Anda di halaman 1dari 31

QUIZ SKA UAS

1. Penggantian peralatan pada periode tertentu


termasuk dalam kelompok biaya operasional 7. Perhitungan titik impas atau break even point
*FALSE* (biaya investasi harusnya keknya) digunakan untuk :
2. Pada kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan a. Menentukan harga jual produk
gurami induk ikan gurame merupakan Biaya b. Menghitung biaya variabel per unit
variabel sebab induk ikan gurame digunakan minimal
sebagai penghasil telur ikan yang menjadi larva c. Menghitung besarnya keuntungan
*TRUE* (sama kek biaya bahan baku gasi??) minimal
3. Kelemahan dalam penggunaan kriteria Payback d. Menghitung penjualan minimal dari
period adalah sulit menentukan periode Payback aktivitas usaha → ada di ppt
maksimum yang disyaratkan *TRUE* (ada di ppt) 8. Salvage value dalam cash flow merupakan :
4. untuk menghitung nilai net b/c dapat dilakukan a. Nilai yang menjadi komponen outflow
dengan cara : b. Akumulasi pengurangan nilai suatu
a. Menjumlahkan nilai present value net benefit investasi yang dipergunakan dalam
tiap tahun usaha
b. Mencari nilai rasio antara total benefit dengan c. Nilai sisa dari alat investasi yang
total costnya nilainya dipengaruhi oleh
c. Mencari nilai rasio jumlah present value depresiasinya
yang bernilai positif dengan jumlah present d. Komponen yang mengurangi
value yang bernilai negatif (ppt) penerimaan
d. Mencari nilai rasio jumlah present value benefit 9. Perhitungan kriteria investasi untuk nilai NPV
dengan jumlah present value cost dan IRR didasarkan pada nilai :
5. Cash flow dalam studi kelayakan usaha agribisnis a. Total outflow
diperlukan dalam kepentingan yang tercantum di b. Total benefit
bawah ini kecuali : c. Selisih total inflow dengan total outflow
a. Menunjukkan sumber-sumber kas dan d. Total cost
penggunaan-penggunaannya 10. Jika modal yang dipergunakan untuk
b. Menilai posisi saldo kas akhir dari kegiatan melakukan kegiatan usaha berasal dari modal
operasional setiap periode→ bukan menilai pinjaman maka penetapan discount rate
c. Menilai kelayakan investasi dari kegiatan berdasarkan pada :
agribisnis a. Suku bunga deposito
d. Melihat aktivitas yang berlangsung dalam b. Suku bunga opportunity cost
usaha c. Suku bunga pinjaman
6. Yang bukan merupakan hal-hal yang harus d. Suku buka tabungan
diperhatikan di dalam menyusun kegiatan suatu e. eh dibawahhhh
usaha adalah :
a. Kemampuan dalam melaksanakan usaha
b. Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil yang
terlalu besar dan lama akibat adanya usaha
c. Usahakan investasi dapat tersebar dalam
beberapa tahun
d. Pengeluaran investasi modal harus besar
pada tahun pertama usaha sehingga tahun
berikutnya tidak ada lagi investasi yang
berarti → gaada di ppt jawabannya
SOAL UAS TAHUN LALU 9. Salah satu komponen manfaat dan biaya
1. Penyusunan cash flow sangat dipengaruhi oleh pada usaha budidaya komoditas pertanian
jenis usana itu sendiri serta keadaan kesiapan yang sering mengalami perubahan adalah
dimulainya suatu usana = T harga output. Faktor yang mengakibatkan
2. Yang bukan merupakan hal-hal yang harus perubahan harga output tersebut adalah :
diperhatikan di dalam menyusun kegiatan suatu a. Perubahan harga input
usaha adalah : b. Perubahan posisi supply dan demand di
a. Pengeluaran investasi modal harus besar pada pasar *
tahun pertama usaha sehingga di tahun c. Perubahan jumlah input yang dibutunkan
berikutnya tidak ada lagi investasi yang berarti * d. Kesalahan perhitungan penetapan biaya
b. Usahakan investasi dapat disebar dalam produksi
beberapa tahun 10. Seorang petani akan merencanakan akan
c. Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil yang menanamkan modalnya untuk kegiatan
terlalu besar & lama akibat adanya suatu usaha usahatani lada. Usaha ini diperkirakan
d. Kemampuan dalam melaksanakan usaha berumur 6 tahun. Besarnya biaya investasi
3. Jika pada kegiatan suatu usaha diperoleh pinjaman pada awal memulai usaha sebesar Rp 20
dari lembaga keuangan maka komponen yang akan juta/hektar, sementara lada baru
muncul pada cash flow adalah total angsuran menghasilkan pada tahun ke-3 sampai ke-6.
pinjaman yang dicantumkan sebagai pengurang Biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun
keuntungan = T pertama Rp 7.500.000 sedangkan pada tahun
4. Analisis sensitivitas pada studi kelayakan usaha ke-2 sampal ke-6 sebesar Rp 6.250.000 per
dilakukan dengan tujuan : tahun. Hasil produksi setiap tahun adalah
a. Menilai kelayakan finansial dari suatu usaha sama yaitu Rp 21.500.000. Pada tingkat suku
b. Menganalisis respon dari adanya perubahan bunga 10% tentukan Net B/C
yang terjadi pada suatu terhadap kondisi a. 2,28 *
kelayakan usaha tersebut* b. 1,18
c. Meninjau ulang design usaha yg direncanakan c. 2,47
d. Mengetahui perbandingan antara manfaat dan d. 1,28 ?
biaya dari kegiatan usaha 11. Penyusunan cash flow sangat dipengaruhi
5. Analisis switching value merupakan suatu analisis oleh jenis usaha itu sendiri serta keadaan
yang memberikan gambaran mengenai perubahan kesiapan dimulainya suatu usaha = T
komponen cash flow mana yang sensitif terhadap 12. Dalam analisis switching value dilakukan
kelayakan usaha = F perhitungan terhadap perubahan maksimum
6. Laporan laba/rugi merupakan ringkasan jenis pada suatu komponen cash flow yang mash
kegiatan suatu usaha yang berupa beban produksi dapat ditolerir yang ditunjukkan dengan nilai
untuk mendapatkan barang/jasa yg akan dijual = F NPV=0 = T
7. Keterlambatan pelaksanaan usaha biasanya terjadi 13. Analisis switching value merupakan suatu
karena terlambat dalam pemesanan/penerimaan analisis yang memberikan gambaran
alat baru serta adanya masalah administrasi yang mengenai perubahan komponen cash flow
tidak terhindarkan = T mana yang sensitif trhdp kelayakan usaha = T
8. Jika kegiatan usaha mempunyai nilai Net B/C lebih 14. Biaya yang tidak dihitung secara langsung
besar dari 1 maka usaha dinyatakan layak untuk dalam cash flow adalah:
dilaksanakan sebab untuk menghitung nilai Net B/C a. Pajak atas tanah dan bangunan yang
diperoleh dari jumlah Present Value Net Benefit tiap dipakai dalam usaha
tahun yang bernilai positif dibagi dengan jumlah b. Biaya pemeliharaan
Present Value Net Benefit tiap tahun yang bernilai c. Biaya tak terduga*
negatif = T d. Pajak penghasilan badan usaha
15. Penggantian peralatan pada periode tertentu 21. Penggantian peralatan pada periode tertentu
termasuk dalam kelompok biaya operasional = F termasuk dlm kelompok biaya operasional = F
16. Nilai sewa yang dimasukkan sebagai komponen 22. Dalam menentukan nilai persentase
penerimaan dalam cash flow adalah : perubahan suatu komponen cash flow untuk
a. Uang sewa yang dibayarkan pada pemilk lahan melakukan analisis sensitivitas diperoleh
b. Penerimaan yang diperoleh dari penyewaan dengan cara :
green house yang tidak dipakai kepada pihak a. Mencari nilai perubahan terbesar pada
lain * suatu komponen tertentu
c. Sisa bahan baku yang tidak habis pada satu b. Mencoba-coba berbagai nilai perubahan
periode c. Melakukan perkiraan sendini
d. Sewa bangunan tempat usaha d. Menghitung perubahan rata-rata pada
17. Salvage value dalam cash flow merupakan : suatu komponen berdasarkan fakta yang
a. Nilai sisa dari alat investasi yang nilainya diperoleh dilapang*
dipengaruhi oleh depresiasinya* 23. Seorang petani akan merencanakan akan
b. Komponen yang mengurangi penerimaan menanamkan modainya untuk kegiatan
c. Nilai yang menjadi komponen outflow usahatani lada. Usaha ini diperkirakan
d. Akumulasi pengurangan nilai suatu investasi berumur 6 tahun. Besarnya biaya investasi
yang dipergunakan dalam usaha pada awal memulal usaha sebesar Rp 20
18. Cash flow dalam studi kelayakan usaha agribisnis juta/hektar, sementara lada baru
diperlukan dalam kepentingan yang tercantum di menghasilkan pada tahun ke-3 sampai ke-6.
bawah ini kecuali: Biaya produksi yang dikeluarkan pada tahun
a. melihat perolehan keuntungan dari aktivitas pertama Rp 7.500.000 sedangkan pada tahun
yang berlangsung dalam usaha ke-2 sampai ke-6 sebesar Rp 6.250.000 per
b. melihat posisi saldo kas akhir dari kegiatan tahun. Hasil produksi setiap tahun adalah
operasional setiap periode* sama yaitu Rp 21.500.000. Pada tingkat suku
c. menunjukkan sumber-sumber kas dan bunga 10% tentukan NPV ! (9.785.494)
penggunaan-penggunaannya a. 9,375 juta
d. menilai kelayakan investasi dari kegiatan b. 8,475 juta
agribisnis c. 8,575 juta
19. Komponen yang terdapat dalam cash flow namun d. 9,475 juta*
perhitungannya berdasarkan laporan Laba Rugi 24. Internal Rate of Return menggambarkan
adalah : seberapa besar pengembalian usaha
a. Pajak Penghasilan Badan Usaha* terhadap investasi yang ditanamkan = F
b. Pajak Bumi Bangunan 25. Yang bukan merupakan hal-hal yang harus
c. Beban bunga pinjaman diperhatikan di dalam menyusun kegiatan
d. Beban Penyusutan Bangunan suatu usaha adalah :
20. Analisis sensitivitas pada studi kelayakan usaha a. Pengeluaran investasi modal harus besar
dilakukan dengan tujuan pada tahun pertama usaha shingga di
a. Menganalisis respon dari adanya perubahan tahun berikutnya tidak ada lagi investasi
yang terjadi pada suatu terhadap kondisi yang berarti*
kelayakan usaha tersebt * b. Usahakan investasi dapat disebar dalam
b. Mengetahui perbandingan antara manfaat dan beberapa tahun
biaya dari kegiatan usaha c. Kemampuan dalam melaksanakan usaha
c. Menilai kelayakan finansial dari suatu usaha d. Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil
d. Meninjau ulang design usaha yang yang terlalu besar dan lama akibat adanya
direncanakan suatu usaha.
.
27. Jika modal yang dipergunakan untuk melakukan 33. Penyusunan cash flow sangat dipengaruhi
kegiatan usaha berasal dari modal pinjaman maka oleh jenis usaha itu sendiri serta keadaan
penetapan discount rate didasarkan pada : kesiapan dimulainya suatu usaha = T
a. Suku bunga tabungan
b. Suku bunga deposito
c. Social opportunity cost
d. Suku bunga pinjaman* 34. Dalam perhitungan BEP sangat
28. Nilai sewa yang dimasukkan sebagai komponen dipengaruhi oleh besarnya biaya tetap
penenimaan dalam cash flow adalah: dalam kegiatan usaha dan besarnya biaya
a. Sisa bahan baku yg tidak habis pd satu periode total per unit = F
b. Uang sewa yang dibayarkan pada perillik lahan 35.
c. Sewa bangunan tempat usaha 36. Yang bukan merupakan hal-hal yang harus
d. Penerimaan yang diperoleh dari penyewaan diperhatikan di dalam menyusun kegiatan
green house yang tidak dipakai kpd pihak lain* suatu usaha adalah:
29. Untuk menghitung nilai Net B/C dapat dilakukan 37. Time left 0:01:00|
dengan cara 38. • A. Menjaga jangan terjadi kekosongan
a. Mencari nilai rasio antara total benefit dengan hasil yang terlalu besar dan lama akibat
total costnya adanya suatu usaha.
b. Mencari nilai rasio jumlah present value benefit 39. • B. Usahakan investasi dapat disebar
dengan jumlah present value cost dalam beberapa tahun
c. Mencari nilai rasio jumlah present value yang 40. • C. A.
bernial positif dengan jumlah present value 41. Kemampuan dalam melaksanakan usaha
yang bernilai negatif* 42. • D. Pengeluaran investasi modal harus
d. Menjumlahkan nilai present value net benefit besar pada tahun pertama usaha shingga
tiap tahun di tahun berikutnya tidak ada laqi investasi
30. Jika pada kegiatan suatu usaha diperoleh pinjaman vana berarti*
dari lembaga keuangan maka komponen yang akan
muncul pada cash flow adalah total angsuran Dalam analisis switching value dilakukan
pinjaman yang dicantumkan sebagal pengurang perhitungan terhadap perubahan maksimum pada
keuntungan = T suatu komponen cash flow yang mash dapat
31. Jika kegiatan usaha mempunyai nilai Net B/C lebih ditolerir yang ditunjukkan dengan nilai NPV=0 = T
besar dari 1 maka usaha dinyatakan layak untuk Keterlambatan pelaksanaan usaha biasanya terjadi
dilaksanakan sebab untuk menghitung nilai Net B/C karena terlambat dalam pemesanan/penerimaan
diperoleh dari jumlah Present Value Net Benefit tiap alat baru serta adanya masalah administrasi yang
tahun yang bernilai positif dibagi dengan jumlah tidak terhindarkan = T
Present Value Net Benefit tiap tahun yg bernilai = T Keterlambatan pelaksanaan usaha biasanya terjadi
32. Untuk menghitung nilai Net B/C dapat dilakukan karena terlambat dalam pemesanan/penerimaan
dengan cara : alat baru serta adanya masalah administrasi yang
a. Mencari nilai rasio antara total benefit dengan tidak terhindarkan = T
total costnya
b. Mencari nilai rasio jumlah present value benefit
dengan jumlah present value cost 47. Salvage value dalam cash flow merupakan :
c. Menjumlahkan nilai present value net benefit a. Nilai sisa dari alat investasi yang nilainya
tiap tahun dipengaruhi oleh depresiasinya*
d. Mencari nilai rasio jumlah present value yang b. Akumulasi pengurangan nilai suatu
bernila positif dengan jumlah present value investasi yang dipergunakan dalam
yang bernilai negatif * usaha
c. Komponen yang mengurangi penerimaan a. menunjukkan sumber-sumber kas dan
d. Nilai yang menjadi komponen outflow penggunaan-penggunaannya
48. Incremental net benefit dalam penyusunan b. melihat posisi saldo kas akhir dari kegiatan
cash flow merupakan : operasional setiap periode
a. Nilai yang menggambarkan tambahan c. menilai kelayakan investasi dari kegiatan
keuntungan dari penggunaan teknologi agribisnis
baru d. melihat perolehan keuntungan dari aktivitas
b. Selish manfaat yang diperoleh dari yang berlangsung dalam usaha*
kegiatan usaha yang akan dijalankan Perhitungan titik impas (break even point)
sesual rencana dengan manfaat yang digunakan untuk:
diperoleh dari kegiatan sebelum adanya a. Menentukan harga jual produk
perencanaan usaha b. Menghitung biaya variabel per unit minimal
c. Selisih manfaat bersih yang diperoleh dari c. Menghitung besarnya keuntungan minimal
kegiatan usaha yang akan dijalankan d. Menghitung penjualan minimal dari aktivitas
sesuai rencana dengan manfaat bersih usaha*
yang diperoleh dari kegiatan sebelum Laporan laba/rugi merupakan ringkasan jenis
adanya perencanaan usaha* kegiatan suatu usaha yang berupa beban produksi
d. Nilai yang digunakan untuk menilai untuk mendapatkan barang atau jasa yang akan
kelayakan dijual = F
49. Perhitungan titik impas (break even point) Analisis switching value merupakan suatu analisis
digunakan untuk: yang memberikan gambaran mengenai perubahan
a. Menghitung biaya variabel per unit komponen cash flow mana yang sensitif terhadap
minimal kelayakan usaha = F
b. Menentukan harga jual produk* Perhitungan titik impas (break even point)
c. Menghitung besarya keuntungan minimal digunakan untuk:
d. Menghitung penjualan minimal dari a. Menentukan harga jual produk
aktivitas usaha b. Menghitung biaya variabel per unit minimal
50. Pada kegiatan usaha budidaya pembenihan c. Menghitung besarnya keuntungan minimal
ikan aurame. induk ikan gurame merupakan d. Menghitung penjualan minimal dari aktivitas
biaya variabel…gurame digunakan sebagai usaha
penghasil telur ikan yang akan menjadi larva Analisis switching value merupakan suatu analisis
ikan = F yang memberikan gambaran mengenai perubahan
51. Laporan laba/rugi merupakan ringkasan jenis komponen cash flow mana yang sensitif terhadap
kegiatan suatu usaha yang berupa beban kelayakan usaha = F
produksi untuk mendapatkan barang atau jasa penggantian peralatan pada periode tertentu
yang akan dijual = F termasuk dalam kelompok biaya operasional = FF
52. Komponen biaya yang terdapat dalam Kelemahan dalam penggunaan kriteria Pay Back
Laporan Laba Rugi tetapi tidak dicantumkan Period adalah sulit menentukan periode payback
dalam Cash flow adalah : maksimum yang diisyaratkan = F
a. Biaya pemeliharaan alat dan mesin Analisis sensitivitas pada studi kelayakan usaha
b. Biaya penyusutan alat dan mesin * dilakukan dengan tujuan :
c. Biaya upah tenaga kerja tidak tetap Menilai kelayakan finansial dari suatu usaha
d. Beban bunga pinjaman Mengetahui perbandingan antara manfaat dan
53. Cash flow dalam studi kelayakan usaha agribisnis biaya dari kegiatan usaha
diperlukan dalam kepentingan yang tercantum di c. menganalisis respon dari adanya
bawah ini kecuali perubahan yang terjadi pada suatu
terhadap kelayakan usaha tersebut
d. Meninjau ulang desain usaha yana c. Menjumlahkan nilai present value
direncanakan net benefit tiap tahun
62. Jika pada kegiatan suatu usaha diperoleh d. Mencari nilai rasio jumlah present
pinjaman dari lembaga keuangan maka value yang bernila positif dengan
komponen yang akan muncul pada cash flow jumlah present value yang bernilai
adalah total angsuran pinjaman yang negatif *
dicantumnkan sebagai pengurang keuntungan Penyusunan cash flow sangat dipengaruhi oleh
= T? jenis usaha itu sendiri serta keadaan kesiapan
63. Internal Rate of Return menggambarkan dimulainya suatu usaha = T
seberapa besar pengembalian usaha Seorang petani akan merencanakan akan
terhadap investasi yang ditanamkan = F menanamkan modalnya untuk kegiatan usahd
64. Biaya yang tidak dihitung secara langsung Usaha ini diperkirakan berumur 6 tahun. Besarnya
dalam cash flow adalah : biaya investasi pada awal memulai usaha sebesar
a. Biaya tak terduga* Rp 20 juta/hektar, sementara lada baru
b. Pajak atas tanah dan bangunan yang menghasilkan pada tahun ke-3 sampai ke-6. Biaya
dipakai dalam usa produksi
c. Biaya pemeliharaan 71. yang dikeluarkan pada tahun pertama Rp
d. Pajak penghasilan badan usaha 7.500.000 sedangkan pada tahun ke-2
65. Biaya yang tidak dihitung secara langsung sampai ke-6 sebesar
dalam cash flow adalah :Biaya tak terduga 72. Rp 6.250.000 per tahun. Hasil produksi
Jika kegiatan usaha mempunyai nilai Net B/C setiap tahun adalah sama yaitu Rp
lebih besar dari 1 maka usaha dinyatakan 21.500.000. Pada tingkat
layak untuk dilaksanakan sebab untuk 73. suku bunga 10% tentukan Net B/C
menghitung nilai Net B/C diperoleh dari
jumlah Present Value Net Benefit tiap ahun Dalam perhitungan BEP sangat dipengaruhi oleh
yang bernilai positif dibagi dengan jumlah besarnya biaya tetap dalam kegiatan usaha dan
Present Value Net Benefit tiap tahun yang besarnya biaya total per unit = F
bernilai negatif T Yang bukan merupakan hal-hal yang harus
66. ,\ Penyusunan cash flow sangat dipengaruhi diperhatikan di dalam menyusun kegiatan suatu
oleh jenis usaha itu sendiri serta keadaan usaha adalah:
kesiapan dimulainya suatu usaha t a. Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil
67. Jika kegiatan usaha mempunyai nilai Net B/C yang terlalu besar dan lama akibat adanya
lebih besar dari 1 maka usaha dinyatakan suatu usaha.
layak untuk dilaksanakan sebab untuk b. Usahakan investasi dapat disebar dalam
menghitung nilai Net B/C diperoleh dari beberapa tahun
jumlah Present Value Net Benefit tiap tahun c. Kemampuan dalam melaksanakan usaha
yang bernilai positif dibagi dengan jumlah d. Pengeluaran investasi modal harus besar
Present Value Net Benefit tiap tahun yang pada tahun pertama usaha shingga di
bernilai = T tahun berikutnya tidak ada laqi investasi
68. Untuk menghitung nilai Net B/C dapat vana berarti*
dilakukan dengan cara :
a. Mencari nilai rasio antara total
benefit dengan total costnya
b. Mencari nilai rasio jumlah present
value benefit dengan jumlah
present value cost
ESSAY QUIZ SKA UAS
1. Seorang petani anak merencanakan akan
menanamkan modalnya untuk kegiatan usahatani ESSAY SKA TAHUN LALU
lada. Usahatani ini diperkirakan berumur 6 tahun. 1. Apa yang dimaksud dengan salvage value ?
Besarnya biaya investasi pada [ kosong ] usaha Berikan contoh bagaimana menghitung
sebesar Rp 20 juta/ha, sementara lada baru salvage value alat dan mesin yang
menghasilkan pada tahun ke-3 sampai ke-6. Biaya dipergunakan pada bisnis yang anda ketahui !
produksi yang dikeluarkan pada tahun pertama Rp Jawab: Salvage value merupakan nilai sisa
7,5 juta sedangkan pada tahun ke-2 sampai ke 6 dari barang investasi yang tidak habis dipakai
sebesar Rp 6,25 juta per tahun. Hasil produksi selama umur bisnis. Misal umur bisnis 5
setiap tahun adalah Rp 21,5 jt. Pada tingkat suku tahun, namun alat dan mesin memiliki umur
bunga 10%, tentukan : ekonomis 7 tahun dengan penyusutan 2
a. Npv = 9,785,494. Nilai npv > 0 maka bisnis juta/tahunnya. Maka salvage value nya adalah
layak untuk dilaksanakan. Sedangkan nilai NPV 2 juta dikali sisa umur ekonomis (2 tahun)
< 0 maka bisnis tidak layak untuk dilaksanakan. maka didapatkan salvage value sebesar 4 juta
Berdasarkan hasil NPV tersebut menunjukkan untuk alat dan mesin yang dimiliki
bahwa NPV > 0. Artinya usaha layak untuk 2. Awal tahun investasi dalam perhitungan umur
dilaksanakan bisnis seringkali digunakan tahun 0 atau tahun
1. Jelaskan penerapannya dengan
memberikan contoh !
Jawab: Perhitungan yang menggunakan
tahun ke 0 adalah ketika bisnis membutuhkan
b. Gross b/c = 1,210. Nilai gross b/c > 1 artinya waktu persiapan yang sangat panjang dan
bisnis layak untuk dijalankan. Sedangkan nilai biaya produksi yang tinggi, sedangkan tahun
gross b/c < 1 artinya bisnis tidak layak untuk ke-1 sebaliknya ketika bisnis sudah bisa
dijalankan. Berdasarkan hasil gross b/c menghasilkan penerimaan dan berproduksi
tersebut menunjukkan bahwa gross b/c > 1. maka menggunakan tahun ke-1.
Artinya usaha layak untuk dijalankan Penerapannya misal pada bisnis ayam petelur
menggunakan tahun 1 karena tidak
membutuhkan persiapan yang panjang.
3. Seringkali kelayakan investasi
mempergunakan prinsip biaya minimal (
”Least Cost Method”). Jelaskan prinsip
tersebut dan apa alasan metoda tersebut
c. Net b/c = 1,324. Nilai net b/c > 1 artinya bisnis dipergunakan !
layak untuk dijalankan. Sedangkan nilai gross Jawab: Prinsipnya adalah memilih alternatif
b/c < 1 artinya bisnis tidak layak untuk bisnis yang membutuhkan biaya terendah
dijalankan. Berdasarkan hasil net b/c tersebut dimana bisnis tidak bisa dijalankan secara
menunjukkan bahwa net b/c > 1. Artinya usaha bersamaan. Alasannya karena bisnis tidak
layak dijalankan dapat dijalankan bersamaan karena
d. Irr = 20% Artinya usaha layak dijalankan keterbatasan sumberdaya, atau keadaan.
karena nilai IRR lebih besar dari Discounted 4. Bagaimanakah pajak, subsidi dan bunga
Factor 10% diperlakukan dalam analisis kelayakan
e. Kesimpulan : Bisnis Layak untuk dilaksanakan. ekonomi ? Jelaskan !
Jawab: Pajak, subsidi, dan bunga tidak
diperhtungkan sebagai biaya dalam analisis
kelayakan ekonomi dikarenakan masyarakat
dan pemerintah memiliki hak atas ● Net B/C = 0.650 Net B/C < 1 ; Sehingga
sumberdaya yang digunakan oleh pebisnis bisnis tidak layak untuk dijalankan.
● IRR = - 0.012 IRR < DR (12%) ; Sehingga
bisnis tidak layak untuk dijalankan.
Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa bisnis
5. Apa beda analisis DRC dan PAM ? peternakan kambing perah Etawa tidak layak
Jawab: Analisis DRC merupakan indikator untuk dijalankan
keunggulan komparatif yang menunjukkan jumlah 7. Pada awal tahun 2022, sebuah perusahaan
sumberdaya domestik yang dapat dihemat untuk yang telah bergerak di bidang perkebunan
menghasilkan satu satuan devisa negara kelapa sawit merencanakan akan
sedangkan PAM adalah alat analisis yang memperluas kebunnya dengan membuka
digunakan untuk melihat analisis intervensi lahan hutan yang sudah tidak produktif lagi di
pemerintah dan dampaknya terhadap sistem Wilayah Provinsi Banten. Dalam
komoditas. pembukaannya terdapat 2 alternatif pilihan
6. CV MY FARM merupakan perusahaan yang teknologi yaitu cara tradisional (manual) dan
bergerak di bidang peternakan. Tahun 2022, cara modern (mesin).Pelaksanaan
perusahaan berencana untuk mendirikan pembukaan lahan perkebunan akan
peternakan kambing perah Etawa. Umur ekonomis dilaksanakan dalam waktu 4 tahun, adapun
kandang sebagai investasi terbesar adalah 7 tahun. pembiayaan yang direncanakan dikeluarkan
Besarnya biaya investasi pada awal memulai usaha untuk kedua metode tersebut sebagai berikut
sebesar Rp 78.000.000. Biaya produksi yang
dikeluarkan pada tahun pertama sebesar Rp
15.000.000 sedangkan pada tahun ke-2 sampai
ke-7 sebesar Rp 16.500.000 per tahun. Hasil
produksi tahun ke-1 sebesar Rp 23.000.000, tahun
ke-2 sebesar Rp 26.000.000 sedangkan tahun
a. Cara manakah yang akan dipilih
ke-3-7 setiap tahunnya sebesar Rp 28.000.000.
perusahaan untuk kegiatan pembukaan
Pada akhir tahun terdapat nilai sisa sebesar Rp
lahan perkebunan kelapa sawit di Wilayah
5.000.000. Pada tingkat suku bunga 12% tentukan
Banten dilihat dari biaya terendah ?
NPV, Net B/C, dan IRR. Interpretasikan nilai-nilai
(kerjakan dengan menggunakan DR 12%
tersebut dan berikan kesimpulannya !
dan 18%)
Penggunaan DR 12%

perusahaan memilih cara modern dgn


menggunakan mesin karena memiliki biaya
terendah yaitu sebesar 735848.1817

Berdasarkan cash flow diatas dapat


Penggunaan DR 12%
diinterpretasikan NPV, Net B/C, dan IRR sebagai
berikut:
● NPV = - 21,879,045 NPV < 0 ; Sehingga
bisnis tidak layak untuk dijalankan.
a. Keuntungan privat = Revenue pri –
Tradable input pri – Domestic Factor Privat
Keuntungan privat = 1,424,000 – 168,000
perusahaan memilih cara tradisional – (579,325 + 112,099 + 55,500)
secara manual karena memiliki biaya Keuntungan privat = 509,076
terendah yaitu sebesar 666412.6991 b. Keuntungan sosial = Revenue soc –
Tradable input soc – Domestic Factor Soc
Keuntungan sosial = 1,468,500 - 168,000
– (579,325 + 85,942 + 589,861)
b. Apakah ada CODR ? Gambarkan ! Jika ada Keuntungan sosial = 45,372
pada tingkat DR berapa ? Bagaimanakah c. Divergensi (dampak kebijakan karena
kesimpulan yang akan diambil berdasarkan distorsi pasar)
hal tersebut ! Jelaskan ! Jawab:
jawab : Karena pada tingkat DR yang berbeda Dampak kebijakan karena distorsi pasar
memperoleh kesimpulan yang berbeda, pada revenue = - 44.500
sehingga terdapat CODR sebagai berikut. Dampak kebijakan karena distorsi pasar
pda keuntungan = 463,704
d. PCR = Biaya input domestic factor /
Revenue – Biaya tradable input
PCR = 746,924 / (1,424,000 – 168,000)
● Cross over discount rate = 12% + PCR = 0.595
6%(11569.68288/(11569.69288-(-7270.931 Karena PCR < 1, maka dapat disimpulkan
352)) sistem komoditas dapat membiayai faktor
● Cross over discount rate = 12% + domestik pada harga privat
6%(11569.68288/(18840.61423) e. DRCR = Biaya input domestic factor sosial
● Cross over discount rate = 15.68% / (Revenue sosial – Biaya tradable input
● Terdapat CODR pada tingkat DR sebesar sosial)
15.68% sehingga dapat disimpulkan jika DRCR = 1,255,128 / (1,468,500 – 168,000)
DR yang berlaku di atas 15.68% yaitu 18% DRCR = 0.965
maka perusahaan sebaiknya memilih cara Karena DRCR < 1 maka dapat disimpulkan
tradisional yang memiliki present value bahwa sistem komoditas efisien secara
biaya lebih kecil dibandingkan cara ekonomi.
modern.
● Namun jika DR yang berlaku di bawah
15.68% yaitu 12% maka perusahaan
sebaiknya memilih cara modern yang
mempunyai present value biaya lebih kecil
dibandingkan cara tradisional.

8. tabel dibawah penerimaan dan biaya produksi


kedelai di indonesia :
BAB 8 - Penyusunan Cashflow Bisnis 2) Penerimaan pinjaman → Semua tambahan
❖ Cashflow (aliran penerimaan dan pengeluaran) = modal yang diterima pengusaha atau
aktivitas keuangan yang mempengaruhi posisi/ pelaku usaha untuk keperluan bisnis
kondisi kas pada suatu periode tertentu
❖ Cash flow menjadi bagian terpenting yang harus
diperhatikan oleh Pihak manajemen, investor, 3) Grants (bantuan-bantuan), → tambahan
konsultan dan stakeholder lainnya untuk dana yang diperoleh yang bersifat bantuan
memperhitungkan kelayakan berdasarkan kriteria 4) Nilai sewa → Nilai dari hasil menyewakan
kelayakan investasi yang ada. alat/bahan yg digunakn/dipunyai dlm bisnis
❖ Cash flow disusun untuk menunjukkan perubahaan 5) Salvage Value → Nilai dari barang modal
kas selama satu periode tertentu serta memberikan yg tidak habis dipakai selama umur bisnis.
alasan mengenai perubahaan kas trsbt dgn B. Outflow (arus pengeluaran);
menunjukkan dari mana sumber-sumber kas dan ➢ Merupakan aliran yang menunjukkan
penggunaan-penggunaannya. pengurangan kas, akibat biaya-biaya yang
❖ Cash flow merupakan arus manfaat bersih sebagai dikeluarkan untuk membiayai kegiatan
hasil pengurangan arus biaya terhadap arus bisnis baik pada saat di awal pendirian
manfaat. maupun pada saat tahun berjalan.
➢ Komponen-komponen yang terdapat dalam
❖ Perbedaan cashflow pada tiap bisnis dipengaruhi : arus kas keluar (outflow), adalah:
- Jenis bisnis itu sendiri 1) Biaya investasi,
- Proses kegiatan produksi dr cabang bisnis tsb - Biaya yg umumnya dikeluarkn pd
- Keadaan kesiapan dimulainya suatu bisnis. awal kegiatan & dapat dikeluarkan
pd bbrp tahun stlh bisnis berjalan
❖ Hal yg harus diperhatikan dlm menyusun kegiatan utk mmperoleh manfaat di future
suatu bisnis adalah : - Biaya investasi adalah biaya yang
- Kemampuan dalam melaksanakan bisnis dikeluarkan 1x untuk memperoleh
- Menjaga jangan terjadi kekosongan hasil yang beberapa kali manfaat sampai
trlalu besar & lama akibat adanya suatu bisnis. secara ekonomis kegiatan bisnis
- Pengeluaran investasi modal diusahakan agar itu tidak menguntungkan lagi.
tidak terlalu besar pada tahun pertama bisnis. - cth biaya investasi : tanah,
Bila memungkinkan usahakan investasi dapat gedung, mesin, peralatan kantor
disebar dalam beberapa tahun,disesuaikan dgn 2) Biaya produksi,
tahapan proyeksi penerimaan bisnis tsb. - B.operasional → semua biaya
(b.tetap & b.variabel) yangg
❖ Cash flow terdiri dari beberapa unsur yang nilainya menggambarkan pengeluaran
disusun berdasarkan tahap-tahap kegiatan bisnis. untuk menghasilkan produksi yang
Unsur-unsur tersebut terdiri dari : digunakan bagi tiap proses
A. Inflow (arus penerimaan); produksi dlm 1 periode produksi
➢ Pemasukan dalam suatu bisnis merupakan - B.Variabel → biaya yg besar
arus penerimaan kecilnya selaras dgn prkembangn
➢ Komponen-komponen yang termasuk ke produksi/penjualan tiap tahun
dalam inflow antara lain : (satu satuan waktu). cth : bahan
1) Nilai produksi total → Berasal dari produksi baku (mentah/setengah jadi),
total yang dihasilkan dikalikan dengan sarana produksi (pupuk.
harga per satuan produk tersebut pestisida), bahan pembantu
(BBM/habis pakai), upah TKL
- B.Tetap → biaya yg jumlahnya tdk pajak pendapatan 25 persen mulai
terpengaruh oleh perkembangan berlaku sejak tahun 2010.
jumlah produksi/penjualan dalam - Peraturan Pemerintah No. 46 Tahun
satu tahun (satu satuan waktu). 2013 Tentang Pajak Penghasilan Atas
cth : gajim, jaminan sosial, premi, Penghasilan dari Usaha yg
biaya overhead Diterima/Diperoleh Wajib Pajak Yang
Memiliki Peredaran Bruto Tertentu
3) Debt service (bunga & pinjaman pokok) Tabel Tarif Pajak Penghasilan untuk
- pembayaran yg dilakukan berupa suku Badan Usaha
bunga & modal yg dipinjam. Keduanya - tabel tarif pajak penghasilan untuk
mrpkn biaya di dlm analisis finansial. badan usaha :
- Besarnya bunga yang belum dibayar ★ < 4.8 M = 1% x Penghasilan Kotor
ditambahkan pada modal pinjaman ★ 4,8 M <x< 40 M = {0.25 - (0.6
yang diterima sebagai pinjaman baru Miliar/Penghasilan Kotor)} x PKP
sehingga modal pinjaman semakin ★ > 50 M = 25% x PKP
bertambah. Pengurangan pinjaman 5) Biaya pemeliharaan,
terjadi pada saat peminjam mampu 6) Biaya tenaga kerja,
mengangsur pinjamannya. 7) Tanah,
- Pembayaran bunga pinjaman 8) Bahan-bahan,
disesuaikn dgn besar nilai pinjaman,
bunga yg dibebankan pd peminjam & TABEL CASHFLOW
lamanya waktu peminjaman.
4) Pajak.
- Pajak yg dihitung → yg brhubungn
dgn pengurangan manfaat bersih yang
diterima bisnis.
- Pajak didalam cashflow diambil dari
pajak yg ada pd laporan laba/rugi.
- Ketentuan penaksiran pajak dari
laba/rugi yg masuk ke dalam cashflow
umumnya mengikuti peraturan
pemerintah tentang pajak tahun 2000 :
★ rugi = tidak kena pajak
★ < 50 jt = pajak 10%
★ 50-100 jt = Dikenakan pajak 10%
dari Rp. 50 juta ditambah dengan
15% dari pendapatan yang telah
dikurangi Rp. 50 juta
★ >100 jt = Dikenakan pajak 10% dari C. Manfaat bersih (Net Benefit)
Rp. 50 juta ditambah dengan 15% ➢ Manfaat bersih tambahan (Incremental Net
dari Rp. 50 juta ditambah 30% dari Benefit) yaitu manfaat bersih dengan bisnis
pendapatan yg telah dikurangi Rp. (net benefit with business) dikurangi dengan
100 juta manfaat bersih tanpa bisnis (net benefit
- Pajak pendapatan setelah tahun 2008 without business).
berubah, yang digunakan UU RI No. ➢ TRJD karena ada faktor produksi yang
36 Tahun 2008 pasal 17 ayat 2a yaitu sebelumnya tidak tergunakan/tidak terpakai
/belum termanfaatkan sehingga pada saat
ada bisnis apakah faktor tsb memberikan
manfaat/tidak bagi bisnis yang dijalankan.
➢ Incremental Net Benefit = Manfaat bersih
dengan bisnis – Manfaat bersih tanpa bisnis
➢ Contoh : tanah, dimana pada kegiatan tanpa
usaha/bisnis : Tanah diberakan (idle)
sehingga tidak ada manfaat yang diperoleh
(manfaat bersihnya = 0), tetapi jika dengan Matriks PAM dapat mengidentifikasi tiga analisis :
adanya bisnis lahan dapat digunakan untuk 1) analisis keuntungan (privat dan sosial),
tanaman perkebunan dan tanaman lainnya 2) analisis daya saing (keunggulan kompetitif,
sehingga memperoleh manfaat bersih. komparatif), dan
➢ bentuk cashflownya : dibawah net benefit 3) analisis dampak kebijakan yang mempengaruhi
(I-II) dengan bisnis, harus ada perhitungan sistem komoditas
net benefit tanpa bisnis (I-II), Incremental net ❖ Pearson et al. (2004),metode PAM pun dapat
benefit (III-IV), dan terakhir perhitungan PV membantu pengambilan keputusan baik di
net benefit ATAU npv (V)(VI) pusat maupun di daerah untuk menelaah tiga
D. Manfaat bersih tambahan (Incremental Net isu sentral kebijakan pertanian, yaitu :
Benefit) bila diperlukan. 1) berkaitan dengan daya saing suatu sistem
usaha tani pada tingkat harga dan
BAB 14 - Analisis Ekonomi (bagian 2) teknologi yang ada.
❖ Policy Analisys Matriks (PAM) 2) dampak investasi publik, dalam bentuk
➔ Policy Analisys Matriks (PAM) adalah suatu alat pembangunan infrastruktur yang
analisis yang digunakan untuk menganalisis berpengaruh pada tingkat efisiensi suatu
pengaruh intervensi pemerintah dan dampaknya sistem usaha. Efisiensi sistem usaha tsb
pada sistem komoditas. dapat diukur melalui keuntungan sosial.
➔ 4 aktivitas yg trdpt dlm sistem komoditas yg dpt 3) dampak investasi baru dalam bentuk riset
dipengaruhi terdiri dr tingkat usahatani, distribusi dan teknologi terhadap efisiensi suatu
dari usahatani ke pengolah, pengolahan dan sistem usaha
pemasaran (Monke dan Pearson,1989).
➔ PAM terdiri dari matriks yang disusun ❖ Dalam membangun matriks PAM ini Monke
berdasarkan hasil analisis finansial (privat) dan dan Pearson (1989) menggunakan asumsi :
analisis ekonomi (sosial). Penerimaan dan biaya 1) Perhitungan berdasarkan Harga Privat
produksi pada harga finansial dan harga sosial (Private Cost) yaitu harga yang
dibagi menjadi komponen tradable (asing) dan benar-benar terjadi dan diterima oleh
non tradable (domestik). produsen dan konsumen atau harga yang
➔ (+) : perhitungan dpt dilakukan scr keseluruhan, benar terjadi setelah adanya kebijakan.
sistematis & dgn output yang sangat beragam. 2) Perhitungan berdasarkan Harga Sosial
➔ (-) : tidak membahas masing-masing analisis (Social Cost) atau Harga Bayangan
secara mendalam dan analisis hanya berlaku (Shadow Price) yaitu harga pada kondisi
pada suatu saat saja (on the spot). pasar persaingan sempurna atau harga
yang terjadi apabila tidak ada kebijakan
❖ Penerapan PAM dalam penelitian atau intervensi pemerintah. Pada
komoditas yang dapat diperdagangkan
(Tradable) harga bayangan adalah harga
yang terjadi di pasar internasional.
3) Output bersifat tradable (dapat
diperdagangkan) dan input dapat
dipisahkan kedalam komponen asing dan ➢ Jika keuntungan sosial kurang dari nol,
domestik . maka sistem usahatani tidak mampu
4) Eksternalitas positif dan negatif dianggap berjalan dengan baik tanpa bantuan
saling meniadakan. intervensi pemerintah.
2) Analisis Keunggulan Kompetitif dan Komparatif
❖ Matrik analisis kebijakan PAM : ● Rasio Biaya Privat → PCR = C/(A-B)
➢ PCR = biaya input non tradable
privat/(penerimaan privat-biaya input
tradable privat)
➢ Rasio biaya privat merupakan indikator
dari daya saing (keunggulan
kompetitif) dari suatu komoditas.
➢ Nilai rasio biaya privat kurang dari satu
(PCR<1), maka sistem komoditas
tersebut mampu membiayai faktor
❖ Indikator yang dihasilkan dari PAM : domestiknya pada harga privat.
1) Analisis Keuntungan Privat dan Sosial ➢ Semakin kecil nilai PCR maka
● Keuntungan Privat → D = A-B-C komoditas tersebut semakin memiliki
➢ A = Penerimaan Privat; daya saing (keunggulan kompetitif).
➢ B = Biaya Input Tradable Privat; ➢ Nilai PCR menggambarkan efisiensi
➢ C = Biaya Input Non Tradable Privat finansial suatu pengusahaan komoditi.
➢ Keuntungan privat merupakan ● Rasio Biaya Sumberdaya Domestik→
indikator daya saing dari sistem DRC = G/(E-F)
komoditas berdasarkan teknologi, nilai ➢ DRC = biaya input non tradable
output, biaya input dan transfer sosial/penerimaan sosial - biaya input
kebijakan yang ada. tradable sosial)
➢ Jika nilai keuntungan privat bernilai ➢ Rasio biaya SD domestik merupakan
lebih dari nol (KP/D>0) maka ini indikator keunggulan komparatif yang
menunjukkan bahwa secara finansial menunjukkan jumlah sumberdaya
sistem komoditas menguntungkan domestik yang dapat dihemat untuk
untuk diproduksi. menghasilkan satu satuan devisa.
➢ Suatu sistem komoditas akan tidak ➢ DRC mnggambarkn efisiensi ekonomi
menguntungkan secara finansial jika suatu pengusahaan komoditas.
nilai KP/D<0. ➢ DRC<1 = sistem komoditas secara
● Keuntungan Sosial → H = E-F-G ekonomi efisien. Komoditas mmliki
➢ E = Penerimaan Sosial; keunggulan komparatif & akan lebih
➢ F = Biaya Input Tradable Sosial; efisien apabila diproduksi di dalam
➢ G = Biaya Input Non Tradable Sosial negeri dibanding dengan impor
➢ Keuntungan sosial merupakan (komoditas substitusi impor)/memiliki
indikator daya saing pada kondisi tidak peluang ekspor yg tinggi (komoditas
ada efek divergensi baik akibat orientasi ekspor).
kebijakan pemerintah maupun distorsi Dampak Kebijakan Pemerintah
pasar. 3) Kebijakan Input
➢ Jika keuntungan sosial lebih besar dari ● Input, Untuk Input Tradable → J = B-F
nol (KS/H>0) maka sistem komoditas ➢ B = Biaya Input Tradable Privat;
menguntungkan sehingga layak untuk ➢ F = Biaya Input Tradable Sosial
dikembangkan.
➢ TI menunjukkan bahwa kebijakan input ➢ TO>0 (positif) = menunjukkan bahwa
yang diharapkan pada input tradable ada intensif masyarakat trhdp
menyebabkan terjadinya perbedaan produsen, artinya harga yang
antara biaya input tradable privat dan dibayarkan oleh konsumen pada
biaya input tradable sosial. produsen lebih tinggi dari seharusnya,
➢ TI positif : (TI>0) = harga sosial input atau ada kebijakan pemerintah berupa
asing yg lbh rendah. produsen harus subsidi output yang menyebabkan
membayar input lebih mahal. harga privat output yang diterima oleh
➢ TI negaitif : (TI<0) = adanya subsidi produsen lbh tinggi dr harga sosialnya.
pemerintah terhadap input asing, ● Koefisien Proteksi Output Nominal →
sehingga petani tidak membayar NPCO = A/E
penuh korbanan sosial yang ➢ penerimaan priv / penerimaan sos
seharusnya dibayarkan. ➢ merupakan indikator yang
● Tranfer Faktor, utk NonTradable → K = C-G menunjukkan tingkat proteksi
➢ C = Biaya Input Non Tradable Privat; pemerintah terhadap output.
➢ G = Biaya Input Non Tradable Sosial ➢ NPCO > 1 = terjadi penambahan
➢ TF menunjukkan besarnya subsidi penerimaan akibat adanya kebijakan
terhadap input non tradable. yang mempengaruhi harga output
➢ TF positif : (TF>0) = menunjukkan (efek divergensi).
bahwa terjadi subsidi negatif pada ➢ NPCO < 1 = sebaliknya
input non tradable.
➢ TF negatif : (TF<0) = terdapat subsidi 5) Kebijakan Input-Output
positif pada input non tradable. ● Tranfer Bersih → L = D-H atau = I-J-K
● KoefiProteksi Input Nominal → NPCI = B/F ➢ L = Keuntungan priv - keuntungan sos
➢ NPCI = biaya input tradable ➢ TB menggambarkan dampak
privat/biaya input tradable sosial kebijakan pemerintah secara
➢ NPCI menunjukkan tingkat proteksi keseluruhan terhadap penerimaan
pemerintah thdp harga input domestik. petani, apakah merugikan atau
➢ NPCI<1 = kebijakan pemerintah brsifat menguntungkan petani.
protektif terhadap input dan produsen ➢ TB>0 (positif) = tambahan surplus
menerima subsidi atas input asing produsen yang disebabkan oleh
tradable sehingga produsen dapat adanya kebijakan pemerintah terhadap
membeli dengan harga yg lbh rendah. input dan output.
➢ NPCI>1 = terdapat proteksi terhadap ● Koefisien Proteksi Efektif → EPC =
produsen input asing tradable, yang (A-B)/(E-F)
menyebabkan sektor yg menggunakan ➢ EPC = (penerimaan privat - biaya input
input tersebut akan dirugikan dengan tradable privat)/(penerimaan sosial -
tingginya biaya produksi. biaya input tradable sosial)
4) Kebijakan Output ➢ EPC mrpkn indikator dari dampak
● Transfer Output → I = A-E keseluruhan kebijakan input dan
➢ A = Penerimaan Privat; output terhadap sistem produksi
➢ E = Penerimaan Sosial komoditas dalam negeri.
➢ Transfer Output menunjukkan terdapat ➢ Nilai EPC menggambarkan sejauh
kebijakan pemerintah pada output mana kebijakan pemerintah bersifat
sehingga ada perbedaan antara harga melindungi atau menghambat produksi
output privat dan sosial. domestik.
➢ EPC>1 = bahwa kebijakan melindungi
produsen domestik secara efektif.
● Koefisien Keuntungan → PC = D/H
➢ PC = penerimaan priv - pnerimaan sos
➢ PC mrpkn Pengaruh keseluruhan dari
kebijakan yang menyebabkan
keuntungan privat berbeda dengan
keuntungan sosial dicerminkan oleh
nilai koefisien keuntungan (PC).
➢ PC>1 = kebijakan pemerintah
membuat keuntungan yang diterima
oleh produsen lebih kecil bila
dibandingkan tanpa ada kebijakan.
● Rasio Subsidi Bagi Produsen → SRP = L/E
➢ SRP = transfer bersih/penerimaan sos
➢ SRP menunjukan tingkat penambahan
dan pengurangan penerimaan karena
adanya kebijakan pemerintah.
➢ SRP<0 = kebijakan pemerintah
menyebabkan produsen
mengeluarkan biaya produksi lebih
besar dari biaya sosial untuk
berproduksi.
BAB 9 - Penyusunan Laporan Laba/Rugi Bisnis ➢ Semua biaya yg telah dikorbankan dalam proses
produksi/ kegiatan mengubah bahan baku
● Laporan Laba/Rugi menggambarkan kinerja menjadi produk selesai yg meliputi biaya bahan
perusahaan dalam upaya mencapai tujuannya baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya
selama periode tertentu, ringkasan dari empat jenis overhead pabrik.
kegiatan dalam suatu bisnis: ➢ Tujuan menghitung HPP → menentukan harga
1. Pendapatan dari penjualan produk barang & jasa jual produk sesuai dengan total biaya produksi
2. Beban produksi untuk mendapatkan barang/jasa yang telah dikeluarkan oleh perusahaan. Dengan
yg akan dijual menentukan biaya produksi, suatu perusahaan
3. Beban yg timbul dalam memasarkan & dapat mempertimbangkan margin profit dari
mendistribusikan produk/jasa pd konsumen, serta kondisi pasar saat itu.
yg berkaitan dengan beban administratif &
operasional ➢ Perhitungan HPP
4. Beban keuangan dalam menjalankan bisnis. Co:
bunga yg dibayarkan pd bank/kreditur,
penyusutan (alat, mesin, kendaraan, bangunan),
dll.

● Manfaat Laporan Laba/Rugi


1. Memudahkan untuk menentukan besarnya
profit/keuntungan per periode (tahunan) yg
diperoleh suatu perusahaan.
2. Alat bantu dalam menghitung berapa penjualan
minimum baik dari kuantitas/ nilai uang dari suatu
aktivitas bisnis, nilai produksi/ penjualan
minimum tersebut merupakan titik impas/ BEP.
3. Dipakai untuk menaksir pajak penghasilan badan
usaha (sesuai peraturan pajak yg berlaku) yg
akan dimasukkan ke dalam komponen cashflow ● Break Even Point (BEP)
yg telah disusun dalam SKB. ➢ Titik pulang pokok dimana TR = TC,
tergantung pada lama arus penerimaan
● Tabel Format Laporan Laba/Rugi sebuah bisnis dapat menutupi segala biaya
operasi & pemeliharaan beserta biaya modal
lainnya selama suatu usaha masih dibawah
break even, maka perusahaan masih
mengalami kerugian.
➢ Semakin lama mencapai BEP = semakin
besar saldo rugi → karena keuntungan yg
diterima masih menutupi segala biaya yg
dikeluarkan
➢ Tujuan analisis BEP:
1. Mengetahui berapa jml produk minimal
yg harus diproduksi agar bisnis tidak rugi
2. Brp harga terendah yg harus ditetapkan
agar bisnis tidak rugi
➢ Biaya harus dipisahkan ke dalam elemen
● Harga Pokok Produksi (HPP)
biaya tetap & variabel, apabila ada
komponen semi variabel harus dipisahkan - Harga jual per unit = Rp 10
terlebih dahulu BEP (dalam unit) = Rp100.000 / (Rp10 - Rp6) =
25.000 unit
➢ Artinya jika perusahaan memproduksi barang
● Rumus BEP sebanyak 25.000 unit maka perusahaan dalam
posisi titik impas (keuntungan = 0)

● Contoh Kasus:
PT X pabrik yang memproduksi hanya 1 jenis
produk, diketahui informasi biaya sebagai berikut:
a. Fixed Cost = Rp100.000/tahun. Biaya ini bersifat
tetap setiap tahunnya apabila pabrik membuat
produk sebanyak 20.000 - 40.000 unit.
b. Variabel Cost untuk memproduksi produk
sebanyak 20.000 - 40.000 unit tersebut meliputi:
- Biaya bahan baku = Rp 2 per unit.
- Biaya TK buruh = Rp 3 per unit
- Biaya overhead = Rp 1 per unit (asumsi 50%
bhn baku)
- Total Biaya Variabel = Rp 6 per unit
BAB 10 - Kriteria Investasi
Contoh Perhitungan NPV:
❖ Untuk menentukan layak tidaknya kegiatan investasi
digunakan metode Discounted Cash Flow, dimana
seluruh manfaat dan biaya untuk setiap tahun
didiskonto dengan Discount Factor (DF) dengan
rumus:

❖ Penggunaan DF erat kaitannya dengan preferensi


waktu atas uang (time preference of money) →
sejumlah uang sekarang lebih disukai daripada
sejumlah uang yg sama pada tahun yg akan
datang. 2. Gross Benefit - Cost Ratio (Gross B/C) /
❖ Agar seluruh manfaat dan biaya dapat Rasio Manfaat Biaya → digunakan dalam
dibandingkan, kedua komponen tersebut harus analisis bisnis baik manfaat maupun biaya
dinilai dengan nilai kini (present value). DF → alat adalah nilai kotor (gross), menggambarkan
bantu untuk memperoleh nilai PV. pengaruh dari adanya tambahan biaya terhadap
tambahan manfaat yg diterima.
❖ Kriteria Investasi

1. Net Present Value (NPV) / Nilai Bersih Kini →


manfaat bersih tambahan (nilai kini bersih) yg
diterima bisnis selama umur proyek pd tingkat
DF tertentu.
Indikator Gross B/C:
● Gross B/C Ratio > 1 → bisnis layak
dijalankan
● Gross B/C Ratio < 1 → bisnis tidak layak
dijalankan

● Bt = Manfaat pada tahun t Contoh Perhitungan Gross B/C:


● Ct = Biaya pada tahun t
● T = Tahun kegiatan bisnis (t = 0, 1, 2, 3, …,
n), tahun awal bisa tahun 0 / tahun 1
tergantung karakteristik bisnisnya
● i = Tingkat DR (%)

Indikator NPV:
● Jika NPV > 0 (positif) → bisnis layak untuk
dilaksanakan
● Jika NPV < 0 (negatif) → bisnis tidak layak
untuk dilaksanakan
3. Net Benefit - Cost Ratio (Net B/C) → rasio
antara manfaat bersih yg bernilai positif (+) Contoh Perhitungan IRR:
dengan manfaat bersih yg bernilai negatif (-),
dgn kata lain manfaat bersih yg menguntungkan
bisnis yg dihasilkan terhadap setiap satu satuan
kerugian dari bisnis tsb.

Indikator Net B/C:


● Net B/C > 1 → bisnis layak dijalankan
● Net B/C Ratio < 1 → bisnis tidak layak
dijalankan

Contoh Perhitungan Net B/C:

5. Profitability Ratio (PV/K) → perbandingan


antara penerimaan (benefit) dengan biaya modal
4. Internal Rate Of Return (IRR) / Tingkat (K) yg digunakan, digunakan sbg perhitungan
Pengembalian Internal → tingkat DR yg rentabilitas dari suatu investasi. Nilainya akan
menghasilkan NPV = 0. mendekati Net B/C.
● Besaran yg dihasilkan ialah satuan
persentase (%).
● Sebuah bisnis dikatakan layak apabila IRR
> DR (opportunity cost of capital).
● Di dalam prakteknya menghitung tingkat IRR
umumnya dilakukan dengan menggunakan
metoda interpolasi di antara tingkat DR yang
● Bt = Manfaat pada tahun t
lebih rendah (yang menghasilkan NPV
● Ct = Biaya pada tahun t
positif) dengan tingkat discount yang lebih
● Kt = Biaya modal pada tahun t
tinggi (yang menghasilkan NPV negatif).
● EP = Biaya rutin dan pemeliharaan pada
tahun t
● i = Tingkat DR (%)

Indikator NPV:
● PV/K > 1 → bisnis layak untuk dilaksanakan
● PV/K < 1 → tidak layak utk dilaksanakan

6. Payback Period (PP) / Jangka Waktu


Pengembalian Modal Investasi
● Mengukur seberapa cepat investasi bisa
kembali.
● Bisnis yang payback period-nya singkat /
cepat pengembaliannya termasuk
kemungkinan besar akan dipilih.
● Masalah utama dari metoda ini → sulitnya
menentukan periode payback maksimum
yang diisyaratkan, untuk dipergunakan
sebagai angka pembanding.
● Secara normatif, tidak ada pedoman yang
bisa dipakai untuk menentukan payback
maksimum ini. Dalam prakteknya,
dipergunakan payback yang umumnya
terjadi dari perusahaan yang sejenis.
● Kelemahan-kelemahan lain dari metode ini
adalah:
1) diabaikannya nilai waktu uang (time
value of money)
2) diabaikannya cash flow setelah periode
payback.
● Untuk mengatasi kelemahan yang pertama
maka kadang dipakai discounted payback
periode. Metode Payback Period ini
merupakan metode pelengkap penilaian
investasi

● I = besarnya biaya investasi yg diperlukan


● Ab = manfaat bersih yg dapat diperoleh pd
setiap tahunnya

Contoh Perhitungan PP:


BAB 11 - Analisis Sensitivitas perkiraan hasil bisnis dengan hasil yang
betul-betul dihasilkan di lokasi bisnis.
❖ Analisis sensitivitas merupakan suatu analisis untuk
dapat melihat pengaruh2 yang akan terjadi akibat ❖ TEKNIK ANALISIS SENSITVITAS
keadaan yang berubah-ubah. Teknik analisis sensitivitas harus diperhatikan
❖ Tujuan Analisis Sensitivitas : oleh analis yang menilai kelayakan suatu bisnis
1. Menilai apa yang akan terjadi dengan hasil akibat dari perubahan-perubahan yang
analisis kelayakan suatu kegiatan investasi mempengaruhi kelayakan bisnis tersebut
atau bisnis apabila terjadi perubahan di dalam ➢ Teknik analisis sensitivitas :
perhitungan biaya atau manfaat. 1. Lakukan identifikasi faktor-faktor
2. Analisis kelayakan suatu usaha ataupun bisnis perubahan (penurunan produksi,
perhitungan umumnya didasarkan pada penurunan harga output, dan kenaikan
proyeksi-proyeksi yang mengandung biaya atau harga input) yang mungkin atau
ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi di dapat saja terjadi pada bisnis tersebut.
waktu yang akan datang 2. Perubahan tersebut tentunya akan
3. Analisis pasca kriteria investasi yang digunakan mempengaruhi berapa besar pengaruh
untuk melihat apa yang akan terjadi dengan pada aliran kas perusahaan, apakah
kondisi ekonomi dan hasil analisa bisnis jika manfaat ataupun biayanya.
terjadi perubahan atau ketidaktepatan dalam
perhitungan biaya atau manfaat. ❖ Sejumlah nilai tersebut berdasarkan data-data
yang tersedia (ada dasarnya). Misalnya
❖ Bisnis sangat sensitif (berubah-ubah) akibat 4 analisis sensitivitas kelayakan bisnis budidaya
hal, yaitu : lidah buaya (contoh yang diambil pada latihan
1. Harga Perubahan harga (terutama harga praktikum), yaitu :
output) dapat disebabkan karena adanya 1. Terjadi penurunan produksi lidah buaya
penawaran (supply) yang bertambah dengan sebesar 30%, karena perubahan iklim dan
adanya bisnis skala besar (misal perkebunan cuaca (Tabel 2).
kelapa sawit) atau adanya beberapa bisnis 2. Terjadi kenaikan harga input, yakni pupuk
baru dengan umur ekonomi yang panjang kimia sebesar 40% akibat kenaikan tarif
2. Keterlambatan pelaksanaan Terlambat dalam impor bahan baku terhadap pupuk kimia
pemesanan/penerimaan alat baru Masalah tersebut (Tabel 3).
administrasi yang tidak terhindarkan Khusus
pada usaha di sektor pertanian, karena adanya Tabel 1. Perhitungan Nilai NPV pd kondisi Normal
teknik bercocok tanam baru, sehingga petani
perlu adaptasi dengan teknik tersebut.
3. Kenaikan biaya ("cost over run"). Terjadi karena
adanya kenaikan dalam biaya, misalnya pada
saat pelaksanaan ada kenaikan harga bahan
baku/input.
4. Ketidaktepatan dan perkiraan hasil (produksi).
- Terutama bila cara produksi baru yang
sedang diusulkan yang dipakai sebagai
ukuran atau informasi agronomis
terutama didasarkan pada hasil
penelitian.
- Analisis sentivitas dilihat terhadap
kelayakan bisnis terhadap perbedaan dari
-
Tabel 2. Hasil perhitungan pada produksi turun
30% :
= Rp 73.103.165/Rp.64.828.205 = 1,13
- Tabel 3. Hasil perhitungan kenaikan pupuk kimia
Tabel 2. Analisis Sensitivitas Dengan Penurunan 40% :
Produksi Sebesar 30% = Rp. 129.504.980/Rp.65.053.846 = 1,99
Note : Cari perbandingan Net B/C Ratio (i=17%)
Jml PV Positif / Jml PV Negatif
Itu npv 17 yg negatif 63 679 yg positifnya ya
semua dr 29 151 dijumlahin sampe 13699

➔ Perbandingan IRR
I. Hasil perhitungan pada kondisi normal :

II. Hasil perhitungan pada kondisi produksi


Tabel 3. Analisis Sensitivitas Dengan Kenaikan turun 30% :
Produksi Sebesar 40%

III. Hasil Perhitungan pada kenaikan biaya


pupuk kimia sebesar 40% :

➔ Berdasarkan contoh di atas, maka :


1. Pada kondisi normal nilai bisnis budidaya
Berdasarkan Tabel 1, 2 dan 3 dapat diperoleh nilai
ini layak untuk dijalankan karena telah
NPV, Net B/C dan IRR pada kondisi normal dan dua
memenuhi kriteria kelayakan investasi.
kondisi yang diukur sensitivitasnya karena
2. Pada saat terjadi kondisi (i) terjadi
penurunan produksi dan kenaikan harga pupuk
penurunan produksi sebesar 30%, usaha
kimia
budidaya juga masih layak dijalankan
➔ Perbandingan NPV (i = 17%)
walaupun terdapat penurunan perolehan
- Tabel 1. Hasil perhitungan pertama pada kondisi
manfaat bersih,
normal: Rp 71.216.000
3. Pada kondisi kedua tersebut menunjukkan
- Tabel 2. Hasil perhitungan pada produksi turun
bahwa tidak terjadi perubahan yang sangat
30% : Rp 8.275.000
signifikan pada bisnis lidah buaya tersebut.
- Tabel 3. Hasil perhitungan kenaikan pupuk kimia
Secara umum dapat disimpulkan bahwa bisnis
40% : Rp 64.200.000
budidaya ini lebih sensitif terhadap perubahan
➔ Perbandingan Net B/C Ratio (i = 17%)
pada nilai produksi (yakni penurunan produksi),
- Tabel 1. Hasil perhitungan pertama pada kondisi
sedangkan pada kenaikan harga input pupuk
normal :
= Rp 134.895.738/Rp.63.679.487 = 2,12
kimia bisnis budidaya ini tidak terpengaruh secara
signifikan.

❖ ANALISIS NILAI PENGGANTI (SWITCHING


VALUE ANALYSIS)
- Gittinger (1986) menyatakan bahwa suatu
variasi pada analisis sensitivitas adalah
nilai pengganti (switching value).
- Switching value ini merupakan perhitungan untuk
mengukur ”perubahan maximum” dari perubahan
suatu komponen inflow (penurunan harga output,
penurunan produksi) atau perubahan komponen
outflow (peningkatan harga input/peningkatan
biaya produksi) yang masih dapat ditoleransi
agar bisnis masih tetap layak.
- Perhitungan ini mengacu kepada berapa besar
perubahan terjadi sampai dengan NPV sama
dengan nol (NPV=0).
- Perbedaaan yang mendasar antara analisis
sensivitas yang biasa dilakukan dengan
switching value adalah pada analisis sensivitas
besarnya perubahan sudah diketahui secara
empirik (misal penurunan harga output 20%)
bagaimana dampaknya terhadap hasil kelayakan
- Perhitungan switching value justru perubahan
tersebut dicari misal berapa perubahan
maksimum dari penurunan harga output yang
masih dapat ditoleransi agar bisnis masih tetap
layak. Hal ini menunjukkan bahwa harga output
tidak boleh turun melebihi nilai pengganti
tersebut. Bila melebihi nilai pengganti (switching
value) tersebut, maka bisnis tidak layak atau
NPV<0.
- Analisis switching value dapat dilakukan dengan
menghitung secara coba-coba perubahan
maksimum yang boleh terjadi akibat perubahan
di dalam komponen inflow atau outflow misal :
penurunan harga output, penurunan volume
produksi dan kenaikan biaya produksi.

❖ PENILAIAN SWITCHING VALUE


(bagi bisnis yang belum berjalan)
➔ Dibandingkan dengan informasi pasar
❖ SENSITIF :
- Upaya pencegahan
- Upaya pengendalian
BAB 12 - Least Cost Method dan Mutually Exclusive
CONTOH
❖ Terbatasnya dana, waktu, tenaga dlm mengerjakan Kegiatan pembukaan lahan untuk perkebunan
suatu bisnis telah mendorong para investor / pihak kelapa sawit, dari segi teknologi pakai traktor (cara
manajemen untuk mengadakan pemilihan bisnis modern) / pakai tenaga kerja (cara tradisional) yg
yang memberikan benefit lebih baik di antara dpt membutuhkan biaya yg berbeda
alternatif bisnis yang mungkin dapat dikembangkan
❖ Pada kasus adanya dua kegiatan bisnis / lebih
memberikan manfaat yang sama namun dengan
pengeluaran yang berbeda untuk setiap kegiatan →
metode Least Cost / Cost Effectiveness & Mutually
Exclusive Alternative Project.

❖ Least Cost Method → untuk memilih diantara


beberapa bisnis dengan membandingkan biayanya.
Bisnis yg total biaya terkecil (least cost) = dipilih.
❖ Digunakan untuk memilih:
1) Bisnis yang punya benefit yang sama / sifatnya
sama dan & diukur/dinilai dengan uang
2) Bisnis yang punya manfaat / kegunaan yang
sama namun untuk mencapai hal tersebut dapat
digunakan teknologi yang berbeda
3) Kriteria ini juga digunakan sebagai ukuran
kriteria investasi terutama di dalam
membandingkan 2 bisnis / lebih yang
merupakan mutually exclusive project yaitu
suatu bisnis yang karena sesuatu hal (misal
dana terbatas) saling meniadakan
❖ Untuk mengukur pemilihan bisnis mana yg
CODR → tingkat DR pada saat PV Biaya dari
digunakan → gunakan perbandingan PV total biaya
kedua cara (A & B) sama, terlihat pada gambar
antara 2 bisnis, misal teknologinya yg berbeda
berikut:

❖ Apabila diketahui bahwa bisnis A & B mutually


exclusive → hitung PV bisnis A & PV bisnis B →
bandingkan & pilih bisnis yg punya biaya terkecil

Metode CODR → untuk menentukan pilihan


teknologi cara A / cara B pada tingkat DR tertentu
misal 10% atau 15%.
1. Berikan urutan terhadap pilihan bisnis yang ada,
misal : bisnis 1, bisnis 2 atau bisnis A, bisnis B.
2. Hitung besarnya IRR untuk semua pilihan
bisnis yang ada.
3. Bisnis yg punya nilai IRR lebih tinggi → bisnis
itulah yang akan dijalankan. Apabila bisnis
yang terpilih merupakan bisnis yang
mempunyai kebutuhan dana investasi yang
kecil, maka lakukan tahapan berikutnya.
4. Hitung selisih net benefit diantara pilihan
❖ Perhitungan COD bisa digunakan landasan
bisnis tersebut, kemudian hitung IRR dari
interpolasi pada IRR
hasil selisih net benefit pilihan bisnis yang ada
(MIRR).
5. Nilai MIRR yang didapat → standar untuk
❖ Dalam hal ini berarti: melakukan investasi dengan sisa dana yang
1. Jika DR yang berlaku > 14,36% (CODR) → pilih ada terhadap pilihan bisnis atau proyek lain
cara A yang mempunyai PV biaya lebih kecil dengan syarat IRR bisnis tersebut harus lebih
dibandingkan cara B. besar dari MIRR (IRR > MIRR).
2. Jika DR yang berlaku < 14,36% → pilih cara B 6. Apabila ketentuan pada tahap ke-5 tidak
yang mempunyai PV biaya lebih kecil dapat dipenuhi, maka sebaiknya pilih saja
dibandingkan cara A. bisnis dengan dana investasi yang terbesar,
walaupun nilai IRR-nya lebih kecil.
❖ Mutually Exclusive Alternative → memilih salah
satu alternatif bisnis dari bbrp alternatif yg ada, CONTOH
karena tidak mungkin melakukan bbrp bisnis dalam Terdapat dua buah bisnis, bisnis A (bisnis
waktu yg bersamaan, baik disebabkan karena kecil) & bisnis B (bisnis besar) keduanya
terbatasnya dana, waktum maupun tenaga yg merupakan bisnis yang bersifat mutually
diperlukan. exclusive. Kedua bisnis tersebut mempunyai
❖ Penyebab bisnis bersifat Mutually Exclusive cost, benefit, NPV yg telah dihitung dan IRR
(Gittinger, 1968): sebagai berikut : (perhitungan berdasarkan
a. Terbatasnya sumber-sumber dana untuk Opportunity Cost of Capital (OCC) 10%)
kebutuhan investasI
b. Bisnis secara fisik memang tidak dapat
dilaksanakan secara bersama-sama
c. Bisnis secara hukum, adat atau menurut
pertimbangan lainnya mempunyai sifat
bertentangan
d. Pilihan bisnis berbeda skalanya
e. Adanya pilihan alternatif teknologi
❖ Dalam memilih bisnis yang bersifat mutually
exclusive kriteria investasi yang digunakan sebagai
patokan → IRR (Internal Rate of Return), namun
dengan adanya sedikit modifikasi dengan cara
mencari selisih IRR dari bisnis yang tersedia
sebagai alternatif → harus mencari nilai MIRR
(Marginal Internal Rate of Return).
❖ Tahapan Pemilihan Bisnis Mutually Exclusive:
Berdasarkan hasil analisis: Bisnis yg dipilih yaitu ➢ Hasil perhitungan IRR terlihat bahwa bisnis A
Bisnis A karena IRR > dibanding Bisnis B. + C akan lebih menguntungkan (karena
mempunyai IRR > 10.56%) jika dibandingkan
Untuk menginvestasi sisa dana yg ada, maka dengan melaksanakan bisnis A + D (karena
harus menghitung MIRR/IRR selisih dari net bisnis D mempunyai IRR < 10.56%).
benefit kedua bisnis tersebut Kesimpulan: bisnis yg akan dipilih bisnis
A + bisnis C.

➢ Dari perhitungan NPV pun sebetulnya dapat


dibuktikan bahwa Bisnis A & Bisnis C akan
dianggap lebih menguntungkan:

1. Bisnis B saja = Rp100,6 juta


2. Bisnis A + C = Rp91,448 juta + Rp30 juta
= Rp121,448 juta
3. Bisnis A + D = Rp91,448 juta + Rp2,43
Artinya, jika selisih modal antara proyek A & B juta = Rp 93.878 juta
dapat diinvestasikan pada bisnis lain yang 4. Bisnis A saja = Rp91,448 juta
mempunyai IRR > 10.56%, maka bisnis kecil (A)
dipilih, dengan syarat selisih dana tersebut dapat ● Kesimpulan: baik perhitungan IRR maupun
diinvestasikan. Tetapi apabila hal tersebut tidak NPV, kombinasi antara bisnis A & C
dapat dipenuhi, maka sebaiknya dipilih bisnis yang memberikan manfaat yg lebih besar, dan
besar (B) saja. secara ekonomis akan lebih menguntungkan
untuk dipilih.
Misal terdapat dua alternatif pilihan bisnis lainnya
yang sesuai dengan sisa dana yang ada
BAB 13 - Analisis Ekonomi
❖ Analisis finansial ● Alasan digunakannya harga bayangan
● Analisis yang menilai suatu bisnis dari sudut dalam analisis ekonomi adalah:
pandang pebisnis secara individual/orang yang - Harga privat tidak selalu mencerminkan
berkaitan langsung dengan bisnis tersebut apa yang sebenarnya diperoleh
(pelaku bisnis). masyarakat melalui produksi yang
● Contoh : investor yg menanamkan modalnya, dihasilkan dari aktivitas tersebut.
maupun manajer yg terlibat bisnis tersebut. - Harga privat tidak selalu mencerminkan
● Tujuan → memperhitungkan besarnya insentif apa yang sebenarnya dikorbankan
bagi orang yang turut serta dalam pelaksanaan seandainya sejumlah sumber daya
bisnis. yang dipilih digunakan dalam aktivitas
lain yang masih memungkinkan di
❖ Analisis Ekonomi masyarakat.
● Kegiatan investasi dilihat dari sudut pandang ● Pembayaran transfer: Pajak → pajak
masyarakat/perekonomian secara keseluruhan. merupakan transfer dari produsen kepada
● Dalam analisis ini perhitungan nilai yang pemerintah, sehingga unsur pajak tidak
dihasilkan disebut Social Returns atau dihitung sebagai biaya.
Economic Returns. ● Pembayaran transfer: Subsidi → subsidi
● Keuntungan → kemampuan untuk dianggap sebagai sumber yang dialihkan
memaksimumkan sumberdaya yang bersifat dari masyarakat untuk digunakan dalam
nasional di dalam menghasilkan pendapatan proses produksi. Oleh sebab itu, subsidi
nasional yang diterima produsen adalah beban
masyarakat, jadi dari segi perhitungan
❖ Perbedaan perhitungan analisis finansial dan sosial (ekonomi) tidak mengurangi biaya.
ekonomi ● Pembayaran transfer: Bunga → . Bunga
A. Analisis finansial atas pinjaman dalam negeri tidak
● Harga → menggunakan harga aktual yang dimasukkan sebagai biaya, karena modal
terjadi di pasar (harga privat) baik untuk input tersebut dianggap sebagai modal
maupun output → benar-benar diterima masyarakat, sehingga bunganya
● Pembayaran transfer: Pajak → unsur pajak merupakan bagian dari benefit masyarakat.
dihitung sbg biaya yg dibayarkan ke pemerintah. Bunga atas pinjaman dr LN diperhitungkan
● Pembayaran transfer: Subsidi → penerimaan sebagai biaya.
subsidi berarti pengurangan biaya produksi atau
subsidi mengurangi biaya (diperhitungkan). ❖ Harga bayangan (Shadow Price)
● Pembayaran transfer: Bunga → bunga ➔ Shadow price: suatu harga yang niainya
pinjaman yang berasal dari dalam negeri tidak sama dengan harga pasar (bisa
maupun luar negeri dimasukkan sebagai biaya diatas maupun dibawah harga pasar),
(diperhitungkan di dalam analisis). tetapi harga tersebut dianggap
B. Analisis Ekonomi mencerminkan nilai sosial yang
● Harga → menggunakan harga bayangan sesungguhnya dari suatu barang dan jasa
(shadow price) atau disebut harga sosial. ➔ Manfaat: untuk penyesuaian terhadap
● Harga bayangan: harga yang sebenarnya akan harga pasar dari beberapa faktor produksi
terjadi dalam suatu perekonomian jika pasar atau hasil produksi. Hal ini disebabkan
dalam keadaan persaingan sempurna dan dalam karena dalam analisa proyek terdapat
kondisi keseimbangan (Gittinger, 1986). barang tertentu yang harganya belum atau
● Harga yang diterima/dibayar: tanpa pajak/subsidi tidak dapat mengukur biaya atau nilai
atau bentuk intervensi lainnya social opportunity cost daripada suatu
faktor-faktor produksi atau hasil-hasil kerja harus disesuaikan dengan keadaan
produksi tersebut C. Untuk menilai tenaga unskilled
labour dalam membuka tanah, maka dinilai
● Adanya shadow price disebabkan oleh : setinggi jumlah yang diperlukan untuk
1) Perubahan dlm perekonomian yg terlalu cepat penghidupan mereka
sehingga mekanisme pasar tidak sempat 4) Untuk skilled labour didalam
mengikutinya. Harga dis-ekuilibrium yg terjadi perhitungannya seringkali digunakan
tdk mencerminkn biaya/hasil yg sesungguhnya suatu shadow price yang lebih besar dari
2) Proyek yg sgt besar & invisible, menyebabkan upah atau gaji yang berlaku
perubahan di dalam harga pasar baik untuk 5) Untuk perhitungan modal (capital) yang
harga input maupun harga output, sehingga dipakai sebagai shadow price adalah the
tidak dapat diperoleh satu harga pasar yang opportunity costs of capital (the benefit
dapat dipakai untuk mengukur nilainya foregone)
3) Unsur monopolistis dalam pasar, pajak &
subsidi menyebabkn harga pasar menyimpang ● Border prices sering digunakan untuk menilai
dari ukuran yang sebenarnya baik untuk hal tradables karena :
biayanya maupun hasil sosialnya 1) Untuk tradables inputs, harga domestik
4) Berbagai input dan output sehingga dengan sering mengandung :
adanya sebab teknis, administratif/sosial, maka - Domestic revenue taxes
menyebabkan tidak dapatnya dijual atau - Import tariffs
dibayar/dibeli dengan cara yang biasa - Tindakan-tindakan kebijaksanaan
untuk melindungi industri di dalam
● cara yg digunakn dlm menentukan shadow price : negeri, sehingga domestic cost
1) Untuk foreign exchange, biasanya dipakai kurs kelihatan terlalu tinggi dan akhirnya
resmi yang berlaku, yaitu exchange rate yang disesuaikan dengan border prices
ditentukan oleh pemerintah → atau rata-rata 2) Untuk import substituting outputs, harga
kurs yang berlaku selama periode tertentu. pasar dalam negeri terlalu tinggi, karena
2) Untuk barang dan jasa, seringkali dipakai harga mengandung segala macam proteksi.
internasional/border prices, karena keadaan Dengan demikian keadaan ini kelihatan
pasar internasional biasanya dianggap menguntungkan untuk investasi dalam
mendekati perfect market import substituting project, sehingga nilai
- Border price untuk barang-barang impor output harus disesuaikn dg border prices
dipakai pedoman harga impot c.i.f(cost,
insurance and freight) lepas pelabuhan ● Penentuan harga bayangan nilai tukar uang :
- Border price untuk barang-barang export Gittinger (1986)
dipakai pedoman harga ekspor f.o.b ((free
on board) pada titik masuk pelabuhan
ekspor.
3) Untuk TK biasanya dibedakan menjadi :
- Jika di suatu daerah terdapat banyak ★ SER = Nilai tukar bayangan (Rp/US$)
pengangguran (disquised unemployment) ★ OER = Nilai tukar resmi (Rp/US$)
maka dipakai shadow price = 0 ★ SCF = Faktor konversi standar
- Untuk suatu daerah pertanian, dimana ★ SCFt = Faktor konversi standar untuk
terdapat musim buruh banyak yang tahun ke-t
menganggur dan terdapat juga suatu ★ Xt = Nilai ekspor Indonesia untuk tahun
musim lain yang memerlukan semua ke-t (rupiah)
tenaga kerja yang ada maka biaya tenaga
★ Mt = Nilai impor Indonesia untuk tahun ke-t langsung maupun tdk langsung (dollar)
(rupiah) ➔ Sampai saat ini belum ada metode yang
★ Txt = Penerimaan pemerintah dari pajak khusus dan mudah untuk memperkirakan
ekspor untuk tahun ke-t (rupiah) besarnya eksternalitas. Besarnya nilai
★ Tmt = Penerimaan pemerintah dari pajak eksternalitas ini dapat positif atau negatif.
impor dan bea masuk tahun ke-t (rupiah) Namun demikian, dalam penelitian ini
diasumsikan bahwa nilai eksternalitas yang
positif dan negatif tersebut bersifat saling
● Metode biaya SD Domestik meniadakan. Hal ini berarti eksternalitasnya
➔ Merupakan salah satu cara kriteria investasi sama dengan nol. formula BSD :
yang digunakan untuk menentukan diterima
atau tidaknya suatu kegiatan bisnis atau
besarnya biaya sumberdaya domestik (Rp)
untuk mendapatkan atau menghemat satu
satuan devisa (dollar).
➔ Mengukur berapa banyaknya domestic ➔ rumus Koefisien Biaya Sumberdaya
resources cost (sumber-sumber domestik Domestik (KBSD)
nasional, misal dalam dolar) yang harus
dikorbankan di dalam memproduksi suatu
barang atau jasa, dimana barang tersebut → harga bayang
diekspor (akan menghasilkan suatu unit devisa nilai tukar uang
dalam dolar) atau apabila dijual didalam negeri ➔ KBSD < 1 = efisien dari segi penghematan
sendiri sebagai substitusi impor (dapat sumberdaya domesttik jika . Hal ini dapat
menghemat suatu unit devisa).. terjadi jika aktivitas tersebut secara
➔ Kriteria BSD dapat digunakan untuk ekonomi menguntungkan dan mempunyai
menghitung apakah menguntungkan/tidak bagi keunggulan komparatif.
suatu negara untuk memproduksi suatu ➔ Keunggulan komparatif = ukuran daya
komoditi sendiri dibandingkan dengan negara saing (keunggulan) potensial, dalam artian
lain atau lebih baik memproduksi sendiri daya saing yang akan dicapai apabila
dibandingkan dengan harus mengimpornya. perekonomian tdk mengalami distorsi sama
➔ x sekali. Dalam pengertian ini perhitungan
harga ditentukan brdsrkn harga sosialnya
yang didapat dengan mengadakan bbrp
penyesuaian dr harga aktualnya.
fsj = Faktor-faktor produksi primer ke-s yang ➔ konsep keunggulan komparatif ini tidak
langsung digunakan dalam aktivitas j dapat digunakan sebagai indikator untuk
Vs = Harga bayangan tiap satuan faktor-faktor mengukur keuntungan dan kelayakan
produksi primer (rupiah) suatu kegiatan ekonomi bagi
Ej= Efek eksternalitas dari aktivitas ke-j petani/perorangan (layak secara finansial).
bertanda negatif atau positif Untuk itu digunakan konsep keunggulan
Vj= Nilai total output dari aktivitas ke-j pada nilai kompetititf, sering disebut revealed
harga pasar dunia (dollar) comparatve advantage yg mengukur daya
mj = Nilai total input antara yang diimpor baik saing suatu kegiatan pada kondisi
langsung maupun tidak langsung dalam perekonomian aktual.
aktivitas j (dollar) ➔ Perhitungan keunggulan kompetitif dengan
rj = Nilai total penerimaan pemilik faktor luar menggunakan nilai BSD mempunyai
negeri yg digunakan dlm aktivitas j baik persamaan dengan cara perhitungan nilai
BSD untuk mengukur keunggulan
komparatif. Perbedaannya adalah pada
penentuan dasar perhitungan harga
input-output, dimana pada analisis
keunggulan komparatif harga input-output
ditentukan berdasarkan harga sosialnya
(social price) sedangkan pada analisis
keunggulan kompetitif harga-harga
tersebut ditentukan berdasarkan harga
aktualnya (Asian Development Bank,
1992).

Anda mungkin juga menyukai