penutur/penulisnya secara tepat sehingga dapat dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat. Syarat Kalimat Efektif 1. kesatuan gagasan 2. kepaduan unsur 3. keparalelan bentuk 4. ketepatan makna 5. kehematan kata 6. kelogisan bahasa Kesatuan Gagasan Adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat. Contoh kalimat yang tidak jelas gagasannya: 1. Dalam pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. (salah memakai kata depan dalam sehingga gagasan kalimat menjadi kacau) 2. Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. (tidak jelas siapa yang memberi pengarahan) Contoh kalimat yang jelas kesatuan gagasannya: 1. Pembangunan sangat berkaitan dengan stabilitas politik. 2. Berdasarkan agenda, sekretaris manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. 3. Berdasarkan agenda sekretaris, manajer personalia akan memberi pengarahan kepada pegawai baru. Kepaduan Unsur (Koherensi) Adl hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentuk kalimat Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren: 1. kepada setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. 2. Saya punya rumah baru saja diperbaiki. Contoh kalimat yang unsur-unsurnya koheren: 1. Setiap pengendara mobil di kota Jakarta harus memiliki surat izin mengemudi. 2. Rumah saya baru saja diperbaiki. Keparalelan Bentuk Adalah terdapatnya unsur-unsur yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai dalam kalimat. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang salah: 1. kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-buku diberi label. 2. demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih. Contoh kesejajaran atau paralelisme yang benar: 1. kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan pelabelan buku. 2. Demikianlah agar Ibu maklum, dan atas perhatian Ibu, saya ucapkan terima kasih Ketegasan Makna Adalah perlakuan khusus menonjolkan bagian kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan. Ada beberapa cara yang dapat dipakai untuk memberi perlakuan khusus pada kalimat: 1. meletakkan kata yang ditonjolkan itu di awal kalimat; 2. melakukan pengulangan kata (repetisi); 3. melakukan pertentangan kata terhadap ide yang ditonjolkan; 4. menggunakan partikel penekan (penegas). Contoh 1. penekanan dengan menempatkan kata yang ditonjolkan pada awal kalimat: a. Pada bulan Desember kita ujian akhir semester. (bukan akhir November) b. Ujian akhir semester kita tempuh pada bulan Desember (bukan ujian tengah semester) 2. Penekanan dengan pengulangan kata: a. Saya senang melihat panorama alam yang indah; saya senang melihat lukisan yang indah; dan saya juga senang melihat hasil seni ukir yang indah. b. Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi; kita tidak suka ditipu; kita tidak suka dibodohi. Contoh 3. Pertentangan kata terhadap ide yang ditonjolkan: a. Penduduk desa itu tidak menghendaki bantuan yang bersifat sementara, tetapi bantuan yang bersifat permanen. 4. Penekanan dengan menggunakan partikel penegas: a. Hendak pulang pun hari sudah gelap dan hujan pula. b. Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu. Kehematan Kata Adalah menghindari pemakaian kata, frasa, atau unsur lain yang idak perlu. Contoh Kalimat yang tidak hemat kata: 1. manajer itu dengan segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan direkturnya. 2. Agar supaya Anda dapat memperoleh nilai ujian yang memuaskan, Anda harus belajar dengan sebaik-baiknya. Contoh kalimat yang hemat kata; 1. manajer itu dengan segera mengubah rencana setelah bertemu direkturnya. 2. Agar Anda memperoleh nilai ujian yang memuaskan, belajarlah baik-baik. Kelogisan Bahasa Adalah ide kalimat dapat diterima oleh akal sehat. Contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa: 1. Kambing sangat senang bermain hujan. 2. karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki.