Hlm 82-88
p-ISSN 2302-2231, e-ISSN 2598-4039
Abdul Malik
Program Studi Sains Komunikasi,
Fakultas Ilmu Sosial, Ilmu Politik dan Ilmu Hukum Universitas Serang Raya
Jl. Raya Serang – Cilegon Km. 05 (Taman Drangong), Serang – Banten
Email : Kangdoel@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana ruang publik dapat menjadi representasi
kebijakan publik dan kontribusinya sebagai medium komunikasi publik. Pemilihan locus penelitian
ruang publik Kota Serang yang secara objektif merupakan Ibukota Provinsi Banten diharapkan
dapat menjadi representasi dan role model kota dengan ruang publik yang ideal. Metode yang
digunakan adalah pendekatan kualitatif. Teknik yang dilakukan oleh peneliti adalah survei literatur
akademis di bidang keilmuan kebijakan publik dan komunikasi guna memperoleh konsep-konsep
yang relevan dengan penelitian. Teknik pengumpulan data melalui penelusuran berbagai sumber
dan literatur baik dari dokumen pemerintah maupun pemberitaan media massa cetak dan elektronik,
jurnal dan buku-buku yang terkait dengan administrasi pubik dan komunikasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Pengelolaan ruang publik di Kota Serang masih belum merepresentasikan
kebijakan yang pro publik, hal ini menjadi tantangan bagi stakeholder kebijakan publik di Kota
Serang dalam memformulasikan pengelolaan ruang publik yang ideal. Kondisi objektif ruang publik
Kota Serang masih belum dapat menjadi medium komunikasi publik yang mampu mendorong
kebebasan berfikir dan bertindak egaliter dalam ruang publik.
Kata Kunci: Ruang Publik, Representasi Kebijakan, Komunikasi publik
Abstract
This study aims to analyze how public space can be a representation of public pride and its
contribution as a medium of public communication. The selection of Serus City public space locus
research which is objectively the Capital of Banten Province is expected to be a representation and
role model for cities with ideal public spaces. The method used is a qualitative approach. The
technique carried out by researchers is a survey of academic literature in the field of public policy
and communication in order to obtain concepts that are relevant to research. The technique of
collecting data is through searching various sources and literature both from government
documents and reporting on print and electronic mass media, journals and books related to public
administration and communication. The results of the study indicate that the management of public
spaces in Serang City still does not represent pro-public policies, this is a challenge for public
policy stakeholders in Serang City in formulating the management of ideal public spaces. The
objective condition of Serang City's public space still cannot be a medium of public communication
that is able to encourage freedom of thought and egalitarian action in the public sphere.
Keywords: Public Space, Policy Representation, Public Communication
dapat mengikat suatu komunitas, baik itu munculnya kebijakan publik yang adil.
kegiatan sehari-hari ataupun berkala (Carr, Habermas (1991: 105)
1992). Keberadaan ruang publik menjadi Secara ideal, ruang publik memiliki
bagian penting bagi masyarakat sebagai salah cakupan yang sangat luas dan terbentuk dari
satu upaya untuk mengatasi terjadinya konflik proses alamiah interaksi individu dan
sosial yang mengarah kepada terciptanya akumulasi kelompok-kelompok publik, oleh
disharmoni dan disintegrasi sosial melalui sebab itu dalam kajian kepublikan definisi
penyediaan ruang terbuka bersama (open publik diartikan secara umum, Negara dan
public space) seperti : lapangan olah raga, masyarakat. Dengan demikian Negara
poliklinik, tempat ibadah, lembaga berperan untuk menyediakan ruang publik
pendidikan, pasar/mall/plaza, taman (E, yang dapat menjadi ruang dimana anggota
Budiharjo & Djoko S.:1999). masyarakat sebagai warga negara mempunyai
Kebutuhan masyarakat terhadap ruang akses sepenuhnya terhadap semua kegiatan
publik sebagai sarana melakukan aktivitas publik, mereka berhak melakukan secara
dengan beragam kegiatan secara bersama- merdeka didalamnya termasuk
sama diwujudkan melalui interaksi sosial mengembangkan wacana publik seperti
yang diakomodasi dalam ruang publik menyampaikan pendapat secara lisan dan
sehingga terjadi pembelajaran antara manusia tertulis (A.S. Hikam dalam A.S.
satu dengan yang lain, komunitas satu dengan Culla,1999:123). Berdasarkan kesepakatan
komunitas yang lain, berlangsung terus formal dan komunikasi massa, ruang publik
menerus hingga akhirnya terdapat kesatuan bertransformasi menjadi ruang interaksi.
pemahaman bersama bahwa heterogenitas Dalam hal ini ruang publik dipandang tidak
yang ada dalam satu kota merupakan terbentuk dari sebuah aktivitas atau proses
keniscayaan yang harus dijalani dan diterima komunikasi akan tetapi berdasarkan adanya
bersama-sama (Sunaryo dkk), oleh sebab itu akses (Brodin, 2006). artinya perilaku dan
ruang publik menjadi ruang kebebasan bagi komunikasi yang dilakukan oleh berbagai
masyarakat dalam beraktivitas secara visual individu berorientasi terhadap orang lain
maupun fisik. melalui pemanfaatan berbagai akses bagi
Ruang publik muncul sebagai suatu publik sebagai subjek.
wilayah dan bagian yang spesifik dari Terdapat tiga prinsip ruang publik
masyarakat sipil sebagai tempat terjadinya yaitu mengungkapkan terdapat tiga prinsip
pertukaran komoditas dan kerja sosial yang utama dalam ruang public yaitu: 1)Akses
diatur oleh kaidahnya sendiri. Istilah ruang yang mudah terhadap informasi. Teknologi
publik (public sphere) berawal dari pendapat masa kini memungkinkan anggota masyarakat
Jurgen Habermas pada tahun 1962 dalam untuk mendapatkan akses terhadap informasi.
tulisannya yang kemudian diterjemahkan Pada masa awal ruang publik berkembang,
pada tahun 1991 berjudul The Structural akses ini hanya dimiliki oleh sebagian kecil
Transformation of The Public Sphere. Public kelompok masyarakat, dalam hal ini kaum
sphere adalah ruang terjadinya berbagai borjuis. Keberadaan publik sphere kemudian
diskusi dan debat publik mengenai suatu semakin berkembang seiring dengan pesatnya
permasalahan publik, di mana setiap individu perkembangan media massa. Media massa
sebagai bagian dari publik mempunyai porsi semakin memungkinkan setiap anggota
yang sama dalam berpendapat dan dijamin masyarakat untuk menyampaikan ide maupun
kebebasannya dari intervensi dan restriksi gagasannya untuk dibicarakan di forum-
pihak lain sehingga tidak memunculkan forum public; 2)Tidak ada perlakuan istimewa
hegemoni opini namun menumbuhkan opini (privilege) terhadap peserta diskusi
publik yang diharapkan akan membantu (partisipan). Tidak adanya privelege diartikan
bahwa setiap anggota masyarakat memiliki
kesetaraan dalam proses wicara. Tidak ada khususnya taman dan ruang hijau memiliki
kelompok yang lebih dominan atas kelompok nilai dan peranan untuk melakukan interaksi
lainnya. Inilah yang kemudian akan sosial sesuai dengan fungsinya sebagai ruang
dijelaskan dalam bagian berikutnya sebagai rekreasi dan kegiatan di luar ruangan.
ekualitas; 3)Peserta/partisipan Meskipun demikian, kajian ruang publik
mengemukakan alasan rasional dalam masih memerlukan diskursus tentang
berdiskusi mencari konsensus. Alasan bagaimana posisi dan objek ruang publik
rasional menjadi syarat penting terwujudnya dalam dimensi kebijakan dan komunikasi
ruang publik yang baik. Rasionalitas dalam publik. Pemaknaaan ruang publik sebagai alat
debat akan menjamin bahwasanya debat yang atau mediasi antara publik dan negara
berlangsung adalah debat yang dapat memberikan ruang bagi terciptanya nilai-nilai
dipertanggungjawabkan dengan sumber manifestasi kondisi publik yang mampu
informasi yang benar dan tepat, sehingga menempatkan dan memberikan ruang publik
dapat menghindarkan terjadinya debat kusir secara ideal baik dari konteks kebijakan
ataupun pertarungan emosional antar pemerintah maupun komunikasi publik.
partisipan. (Rouper, Toulouse, 1998 dalam Dalam konteks penelitian ini, batasan
Saleh, 2004) dan tipologi ruang terbuka publik yaitu
Peranan ruang publik (Carmona, et al taman-taman publik (public parks), lapangan
(2008:9) terdiri dari aspek-aspek sebagai dan plaza (square and plaza), taman
berikut yaitu : 1)Ekonomi, yaitu memberi peringatan (memorial parks), pasar (markets),
pengaruh positif pada properti dan mendorong jalan (streets), lapangan bermain
performa regional; 2)Kesehatan yaitu (playground), ruang terbuka untuk
mendorong masyarakat aktif melakukan gerak masyarakat (community open spaces), jalan
fisik dan menyediakan ruang informal dan hijau dan jalan taman (green ways and park
formal bagi kegiatan olahraga; 3)Sosial yaitu ways), atrium/pasar tertutup (atrium /indoor
menyediakan ruang bagi interaksi dan markets place), pasar/pusat perbelanjaan
pembelajaran sosial pada segala usia, pusat kota (market place/down town shopping
mengurangi resiko terjadinya kejahatan dan center), tepi laut (water fronts) (Huat et al,
sikap anti sosial, Mengurangi dominasi 1992).
kendaraan bermotor sehingga angka Kondisi eksisiting ruang publik di
kecelakaan dapat berkurang dan mendorong Kota Serang secara objektif masih belum
dan meningkatkan kehidupan berkomunitas; merepresentasikan tentang makna dan fungsi
4).Lingkungan yaitu mendorong terwujudnya ruang publik yang idel baik dari aspek
transportasi berkelanjutan, meningkatkan kebijakan maupun komunikasi publik. Tidak
kualitas udara, menciptakan kesempata untuk berfungsinya alun-alun Kota Serang sebagai
berkembangkanya keanekaragaman hayati. ruang terbuka publik (Medium Com, 03 Juli
Berbagai penelitian yang secara umum 2016) dan telah beralih fungsi menjadi tempat
mengkaji ruang publik sudah dilakukan berjualan pedagang kaki lima menunjukkan
diantaranya (Sulistyo, 2012; Kusumodewi, belum adanya prioritas kebijakan dari
2015; Garau, Tieben, Radovic, Crowther, pemerintah dan tidak berfungsinya ruang
2016). Kemudian beberapa penelitian yang publik sebagai arena dan diskursus
membahas secara khusus konsep ruang publik komunikasi publik. Selain itu beberapa
sebagai sarana komunikasi, dimensi sosial tempat ruang publik yang sudah beralih
dan interaksi sosial (Forgas, 2000; Altman, fungsi seperti kawasan Stadion Maulana
2003; Anita dkk, 2012; Behrad dan Bahrami, Yusuf Ciceri Serang dan Taman Sari Serang
2015; Jamaludin, 2018). Selanjutnya serta Taman K3 Jendral Sudirman yang
Yuliastuti (2018) dalam penelitiannya sekarang beralih fungsi menjadi Kantor
mengemukakan bahwa ruang publik Kominfo. Keterbatasan sarana dan prasarana
publik seperti minimnya taman dan ruang kepentingan; 2)publik sebagai pemilih
terbuka untuk masyarakat di kawasan rasional; 3)publik sebagai representasi
perkotaan menjadi indikasi perlunya masyarakat; 4)publik sebagai konsumen, dan
dilakukan evaluasi terhadap kebijakan 5)publik sebagai warga negara. Dalam hal ini
pemerintah dalam pemenuhan ketersediaan publik dipandang sebagai individu yang
ruang publik. kemudian kondisi pasar sebagai memiliki multi perspektif dan independensi
pusat interaksi sosial dan transaksi ekonomi dalam melakukan berbagai tindakan sosial
publik masih belum mencerminkan fungsi yang memiliki dampak terhadap orang lain.
pasar sebagai locus komunikasi publik, Konteks kebijakan publik meihat
kondisi pasar yang kotor dan tidak tertata eksistensi ruang publik sangat dipengaruhi
(Radar Banten, 28 April 2018). oleh konteks governance yakni adanya
Penelitian ini bertujuan menganalisis pembagian kekuasaan antara negara, pasar,
bagaimana ruang publik dapat menjadi dan masyarakat secara lebih luas (Wasisto,
representasi kebiakan publik dan 2016), Ruang publik (public space)
kontribusinya sebagai medium komunikasi merupakan salah satu sarana fisik yang dalam
publik. Pemilihan locus penelitian ruang pembangunannya memerlukan sebuah
publik Kota Serang yang secara objektif kebijakan publik. Ruang publik merupakan
merupakan Ibukota Provinsi Banten termasuk barang publik (public goods) dan
diharapkan dapat menjadi representasi dan digunakan untuk kepentingan publik. Barang
role model kota dengan ruang publik yang publik didefinisikan sebagai “Public goods
ideal. are those for which consumption by one
individual dose not reduce availability to
METODE PENELITIAN others. Within typical urban economy, there is
Metode yang digunakan adalah a whole range of goods that contain elements
pendekatan kualitatif. Teknik yang dilakukan of ‘publicness’ in that their production, while
oleh peneliti adalah survei literatur akademis not necessarily benefiting everyone equally,
di bidang keilmuan kebijakan publik dan does allow consumers other than those
komunikasi guna memperoleh konsep-konsep willing and able to pay to gain considerable
yang relevan dengan penelitian. Teknik benefit from their use” (Clark et al, 2009)
pengumpulan data melalui penelusuran Konteks kebijakan ruang publik Kota
berbagai sumber dan literatur baik dari Serang diatur menurut Peraturan Daerah Kota
dokumen pemerintah maupun pemberitaan Serang Nomor 3 Tahun 2013 tentang
media massa cetak dan elektronik, jurnal dan pengelolaan ruang terbuka hijau yang
buku-buku yang terkait dengan administrasi menimbang peraturan daerah Kota Serang
pubik dan komunikasi. Data sekunder tersebut nomor 6 tahun 2011 tentang rencana tata
diolah dan dideskripsikan dalam bentuk narasi ruang wilayah kota serang tahun 2010-2030,
sesuai dengan kebutuhan data. Selanjutnya dijelaskan bahwa perlu adanya penetapan
dilakukan proses analisis data berdasarkan rencana pengelolaan ruang terbuka hijau
teori dan konsep dan inovasi kebijakan publik sebagai dasar bagi pencapaian proporsi 30%
serta selanjutnya dilakukan proses intrepretasi (tiga puluh persen) dari luas wilayah kota,
data ruang adalah wadah yang meliputi ruang
daratan, ruang laut, dan ruang udara termasuk
HASIL DAN PEMBAHASAN ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan
Representasi Kebijakan Ruang Publik wilayah, tempat manusia dan makhluk lain
Dalam perspektif administrasi publik, hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
konsep publik dikemukakan Frederickson kelangsungan kehidupannya. RTH terbagi
(1997:30) yang melihat publik dalam lima menjadi dua bagian yaitu RTH Privat dan
perspektif yaitu : 1)publik sebagai kelompok RTH Publik. RTH Privat adalah RTH milik