Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ruang

Ruang merupakan elemen yang sangat penting dalam arsitektur. Secara harfiah, ruang

(space) berasal dari bahasa Latin, yaitu spatium yang berarti ruangan atau luas (extent). Jika

dilihat dalam bahasa Yunani dapat diartikan sebagai tempat (topos) atau lokasi (choros) yaitu

ruang yang memiliki ekspresi kualitas tiga dimensi. Menurut Aristoteles, ruang adalah suatu

yang terukur dan terlihat, dibatasi oleh kejelasan fisik, enclosure yang terlihat sehingga dapat

dipahami keberadaanya dengan jelas dan mudah.

Dalam arsitektur ruang terbagi menjadi ruang dalam dan ruang luar. Salah satu ruang

yang ada dalam arsitektur adalah ruang terbuka publik. Ruang terbuka publik sendiri terbagi

menjadi ruang eksterior dan ruang interior. Untuk ruang eksterior (Alexander et al, 1977),

terdapat dua bagian tipe ruang, yaitu:

1. Positif: yaitu ruang yang mempunyai batas yang pasti dan jelas. Ruang ini dapat

dirasakan dan dapat diukur dengan seksama. Sebagai bayangan, ruang ini dapat diisi

oleh air untuk menunjukkan keberadaanya. Ruangan ini dibentuk dari banuan yang

berada disekitarnya.

2. Negatif: yaitu ruang yang tidak mempunyai bentuk yang jelas. Jenis ruang ini sulit

dibayangkan serta keberadaannya seulit dirasakan.

Di dalam buku Public Places – Urban Spaces, ruang positif dibagi menjadi dua

jenis, yaitu:

a. Streets (road, path, avenue, lanes, boulevard, alleys, malls)

Street adalah tipe ruang terbuka public yang bersifat dinamik dan mempunyai

kuantitas perpindahan yan lebih tinggi.


b. Squares (plazas, circuses, piazzas, places, courts)

Squares adalah tipe statis Dimana orang lebih sering untuk berdiam diri dalam waktu

lama di ruang terbuka publik ini.

Kedua jenis ini dapat bersifat formal maupun informal. Sehingga keduanya dapat di

tempatkan sebagai ruang terbuka publik dimanapun berada.

2.2 Ruang Komunal

Ruang komunal berasal dari kata asing yaitu communal yang artinya hubungan

individu dengan umum. Ruang komunal adalah ruang yang dapat mewadahi aktifitas sosial

yang meliputi seluruh anggota masyarakat atau komunitas (Wijayanti, 2000). Ruang komunal

juga dapat di artikan sebagai sebuah ruang publik yang berfungsi sebagai tempat berkumpul,

bersosialisasi antar penghuni, bermain, dan melakukan aktivitasaktivitas umum lainnya

(Shirvani, 1985). Ruang komunal memenuhi kebutuhan masyarakat akan sebuah ruang yang

berfungsi sebagai ruang sosial, yang merupakan salah satu kebutuhan pokok para pemukim

untuk mengembangkan kehidupan bermasyarakat (Wellman dan Leighton, 1979). Ruang

komunal memungkinkan sekelompok orang atau komunitas untuk bertemu baik secara

individu ataupun bersama-sama dalam sebuah aktivitas, diskusi dalam suatu tempat (Lang,

1987).

Ruang komunal memberikan kesempatan kepada orang-orang untuk saling

berinteraksi, tetapi untuk menjadikan hal itu diperlukan beberapa katalisator.

Katalisatormungkin secara individu yang membawa orang secara bersama-sama dalam

sebuahaktifitas, diskusi atau topikumum. Sebuah ruang terbuka publik akan menarik orang

jika terdapat aktifitas dan orang dapat menyaksikannya.

Ruang komunal adalah ruang yang dipengaruhi oleh tiga unsur diluar unsur fisiknya

diantaranya : manusia sebagai pelaku, kegiatan, dan pikiran manusia (Purwanto, 2007).
Berdasarkan pengertian tersebut maka ruang tidak dapat dipahami secara utuh tanpa

keterkaitan ketiga unsur-unsur tersebut.

sumber: http://e-journal.uajy.ac.id/13563/4/TA147163.pdf

Ruang komunal dapat diklasifikasikan menjadi 2 jenis, yaitu:

1. Ruang Publik Tertutup

Ruang publik yang berada dalam suatu bangunan.

2. Ruang Publik Terbuka

Ruang publik yang berada di luar bangunan, yang bisa disebut seagai open space.

2.3 Standar Ruang Komunal

Anda mungkin juga menyukai