Anda di halaman 1dari 4

HABLUM MINANNAS

Disusun oleh: Shafwan Syah Lausu

A. Pengertian Hablum Minannas


1. Secara bahasa hablun artinya tali atau hubungan, an-nas bermakna manusia sebagai
makhluk sosial. Hablum Minannas artinya hubungan antara manusia dengan manusia
dalam menjalani kehidupan sosial.
2. Hubungan dengan sesema manusia dapat dilakukan dengan tiga kelompok yaitu 1)
orang yang tidak dikenal, 2) orang yang dikenal (bukan sahabat karib), dan 3) sahabat
karib.
3. Sahabat karib adalah orang yang dijadikan sebagai teman dalam menuntut ilmu baik
dunia dan agama dan teman yang mendampingi hidupmu untuk keselamatan dunia dan
akhirat.
B. Dalil-dalil Hablum Minannas
1. Al-Hujurat 13
ُ ْ َ َّ ُ ََ َ َ ُ ُ ُ ْٰ َ َ ٰ ُْ َ َ ُ ٰ ْ َ َ َّ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫اس ِانا خلقنك ْم ِم ْن ذك ٍر َّوانثى َوجعلنك ْم شع ْوبًا َّوق َباۤىِٕل ِلتع َارف ْواۚ ِان اك َر َمك ْم‬ُ ‫الن‬ ‫يايها‬

َ َ َ ‫ْ َ ه َ ْ ٰ ُ ْ َّ ه‬
‫اّٰلل ع ِل ْي ٌم خ ِب ْي ٌر‬ ‫ۗان‬
ِ ‫اّٰلل اتقىكم‬
ِ ‫ِعند‬

Terjemahannya: Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari


seorang laki-laki dan perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-
bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling
mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.

2. Al-Hadits

َْ ُ ُ َ ْ َ َ ُ َ َ ْ ُ ُ َ َ ُ ُْ
)‫(مسلم‬، ‫يحب ِلنف ِسه‬
ِ ‫يحب ِلأ ِخي ِه ما‬
ِ ‫لا يؤ ِمن أحدكم حتى‬

Artinya: Tidak sempurna keimanan seseorang diantara kalian sehingga dia mencintai
saudaranya seperti dia mencintai dirinya sendiri. (HR. Muslim).

َّ ُ ُ َ َ َّ ُ ْ َ
(‫اس )روه طبرانى‬
ِ ‫اس انفعهم ِللن‬
ِ ‫خيرالن‬
Artinya: Sebaik-baik manusia yang bermanfaat bagi manusia yang lain. (HR.
Thabrani).

C. Adab menjalin hubungan dengan seluruh manusia.


1. Adab-adab dengan orang yang tidak dikenali:
a. Jangan engkau menyertai mereka dalam pembicaraan yang kosong;
b. Jangan engkau mendengarkan perkataan mereka yang jahat-jahat;
c. Jangan engkau hiraukan perkataan mereka yang menjelekan atau menjatuhkanmu;
d. Hendaklah engkau menghindar untuk berjumpa dengan mereka atau memiliki
hajat kepada mereka;
e. Hendaklah engkau memberi teguran dan nasehat terhadap pekerjaan mereka yang
mungkar dengan cara lemah lembut kalau mereka bersedia menerima
perkataanmu.
2. Adab-adab dengan orang yang dikenali tapi bukan sahabat karib:
a. Janganlah menghina siapa yang engaku kenali, barangkali mereka jauh lebih baik
dari pada dirimu;
b. Janganlah melihat mereka dengan pandangan takjub karena mereka memiliki harta
kekayaan atau pangkat di dunia dengan berharap mendapatkan sedikit harta dan
kekuasaan dari mereka, jika berbuat demikian ia akan dipandang rendah pula oleh
mereka. Hal ini membuat jatuh harga dirimu pada pandangan Allah swrt;
c. Jika yang dikenali adalah musuh, maka janganlah lawan permusuhan itu. Sebab
engkau menyia-nyiakan amalmu bahkan akan merusak agamamu karena sibuk
dengan permusuhan;
d. Janganlah dirimu bersenang hati ketika mereka datang memuliakan dan memujimu
bahkan menunjukkan rasa kecintaan mereka, sebab kemuliaan, pujian dan
kecintaan hakikatnya datangnya dari Allah swt.
e. Janganlah dirimu heran dan marah ketika mereka mencelamu, sebab jika disadari
engkau memili peluang berbuat hal yang sama.
f. Putuskanlah harapan dari harta, pangkat dan bantuan mereka, sebab orang yang
tamak akan pemberian orang lain akan rugi di hari kemudian dan menjadi hina di
dunia ini. Dan apabila engkau terpaksa meminta kepada seseorang karena hajatmu
dan dia bermurah hati menolongmu, hendaklah bersyukur kepada Allah swt atas
nikmat yang diperoleh dan berterimakasihlah kepadanya. Jika ia lemah dalam
menolongmu, maka jangan salahkan ia dan jangan ceritakan kelemahannya disaat
ia tidak dapat menolongmu. Jadilah orang mukmin yang suka menerima uzur orang
lain dan janganlah jadi orang munafik yang suka mencari aib orang lain;
g. Janganlah memberi nasihat kecuali ada tanda-tanda mereka mau menerima
nasihatmu. Jika tidak, ia akan menolak nasihatmu dan ia akan memusuhimu;
h. Berilah nasihat kepada mereka dengan lemah lembut bukan dengan cara yang keras
dan kasar;
i. Jika engkau melihat mereka dilimpahkan dengan hata dan kebaikan, maka
bersyukurlah kepada Allah swt. dan jika engkau melihat perbuatan-perbuatan
kejahatan mereka, maka serahkanlah urusan mereka kepada Allah swt dan
berlindung kepada-Nya.
j. Dengarkanlah segala perkataan mereka yang benar dan tidak peduli dengan
perkataan mereka yang batil atau keji. Hendaklah menyebutkan kebaikan mereka
dan mendiamkan kejahatan mereka;
k. Jauhilah bersahabat dengan orang yang suka kepadamu ketika dirimu senang,
sebab dia adalah musuhmu yang paling berbahaya, dan janganlah kamu jadikan
hartamu itu lebih mulia daripada marwahmu.
D. Putusnya Hablum Minannas
1. Syair Qadhi Ibnu Ma’ruf R.A:
Berhati-hatilah dengan musuhmu sekali dan berhati-hatilah dengan sahabatmu seribu
kali, barangkali sahabatmu akan bertukar menjadi musu pada suatu masa kelak maka
ia lebih tau bagaimana untuk menyakitimu
2. Tidak menjadi manusia yang sebaik-baiknya dan tidak sempurnahnya ke-imanan
seseorang.
3. Nasihat imam al-Ghazali, Asingkanlah diri dari keramaian, karena disitulah terletak
keselamatanmu. Jikalau mau bergaul, maka bergaullah dengan mereka berdasarkan tiga
pembagian:
a. Saudaramu untuk akhiratmu, maka janganlah engkau perhatikan padanya kecuali
perihal keagamaan;
b. Saudaramu untuk duniamu, maka janganlah engkau perhatikan padanya kecuali
perihal akhlak yang baik;
c. Saudaramu untuk kebaikan hatimu, maka janganlah engkau perhatikan padanya
kecuali hal-hal yang menyelamatkanmu dari kejahatannya, finahnya dan
keburukkannya.
4. Tiga perumpamaan manusia menurut Imam Al-Ghazali:
a. Orang yang seumpama makanan yang tidak boleh kita meninggalkannya;
b. Orang yang seumpama obat yang diperlukan pada masa-masa tertentu saja bukan
setiap masa;
c. Orang yang seumpama penyakit yang perlu dihindari.

Anda mungkin juga menyukai