TANGGAPAN DISKUSI 4
STUDI KELAYAKAN BISNIS
• Modal Sendiri: Dana atau modal yang berasal dari pemilik, peserta atau pengambil bagian dalam
perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang
bersangkutan, dan dana ini akan menjadi modal sendiri dalam perusahaan tersebut. Metode
pembelanjaan dengan menggunakan dana yang berasal dari pemilik atau calon pemilik tersebut
disebut pembelanjaan sendiri (equity financing). Dengan demikian maka dana yang berasal dari
sumber ekstern adalah terdiri dari modal asing dan modal sendiri.
Sumber: Modul EKMA 4311 Studi Kelayakan Bisnis
2. Biaya biaya apa saja yang termasuk dalam investasi aktiva tetap berwujud!
Jawab:
Aktiva Tetap merupakan kekayaan yang dimiliki perusahaan dalam bentuk siap pakai atau dibangun
terlebih dahulu, yang tidak dimaksudkan untuk kegiatan operasional usaha perusahaan serta memiliki masa
ekonomis lebih dari satu tahun. Aktiva tetap merupakan investasi di suatu perusahaan untuk meningkatkan
produktifitas dan memberikan harapan baik bagi perusahaa untuk mendapatkan keuntungan yang lebih
besar di masa yang akan datang. Aktiva tetap dibagi menjadi 2 jenis yaitu aktiva tetap berwujud, & aktiva
tidak berwujud.
Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang memiliki bentuk fisik dan bersifat relatif permanen, seperti:
a. Tanah, yang diatasnya didirikan bangunan atau digunakan operasi, misalnya sebagai lapangan,
halaman, tempat parker dan lain sebagainya.
b. Bangunan dan sarana penunjang, fasilitas yang digunakan untuk kegiatan operasional
perusahaan, baik bangunan kantor, toko maupun bangunan untuk pabrik.
c. Mesin-mesin dan peralatan kantor, mencakup aset yang digunakan dalam kegiatan operasional
seperti furniture kantor, mesin pabrik, dan lain sebagainya.
d. Kendaraan, fasilitas yang digunakan untuk transportasi perusahaan.
Biaya-biaya yang termasuk dalam investasi aktiva tetap berwujud antara lain biaya pajak, biaya
pemeliharaan, biaya penyusutan atau depresisasi dan segala macam biaya untuk mendapatkan aktiva tetap
berwujud seperti
Biaya-biaya tersebut digunakan untuk menghitung harga perolehan aktiva tetap. Aktiva tetap berwujud
diperoleh dari beberapa cara yaitu bisa dengan pembelian tunai, pembelian kredit, hadiah atau donasi, hasil
penukaran dengan surat berharga atau dengan aktiva lainnya, serta diperoleh dari hasil buatan sendiri.
Contoh: Apabila suatu perusahaan ingin membeli satu petak tanah maka akan keluar biaya seperti biaya
perataan tanah, biaya notaris, dan biaya perantara.
Sumber:
Utami, Novia Widya. 2020. “Aktiva Tetap: Pengertian, Jenis dan Cara Memperolehnya”. [link]
https://www.jurnal.id/id/blog/aktiva-tetap-pengertian-jenis-dan-cara-memperolehnya/. Diakses pada
tanggal 20 April 2020 pukul 18.06 WIB
DISKUSI 4 – STUDI KELAYAKAN BISNIS
MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054
UNIVERSITAS TERBUKA
3. Jelaskan ukuran feasible dan infeasible dalam perspektif NPV. Berikan contoh
kasusnya dan perhitungannya!
Jawab:
Net Present Value (NPV) merupakan pendekatan aliran kas diskontoan (discounted cash flow) dalam
penganggarakan modal. Dengan menggunakan metode NPV, seluruh aliran kas dinilai-sekarangkan dengan
tingkat pengembalian yang disyaratkan (required rate of return). Selanjutnya, nilai sekarang (PV) dari
semua arus masuk proyek dibandingkan dengan investasi asalnya (I) atau dirumuskan NPV = PV – I. NPV
bisa bernilai kurang dari (NPV < 0), lebih dari (NPV > 0), atau sama dengan nol (NPV = 0).
Ukuran feasible (usaha/proyek layak untuk dilaksanakan) dalam perspektif NPV (Net Present Value)
adalah
NPV > 0
Maka investasi tersebut sebaiknya diterima (feasible/layak) karena kemungkinan memberi
keuntungan, contoh:
Manajer keuangan PT. Sejahtera Selalu tengah melakukan analisa terhadap tiga usulan proyek.
Kebutuhan dana untuk investasi A dalam dua tahun adalah Rp 10.000 dan Rp 21.000, investasi B
Rp 15.000 dan Rp 22.500 serta investasi C Rp 12.000 dan 19.500. Dana keseluruhan tersebut
diperkirakan sebesar Rp.12.000,- dari masing-masing investasi, dan biaya modal (cost of capital)
yang ditetapkan adalah 2%. Tentukan proyek yang paling feasible.
Jawab :
Ketiga proyek tersebut feasible (NPV > 0) dan proyek yang paling feasible untuk dikerjakan adalah
proyek B karena NPV yang diperoleh jauh lebih besar keuntungan akhirnya dibandingkan dengan
proyek A dan C.
DISKUSI 4 – STUDI KELAYAKAN BISNIS
MUHAMMAD SAIFUL BAHRI – 031385054
UNIVERSITAS TERBUKA
Ukuran infeasible (usaha/proyek tidak layak untuk dilaksanakan) dalam perspektif NPV adalah
NPV < 0
Maka investasi tersebut sebaiknya ditolak (infeasible/tidaklayak) karena kemungkinan tidak memberikan
keuntungan, contoh:
Pimpinan perusahaan akan mengganti mesin lama dengan mesin baru karena mesin lama tidak
ekonomis lagi, baik secara teknis maupun ekonomis. Untuk mengganti mesin lama dibutuhkan
dana investasi sebesar Rp 75.000.000,‐. Mesin baru mempunyai umur ekonomis selama 5 tahun
dengan salvage value berdasarkan pengalaman pada akhir tahun kelima sebesar Rp.15.000.000,.
Berdasarkan pengalaman pengusaha, cash in flows setiap tahun diperkirakan sebesar Rp
20.000.000,‐ dengan biaya modal 18% per tahun. Apakah penggantian mesin ini layak untuk
dilakukan apabila dilihat dari PV dan NPV?
Jawab:
= 69.100.059
= – 5.899.941
NPV yang diperoleh bernilai negatif (NPV < 0), maka pembelian mesin tidak
feasible/infeasible.
Sumber:
Karunia, Diana Apriliani. 2011. “pengertian NPV, IRR, dan PBP”. [link]
https://dianaprilianikarunia.wordpress.com/. Diakses pada tanggal 21 April 2020 pukul 06.30 WIB
Modul EKMA 4311 Studi Kelayakan Bisnis
Terimakasih...