motivasi dan hasil belajar merupakan dua hal yang saling terkait satu sama lain. Menurut pendapat Ibu Yuliani Dwi Lestari, S.Pd. (kameramen) anak-anak cukup antusias dan aktif dalam kegiatan pembelajaran. Menurut Ibu Hesti Riani Salasati, S.Pd. (kameramen) anak memiliki pertanyaan-pertanyaan yang cukup kritis saat aksi berlangsung. Yang menjadi faktor keberhasilan adalah tersedianya Bahan Ajar dan LKPD berorientasi PBL dan berbasis kontekstual, adanya motivasi di awal pembelajaran melalui penyampaian manfaat pembelajaran yang dikaitkan dengan permasalahan yang sedang berkembang dalam masyarakat saat ini. Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning yang terbukti melibatkan peserta didik aktif dalam proses pembelajaran dan dengan sintaknya yang orientasi peserta didik pada masalah benar-benar melatih dan menuntut peserta didik untuk berfikir kritis menemukan dan memecahkan permasalahan yang telah disediakan yang sangat sesuai dengan tuntutan pembelajaran pada Abad 21 ini. Yang menjadi faktor ketidakberhasilan pembuatan video aksi adalah kurangnya persiapan dan koordinasi yang matang serta tidak menggunakan tim IT yang berpengalaman. Penulis hanya menggunakan bantuan tim IT dari unsur guru yang sedang sama-sama mengikuti program PPG Dalam Jabatan. Hal ini mengakibatkan hasil rekaman video aksi yang kurang maksimal baik dari segi pencahayaan, pengambilan video juga pergerakan videonya karena kurangnya pengalaman dari tim dan penulis. Pembelajaran dari keseluruhan proses adalah perlu adanya persiapan yang matang dan bantuan dari pihak lain untuk dapat menghasilkan aksi yang sesuai harapan. Tidak ada usaha yang mengkhianti hasil, maka bekerjakeraslah untuk hasil yang optimal.