Maimun bin Mahran berkata: "Siapa yang rela tidak mengutamakan saudara maka hendaklah dia
bersaudara dengan penghuni kubur."
Adapun tingkatan yang tertinggi, Allah telah menjadikannya sebagai sifat orang-orang Mu'min di dalam
firman-Nya: "Sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarah antara mereka, dan mereka
menafkahkan sebagian rizki yang Kami berikan kepada mereka. " (asy-Syura: 38)
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
6
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Kedua: Berkaitan dengan Memberi Bantuan dengan Jiwa Ketimbang Kebutuhan
Sendiri
Paling rendah ialah memenuhi kebutuhan pada saat diminta dan mampu tetapi disertai dengan wajah yang berseri-
seri dan menunjukkan rasa senang.
Singkatnya, hendaknya keperluan saudara seperti keperluan Anda sendiri atau lebih penting dari keperluan Anda.
Hendaknya Anda senantiasa tanggap terhadap waktu-waktu keperluan, tidak melalaikan keadaannya,
mencukupinya sehingga tidak sampai meminta-minta dan menampakkan keperluannya akan bantuan.
Al-Hasan berkata: "Saudara-saudara kami lebih kami cintai ketimbang keluarga dan anak- anak kami, karena
keluarga kami mengingatkan kami kepada dunia sedangkan saudara-saudara kami mengingatkan kami kepada
akhirat."
Asy-Sya'bi berkata tentang seorang yang duduk menghadapi seseorang lalu berkata, Aku kenal wajahnya tetapi
tidak tahu namanya': "Itu adalah perkenalan orang-orang bodoh."
Sa'id bin al-Ash berkata, "Teman majlisku punya tiga hak atas diriku: Apabila mendekat maka aku harus
menyambutnya, apabila berbicara maka aku harus menghadapnya, dan apabila duduk maka aku harus memperluas
untuknya."
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
7
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Ketiga: Berkaitan dengan Lidah yaitu Diam
1. Tidak menyebutkan aibnya ketika saudaranya tidak ada atau di hadapannya, tetapi melupakannya.
2. Tidak mencari-cari tahu dan menanyakan tentang keadaannya.
3. Tidak mengungkapkan rahasia-rahasianya yang telah diungkapkan kepadanya tetapi tidak diungkapkan
kepada orang lain sama sekali bahkan tidak diungkapkan kepada teman khususnya.
4. Tidak mengungkapkan rahasianya sekalipun setelah terputus dan tidak akrab lagi, karena hal itu termasuk
tabi'at yang buruk dan batin yang kotor.
5. Tidak mencela orang-orang yang dicintainya, keluarganya dan anak- anaknya.
6. Tidak menceritakan celaan orang lain terhadap dirinya, karena orang yang mencelamu adalah orang yang
menyampaikan celaan kepadamu.
Hal yang dapat menghentikan dari ghibah
7. Menginstrospeksi diri Anda sendiri.
8. Jika Anda mencari orang yang bersih sama sekali dari aib niscaya Anda harus meninggalkan semua makhluk
dan Anda tidak akan menemukan orang yang bisa Anda jadikan sebagai kawan.
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
8
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Ketiga: Berkaitan dengan Lidah yaitu Diam
Sama halnya dengan dilarang meyebutkan keburukan dengan lidah begitupun diam dengan hati, yaitu dengan
tidak berprasangka buruk kepadanya. Sebab, prasangka buruk adalah ghibah dengan hati.
Prasangka ini terbagi kepada apa yang disebut:
a) Tafarrus (firasat), yaitu apa yang didasarkan pada suatu tanda lalu hal itu menggerakkan persangkaan yang
tidak dapat ditolak.
b) Apa yang sumbernya adalah keyakinan (persepsi) Anda kepadanya ketika dia melakukan suatu perbuatan
yang memiliki dua sisi.
Nabi saw bersabda:
"Sesungguhnya Allah mengharamkan atas orang Mu 'min darah, harta dan harga diri sesama Mu 'min, dan
(mengharamkan) berprasangka buruk kepadanya.” HR al-Hakim
"Jauhilah prasangka karena prasangka itu adalah sedusta-dusta pembicaraan." HR Bukhari dan Muslim
"Siapa yang menutupi aurat saudaranya maka Allah akan menutupi (auratnya) di dunia &akhirat” HR Ibn Majah
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
9
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Keempat: Berkenaan dengan Lidah yakni Mengungkapkan
• Mengungkapkan ketidaksukaannya terhadap keadaan yang tidak disukainya.
• Mengungkapkan kegembiraan terhadap sesuatu yang membuatnya gembira.
• Menanyakan tentang suatu peristiwa yang dialaminya dan menampakkan empati kepadanya.
Nabi saw bersabda: "Apabila salah seorang diantara kamu mencintai saudaranya maka hendaklah ia
memberitahukannya." HR Abu Dawud dan Tirmidzi
Imam Syafi'i berkata, "Siapa yang menasihati saudaranya secara rahasia berarti telah menasihati dan
memperbaikinya. Siapa yang menasiha- tinya secara terang-terangan berarti telah mengungkapkan kekurangan
dan merusaknya."
Jadi, perbedaan antara celaan dan nasihat ditentukan oleh cara penyam- paiannya apakah secara rahasia atau
terang-terangan.
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
11
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Kelima: Mema'afkan Kekeliruan
Kekeliruan tidak terlepas dari dua hal:
1. Berkenaan dengan agamanya yaitu dengan melakukan suatu kemaksiatan
Abu dzar ra berkata, "Jika saudaramu berbalik dari keadaannya semula (melakukan maksisat) maka bencilah
dia sebagai wujud dari cintamu kepadanya." Ia menganggap hal itu sebagai bagian dari tuntutan cinta karena
Allah dan benci karena Allah.
bu Darda' berkata, "Apabila saudaramu berubah dari keadaannya semula maka janganlah kamu
meninggalkannya lantaran hal tersebut, karena saudaramu bisa saja sesekali menyimpang dan akan lurus
kembali."
2. Berkenaan dengan hak Anda yaitu kurang dalam memenuhi hak ukhuwwah yang bisa menimbulkan kekurang-
senangan, maka tidak diperselisihkan bahwa yang lebih utama adalah mema'afkan dan bersabar.
"Bersabar atas tindakan menyakitkan dari seorang saudara adalah lebih baik ketimbang mencelanya, dan
mencelanya lebih baik ketimbang memutusnya, dan memutusnya lebih baik ketimbang memusuhinya." Tetapi
hendaknya tidak berlebihan dalam membenci pada saat memusuhi. Allah berfirman: "Mudah-mudahan Allah
menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi diantara mereka." (al-
Mumtahanah: 7)
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
12
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Keenam: Mendo'akan
1. Mendo'akan saudara semasa hidupnya dan sesudah kematiannya dengan segala apa yang dicintainya untuk
diri, keluarga dan semua hal yang bertautan dengannya.
2. Anda mendo'akannya sebagaimana Anda berdo'a untuk diri Anda tanpa membedakannya. Do'amu untuknya
sama dengan do'amu untuk dirimu sendiri.
"Apabila seseorang mendo'akan saudaranya dari jauh maka malaikat berkata, 'Dan bagimu seperti itu juga. ”
HR Muslim
"Do 'a seseorang untuk saudaranya dalam kajauhan tidak tertolak. " HR Muslim
Abu Darda' ra berkata: "Sesungguhnya aku mendo 'akan tujuhpuluh saudaraku di dalam sujudku seraya
menyebutkan nama-nama mereka."
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
13
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Ketujuh: Setia dan Ikhlas
Arti setia ialah teguh dalam mencintai hingga kematiannya, dan kepada anak-anak dan teman-temannya setelah
kematiannya. Rasulullah saw bersabda tentang tujuh orang yang mendapatkan naungan Allah:
"Dan dua orang yang saling mencintai karena Allah; keduanya bertemu di atas cinta itu dan berpisah juga di
atasnya." Bukhari dan Muslim.
1. Termasuk kesetiaan adalah menghargai semua teman, kerabat dan orang-orang yang terkait dengannya.
"mereka tiada menaruh keinginan di hati mereka terhadap apa-apa yang yang diberikan kepada mereka
(Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin) atas diri mereka sendiri." (al-Hasyr: 9)
2. Termasuk kesetiaan adalah tidak berubah keadaannya dalam bertawadhu' kepada saudaraanya sekalipun
kedudukan dan kekuasaannya tinggi dan martabatnya naik, karena merasa lebih tigga dari saudara karena
berbagai keadaan yang dialaminya adalah merupakan perbuatan tercela.
3. Termasuk Termasuk kesetiaan adalah tidak berubah keadaannya dalam berta- wadhu' kepada saudaraanya
sekalipun kedudukan dan kekuasaannya tinggi dan martabatnya naik, karena merasa lebih tmgga dari saudara
karena berbagai keadaan yang dialaminya adalah merupakan perbuatan tercela.
4. Termasuk kesetiaan adalah tidak berteman dengan musuh temannya.
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
14
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Kedelapan; Meringankan dan Tidak Memberatkan
1. tidak membebani saudaranya dengan sesuatu yang menyulitkannya,
2. tidak meminta uluran harta dan kedudukan darinya,
3. tidak membebaninya untuk tawadhu' kepadanya,
4. memperhatikan keadaannya dan melaksanakan hak-haknya, bahkan cintanya kepadanya tidak dimaksudkan,
kecuali karena Allah dengan mengharap keberkahan do'anya,
5. rasa senang bertemu derigannnya,
6. dukungan terhadap agamanya dan taqarrub kepada Allah dengan menunaikan hak-haknya.
Ali ra berkata: "Seburuk-buruk teman adalah yang membebani dirimu, membuat dirimu merasa perlu untuk
berbaik-baikan, dan mendesakmu untuk meminta ma'af."
Ja'far bin Muhammad ash-Shadiq ra berkata: "Saudaraku yang paling terasa berat bagiku adalah yang
membebaniku dan aku harus berhati-hati kepadanya, sedangkan yang paling ringan bagi hatiku adalah orang yang
aku bersikap kepadanya seperti aku seorang diri."
(6) Adab Hubungan Persaudaraan
15
Hak-hak Persaudaraan dan Persahabatan
Kedelapan; Meringankan dan Tidak Memberatkan
manusia ada tiga kategori:
1. orang yang kamu dapat mengambil manfaat dari persahabatannya.
2. orang yang kamu dapat memberinya manfaat dan tidak membahayakanmu tetapi kamu tidak mendapatkan
manfaat darinya, tak perlu Anda jauhi karena Anda bisa mendapatkan manfaat di akhirat dengan syafa' at dan
do'anya serta pahala Anda atas apa yang Anda lakukan kepadanya
3. dan orang yang kamu tidak dapat memberinya manfaat tetapi membahayakanmu; ia adalah orang bodoh atau
orang yang buruk perangai. Orang yang ketiga ini harus kamu jauhi.
Termasuk meringankan dan tidak membebani ialah tidak menegur tentang ibadah-ibadah sunnah.
Adab Berbagi Hubungan
7. Adab Pergaulan dan Interaksi dengan Beragam Manusia
(7) Adab Pergaulan dan Interaksi dengan Beragam Manusia
17
1. Hadapilah teman dan musuh Anda dengan wajah ridha tanpa menghinakan diri dan takut kepada mereka,
menghormati tanpa sombong, dan tawadhu' tanpa kehinaan,
2. Janganlah Anda berdiri di tengah jama’ah, Janganlah Anda duduk di jalan
3. Apabila duduk, janganlah Anda duduk dengan jongkok,
4. Jangan menjalin jemari Anda,
5. Jangan menarik-narik jenggot,
6. Jangan memutar-mutar cincin,
7. Jangan bertusuk gigi, jangan memasukkan jari ke lubang hidung,
8. Jangan banyak meludah, jangan banyak mengusir lalat dari wajah Anda,
9. dan jangan banyak menguap di hadapan orang atau di dalam shalat dan lainnya.
10. Janganlah Anda berbicara tentang kekaguman Anda kepada anak Anda, pembantu Anda, tulisan Anda, dan
semua urusan pribadi Anda
11. Berbicaralah jika kemarahan Anda telah reda
(7) Adab Pergaulan dan Interaksi dengan Beragam Manusia
18
1. Jika Anda duduk (bergaul) bersama para penguasa maka adabnya ialah tidak menggunjing, menjauhi dusta,
menjaga rahasia, mempersedikit keperluan, menghaluskan bahasa dan ungkapan, mengkaji akhlak para raja,
mengurangi rayuan dan banyak berhati-hati kepada mereka —sekalipun terlihat ramah— tidak ambisi di hadapan
mereka dan tidak bertusuk gigi setelah makan di sisi mereka
2. Jika Anda duduk (bergaul) bersama orang-orang awam, maka adabnya ialah tidak melibatkan diri dalam
pembicaraan mereka, sedikit mendengar bualan-bualan mereka, melupakan ungkapan-ungkapan buruk mereka,
sedikit menemui mereka disamping memerlukan mereka.
3. Janganlah Anda mencandai orang yang pintar atau orang bodoh, karena orang yang pintar akan mendeng- kimu
sedangkan orang yang bodoh akan berani kepadamu.
Nabi saw bersabda:
"Siapa yang duduk di suatu majlis lalu banyak gaduhnya kemudian ia mengucapkan sebelum berdiri dari majlisnya:
'Maha Suci Engkau ya Allah, segala puji bagi-Mu. Aku bersaksi tiada Tuhan kecuali Engkau , aku memohon
ampunan-Mu dan bertaubat kepada-Mu', melainkan diampuni segala kesalahan yang terjadi di dalam majlis itu.“
Diriwayatkan oleh Tirmidzi dari hadits Abu Hurairah.
“Bila sudah kuat menjadi ukhuwwah (saudara), bila bertambah menjadi mahahbah (kekasih) dan bila meningkat lagi
menjadi khullah (teman setia ).
19
PENUTUP
Telah disebutkan sebutkan dalam buku ini berbagai sarana tazkiyah yang kedudukannya sama dengan makanan
dan obat bagi hati, sedangkan buah nyata bagi makanan hati dan obatnya adalah kesehatan hati. Kesehatan hati
berarti takhallug, tahaqquq dan tathahhur yang melahirkan berbagai perilaku kehidupan.
Ta’alluq : Menggantungkan hati dan pikiran hanya untuk Allah.
Takhalluq : Suatu upaya menuju proses penyempurnaan diri melalui pengejewantahan sifat-sifat Tuhan yang
mulia untuk dapat ditiru dalam sifat-sifat seorang mukmin
tahaqquq : merupakan suatu proses untuk mengaktualisasikan kesadaran dan kapasitas dirinya sebagai seorang
mukmin – sebagaimana tercermin dalam proses takhalluq – untuk kemudian mengaplikasikannya dalam perilaku
kehidupan sehari-hari.
Tathahhur : dinamis
That’s all! Thank you!
Any questions?