Anda di halaman 1dari 3

‫ْالَحْم ُد ِهَّلِل اَّلِذ ْي َأْر َسَل َر ُسْو َلُه ِباْلُهَدى َو ِد ْيِن اْلَح ِّق ِلُيْظ ِهَر ُه َع َلى الِّدْيِن

ُك ِّلِه َو َكَفى ِباِهَّلل َش ِهْيًدا َأْش َهُد َأْن َالِإلَه‬


، ‫ِإَّالُهَّللا َو ْح َد ُه َالَش ِر ْيَك َلُه وَأْش َهُد َأَّن ُمَحَّم ًدا َع ْبُد ُه َو َر ُسْو ُلُه الَّلُهَّم َص ِّل َع َلى ُمَح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َأْص َح اِبِه َأْج َم ِع ْيَن‬
‫ َيآَأُّيَها اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنْو ا اَّتُقْو ا‬: ‫ َفَيا ِعَباَد ِهَّللا ُأْو ِص ْيُك ْم َو َنْفِس ْي ِبَتْقَو ى ِهَّللا َو َقاَل ُهَّللا َتَع اَلى ِفْي ِكَتاِبِه اْلَك ِر ْيِم‬:‫َأَّم ا َبْعُد‬
‫ ِاَّتِق َهَّللا َح ْيُثَم ا ُكْنَت َو َأْتِبِع‬: ‫ َو َقاَل الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬، ‫َهَّللا َح َّق ُتَقاِتِه َو َال َتُم ْو ُتَّن ِإَّال َو َأْنُتْم ُم ْس ِلُم ْو َن‬
‫الَّسِّيَئَة اْلَح َس َنَة َتْم ُح َها َو َخ اِلِق الَّناَس ِبُخ ُلٍق َحَس ٍن‬.

Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah

Marilah kita panjatkan puji dan rasa syukur kepada Allah Subhānahū wa Ta’ālā
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia, sehingga kita dapat menjalani
kehidupan ini dengan penuh keridhaan-Nya. Shalawat dan salam semoga tetap
dilimpahkan kepada Baginda Rasulullah Muhammad Ṣallāallāhu ‘alaihi wa
Sallam, keluarga dan para sahabat serta pengikutnya hingga Hari Akhir nanti.

Jama’ah Sholat Jum’at yang Berbahagia


Kehidupan niscaya akan selalu mengalami perubahan dan dinamisasi suatu
zaman. Tanpa terkecuali semua akan mengalami atau bahkan merasakan setiap
detak nadi kehidupan yang akan terus melaju. Manusia sebagai makhluk yang
telah diberikan petunjuk oleh Allah SWT setidaknya mampu untuk
megoptimalisasikan anugerah hidup ini salah satunya adalah waktu.
Sudah banyak dari kita semua yang telah familiar dan hafal tentang salah satu
firman Allah SWT yaitu surat al’Ashr ayat 1-3:
‫َو اْلَع ْص ِر ِإَّن اإْل ْنَس اَن َلِفْي ُخ ْس ٍر ِإَّال اَّلِذ ْيَن َء اَم ُنْو ا َو َع ِم ُلْو ا الَّصاِلَح اِت َو َتَو اَص ْو ا ِباْلَح ِّق َو َتَو اَص ْو ا ِبالَّصْبِر‬
Artinya:
Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian, kecuali
orang-orang yang beriman, beramal salih, dan saling nasihat-
menasihati dalam kebenaran dan kesabaran. (Q.S. al-‘Ashr: 1-3)
Maasyiral muslim yang dirahmati Allah
Ayat tersebut sebenarnya memberikan pemahaman dan ajaran yang
utuh bagi manusia tentang rumusan untuk memaknai waktu. Tidak
hanya itu ayat tersebut juga menanamkan motivasi yang kuat untuk
berbuat lebih (bermanfaat) dalam urusan kehidupan sehari-hari. Ketika
seorang manusia lalai terhadap urusannya dalam waktu sekian detik
saja maka hal tersebut tidak mungkin dapat diulang kembali dengan
situasi dan kondisi yang sama sepertinya sebelumnya. Banyak dari kita
yang mungkin belum menyadari akan hakikat sesuatu yang sebelumnya terasa
lapang dan mudah kemudian dengan sekejap berubah menjadi sulit dan rumit.
Masa-masa muda yang saat itu dirasakan begitu lama tetapi kemudian tanpa
disadari telah cepat menjadi masa tua. Kondisi ekonomi yang tengah
meningkat (kaya) bisa jadi dalam waktu yang relatif singkat menjadi terpuruk
(miskin) begitu pula sebaliknya. Hal-hal demikian justru membuat kita tidak
memahami akan pentingnya berbuat yang lebih manfaat saat kita bisa berbuat
hal itu sebelum datangnya keadaan yang tidak bisa memungkinkan kita untuk
berbuat yang lebih optimal.
Hadirin sekalian yang berbahagia,
Rasulullah SAW pernah bersabda:
‫ اْغ َتِنْم َخ ْم ًسا َقْبَل َخ ْم ٍس َش َباَبَك َقْبَل َهَر ِم َك‬:‫َقاَل َر ُسْو ُل الَّلِه َص َّلى الَّلُه َع َلْيِه َو َس َّلَم ِلَر ُج ٍل َو ُهَو َيِع ُظُه‬
‫َو ِص َّحَتَك َقْبَل َس َقِم َك َو ِغ َناَك َقْبَل َفْقِر َك َو َفَر اَغ َك َقْبَل َش ْغ ِلَك َو َح َياَتَك َقْبَل َم ْو ِتَك‬
Artinya:
Telah bersabda Rasulullah SAW: pergunakanlah pergunakanlah lima
kesenpatan sebelum lima kesempitan, masa mudamu sebelum masa tuamu,
dan masa sehatmu sebelum masa sakitmu,dan masa kayamu sebelum masa
miskinmu, dan masa sempatmu sebelum masa sempitmu, dan masa hidupmu
sebelum masa matimu. (HR. Al-Baihaqi).
Pesan dari Nabi Muhammad SAW begitu mendalam jika dapat dikaji secara
menyeluruh. Maka inti apa yang telah dituntunkan oleh Nabi Muhammad
SAW adalah sebagai seorang muslim harus mengerti benar keadaan dirinya,
maka dengan itu ia akan selalu berupaya untuk melakukan yang terbaik hal
sekecil apapun dalam hidupnya. Implikasi dari kesadaran diri untuk berbuat
yang terbaik akhirnya berada pada sabda Rasulullah SAW yaitu
‫ ِم ْن ُحْس ِن ِإْس َالِم اْلَم ْر ِء َتْر ُك ُه‬: ‫ َقاَل َر ُسْو ُل اللِه َص َّلى اللُه َع َلْيِه َو َس َّلَم‬: ‫َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َر ِض َي اللُه َع ْنُه َقاَل‬
)‫َم ا َال َيْع ِنْيِه (َر َو اُه الِّتْر ِمِذ ي‬
Artinya:
Dari Abu Hurairah r.a. berkata: telah bersabda Rasulullah SAW: di antara
tanda bagusnya Islam seseorang adalah ia meninggalkan segala sesuatu yang
tidak bermanfaat baginya. (HR. Tirmidzi) Jama’ah Sholat Jum’at yang
Berbahagia Esensi dari seorang muslim yang menghargai waktu justru
terletak pada cara ia dalam menggunakan waktu untuk aktivitas sehari-hari,
apakah lebih banyak dipergunakan untuk kemanfaatan dan kebaikan ataukah
dipergunakan untuk hal-hal yang merugikan dirinya dan orang lain.Perlu
diingat pula jika waktu telah sampai di penghujung hidup, maka kita tidak juga
mampu memutar kembali. Untuk itulah jika kebaikan yang tidak ditebarkan
lantas apakah kita terlena dengan sesuatu yang menjerumuskan ke dalam api
neraka, karena sesungguhnya akhir yang baik ialah dalam keadaan khusnul
khatimah.
Hadirin jama’ah solat Jumat yg dirahmati allah
Allah SWT berfirman:
‫َو ِلُك ِّل ُأَّمٍة َأَج ٌل َفِإَذ ا َج اَء َأَج ُلُهْم اَل َيْسَتْأِخ ُرْو َن َس اَع ًة َو اَل َيْسَتْقِدُم ْو َن‬
Artinya:
Dan setiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Apabila ajalnya tiba
mereka tidak dapat meminta penundaan atau percepatan sesaat pun.
(Q.S. al-A’raf: 34).
Setiap manusia pasti memiliki batas waktu kehidupannya, adanya awal
ataupun akhir selalu terkait dengan manusia. Keberadaan manusia
tentu dimulai ketika ia dilahirkan hingga pada akhirnya menua dan
memenuhi panggilan Allah SWT. Hal ini adalah sudah pasti tidak
mungkin kita mampu untuk mengulurkan atau mempersingkatkan
waktu sedikitpun. Justru sebagai hamba yang beriman kita diberikan
solusi melalui spiritualitas al-‘Ashr yaitu memiliki etos displin waktu
dalam berbuat sesuatu yang terbaik dan bermanfaat.
Pada hakikatnya muslim sejati adalah seseorang yang mampu
memanfaatkan waktu secara cerdas untuk kepentingan kemaslahatan
dan ditujukan dalam rangka untuk beribadah kepada Allah SWT
meskipun itu dalam keadaan Bahagia ataupun susah, sakit ataupun
sembuh, tua maupun muda, miskin atau kaya, dan lain sebagainya
hingga ia mampu memahami bahwa hidup ini adalah anugerah dan
keberkahan yang sangat layak untuk dihargai.
‫َب اَر َك الَّلُه ِلْي َو َلُك ْم ِفْي اْل ُقْر آِن اْل َع ِظ ْي ِم َو َنَف َع ِنْي َو ِإَّياُك ْم ِبَم ا ِفْيِه ِمَن ْاَألَياِت َو ِذ ْك ِر اْل َح ِكْي ِم َو َتَق َّب َل ِم ِّن ْي َو ِم ْنُك ْم‬
‫ِتَالَو ُت ُه ِإَّن ُه ُه َو الَّس ِمْيُع اْل َع ِلْي ُم َو ُقْل َّر ِّب اْغ ِفْر َو اْر َح ْم َو َأْن َت َخ ْيُر الَّر اِحِمْي َن‬

Anda mungkin juga menyukai