Anda di halaman 1dari 44

LOKASI SOSIALISASI [TEMPAT IBADAH]

Waktu Pelaksanaan
Kepentingan
Menjaga Lingkungan
dalam Konteks Islam
Kepentingan Menjaga Lingkungan - Islam

ٌ‫َاْلِا ْسلَامُ َنطِـ ْيفٌ فَتَـَنطَفُوْا َفِانَـهُ اليَ ْد ُخلُ اْلجَنَـ َة اِالَنطِ ْيف‬
Islam itu adalah bersih, maka jadilah kalian orang yang bersih.
Sesungguhnya tidak masuk surga kecuali orang-orang yang
bersih (H.R. Baihaqi)

Islam adalah agama rahmatan lil’alamin, artinya


bahwa Islam diyakini tidak hanya diperuntukkan bagi
kalangan pemeluknya sendiri. Islam merupakan rahmat
bagi pemeluk agama lain, bahkan tidak hanya
manusia, tumbuh-tumbuhan, hewan dan makhluk lainnya
pun ikut merasakan rahmat Islam.
Berbagai kerusakan
disebabkan oleh
manusia

ِ َّ‫ت ا َ ْي ِدى الن‬


‫اس ِليُ ِذ ْيقَ ُه ْم‬ َ ‫سا ُد فِى ْالبَ ِر َو ْالبَ ْح ِر ِب َما َك‬
ْ َ‫سب‬ َ َ‫ظ َه َر ْالف‬
َ
‫ع ِملُ ْوا لَعَلَّ ُه ْم يَ ْر ِجعُ ْو َن‬ ْ ‫ض الَّ ِذ‬
َ ‫ي‬ َ ‫بَ ْع‬
Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar
mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka,
agar mereka kembali (ke jalan yang benar)
Q.S Ar-Rum [30]:41
Kepentingan
Menjaga Lingkungan
dalam Konteks Katalik
Seruan Paus Fransiskus
dalam “Laudato Si” (2015)

1. Tanggung jawab bersama untuk mengatasi berbagai bentuk krisis


ekologis, termasuk ancaman perubahan iklim (Bumi adalah rumah kita
bersama)
2. Menempatkan isu perubahan iklim dalam bingkat kesejahteraan
umum (bonum commune), dampaknya akan dialami oleh semua orang
karena ilmi merupakan “syarat mutlak kehidupan manusia”
3. Menerima konsunsus ilmiah yang menyatakan pemanasan global dan
perubahan iklim disebabkan oleh aktivitas manusia.
4. Penanggulangan terhadap krisis ekologis, menuntut perubahan dalam
sistem ekonomi
5. Komitmen untuk merawat lingkungan hidup dikembangkan selaras
dengan kepedulian pada kaum miskin
“Bila manusia menghancurkan keanekaragaman
hayati ciptaan Tuhan; bila manusia mengurangi
keutuhan bumi Ketika menyebabkan perubahan
iklim, menggunduli bumi dari hutan alamnya atau
menghancurkan lahan-lahan basahnya; bula
manusia mencemari air, tanah, udara dan
lingkungan hidupnya – semua ini adalah dosa…
“Kejahatan terhadap alam adalah dosa
terhadap diri kita sendiri dan dosa terhadap Allah”
Kepentingan
Menjaga Lingkungan
dalam Konteks Protestan
Nehemia 3 : 13-14
 Kita melihat bahwa di tengah-tengah perbaikan atau
pembangunan kembali tembok Yerusalem oleh Nehemia
dan orang-orang Yahudi, Gerbang Sampah tidak
terlewatkan bahkan menjadi salah satu gerbang prioritas.
 Menunjukkan bahwa saat itu, pengelolaan sampah agar
tidak mengganggu kehidupan orang-orang di Yerusalem.
 Melalui gerbang tsb, orang-orang membawa keluar sampah
dari Kota Yerusalem ke suatu tempat khusus. Jika tidak
dikelola dengan baik akan mengganggu
kesehatan/kehidupan dan peribadahan kepada Allah
 Kebersihan dan keteraturan pada waktu itu menjadi
prioritas dalam kehidupan beriman umat pilihan Allah
Kepentingan
Menjaga Lingkungan
dalam Konteks Budha
Sungguh, para siswa, setiap makhluk adalah
pemiliki yang bertanggung jawab atas
perbuatannya sendiri, ia menjadi ahli waris dari
perbautannya, perbuatannya merupakan Rahim
dari mana ia dilahirkan, dengan perbuatannya
ia terikat, serta perbuatannya juga merupakan
perlindungannya. Apa saja yang diperbuatnya,
baik atau buruk, begitu pula yang diwarisinya
(Anguttara Nikaya X, 21:205)
Pandangan Buddhadharma
Sesuai dengan prinsip filsafat Buddhus tentang penderitaan
dalam hukum 4 kesunyaan mulai (Cattari Ariya Satyani), yaitu :
 Fakta penderitaan

 Sumber masalah yang berakar dalam keinginan nafsu (Tanha)

 Lenyapnya masalah (nirvana), dan

 Cara menyelesaikan masalah melalui cara-cara moderat atau


jalan tenga (Majjhima Patipada)

Dalam persoalan sampah, cara hukum kesunyataan Buddha


dimodifikasi menjadi : mencegah, mengatasi, membuat
program yang benar dan tepat, serta mempertahankan dan
mengembangkan program yang telah terbukti benar dan
tepat.
Kepentingan
Menjaga Lingkungan
dalam Konteks Hindu
Tri Hita Karana
 Dewa Hita : Hubungan yang harmonis dengan
Brahman, bertujuan untuk memohon segala
anugerah kekuatan agar dapat menjalani hidup
dan kehidupan dengan jiwa besar.
 Manusya Hita (Pawongan) : Hubungan yang
harmonis antara sesama manusia, hadirnya rasa
bahagia pada setiap manusia.
 Buana (Loka) Hita : Palemahan, tercipta dan
terjalinnya hubungan yang harmonis antara
manusia dengan alam sekitar/lingkungannya.
“Yasman nodvijate loko lokan nodvijate
ca yah, harsamarsa-bhayodvegair
mukto yah sa ca me priyah”

“Dia yang oleh siapa dunia ini tidak


diganggu dan tidak terganggu oleh
dunia ini, yang bebas dari kesenangan,
kemarahan, ketakutan dan kebingunan,
dia inilah yang terkasih”
>50%
sampah berasal dari permukiman
Jenis sampah yang dihasilkan & masalahnya
(Saat tempat ibadah, menyelenggarakan kegiatannya)

1 Sisa Organik Dibuang, dibakar, atau diangkut pelayanan sampah

2 Dos Makanan Kotor, terkena minyak, basah hingga rendah nilai jualnya

3 Cup/Botol
Tidak dipilah, dibiarkan tercampur dengan sampah lainnya
Air Mineral

4 Kemasan
Tetrapak
Hingga kini masih sulit untuk diolah

5 Plastik/kertas
Rendah nilai jual, karena kotor berminyak terkena makanan
pengemas
6 Tissue Tidak memiliki nilai jual, mungkin mengandung bakteri

7 Sedotan Tidak dipilah, dianggap jumlahnya sedikit, tidak memiliki nilai jual

8 Plastik Mika Nilai jual rendah, sebagian besar tidak diolah


9 Kantong Kresek
Nilai jual rendah, kotor, sebagian besar tidak diolah
ternyata...
Dalam aktivitas
beribadah kita
menghasilkan banyak
SAMPAH
Kemana sampah ini berakhir?

Tempat Ibadah Rumah

(+) Bank (+) TPS 3R


Sampah (pengolahan)
Pelayanan (-) Dibakar (-/+) (-) Dialirkan (-) Dibuang
Pengangkutan Dikubur ke Sungai Sembarang

TPA
problemnya ada disini
“Alah bisa karena biasa”
“Tak kenal maka tak sayang”
SUKA SEKALI

DENGAN PRODUK SEKALI PAKAI


PRODUKSI SAMPAH
PLASTIK INDONESIA
Rata-rata pemakaian:
700 lembar/org/tahun

4.000 ton/hari
Kebiasaan - Membuang Sampah

Di pinggir sungai Di pinggir jalan

http://agungpsiko.blogspot.com http://id.wikipedia.org
Kebiasaan - “Mengalirkan” sampah

Mengalirkan ke SELOKAN Mengalirkan ke SUNGAI

http://www.mediaindonesia.com http://thegreenaction.files.wordpress.com
Kebiasaan - Membakar Sampah

yang TUA bakar sampah yang MUDA juga bakar sampah

http://dinamikaiain-su.blogspot.com
Kebiasaan - Mengubur Sampah

Sampah bau → harus diKUBUR Mengubur sampah terCAMPUR


Kenali Sampah Anda !!

Tiap jenis sampah dan


lama hancur secara alami:
a. Sampah organik
(1-6 bulan)
b. Sampah gelas/beling
(ratusan tahun)
c. Sampah kaleng
(80-100 tahun)
d. Sampah plastik
(50-80 tahun)
e. Sampah styrofoam
(tidak hancur)
f. Sampah kertas
(2-5 bulan)
g. Sampah Bahan
Berbahaya dan
Beracun (termasuk B3)
Bagaimana solusinya?

Cegah Pilah

o Memilah sampah yang terlanjur


diproduksi
o Menyediakan pewadahan terpilah
→ membiasakan santri, siswa,
jamaah untuk mulai memilah
Mindset Pengurus/Takmir dan Jamaah kunci utama
Olah

o Biopori, pengomposan lainnya


o Bank sampah berbasis mesjid dan
pesantren
o Kerjasama dengan lokasi
pengolahan terdekat
PILAH SAMPAH
Keterangan :
1. Tas karung sederhana
dihias menjadi wadah
pemilahan sederhana
2. Tong besi bekas bisa disulap
menjadi tempat sampah
terpilah yang cantik
3. Pemilahan tingkat komunal
dengan conveyor oleh
petugas
4. Tong plastik berbeda warna
memudahkan warga
memilah jenis sampah
SAMPAH ORGANIK =
KOMPOS
Bagaimana Caranya?
1. Buatlah lubang dengan ukuran
minimal 50x50x80cm
2. Diisi sampah dapur & sampah
Bulan 1 halaman setiap waktunya
3. Semua sampah dapur boleh masuk,
tulang ikan, ayam, daging, nasi dll
4. Boleh dirajang, boleh juga tidak.
Sampah halaman ber-ukuran besar
Bulan 2
wajib dirajang
5. Khawatir bau, setiap sampah dapur
masuk, taburkan segenggam tanah
(tertutup rata)
Bulan 3 6. Tidak perlu dibolak2i
7. 1 lubang, min.untuk 1 bulan
8. Penuh, buat lubang baru dengan
cara 1-6 di atas
syarat : lahan tersedia 9. Bulan ke-4 bisa kembali ke lubang 1
Bagaimana Caranya?

1. Pasang jerami/alang-alang setebal ± 1 cm/kardus


tipis diatas sarangan komposter (bagian dasar)
2. Masukkan aktivator (kompos atau tanah subur atau
pupuk kandang) setebal ± 5 cm di atas jerami
sebagai biang kompos.
3. Komposter siap digunakan
4. Sampah yang masuk lebih selektif, sebaiknya tidak
masuk daging, tulang.
5. Sampah dirajang untuk hasil lebih maksimal
6. Aduk rata minimal 2x seminggu
7. Jaga kelembaban komposter, jika kering tambahkan
air/aktivator cair/air cucian beras/air seni. Jika
terlalu basah, tambahkan “bumbu kompos”, yaitu
campuran kompos dan serbuk gergaji/sekam padi
8. Kompos dapat dipanen ± 4 minggu dari bagian
Cocok untuk lahan kecil dasar.
Bagaimana Caranya?

1. Sampah dibagian dasar sebaiknya daun2an, kulit


buah-buahan (untuk menjaga tidak tersumbat)
2. Sampah masuk wajib dirajang, dapat diisi setiap
hari. Semua sampah organik dapat masuk.
3. Setiap sampah masuk, disemprotkan bioaktifator
(EM4 : Tetes Tebu : Air = 1:1:10)
4. Awal pemakaian, baru bisa dipanen setelah 2
minggu. Selanjutnya pemanenan kompos cair dapat
dilakukan setiap 1-2 hari sekali
5. Ciri kompos cair, berwarna gelap, cenderung tidak
berbau
6. Tantangan komposter ini, lebih berbau dan
berbelatung. Kelebihannya, menghasilkan kompos
padat dan cair sekaligus
7. Kompos cair dapat dipakaikan ke tanaman , dengan
perbandingan 1:5 (kompos : air)
Cocok untuk lahan kecil
Bagaimana Caranya?

1. Lubang biopori dapat dibuat menggunakan tongkat


khusus, diameter 10cm & kedalaman 80-100cm
2. Dapat dilakukan perkerasan dengan menggunakan
casing dari pipa paralon yang telah dilubangi
3. Bagian atas ditambahkan inlet untuk memudahkan
sampah masuk
4. Masukan sampah organik sisa dapur dan halaman.
1 lubang berisi ±8 liter sampah
5. Jarak antar lubang 50-100cm, dapat dibuat
sebanyak-banyaknya. Perhitungan sederhana 4-5
anggota keluarga, membutuhkan 30 lubang
(tergantung luas lahan)
6. Air hujan dibiarkan untuk masuk
7. Setelah penuh, gunakan tongkat untuk mengambil
kompos dan biopori siap untuk digunakan kembali
Cocok untuk lahan sangat kecil
SAMPAH
ANORGANIK
Manfaatnya luar biasa :
1. Sampah terkelola
dengan baik
2. Tidak lagi dibakar,
dikubur yang
mengganggu lingkungan
3. Ekonomi masyarakat
dapat terbantu
4. Masyarakat
terberdayakan

Selamat Mencoba..

MARI BANGUN…. BANK SAMPAH


Mari menyampah
dengan tanggung jawab!
“Sampahku tanggungjawabku,
akan ku kelola dan ku olah”

... karena semua cerita,


bermula dari sekantong sampahku...
Semoga kita semakin semangat
Untuk mengelola sampah yang kita hasilkan

Materi ini bersumber dari kegiatan Webinar Mudahnya Memulai Bank Sampah
pada 26 September 2021 yang diselenggarakan oleh Butik Daur Ulang – Project B Indonesia

Anda mungkin juga menyukai