Anda di halaman 1dari 10

Pandangan Al-Qur’an Terkait Rasisme

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Tafsir


Ijtima’i Dosen Pengampu: Bapak Ali Thaufan D.S M.A

Nama Penyusun:
1. Hafiz Maulana As-Shidqi 11200340000054

2. M. Syauqi A.D 11200340000166

PROGRAM STUDI AL-QUR’AN DAN


TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2023

1
A. Pendahuluan

‫ٰٓ َ ُّ َ َّ ُ َّ َ َ ْ ٰ ُ ْ ْ َ َ َّ ُ ْ ٰ َ َ َ ْ ٰ ُ ْ ُ ُ ْ ً َّ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه‬
‫اّٰلل‬
ِ ‫يايها الناس ِانا خلقنكم ِمن ذك ٍر وانثى وجعلنكم شعوبا وقباۤىِٕل ِلتعارفواۚ ِان اكرمكم ِعند‬

َ َ َ ‫َ ْ ٰ ُ ْ َّ ه‬
‫اّٰلل ع ِل ْي ٌم خ ِب ْي ٌر‬ ‫ۗان‬
ِ ‫اتقىكم‬

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.

Pada ayat ini Allah SWT menerangkan dengan bahwa umat manusia diciptakan dan dijadikan
bervariasi dengan bersuku-suku maupun bangsa-bangsa yang tujuannya adalah agar saling
mengenal. Sehingga dengan hal tersebut dapat menjadikan kehidupan damai, tenang dan
tentram serta jauh dari konflik-konflik sosial.

Namun pada kenyataannya, rasa kesukuan maupun kekelompokan masih menjadi problem
sosial yang tidak ada habis-habisnya. Bahkan jauh sebelum masa sekarang, seperti pada masa
Nabi Muhammad SAW, sudah terjadi pembagian kelas sosial berdasarkan suku/ras. Di
antaranya adalah Suku Quraisy yang dianggap memiliki kedudukan tinggi di antara sukusuku
lainnya. Kemudian diikuti oleh suku Tsaqif dari Thaif, Bani hanifah dan suku-suku lainnya
yang dianggap rendah. Pada masa sekarang, isu rasial juga terus terjadi dan seakan tak pernah
ada habisnya. Di antaranya adalah kasus yang sempat viral di dunia tepatnya di Amerika
ketika seorang pria keturunan Afrika berkulit hitam bernama George Floyd yang tewas
karena tidak bisa bernafas akibat seorang polisi berkulit putih yang berlutut di lehernya. Hal
tersebut diduga merupakan isu rasisme yang dengan hal tersebut akhirnya menuai kecaman
dari berbagai negara di seluruh dunia.1

Di dalam Al-Qur’an jelas terdapat penolakan keras terhadap perilaku rasisme. Diterangkan
dalam suratAl-Hujurat ayat 11 :

1
George Floyd dan Kemarahan Massal, dikutip dari, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-52825538

2
ْ َ ٰٓ َ ْ َ َ ْ ُ ْ ً ْ َ ْ ُ ْ ُ َّ ْ َ ٰٓ َ ْ َ ْ ٌ ْ َ َ َ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ َ ُّ َ ٰٓ
‫يايها ال ِذين امنوا لا ي ْسخ ْر قوم ِمن قو ٍم عسى ان يكونوا خيرا ِمنهم ولا ِنساۤء ِمن ِنسا ٍۤء عسى ان‬
َ ٌ َ

َ ْ ْ َ َْ ُ ْ ُ ُْ ُ ْ ْ ُ َ ُ
َ ‫َّيكَّن َخ ْي ًرا م ْن ُهَّنۚ َو َلا َت ْلم ُز ْوا ا ْن ُف َسك ْم َو َلا تَ َن َاب ُز ْوا ب ْال َال َقاب ب ْئ‬
‫انۚ َو َم ْن‬
ِ ‫م‬ ‫ي‬‫ا‬ِ ‫ال‬ ‫د‬‫ع‬‫ب‬ ‫ق‬‫و‬ ‫س‬ ‫ف‬‫ال‬ ‫م‬‫اس‬ ‫ال‬
ِ ‫س‬ ۗ
ِ ِ ِ ْٓ ِ ِ

َ ْ ُ ‫َّ ْ َ ُ ْ َ ُ ٰۤ َ ُ ُ ه‬
‫لم يتب فاول ِٕىك هم الظ ِلمون‬

Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan fasik) setelah beriman. Siapa yang tidak
bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.

Quraish Shihab dalam tafsirnya menjelaskan bahwa ayat tersebut melarang bagi seseorang
untuk memperolok atau menyebut kekurangan orang lain baik dari kata-kata maupun
perilaku.2 Imam Al-qurthubi pun menjelaskan ayat ini diturunkan karena istri nabi Aisyah
memberikan isyarat tangannya terhadap istri Nabi yang lain yaitu Ummu Salamah
bahwasanya dia bertubuh pendek.3

Artinya ayat diatas melarang kita untuk mengolok-olokkan,menghina, bahkan menindas


orang/kelompok lain karena anggapan fisik kita yang lebih baik. Perbedaan warna kulit dan
etnisitas harus kita terima sebagai sosok identitas untuk saling mengenal dan menghargai,
bukan untuk saling membenci dan memusuhi. Manusia harus saling menghargai dan
menghormati karena semua manusia adalah sama: sama-sama makhluk ciptaan Tuhan.

B. Pengertian Rasisme

Rasisme berasal dari bahsa inggris yakni racism diambil dari kata race yang memiliki tiga
makna yakni: pertama, adalah suatu pengelompokan populasi didasari pada kriteria genetik.
Kedua, kelas berdasarkan dari genotip-genotip. Ketiga, yakni populasi yang dilihat secara
genetis tidak sama dengan populasi lainnya (ras). Rasisme adalah suatu perilaku dari suatu
kelompok tertentu yang beranggapan bahwasannya kelompok mereka lebih tinggi atau

2
M.Quraish Shihab,Al-Misbah,(Jakarta,Lentera Hati) 251.
3
Muhammad bin Ahmad Al-Qurthubi,Al-Jami’ li Ahkami alquran,(Jakarta,Pustaka Azzam) 61.

3
superior dari pada kelompok lain, hal inilah yang mengakibatkan munculnya perilaku rasisme
yang dikarenakan suatu rasa superior atas dirinya atau kelompoknya.4

Pengertian rasisime di ungkap oleh bebarapa tokoh diantaranya adalah: Samovar, dia
berpendapat bahwasannya rasisme adalah suatu kepercayaan terhadap superioritas yang
diturunkan oleh ras tertentu. Ramon dalam jurnalnya menyebutkan bahwa dimana rasisme
menolak kesetaraan manusia dengan menghubungkan kemampuan seseorang dalam suatu
bidang dengan karakteristik, rasisme berkaitan dengan ras superior dimana seseorang
memperlakukan kelompok lain secara buruk berdasarkan ras, warna kulit, agama, negara
asal, nenek moyang dan orientasi seksual. Sedangkan menurut George M Fredickson istilah
rasisme digunakan untuk melukiskan permusuhan dan perasaan negatif suatu kelompok etnis
atau masyarakat terhadap kelompok lain. Menurutnya rasisme juga diartikan sebagai suatu
sistem kepercayaan atau doktrin tentang bagaimana bahwa perbedaan biologis yang melekat
pada ras manusia menetukan suatau pencapaian budaya atau individu bahwasannya ras
tertentu lebih superior sehingga memilki hak untuk mengatur yang lainnya. 5

Sesuai dengan pengertian rasisme di atas, dapat dipahami bahwasannya rasisme adalah suatu
tindakan kejahatan yang tidak bisa di benarkan. Jika dilihat dari pengertian rasisme diatas,
kejahatan rasisme bisa dilakukan dengan berbagai macam jenis, Mulai dari kejahatn yang
berskala kecil hingga kejahatan dengan skala besar. Kejahatan rasisme adalah suatu tindakan
pelcehan ras yang terjadi pada seseorang atau kelompok baik menggunakan ucapan, perilaku
atau tindakan kekrasan yang bersifat diskriminatif guna menunjukan suatu intoleransi rasial
terhadap warna kulit, keturunan, budaya, bahasa ataupun agama. Sikap inti dari rasis adalah
meninggikan dirinya atau golongannya dengan merendahkan individu maupun golongan lain.

C. Larangan Rasisme Dalam Al-Qur’an

Salah satu contoh rasisme yang terdapat di dalam Al-Qur’an terdapat di surat Al-A’raf ayat
11-12 :

4
Soerjono Soekamto, Kamus Sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1993) 360
5
M Faizin Muflich, Rasisme Dalam Islam (Peran Bilal bin Rabbah dalam Sejarah Peradapan Islam),156

4
ُ َ ْ َّ ُ َ َ َ ٰ ُ ُ ْ َ ٰۤ َ ْ َ ْ ُ َُّ ْ ُ ٰ ْ َّ َ َُّ ْ ُ ٰ ْ َ َ ْ َ َ َ
‫اسجد ْوا ِلاد َم ف َسجد ْ ْٓوا ِال ْٓا ِا ْب ِلي َسۗ ل ْم َيك ْن ِم َن‬ ‫ولقد خلقنكم ثم صورنكم ثم قلنا ِللملىِٕك ِة‬

ْ ْ ٗ َ ْ َ َ َّ َّ ْ ْ َ ْ َ َ ُ ْ ٌ ْ َ ۠ َ َ َ َ َ ُ ْ َ َ ْ َ ُ ْ َ ََّ َ َ َ َ َ َ َ َ ْ ‫ه‬
‫الس ِج ِدين قال ما منعك الا تسجد ِاذ امرتكۗقال انا خير ِمنهۚ خلقت ِني ِمن ن ٍار وخلقته ِمن ِطي ٍن‬

Artinya :

11. Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan kamu (Adam), kemudian Kami
membentuk (tubuh)-mu. Lalu, Kami katakan kepada para malaikat, “Bersujudlah kamu
kepada Adam.” Mereka pun sujud, tetapi Iblis (enggan). Ia (Iblis) tidak termasuk kelompok
yang bersujud.

12. Dia (Allah) berfirman, “Apakah yang menghalangimu (sehingga) kamu tidak bersujud
ketika Aku menyuruhmu?” Ia (Iblis) menjawab, “Aku lebih baik daripada dia. Engkau
menciptakanku dari api, sedangkan dia Engkau ciptakan dari tanah.”

Nabi Adam dan Iblis memiliki perbedaan dalam asal usul penciptaanya. Nabi Adam tercipta
dari tanah sedangkan Iblis tercipta dari api, seehingga Iblis merasa bahwa ras mereka lebih
unggul daripada ras nabi Adam yang menjadi alasan Iblis enggan untuk memberikan sujud
penghormatan kepada nabi Adam. Karena hal tersebut Iblis diabadikan di dalam Al-Qur’an
sebagai makhluk yang sombong dan kafir (Al-Baqarah/2; 34, Sad/38;7).

Rasisme tentunya bukan hal yang dibenarkan oleh Al-Qur’an, salah satu bentuk penolakan
Al-Qur’an terhadap tindakan rasisme terdapat dalam surat Al-Hujurat ayat 11:

ْ َ َ َ ْ َ ُ ُ ْ َ َ َ َ َ َ َ ُ ٰ َ ْ َّ َ َ
‫يٰٓايُّها ال ِذين ا َمن ْوا لا ي ْسخ ْر ق ْو ٌم ِم ْن ق ْو ٍم ع ٰٓسى ان َّيك ْون ْوا خ ْي ًرا ِمن ُه ْم َولا ِن َسا ٌۤء ِم ْن ِن َسا ٍۤء ع ٰٓسى ان‬

َ ْ ْ َ َْ ُ ْ ُ ُْ ُ ْ ْ ُ َ ُ
َ ‫َّيكَّن َخ ْي ًرا م ْن ُهَّنۚ َو َلا َت ْلم ُز ْوا ا ْن ُف َسك ْم َو َلا تَ َن َاب ُز ْوا ب ْال َال َقاب ب ْئ‬
‫انۚ َو َم ْن‬
ِ ‫م‬ ‫ي‬‫ا‬ِ ‫ال‬ ‫د‬‫ع‬‫ب‬ ‫ق‬‫و‬ ‫س‬ ‫ف‬‫ال‬ ‫م‬‫اس‬ ‫ال‬
ِ ‫س‬ ِۗ ِ ِ ْٓ ِ ِ

َ ‫ه‬ ُ َ ٰۤ ُ َ ُ َّ
‫ل ْم َيت ْب فاول ِٕىك ه ُم الظ ِل ُم ْون‬

11. Wahai orang-orang yang beriman, janganlah suatu kaum mengolok-olok kaum yang lain
(karena) boleh jadi mereka (yang diolok-olokkan itu) lebih baik daripada mereka (yang
mengolok-olok) dan jangan pula perempuan-perempuan (mengolok-olok) perempuan lain
(karena) boleh jadi perempuan (yang diolok-olok itu) lebih baik daripada perempuan (yang

5
mengolok-olok). Janganlah kamu saling mencela dan saling memanggil dengan julukan yang
buruk. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan fasik) setelah beriman. Siapa yang tidak
bertobat, mereka itulah orang-orang zalim.

Kata yaskhar pada ayat diatas memiliki makna menyebut kesalahan orang lain dengan tujuan
menertawakannya baik dari lisan maupun perilaku.6 Menurut Wahbah Zuhaili kata la yaskhar
bermakna jangan menghina, mencela dan merendahkan dalam artian hal tersebut sebagai hal
yang haram. Al-sukhriyyah bermakna menghina dan meremehkan, jadi tindakan al-
sukhriyyah juga bisa dalam bentuk menirukan perkataan, perbuatan, atau isyarat dengan
maksud menghina.7 Kata al-sukhriyyah dan al-lamz pada penggalan (wala> talmizu>
anfusakum) mempunyai makna yang berbeda, al-sukhriyyah adalah merendahkan
seseorang dihadapannya dengan sesuatu yang memanggil gelak tawa. Sedangkan al-
lamzadalah membuka aib seseorang kepada orang lain, baik dengan sesuatu yang
memanggil gelak tawa atau yang lainnya, baik di hadapannya atau tidak. Berdasarkan hal ini,
al-lamz lebih umum dari al-sukhriyyah.8

Hasbi Ash-Siddieqy dalam tafsirnya menafsirkan kata wa la tanaabaazu bil alqab sebagai
larangan memanggil nama orang lain dengan panggilan yang mengandung ejekan. Misalnya :
Hai Pencopet, Hai Munafik , Hai Tukang Tipu atau dengan panggilan etnis seperti Hai
Yahudi Hai Nasrani.9

D. Solusi Al-Qur’an Terhadap Perilaku Rasisme

Dalam al-Qur’an ada beberapa prinsip yang dijadikan untuk menghindarkan konflik antar
etnik atau antar ras di antaranya adalah sebagai berikut:

a) Keragaman sebagai sunnatullah

Prinsip ini dirumuskan dari firman Allah QS. Al-Baqarah/2; 213 :

6
M.Quraish Shihab,Al-Misbah,(Jakarta,Lentera Hati) 251
7
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir, 247
8
Wahbah Zuhaili, Tafsir Al-Munir, 253
9
M. Hasbie Ash-Shiddieqy, Tafsir An-Nur,( Pustaka Rizki Putra ) 3922

6
ُ ْ ْ َ َّ ُ ‫َ َ َّ ُ َُّ ً َّ َ ً َ َ َ َ ه‬
َ‫النبي َن ُم َبشر ْي َن َو ُم ْنذر ْي َنۖ َوا ْن َز َل َم َع ُه ُم الك ٰت َب بال َحق ل َي ْحكم‬
ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ّٖ ِ ‫احدةۗ فبعث اّٰلل‬ ِ ‫كان الناس امة و‬

ْ َ ُ ٰ َ ْ ُ ُ ْ َ َ َ ْ َ ْ ُ ْ ُ ْ ُ َ ْ َّ َّ ْ َََ ْ ََُ ْ َ َّ َ ْ َ
ً ْۢ ‫اس ِف ْيما اختلف ْوا ِف ْي ِهۗ َو َما اختلف ِفي ِه ِالا ال ِذين اوتوه ِم‬
ْۢ ‫ن بع ِد ما جاۤءتهم الب ِينت بغيا‬ ِ ‫بين الن‬

َ
ٰ
ُ َ َّ ْ َ ْ ْ َ ُ ‫ْ َ ه‬ َ ْ َ ْ ْ ُ َ َ ْ َ ْ ُ َ ٰ َ ْ َّ ُ ‫ه‬ َ َ َ ْ ُ َ َْ
ٍ ‫بينهمۚ فهدى اّٰلل ال ِذين امنوا ِلما اختلفوا ِفي ِه ِمن الح ِق ِب ِاذ ِن ّٖهۗ واّٰلل يه ِدي من يشاۤء ِالى ِصر‬
‫اط‬

َ
‫ُّم ْست ِق ْي ٍم‬

Artinya :

Manusia itu (dahulunya) umat yang satu (dalam ketauhidan). (Setelah timbul perselisihan,)
lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Allah
menurunkan bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran untuk memberi keputusan
di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidak ada yang berselisih
tentangnya, kecuali orang-orang yang telah diberi (Kitab) setelah bukti-bukti yang nyata
sampai kepada mereka, karena kedengkian di antara mereka sendiri. Maka, dengan kehendak-
Nya, Allah memberi petunjuk kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka
perselisihkan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus
(berdasarkan kesiapannya untuk menerima petunjuk).

Keragaman etnik merupakan salah satu sunnatullah yang Allah tetapkan untuk seluruh
makhluknya. Artinya, keragaman etnik merupakan sesuatu yang dikehendaki-Nya untuk
tujuan-tujuan baik sebagaimana dijelaskan sebelumnya. Oleh karena itu, keragaman etnik
harus disikapi sebagai sebuah ketentuan yang harus diterima. Kesadaran inilah
semestinya menghalangi anggota suatu etnis menunjukkan sikap rasisme, merasa etnis
yang dimilikinya lebih tinggi daripada yang lainnya. 10

b) Pada asalnya semua manusia mulia

10
Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, Al-Qur’an dan Kebinekaan (Tafsir al-Qur’anTematik), h. 121.

7
Islam memandang kemuliaan pada setiap manusia tanpa terkecuali. Setiap manusia lahir
dalam keadaan dimuliakan, dimana kemuliaan tersebut pemberian dari Allah swt. Tidak
ada manusia yang baru lahir langsung dilaknat atau dicela. Allah swt. Berfirman dalam
QS. Al-Isra/17: 70

َ ٰ ْ َ َ َ َ َ ٰ ْ َ َ ْ ََّ ْ َ َ َ
ْ‫ض ْل ٰن ُه ْم َع ٰلى كث ْير َِّّمن‬
َّ َ َ ٰ َّ َ ْ ُ ٰ ْ َ َ َ ْ َ ْ َ َ ْ ْ ُ
‫۞ ولقد كرمنا ب ِنيْٓ ادم وحملنهم ِفى الب ِر والبح ِر ورزقنهم ِمن الط ِيب ِت وف‬
ٍ ِ

ً ْ َْ َ َْ َ
ࣖ ‫خلقنا تف ِضيلا‬

Artinya:

Sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam dan Kami angkut mereka di darat dan di
laut. Kami anugerahkan pula kepada mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan
mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

Dari ayat di atas, bahwa pada asalnya semua manusia dimuliakan oleh Allah swt.
namun terkadang atau bahkan banyak manusia yang ingkar atau buta dari kebenaran,
sehingga Allah merendahkannya bahkan sampai dilaknat sebab keingkarannya kepada-Nya.
Misal, Allah telah mengatakan bahwa perbedaan etnik atau perbedaan warna kulit itu salah
satu tanda-tanda kekuasaan Allah, tetapi ada sebagian manusia menghina seseorang
karena warna kulitnya, dimana penghinaan tersebut sama saja menghina Allah swt.
Maka dari itu, ayat di atas mempertegas bahwa semua manusia itu mulia maka
seharusnya salingmemuliakan, saling menghormati, saling menyayangi dan atau saling
mengasihi. Jika seseorang mengingkari kemuliaan itu pada diri orang lain berarti ada
kesombongan dalam dirinya, menganggap dirinya sebagai orang yang memiliki fisik yang
sempurna dan memiliki kekayaan yang banyak, kemudian melakukan perbuatan rasis
kepada orang lain yang lebih rendah menurut penilaiannya. Dimana dengan dasar
penilaiannya tersebut merupakan suatu perbuatan yang bertentangan dengan yang Allah
kehendaki.

c) Kebangsaan

M. Quraish Shihab dalam bukunya mengemukakan beberapa konsep yang


mendasari paham kebangsaan, yaitu kesatuan/persatuan (al-Anbiya/21: 92, al-
Mu’minun/23: 52), asal keturunan (al-A’raf/7: 160), bahasa (al-Rum/30:22), adat istiadat (Ali
‘Imran/3: 104, al-A’raf/7: 199), sejarah, cinta tanah air (al-Baqarah/2: 144). Di akhir

8
pembahasannya, ia berkesimpulan bahwa paham kebangsaan sama sekali tidak bertentangan
dengan ajaran al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan, semua unsur yang melahirkan paham tersebut
ada dalam ajaran al-Qur’an.11

Prinsip kebangsaan inilah yang mengikat keragaman etnik dalam satu ikatan, yaitu kecintaan
kepada tanah air yang pada gilirannya nanti menimbulkan sikap bahu-membahu dalam
mewujudkan kepentingan bangsa.

d) Toleransi

Konsep toleran merupakan suatu sikap terbuka dan mau mengakui adanya berbagai macam
perbedaan, baik dari segi bahasa, warna kulit, suku, adat istiadat, budaya, maupun agama.
Dari semua perbedaan tersebut merupakan fitrah dan sunnatullah yang sudah menjadi
ketentuan Allah swt. Hal ini berdasar dalam al-Qur’an yang telah dijelaskan dalam beberapa
ayat, di antaranya pada QS. Al-Hujurat/49: 13

‫ٰٓ َ ُّ َ َّ ُ َّ َ َ ْ ٰ ُ ْ ْ َ َ َّ ُ ْ ٰ َ َ َ ْ ٰ ُ ْ ُ ُ ْ ً َّ َ َ َ َ َ َ ُ ْ َّ َ ْ َ َ ُ ْ ْ َ ه‬
‫اّٰلل‬
ِ ‫يايها الناس ِانا خلقنكم ِمن ذك ٍر وانثى وجعلنكم شعوبا وقباۤىِٕل ِلتعارفواۚ ِان اكرمكم ِعند‬

َ َ َ ‫َ ْ ٰ ُ ْ َّ ه‬
‫اّٰلل ع ِل ْي ٌم خ ِب ْي ٌر‬ ‫ۗان‬
ِ ‫اتقىكم‬

Wahai manusia, sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan
perempuan. Kemudian, Kami menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah
orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti.

Ayat ini turun berkaitan dengan Bilal bin Rabah ketika beliau naik ke atas Ka’bah
(atas perintah Rasulullah) untuk mengumandangkan azan, kemudian dari beberapa orang
yang hadir ada berkata budak hitam inikah yang azan di atas Ka’bah? Maka
berkatalah yang lain jika Allah membencinya tentu akan menggantinya. Dalam konsep
toleran seharusnya orang yang menghina tersebut bersikap terbuka terhadap Bilal.
Artinya, dia menerima apa yang diputuskan oleh Rasulullah, bukan bersikap tidak
menerima terhadap apa yang telah ditetapkan oleh Rasulullah, bahkan menghinanya

11
. Quraish Shihab,Wawasan al-Qur’an: Tafsir Tematik Atas Pelbagi Persoalan Umat (Cet. VII; Bandung:
Mizan, 1998), h. 440-456

9
karena berbeda asal usul keturunan. Maka dari itu, turunlah ayat ini sebagai pengingat bagi
kaum yang seakan-akantidak mau menerima adanya perbedaan, layak tidak layak menduduki
suatu kemuliaan yang berbeda dengannya. Bahwa perbedaan tersebut sebagai suatu ketentuan
yang sudah Allah tetapkan. Allah menjadikan perbedaan suku, bangsa dan perbedaan
lainnya untuk saling mengenal.

E. Kesimpulan

Berdasarkan dari penjelasan di atas dapat diambil sebuah kesimpulan sebagai berikut:

1.Al-Qur’an telah menjelaskan bahwa rasisme sudah ada mulai dari sejak awal mula
penciptaan manusia yaitu pada kisah Nabi Adam dengan Iblis. Iblis berideologi rasisme
sebab dia berprasangka lebih baik atau superior dan mencelah asal usul penciptaan
Nabi Adam. Sebagai dampak dan bahayanya ideologi rasisme tersebut, hingga Allah
mencapnya sebagai makhluk yang sombong, fasik atau durhaka, kafir, dan dikeluarkan
dari surga dan dicap sebagai makhluk yang terlaknat.

2.Al-Qur’an menolak keras rasisme dalam bentuk larangan seseorang atau suatu kelompok
mencelah, mengolok-olok, menghina orang lain atau kelompok lain. Dan al-Qur’an telah
melarang manusia membanggakan keturunannya, bentuk wajahnya, kulitnya, bentuk
fisiknya, ataupun kelompoknya. Sebab dengan adanya rasa bangga atau superior dalam
diri seseorang atau suatu kelompok, maka secara otomatis orang tersebut atau kelompok
tersebut merendahkan orang lain atau kelompok lain.

3.Al-Qur’an memberikan pemahaman bagaimana cara menghindarkan rasisme tersebut di


antaranya bahwa keragaman sebagai sunnatullah, pada asalnya semua manusia mulia,
tentang kebangsaan, toleransi.

10

Anda mungkin juga menyukai