Kegiatan Program BSPS Tahun 2022
Kegiatan Program BSPS Tahun 2022
A. Pengantar Teoritis
Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang memiliki fungsi strategis
sebagai tempat tinggal yang layak huni, serta pembinaan keluarga, cerminan harkat dan martabat
penghuninya, sebagai aset bagi pemiliknya. Negara bertanggung jawab melindungi segenap bangsa
Indonesia melalui penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukiman agar masyarakat mampu
bertempat tinggal serta menghuni rumah yang layak dan terjangkau di dalam lingkungan yang sehat,
aman, harmonis, dan berkelanjutan diseluruh wilayah indonesia (UU No.1 Tahun 2011).
Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) adalah bantuan yang disalurkan oleh
pemerintah untuk meningkatkan kualitas rumah tidak layak huni. Dalam rangka menyediakan hunian
masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) sekaligus mendukung Penanganan Kemiskinan Ekstrim
(PKE) sesuai intruksi presiden No. 4, Tahun 2022, Kementerian PUPR melaui Direktorat Jenderal
(Ditjen) Perumahan. Kebijakan umum Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) diatur dalam
Peraturan Menteri PUPR No. 7 Tahun 2018 serta Surat Edaran Dirjen Perumahan No. 3 Tahun 2021.
Adapun bentuk bantuan yang diberikan dalam kegiatan Bantuan Stimulan Perumahan
Swadaya adalah sebagaimana dalam gambar dibawah ini:
Sedangkan syarat rumah layak huni yang menjadi dasar tujuan utama dari program BSPS ini
adalah sebagai mana terdapat dalam gambar dibawah ini:
Berdasarkan analisa dan temuan dilapangan, patut diduga terjadi pengurangan spesifikasi
bahan bangunan yang tidak sesuai dengan DRPB, jarak tempuh yang sangat jauh antara Lokasi Desa
Purwajaya Kecamatan Peundeuy dengan Desa Mekarwangi Kecamatan Cihurip Lokasi TB. Debi Putra
dengan medan yang sangat berat dan harga sangat murah yang berimbas pada penurunan kualitas
dan spesifikasi, temuan dilapangan bahwa bahan bangunan yang dikirimm ke lokasi berasal dari
kecamatan Pamengpeuk dan Cisompet yang jarak tempuhnya sangat jauh, berdasarkan laporan
salah satu PB Desa purwajaya terjadi pungutan uang upah kerja sebesar Rp. 100.000 Seratus ribu
rupiah oleh ketua kelompok terhadap seluruh penerima bantuan.
Ada beberepa pihak yang diduga melakukan pembiaran terhadap kondisi yang terjadi di
lapangan, sedangkan pihak yang dimaksud mengetahui dan menyaksikan secara langsung apa yang
terjadi dilapangan yang seharusnya bertindak tegas dan melakukan tindakan yang dapat
memberikan keamanan terhadaa kegiatan yang dimaksud sehingga dapat terhindarkanya hal-hal
yang disinyalir dapat merugikan negara dan masyarakat penerimam bantuan pada umumnya.