Oleh
Ketua : Debora Agatha Chandra Elloinia
Anggota : 1. Fransiska Apriliani
2. Gheitsa Zahira Shofa
Oleh
Ketua : Debora Agatha Chandra Elloinia
Anggota : 1. Fransiska Apriliani
2. Gheitsa Zahira Shofa
2
LEMBAR PENGESAHAN
Peneliti
Debora Agatha Chandra Elloinia
Fransiska Apriliani
Gheitsa Zahira Shofa
Mengetahui, Menyetujui,
Kepala SMA Negeri 1 Rembang Pembimbing
3
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini kami menyatakan bahwa yang tertulis dalam laporan karya
proposal business idea ini benar karya sendiri, bukan jiplakan dari karya
tulis orang lain atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan
etika keilmuan yang berlaku, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau
temuan orang lain yang terdapat dalam laporan karya ini dikutip atau
dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini kami siap
menanggung resiko/sanksi yang dijatuhkan apabila ditemukan adanya
pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini.
Ketua,
Anggota 1, Anggota 2,
4
MOTTO
5
KATA PENGANTAR
6
ABSTRAK
Produk mie level ALOHA (Aloe vera, Daun Kelor, Ikan Barakuda)
mengandung berbagai gizi yang dibutuhkan dalam masa pertumbuhan.
Produk mie level ALOHA, mengandung protein, karbohidrat, zat besi,
kalsium, lemak, serat, dan natrium.
Kata kunci : aloe vera, anemia, daun kelor, ikan barakuda, dan stunting
7
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN
MOTTO
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Tujuan Bisnis
C. Manfaat Bisnis
D. Sasaran Bisnis
E. Kelebihan Bisnis
DESKRIPSI BISNIS
A. Deskripsi Produk
1. Deskripsi Mie Level ALOHA
B. Aspek Pemasaran Bisnis
C. Proyeksi Keuangan Bisnis
D. Analisis Resiko Bisnis
KEBERLANJUTAN
A. Keberlanjutan
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
LAMPIRAN
8
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia perlu mengkonsumsi makanan yang sehat untuk
mendukung kecerdasan dan produktivitas kerja, yaitu makanan yang
dibutuhkan tubuh mengandung nutrisi utama antara lain protein,
vitamin, lemak, zat besi, karbohidrat, air dan mineral. Zaman sekarang
banyak remaja dan anak-anak yang mengalami masalah gizi. Masalah
gizi dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, misalnya kurangnya
konsumsi buah dan sayur, pola makan yang tidak teratur, dan sering
mengkonsumsi makanan berpenyedap (Aminah, 2023).
Remaja yang tidak mengkonsumsi makanan seimbang juga
berisiko mengalami kekurangan energi kronis atau KEK yang dapat
menyebabkan infeksi dan masalah hormonal lainnya. (Aminah, 2023).
Beberapa penyakit kurang energi kronis di antaranya anemia. Anemia
merupakan suatu keadaan dimana jumlah sel darah merah atau kadar
hemoglobin (Hb) di dalam darah lebih rendah daripada nilai normal
untuk kelompok orang menurut umur dan jenis kelamin (Anis, 2016).
Anemia merupakan masalah gizi global. Menurut Organisasi Kesehatan
Dunia/WHO, anemia menyerang 30% atau lebih dari 2 miliar orang di
seluruh dunia. Di Indonesia, prevalensi anemia sebesar 21,7%,
prevalensi anemia pada kelompok umur 15-21 tahun sebesar 26,4%,
dan prevalensi anemia pada kelompok umur 5-14 tahun sebesar 57%.
(Erika, 2022).
Akibat dari konsumsi makanan tidak sehat lainnya adalah
stunting. Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan
oleh asupan gizi yang kurang dalam waktu cukup lama akibat
pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi (Sinta
Fitriani, 2021). Stunting biasa terjadi saat mulai dari dalam kandungan
dan baru terlihat saat anak memasuki usia balita. Hal ini terjadi
disebabkan oleh kurangnya asupan gizi yang diterima janin atau bayi,
1
keterbatasan air bersih dan sanitasi, serta ketersediaan pangan di tingkat
rumah tangga yang rendah. Pemberian nutrisi yang lengkap dan
seimbang dapat menjadi dasar untuk tumbuh kembang anak yang
optimal.
Angka stunting di Kabupaten Rembang sedikit lebih rendah jika
dibandingkan dengan angka rata-rata nasional sekitar 27%. Di
Rembang, dilaporkan 24,96% balita mengalami stunting pada 2020 atau
naik dari 22,9% pada 2019 (Yandip, 2021). Saat ini 2023, masih ada
sekitar 1.228 bayi bawah dua tahun (Baduta) yang terkena stunting
(Yandip, 2023). Kondisi ini tentunya dapat ditanggulangi melihat
Rembang merupakan daerah dengan garis pantai sepanjang 63,5 km
yang merupakan penghasil ikan kaya akan protein. Salah satu ikan yang
banyak dijumpai di Kabupaten Rembang adalah ikan barakuda. Selain
masalah stunting, prevalensi anemia pada remaja di Kabupaten
Rembang mencapai 22,8% (Djoko Trihadi, 2017). Anemia merupakan
penyakit yang dapat dicegah dengan mengkonsumsi makanan yang
kaya sumber zat besi, misalnya daun kelor. Perlu diketahui bahwa
kebutuhan zat besi di masa remaja adalah sekitar 8 mg hingga 15 mg
setiap harinya, sedangkan kandungan zat besi yang terdapat pada daun
kelor sebanyak 28,29 mg/100 gr daun kelor (Sulasmi, 2023).
Ikan barakuda (Sphyraena jello) biasa dikenal dengan nama ikan
tunul adalah ikan yang mudah ditemui di daerah Rembang. Ikan
barakuda memiliki komposisi kimia yaitu kadar air sebesar 80,69 %,
kadar protein sebesar 14,71 %, kadar abu sebesar 1,30 %, kadar lemak
sebesar 0,19 %, dan karbohidrat sebesar 3,12 % (Alvis, 2022). Harga
ikan barakuda lebih murah dibandingkan dengan ikan tenggiri dan ikan
gabus. Ikan barakuda memiliki daging yang berasa gurih dan lembut
sehingga ikan ini dapat dijadikan alternatif pengganti sumber protein
hewani.
Daun kelor (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan dari
suku Moringaceae. Daun kelor dikenal di seluruh dunia sebagai
tanaman bergizi dan WHO telah memperkenalkan kelor sebagai salah
2
satu pangan alternatif untuk mengatasi anemia dan masalah gizi atau
malnutrisi (Nina Jusnita, 2019). Daun kelor mengandung zat besi yang
tinggi, sehingga mampu mengoptimalkan tumbuh kembang anak dan
remaja. Hal ini dikarenakan zat besi pada daun kelor mampu membantu
sel darah merah membawa oksigen ke seluruh tubuh.
Aloe vera merupakan tanaman serba guna untuk kesehatan.
Karena memiliki banyak manfaat dan khasiat bagi kehidupan manusia
maka tanaman ini mendapatkan julukan tanaman ajaib. Aloe vera
mengandung air sebanyak 95%. Sisanya berupa bahan aktif lain
(minyak esensial, asam amino, mineral, vitamin, enzim, dan
glikoprotein). Makanan dan minuman hasil olahan aloe vera sangat
berpotensi sebagai makanan atau minuman kesehatan. Hal tersebut
disebabkan oleh kombinasi kandungan zat gizi dan non gizi yang
memiliki khasiat untuk mendongkrak kesehatan.(NMS Martini, 2021),
Saat ini hampir semua kalangan terutama anak-anak dan remaja
gemar mengkonsumsi mie. Berdasarkan data World Instant Noodles
Association, konsumsi mie instan Indonesia mencapai 14,26 miliar
porsi/bungkus pada 2022. Jumlah ini meningkat 7,46% dibandingkan
tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) sebanyak 13,27 miliar bungkus
(Cindy Mutia, 2023). Banyaknya penggemar mie, peneliti terinspirasi
untuk membuat “Inovasi Mie Sehat Pencegah Anemia dan Stunting
Melalui Mie Level ALOHA (aloe vera, Kelor, Barakuda)” dengan
bahan yang kaya gizi untuk mengatasi permasalahan stunting dan
anemia di Kabupaten Rembang.
B. Tujuan Bisnis
Adapun tujuan bisnis ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mencegah stunting dan anemia pada anak dan remaja di
Indonesia.
2. Untuk mengembangkan ide pengolahan berbagai bahan yang
mudah ditemui di Kabupaten Rembang, seperti aloe vera, daun
kelor, dan ikan barakuda.
3
3. Untuk mengurangi konsumsi mie tidak sehat di Kabupaten
Rembang.
C. Manfaat Bisnis
1. Manfaat Teoritis
Memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan manfaat aloe
vera, daun kelor, ikan barakuda yang berprotein tinggi. Selain itu,
memberikan informasi cara membuat mie level ALOHA beserta
kandungan gizinya yang berkaitan dengan pengurangan konsumsi
mie tidak sehat di Kabupaten Rembang.
2. Manfaat Praktis
Manfaat program ini diharapkan berguna untuk menuliskan
kreativitas dari penulis. Serta memberitahukan kepada masyarakat
adanya inovasi baru yaitu mie level yang sehat dan bergizi
sehingga aman untuk dikonsumsi.
D. Sasaran Bisnis
1. Anak-anak
Produk ini memiliki sasaran konsumen anak-anak berusia 2-12
tahun. Hal ini dikarenakan anak-anak membutuhkan gizi lebih
berupa protein, zat besi, dan kalsium. Pemberian gizi tersebut akan
lebih mudah diberikan melalui produk dalam bentuk mie level.
2. Remaja
Selain anak-anak produk ini juga memiliki sasaran konsumen
remaja usia 13-21 tahun. Hal ini dikarenakan remaja sangat suka
mengkonsumsi mie terutama mie pedas. Pemberian mie pedas juga
harus memperhatikan kandungan protein, zat besi dan kalsium.
Dengan adanya mie level ini sangat cocok untuk dikonsumsi di
kalangan remaja.
E. Kelebihan Bisnis
1. Konsumsi produk yang berjangka panjang
4
Mie level ALOHA (Aloe vera, daun kelor, ikan barakuda)
merupakan produk awetan yang dikemas dengan cara divakum
sehingga produk ini tahan lama dan dapat dikirim ke seluruh daerah
di Indonesia. Selain itu produk ini juga digemari sepanjang masa
dan tidak terpengaruh oleh waktu. Ditambah lagi mie level ini
dibuat dengan memperhatikan kandungan sehingga memiliki gizi
dan nutrisi yang seimbang untuk dikonsumsi.
2. Segmentasi pasar yang luas
Mie level ALOHA (Aloe vera, daun kelor, ikan barakuda) pada
dasarnya menargetkan segmentasi pasar secara khusus pada anak-
anak dan remaja. Segmentasi ini dirasa cukup luas karena anak-
anak dan remaja memiliki minat yang tinggi terhadap konsumsi
mie. Selain itu, kelompok orang dewasa juga dapat mengkonsumsi
mie level ini.
3. Tingkat kepedasan mie yang bervariasi
Untuk memvariasi mie agar dapat dikonsumsi di berbagai
kalangan, mie ini dibuat dengan level kepedasan yang bervariasi
mulai dari level 0 sampai level 2. Sesuai target kami anak-anak
cenderung tidak suka pedas sehingga bisa memilih level 0.
Sedangkan untuk kalangan remaja yang suka pedas bisa memilih
level 1 sampai 2.
4. Produk awet dan tahan lama
Pengemasan produk dengan cara di vakum dan penyimpanan
produk di freezer dengan suhu dibawah 18oC membuat produk ini
awet dan tahan lama untuk 30 hari.
5. Persaingan yang masih sedikit di dalam pasar
Mie level ALOHA (Aloe vera, daun kelor, ikan barakuda) produk
ini masih jarang ditemui di pasaran melihat kandungan yang kaya
akan protein dan nutrisi yang tinggi yang jarang sekali diperhatikan
oleh produsen mie level lainnya.
5
BAB II
DESKRIPSI BISNIS
A. Deskripsi Produk
1. Deskripsi Mie Level ALOHA
Produk mie level ALOHA merupakan sebuah kreasi kuliner
unik yang menggabungkan cita rasa yang lezat dengan manfaat
kesehatan yang luar biasa. Produk ini merupakan produk sehat yang
bisa dijadikan pilihan sempurna bagi mereka pecinta mie. Tidak
hanya disajikan secara langsung, mie level ALOHA juga dikemas
menjadi produk frozen dengan tidak mengurangi rasa khas dari mie
itu sendiri.
Bentuk mie level ALOHA seperti mie basah lainnya, yang
membedakan yaitu kandungan pada mie terdiri dari ekstrak
aloevera, ekstrak daun kelor dan ikan barakuda. Warna mienya lebih
kehijauan karena terdapat ektrak daun kelor. Penyajian mie,
dilengkapi dengan bumbu utama, bumbu sambal, taburan ayam,
daun bawang, bawang merah goreng dan pangsit goreng.
6
Gambar 2.1. Komponen Mie Level ALOHA
Produk mie level ALOHA memiliki keunggulan dibandingkan
dengan produk mie level lainnya. Keunggulannya antara lain, mie
level ALOHA memiliki kandungan yang sehat dan bergizi (ektrak
aloevera, ekstrak kelor dan ikan barakuda) sehingga diharapkan
dapat mengatasi permasalahan stunting dan anemia di Rembang, mie
level ALOHA dikemas secara vacum dan disimpan dalam freezer
sehingga lebih tahan lama dan praktis dikonsumsi kapan saja, dan
segmentasi pasar luas karena mie dapat dikonsumsi oleh anak-anak,
remaja hingga orang dewasa.
Potensi lokal di Kabupaten Rembang yang digunakan sebagai
bahan utama pembuatan mie yaitu ikan barakuda, aloevera dan daun
kelor. Ikan barakuda sangat melimpah di wilayah Kabupaten
Rembang. Harga ikan juga relatif murah dan stabil. Selain ikan,
pembuatan mie juga berbahan ektrak aloevera karena di Rembang
terdapat petani aloevera yang menjual aloevera dalam bentuk bahan
mentah siap olah. Potensi lokal lainnya yaitu daun kelor juga mudah
tumbuh dan berkembang di Kabupaten Rembang.
7
2. Label dan Pengemasan Produk
a. Label Produk
8
dalam plastik vacuum dan divakum bersama dengan taburan
ayam, irisan daun bawang dan bawang merah goreng. Bagian
depan kemasan diberi label identitas produk dan bagian
belakang label cara penyajian dan penyimpanan produk.
Kemasan produk ditunjukkan pada Gambar 2.1 dan Gambar 2.3.
9
Pada aspek tekstur 67% responden menilai produk bertekstur kenyal.
Pada tingkat keamisan ikan barakuda 58% responden menilai tidak
merasakan amis. Pada aspek penampilan produk 59% responden
menilai penampilan produk mie level ALOHA sangat menarik. Pada
aspek terakhir yaitu aroma 50% responden menilai produk beraroma
sedap. Dengan hasil analisis uji Organoleptik ini dapat disimpulkan
bahwa produk mie level Aloha layak dikonsumsi oleh masyarakat.
10
a) Pemasaran kepada pelanggan dalam area geografis tertentu
dengan menggunakan strategi yang sesuai dengan karakteristik
pasar lokal misalnya melakukan penjualan secara
konsinyasi/titip produk pada pelaku usaha makanan frozen atau
kantin sekolah.
b) Memanfaatkan platform media sosial untuk berinteraksi dengan
pelanggan potensial, membangun merek, dan mempromosikan
produk video, infografik, atau posting media sosial yang relevan
misal melalui status whatsapp, facebook, tiktok, dan Instagram.
c) Live shopping melalui Tiktok atau Shopee.
d) Membuat promosi menarik dengan diskon atau voucher Shopee.
3. Menentukan Posisi Pasar
Menentukan posisi pasar dapat dilakukan dengan mengikuti
tiga langkah yaitu mengidentifikasi keunggulan kompetitif, memilih
keunggulan kompetitif, serta mewujudkan dan mengkomunikasikan
posisi.
Produk mie level ALOHA adalah produk unik yang
menggunakan bahan utama yaitu aloe vera, daun kelor, dan ikan
barakuda sehingga mie ini merupakan mie yang padat gizi. Ini
adalah satu-satunya produk olahan mie sehat di Kabupaten Rembang
yang diharapkan mampu mencegah stunting dan anemia.
Keunggulan produk ini adalah mie yang padat gizi, masa simpan
produk yang lama, dan praktis dalam mengkonsumsi mie bisa
dimakan kapan saja.
4. Analisis Persaingan Pasar
Analisis persaingan pasar adalah mengembangkan strategi
pemasaran kompetitif yang efektif. Dalam melakukan penilaian
bisnis yang komprehensif, penting untuk memeriksa produk, harga,
jalur distribusi, dan upaya promosi yang dilakukan oleh pesaing
terdekat.
Produk mie level ALOHA merupakan produk dengan inovasi
baru sehingga belum ada persaingan bisnis yang sama. Mie level
11
yang kaya gizi dan tahan lama dalam masa penyimpanan. Namun
untuk mengatasi segala kemungkinan yang ada dimasa yang akan
datang, perlu dilakukan peningkatan kualitas dan keistimewaan dari
produk yang dijual, seperti menambahkan bahan-bahan yang bernilai
gizi tinggi dan tetap memanfaatkan sumber daya yang langsung
diproduksi di Kabupaten Rembang.
1. Sumber Pendanaan
Tabel 2.1 Sumber Pendanaan
No. Uraian Jumlah (Rp)
1. Modal Sendiri
2. Biaya Operasional
Tabel 2.2. Biaya Operasional
12
Harga Jumlah
No Uraian Pembelian Vol/ sat Satuan Harga
(Rp) (Rp)
Tepung protein
tinggi 3 kg 12.000 36.000
13
Kemasan 45 buah 2.000 90.000
Jumlah 462.450
Jumlah 100.000
3. Marketing
kuota 4
Media Sosial GB 15.000 15.000
0,6 x 1,2
Banner m 25.000 25.000
Jumlah 40.000
TOTAL 602.450
14
yang timbul selama periode waktu tertentu. BEP dianggap sebagai
titik di mana pendapatan sama persis dengan total pengeluaran
yang diharapkan. Pada titik ini kerugian perusahaan terhenti dan
perusahaan tinggal mengumpulkan keuntungan saja.
Dalam menghitung BEP, dibutuhkan beberapa data seperti
a. Biaya Tetap (FC)
Biaya tetap atau fixed cost merupakan biaya operasional,
penyusutan peralatan, dan biaya overhead meskipun volume
produksi berubah. Pada penelitian ini hanya terdapat biaya
tetap sebesar Rp 140.000,00 karena proses pembuatannya
dilakukan dalam skala kecil pada bangunan pribadi dan masih
ada yang bersifat manual hingga tanpa menggunakan mesin.
b. Biaya Variabel (VC)
Biaya variabel atau variable cost merupakan biaya yang
berubah-ubah sesuai dengan volume produksi seperti biaya
bahan baku, dan tenaga manusia. Dalam hal ini, biaya variabel
yang dibutuhkan sebesar Rp 462.450,00 dan sekali produksi
total 45 unit, sehingga biaya variabel per unit sebesar Rp
10.500,00.
c. Harga Jual/Unit (P)
Harga jual per unit adalah harga yang ditetapkan produsen
kepada konsumen dengan mempertimbangkan berbagai biaya
serta keuntungan yang diinginkan yaitu sebesar 20% dari total
biaya produksi. Sehingga harga jual dari mie level ALOHA
sebesar Rp 16.000,00 per unit.
BEP terbagi menjadi dua jenis, yaitu BEP dalam unit dan BEP
dalam rupiah
a. BEP dalam unit
FC
BEP dalam unit =
P−VC
14 0.000
BEP dalam unit =
16 .000−1 0.500
BEP dalam unit = 25,45 (dibulatkan menjadi 25)
15
Dengan BEP dalam unit 25 maka kami akan mendapat
keuntungan jika produk sudah terjual 25 unit.
b. BEP dalam rupiah
FC
BEP dalam rupiah = VC
1−
P
140.000
BEP dalam rupiah = 10.500
1−
16.000
BEP dalam rupiah = Rp 400.000,00.
4. NPV (Net Present Value)
Net Present Value (NPV) adalah konsep keuangan yang
digunakan untuk mengevaluasi profitabilitas suatu investasi atau
proyek. Ini merupakan cara untuk mengetahui apakah suatu
investasi mungkin menghasilkan uang bagi bisnis produk mie level
ALOHA di masa depan.
16
Present
Value
Bulan Estimasi Interest Discount Present
Accumulated
Proyeksi arus kas Factor rate (%) value
(PVIF) =
1/(1+r)^n
1.400.000 995.500
Initial Investment 630.000
Net Present Value
(NPV) 365.500
17
tenaga kerja dan waktu produksi. Maka dari itu, mengoptimalkan
proses produksi dan menarik investor berinvestasi dapat membantu
mengurangi biaya produksi.
G. Potensi Berkembangnya Bisnis yang Sama
Melakukan kolaborasi atau kemitraan bersama distributor dan
pemerintah dapat mempertahankan produk mie level ALOHA
sebagai brand mie sehat untuk semua kalangan. Ciri khas mie level
ALOHA yang tidak ada di mie sehat lainnya yaitu berbahan dasar
aloe vera, daun kelor, dan ikan barakuda mampu menjadi daya tarik
tersendiri dan dapat bersaing dengan produk mie sehat lainnya.
Selain itu konsep pengemasan vakum dan penyimpanan di freezer
membuat produk mie level ALOHA lebih tahan lama.
18
BAB III
KEBERLANJUTAN
A. Keberlanjutan
Jangka waktu pembiayaan kami sama dengan satu bulan atau 30
hari. Kami membagi pengembangan bisnis kami menjadi beberapa
periode yang dapat diselesaikan jika kriteria tertentu terpenuhi, yaitu :
1. Periode 1 : Hanya melayani pembelian secara online melalui
Instagram, WhatsApp, dan e-commerce serta secara offline melalui
sistem COD berdasarkan masa pre-order produk.
2. Periode 2 : Menitipkan produk pada toko frozen food dan koperasi
sekolah di Kabupaten Rembang.
3. Periode 3 : Mengembangkan e-commerce untuk memperluas
pemasaran
4. Periode 4 : Menginovasi produk mie level ALOHA menjadi
beberapa variasi topping dan level kepedasan.
5. Periode 5 : Membuka outlet didepan rumah.
19
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Mie level ALOHA dirasa dapat mengatasi anemia dan stunting
pada remaja dan anak anak di Kabupaten Rembang karena
mengandung protein, zat besi, dan kalsium yang baik untuk
pertumbuhan anak dan remaja.
2. Berdasarkan hasil Organoleptik kepada 30 responden dengan lima
aspek penilaian yaitu rasa, tekstur, tingkat keamisan, penampilan,
dan aroma produk mie level ALOHA didapatkan 60% responden
puas.
3. Mie level ALOHA memiliki potensi lokal sebagai oleh oleh dalam
bentuk frozen khas Rembang karena semua bahan yang digunakan
dapat ditemui dengan mudah di Rembang ditambah dengan fakta
bahwa salah satu bahan utama yaitu ikan barakuda yang merupakan
ikan yang banyak ditemui di daerah pesisir Rembang.
B. Saran
1. Diharapkan adanya tindakan dari masyarakat dan pemerintah
dalam dalam mengembangkan produk mie level ALOHA (Aloe
vera, Kelor, Barakuda) untuk mengatasi anemia dan stunting di
Kabupaten Rembang.
2. Diharapkan dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh mie
level ALOHA (Aloe vera, Kelor, Barakuda) terhadap tingkat
keefektifan dalam menanggulangi permasalahan anemia dan
stunting di Kabupaten Rembang.
20
DAFTAR PUSTAKA
Aminah et al., 2023. Produk Mie Sehat Daun Kelor Pada Siswa(i) SMAN 13
Maros. Jurnal Pengabdian Farmasi dan Sains. Volume 02, Nomor
01, April 2023.
https://bestjournal.untad.ac.id/index.php/JPFS/article/download/1619
3/11829/. Accessed 16 Sept. 2023.
Aspek
Responden
1 4 3 2 4 4
2 3 2 2 3 4
3 2 2 4 2 2
4 3 3 2 3 3
5 4 4 1 4 4
6 4 3 2 4 3
7 4 3 3 3 3
8 4 4 2 4 3
9 4 3 4 3 3
10 4 3 2 4 3
11 4 3 2 4 4
12 4 3 3 4 4
13 4 2 3 4 4
14 4 4 1 3 3
15 4 4 1 4 4
16 4 4 3 4 4
17 4 3 2 3 3
18 4 3 4 3 3
19 3 3 4 3 3
20 4 3 4 2 3
21 3 4 4 4 2
22 3 3 4 3 3
23 4 3 4 4 3
24 4 3 4 3 4
25 4 3 4 4 3
26 3 3 3 4 3
27 3 3 3 4 4
28 3 3 4 2 2
29 4 3 4 2 3
30 3 3 4 3 2
109 93 89 101 96
Total nilai
per aspek
1. Rasa Produk
2. Tekstur Produk
5. Aroma produk