Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN

ANALISIS BENCANA BANJIR


Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

8 Oktober 2022

BALAI HIDROLOGI DAN LINGKUNGAN KEAIRAN


KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT
DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR
BALAI HIDROLOGI DAN LINGKUNGAN KEAIRAN
Jl. Ir. H. Juanda no. 193 Bandung.
Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

DAFTAR ISI

1 Pendahuluan ........................................................................................................... 1
2 Early Warning System Satgas Banjir........................................................................ 2
3 Data Hujan .............................................................................................................. 4
3.1 Data Hujan Manual ...........................................................................................4
3.2 Perhitungan Hujan Rencana Lokasi Banjir .........................................................5
3.3 Data Satelit .......................................................................................................7
4 Informasi lainnya .................................................................................................... 9
4.1 Informasi BMKG ................................................................................................9
4.2 ZOM (Zona Musim) BMKG ..............................................................................11
4.3 Peta Risiko Banjir ............................................................................................14
4.4 Kondisi Tutupan Lahan ....................................................................................15
4.5 Topografi Lokasi Kejadian ...............................................................................17
5 Kesimpulan ........................................................................................................... 18

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan i


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

1 Pendahuluan

Laporan analisis bencana banjir di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan ini
merupakan laporan singkat mengenai kejadian banjir yang terjadi ditinjau dari aspek
hidrologi dan meteorologi. Adapun informasi banjir yang terjadi berdasarkan informasi
kejadian banjir dari BBWS Pompengan Jeneberang, sebagai berikut:

1) Waktu Kejadian
Berdasarkan informasi yang didapatkan dari BBWS Pompengan Jeneberang banjir
terjadi pada hari Sabtu, 8 Oktober 2022, pukul 22.10 WITA.

2) Lokasi Terdampak
- Desa Tombang, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan
- Desa Lalong, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan
3) Dampak
- 1 (satu) unit rumah warga hanyut (dalam proses pendataan)
- Tanggul Sungai/Batu Gajah Sungai Salu Pangala tergerus (dalam proses pendataan)
- 1 (satu) unit rumah warga hanyut (dalam proses pendataan)
- Jalan inspeksi terandam banjir (dalam proses pendataan)
- Penerangan jalan Bendung Suplesi Battang roboh (dalam proses pendataan)
- Persawahan milik warga terendam banjir dan terancam gagal panen (dalam proses
pendataan)
4) Kronologi
Berdasarkan informasi dari BBWS Pompengan Jeneberang, hujan dengan intensitas
sangat lebat di bagian hulu Sungai Battang pada hari sabtu tanggal 08 Oktober 2022
sekitar pukul 19.00 WITA menyebabkan debit Sungai Battang dan Sungai Salu Pangala
tinggi sehingga meluap pada pukul 22.10 WITA dan menggenangi rumah warga di Desa
Tombang Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan.

5) Penanganan
- Berkoordinasi dengan pemerintah setempat
- Mendata kerusakan infrastruktur SDA yang rusak

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 1


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

6) Lokasi Banjir
Lokasi kejadian banjir masuk dalam DAS Salu Battang dengan luas 127,6 km² mendekati
tipikal DAS berbentuk radial, yang cenderung membuat hidrograf banjir dengan waktu
puncak (time to peak) yang pendek/cepat terjadi dan tinggi puncak banjir yang lebih
besar, dibandingkan tipikal DAS berbentuk seperti bulu. Peta lokasi kejadian banjir di
Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan beserta daerah aliran sungainya dapat dilihat
pada Gambar 1.

Gambar 1 Peta Lokasi Banjir di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan

2 Early Warning System Satgas Banjir

Satgas banjir dan longsor Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan memberikan informasi
peringatan dini banjir untuk Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 7
Oktober 2022 dengan status rawan banjir dan 8 Oktober 2022 dengan status rawan banjir,
seperti dapat dilihat pada Gambar 2 sampai dengan Gambar 3 dan Tabel 1 sampai dengan
Tabel 2.

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 2


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Tabel 1 Peringatan Dini Banjir Setiap Kabupaten dalam Wilayah Sungai Tanggal 7 Oktober
2022
Status
Status Hari Status
No Kewenangan Balai Wilayah Sungai Kabupaten Besok
Ini Besok
Lusa
95 BBWS Pompengan Jeneberang WS POMPENGAN-LARONA KAB LUWU Rawan Banjir
96 BBWS Pompengan Jeneberang WS POMPENGAN-LARONA KAB LUWU TIMUR Rawan Banjir
98 BBWS Pompengan Jeneberang WS POMPENGAN-LARONA KOTA PALOPO Rawan Banjir

Gambar 2. Peringatan Dini Banjir Tanggal 7 Oktober 2022

Tabel 2 Peringatan Dini Banjir Setiap Kabupaten dalam Wilayah Sungai Tanggal 8 Oktober
2022
Status
Status Hari Status
No Kewenangan Balai Wilayah Sungai Kabupaten Besok
Ini Besok
Lusa
95 BBWS Pompengan Jeneberang WS POMPENGAN-LARONA KAB LUWU Rawan Banjir
98 BBWS Pompengan Jeneberang WS POMPENGAN-LARONA KOTA PALOPO Rawan Banjir

Gambar 3. Peringatan Dini Banjir Tanggal 8 Oktober 2022

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 3


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

3 Data Hujan

3.1 Data Hujan Manual

Pengumpulan data hujan dari lapangan dilakukan untuk mengetahui intensitas hujan pada
beberapa hari sebelum hingga hari kejadian banjir, terdapat 6 pos curah hujan (PCH) di
sekitar lokasi banjir tapi tidak ada satupun yang berada di DAS banjir, dengan rincian 4 pos
milik Dinas PSDA Provinsi Sulawesi yaitu PCH Lamasi – Padang Kalua, PCH Batu Sitanduk,
PCH Rante Damai dan PCH Kunnu, serta 2 pos milik BBWS Pompengan Jeneberang PCH
Lamasi Hulu dan PCH Tombang. Lokasi sebaran pos ditampilkan pada Gambar 4, sementara
grafik besaran intensitas hujan harian pada semua pos tersebut di atas, mulai tanggal 4 – 8
Oktober 2022 dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 4 Peta Sebaran Pos Hujan di Sekitar Lokasi Banjir

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 4


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 5. Grafik Data Hujan Harian di Sekitar Lokasi Kejadian Banjir

Hujan terjadi cukup merata di sekitar lokasi kejadian banjir pada tanggal 4– 8 Oktober 2022
dengan intensitas hujan ringan hingga hujan sangat lebat. Pada tanggal 8 Oktober 2022
hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi pada PCH Kunnu (121 mm) dan PCH Tombang
(132 mm), hujan dengan intensitas sedang terjadi pada PCH Lamasi Hulu (39 mm), hujan
dengan intensitas ringan terjadi pada PCH Lamasi – Padang Kalua (3 mm) dan PCH Rante
Damai (1 mm) sedangkan pada PCH Batu Sitanduk tidak terjadi hujan.

Besaran curah hujan dengan intensitas hujan ringan hingga sangat lebat yang terjadi di
sekitar lokasi kejadian tanggal 8 Oktober 2022 menjadi salah satu penyebab dominan
terjadinya banjir tanggal 8 Oktober 2022 di Desa Tombang, Kecamatan Walenrang,
Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.

3.2 Perhitungan Hujan Rencana Lokasi Banjir

Perhitungan hujan rencana pada lokasi banjir, dimulai dengan pengumpulan data hujan
harian maksimum tahunan (HHMT) dengan periode sepanjang mungkin. Berdasarkan
pencatatan data hujan pada 5 pos, hanya 3 pos yang dapat dilakukan perhitungan hujan
rencana yaitu PCH Lamasi – Padang Kalua, PCH Rante Damai dan PCH Kunnu, hal tersebut
dikarenakan keterbatasan panjang data untuk PCH Lamasi Hulu dan PCH Tombang, yang
baru berdiri tahun 2018.

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 5


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Pencatatan data hujan secara historis tersedia bervariasi dari tahun 1975 - 2022 yang
ditunjukkan pada Tabel 3. Analisis hujan melalui uji outlier, tren, keseragaman, dan
independensi, selanjutnya dilakukan kecocokan distribusi frekuensi, final dilakukan
perhitungan hujan rencana, hasil perhitungan hujan rencana dengan berbagai periode
ulang ditampilkan pada Tabel 4.

Tabel 3. Hujan Harian Maksimum Tahunan (HHMT) Pos Hujan di sekitar lokasi banjir
PCH Lamasi-
Tahun PCH Batu Sitanduk PCH Rante Damai PCH Kunnu PCH Lamasi Hulu PCH Tombang
Padang Kalua
1975 - - - - - -
1976 106 - 100 - - -
1977 129 - 100 - - -
1978 130 - 100 - - -
1979 83 - 80 - - -
1980 97 - - - - -
1981 - - - - - -
1982 139 - 100 - - -
1983 124 - 90 - - -
1984 90 - 90 - - -
1985 115 - 85 - - -
1986 200 - 85 - - -
1987 140 - 90 - - -
1988 108 - 90 - - -
1989 - - 95 - - -
1990 - - 85 - - -
1991 - - - - - -
1992 120 - - - - -
1993 150 - - - - -
1994 - - 135 - - -
1995 100 - - - - -
1996 250 - 96 - - -
1997 100 - - - - -
1998 185 141 98 - - -
1999 - 128 119 - - -
2000 250 100 - - - -
2001 145 - 95 257 - -
2002 70 - - 100 - -
2003 193 - - 75 - -
2004 - - - - - -
2005 - 134 160 - - -
2006 129 130 95 150 - -
2007 106 80 95 125 - -
2008 94 125 99 125 - -
2009 86 75 98 120 - -
2010 98 55 99 172 - -
2011 131 70 99 127 - -
2012 75 50 90 100 - -
2013 112 50 95 104 - -
2014 135 50 57 97 - -
2015 107 50 - 90 - -
2016 81 50 - 122 - -
2017 89 50 - 112 - -
2018 - 50 132 95 92 140
2019 - 50 98 116 118 90

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 6


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

PCH Lamasi-
Tahun PCH Batu Sitanduk PCH Rante Damai PCH Kunnu PCH Lamasi Hulu PCH Tombang
Padang Kalua
2020 - 50 125 118 138 120
2021 59 72 115 206 199 117

Tabel 4. Nilai Periode Ulang Hujan Harian sekitar lokasi banjir


Periode PCH Lamasi-Padang Kalua PCH Batu Sitanduk PCH Rante Damai PCH Kunnu
2 113 68 96 114
3 130 80 103 128
5 151 96 111 147
10 180 120 122 176
25 222 158 137 223
50 257 193 149 267
100 296 234 162 322

Berdasarkan analisis perhitungan periode ulang hujan pada daerah sekitar lokasi banjir
yaitu PCH Lamasi – Padang Kalua dan PCH Rante Damai dibandingkan dengan curah hujan
terbesar yang terjadi sebelum kejadian banjir pada tanggal 8 Oktober 2022 menunjukkan
bahwa periode ulang hujan pada kedua pos tersebut adalah periode ulang kurang dari 2
tahun. Sedangkan untuk PCH Kunnu adalah periode ulang 2 – 3 tahun.

3.3 Data Satelit

Informasi data hujan lainnya berasal dari data satelit GPM. Berdasarkan data satelit GPM,
pada tanggal 6 - 7 Oktober 2022 terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang (1 -
44 mm). Sedangkan pada tanggal 8 Oktober 2022 terjadi hujan dengan intensitas sedang
hingga lebat (20 - 62 mm). Berdasarkan data satelit yang ada jelas terlihat kejadian banjir
disebabkan oleh hujan satelit yang tercatat pada tanggal 6 – 8 Oktober2022 yang merata
di seluruh DAS. Peta hujan satelit GPM tanggal 6 – 8 Oktober2022 dapat dilihat Gambar 6
sampai dengan Gambar 8.

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 7


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 6. Curah Hujan Per Grid GPM 6 Oktober 2022

Gambar 7. Curah Hujan Per Grid GPM 7 Oktober 2022

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 8


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 8. Curah Hujan Per Grid GPM 8 Oktober 2022

4 Informasi lainnya

4.1 Informasi BMKG

Berdasarkan peringatan dini yang dikeluarkan oleh BMKG pada tanggal 6 – 8 Oktober 2022
menunjukkan adanya potensi hujan lebat yang disertai kilat/ petir dan angin kencang di
Provinsi Sulawesi Selatan (Gambar 9). Selain itu, menurut prakiraan cuaca tanggal 8
Oktober 2022 yang dikeluarkan oleh BMKG terdapat potensi hujan ringan di wilayah
Kabupaten Luwu (Gambar 10).

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 9


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

(Sumber : infobmkg)

Gambar 9. Peringatan Dini Cuaca dari BMKG tanggal 8 Oktober 2022

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 10


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

(Sumber : bmkgsulsel)

Gambar 10. Peringatan Dini Cuaca Tanggal 8 Oktober 2022 Provinsi Sulawesi Selatan

4.2 ZOM (Zona Musim) BMKG

Pola curah hujan di lokasi kejadian banjir yaitu di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan berada pada pola curah hujan tipe Monsun (Gambar 11). Peta pembagian pola
hujan (ZOM) di Indonesia yang dikeluarkan oleh BMKG menyatakan bahwa lokasi kejadian
banjir termasuk pada ZOM N40 dan N41 yang ditunjukkan pada Gambar 12, dengan grafik
hujan rata-rata bulanan seperti terlihat pada Gambar 13.

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 11


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Gambar 11. Pola Curah Hujan di Indonesia.

(a)

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 12


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

(b)
Gambar 12. Peta Pembagian Zona Musim Indonesia (a) dan Zona Musim di Lokasi Kabupaten
Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan (b)

Gambar 13. Grafik Hujan Rata - Rata Hujan Bulanan ZOM di Lokasi Banjir

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa puncak hujan rata-rata bulanan terjadi
pada bulan Maret sampai dengan April serta bulan Desember sampai dengan Januari,

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 13


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

kemudian terjadi penurunan curah hujan dari bulan Agustus hingga September dan akan
kembali meningkat bulan Oktober sampai dengan November. Besarnya curah hujan pada
bulan ini kemungkinan karena mulai memasuki musim hujan serta masih terdeteksinya La
nina lemah.

4.3 Peta Risiko Banjir

Peta Risiko Banjir yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana tahun
2020 disusun berdasarkan dua komponen utama, yaitu kemungkinan terjadi suatu
ancaman dan besaran dampak yang pernah tercatat untuk bencana yang terjadi. Peta ini
disusun berdasarkan data dan catatan sejarah kejadian yang pernah terjadi pada suatu
daerah. Penetapan peta risiko banjir dipetakan dengan menggunakan perangkat GIS, data
indikator peta risiko banjir dibuat zonasi daerah rawan dan divalidasi dengan data kejadian,
pemetaan baru dapat dilaksanakan setelah seluruh data indikator pada setiap komponen
diperoleh dari sumber data yang telah ditentukan, diantaranya Panduan dari Kementerian
PUPR, BMKG dan Bakosurtanal. Data yang diperoleh kemudian dibagi dalam 3 kelas
ancaman yaitu rendah, sedang dan tinggi. Provinsi Sulawesi Selatan termasuk wilayah yang
memiliki tingkat risiko tinggi dan sedang (Gambar 14). Berdasarkan peta risiko bencana
banjir tersebut, Kabupaten Luwu terletak di wilayah dengan tingkat risiko banjir sedang.

(Sumber: BNPB, 2020)

Gambar 14. Peta Risiko Bencana Banjir Provinsi Sulawesi Selatan

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 14


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

4.4 Kondisi Tutupan Lahan

Kondisi tutupan lahan dilihat berdasarkan data penggunaan lahan dari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2011 dan 2019. Tutupan lahan pada tahun 2011
dapat dilihat pada Gambar 15 dan tahun 2019 Gambar 16. Tutupan lahan pada tahun 2011
didominasi oleh hutan lahan kering sekunder (51,1 %) dan pertanian lahan kering
bercampur dengan semak (40,6 %). Pada tahun 2019 tutupan lahan didominasi oleh hutan
lahan kering sekunder (49,2 %) dan semak belukar (45,3 %). Dalam rentang waktu antara
tahun 2011 - 2019 terjadi perubahan tutupan lahan yang cukup signifikan, dimana hutan
lahan kering sekunder berkurang luasannya sebesar (1,9 %) menjadi (49,2 %), pertanian
lahan kering bercampur semak berkurang luasannya sebesar (39,5 %) menjadi (1,1 %) dan
semak belukar bertambah luasannya sebesar (41,4 %) menjadi (45,3 %). Luasan sawah
tetap tidak berubah sebesar (4,2 %). Sementara itu untuk luasan tubuh air yang awalnya
sebesar (0,2 %) pada tahun 2011 menjadi tidak ada pada tahun 2019 serta untuk
permukiman dan tanah terbuka yang awalnya tidak ada pada tahun 2011 masing – masing
memiliki luasan (0,01 %) dan (0,1 %). Persentase perubahan kondisi tutupan lahan dapat
dilihat pada Tabel 5. Dengan kondisi tutupan lahan tersebut berkontribusi terhadap
Berubahnya kondisi tutupan lahan tersebut dapat berkontribusi terhadap meningkatnya
runoff di sekitar lokasi kejadian banjir.

Tabel 5. Kondisi Tutupan Lahan di Lokasi Banjir Tahun 2011 dan 2019
Tahun 2011 Tahun 2019
Nama
Luas (km²) Persentase (%) Luas (km²) Persentase (%)
Hutan Lahan Kering Sekunder 65,2 51,1 62,8 49,2
Permukiman - - 0,01 0,01
Pertanian Lahan Kering Bercampur dengan Semak 51,9 40,6 1,5 1,1
Tanah Terbuka - - 0,2 0,1
Semak/Belukar 5,0 3,9 57,8 45,3
Tubuh Air 0,3 0,2 - -
Sawah 5,3 4,2 5,4 4,2
TOTAL 127,6 100 127,6 100

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 15


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Gambar 15. Tutupan Lahan Kabupaten Sarolangun Tahun 2011

Sumber : Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan


Gambar 16. Tutupan Lahan Kabupaten Luwu Tahun 2019

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 16


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

4.5 Topografi Lokasi Kejadian

Distribusi kemiringan lereng di lokasi banjir Kabupaten Luwu pada DAS Salu Battang
didominasi oleh kelas kemiringan datar (0 - 8%) pada bagian hilir dengan persentase 18,6%
dan landai (8 - 15%) serta agak curam (15 - 25%) pada bagian hulu Sub DAS dengan
persentase kelas lereng masing-masing sebesar 31,1%; dan 28,3%. Secara lebih lengkap
dapat dilihat pada Tabel 6 dan Gambar 17. Dengan kondisi kemiringan lereng demikian,
maka pada lokasi banjir di bagian hilir berpotensi terjadi genangan banjir bila terjadi hujan
yang cukup deras. Hal tersebut dikarenakan air yang berasal dari daerah tinggi akan
mengalir dengan sangat cepat ke daerah yang lebih datar/ landai sehingga dapat
mengakibatkan limpasan yang cukup besar dan mengakibatkan debit aliran sungai
meningkat.

Gambar 17. Peta Kemiringan Lereng pada Kabupaten Luwu

Tabel 6. Kelas Lereng pada Lokasi Banjir di Kabupaten Luwu


DAS Salu Battang
No Kelas Lereng Luas (km2) Persentase (%)
1 0 - 8 % (Datar) 23,7 18,6
2 8 - 15 % (Landai) 39,7 31,1

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 17


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

DAS Salu Battang


No Kelas Lereng Luas (km2) Persentase (%)
3 15 - 25 % (Agak Curam) 36,1 28,3
4 25 - 45 % (Curam) 22,4 17,5
5 >45 % (Sangat Curam) 5,7 4,5
Total 127,6 100,0

5 Kesimpulan

Berdasarkan analisis tim Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan serta didukung data yang
ada maka dapat disimpulkan:

1) Sistem informasi peringatan dini banjir dan longsor Balai Hidrologi dan Lingkungan
Keairan memberikan informasi peringatan dini banjir untuk Kabupaten Luwu Provinsi
Sulawesi Selatan pada tanggal 7 Oktober 2022 dengan status rawan banjir dan 8
Oktober 2022 dengan status rawan banjir .

2) Terdapat 6 pos curah hujan (PCH) di sekitar lokasi banjir tetapi tidak ada yang berada
di dalam DAS banjir dengan rincian 4 pos milik Dinas PSDA Provinsi Sulawesi yaitu PCH
Lamasi – Padang Kalua, PCH Batu Sitanduk, PCH Rante Damai dan PCH Kunnu, serta 2
pos milik BBWS Pompengan Jeneberang PCH Lamasi Hulu dan PCH Tombang. Pada
tanggal 8 Oktober 2022 hujan dengan intensitas sangat lebat terjadi pada PCH Kunnu
(121 mm) dan PCH Tombang (132 mm), hujan dengan intensitas sedang terjadi pada
PCH Lamasi Hulu (39 mm), hujan dengan intensitas ringan terjadi pada PCH Lamasi –
Padang Kalua (3 mm) dan PCH Rante Damai (1 mm) sedangkan pada PCH Batu Sitanduk
tidak terjadi hujan. Besaran curah hujan dengan intensitas hujan tersebut menjadi salah
satu penyebab dominan terjadinya banjir pada tanggal 8 Oktober 2022 di Desa
Tombang dan Desa Lalong, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan.

3) Berdasarkan analisis perhitungan periode ulang hujan pada daerah sekitar lokasi banjir
yaitu PCH Lamasi – Padang Kalua dan PCH Rante Damai dibandingkan dengan curah
hujan terbesar yang terjadi sebelum kejadian banjir pada tanggal 8 Oktober 2022
menunjukkan bahwa periode ulang hujan pada kedua pos tersebut adalah periode
ulang kurang dari 2 tahun. Sedangkan untuk PCH Kunnu adalah periode ulang 2 – 3
tahun.

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 18


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

4) Data hujan satelit GPM di lokasi banjir menunjukkan hujan harian pada tanggal 6 - 7
Oktober 2022 terjadi hujan dengan intensitas ringan hingga sedang (1 - 44 mm).
Sedangkan pada tanggal 8 Oktober 2022 terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga
lebat (20 - 62 mm). Berdasarkan data satelit yang ada jelas terlihat kejadian banjir
disebabkan oleh hujan satelit yang tercatat pada tanggal 6 – 8 Oktober 2022 yang
merata di seluruh DAS. Besaran hujan tersebut menjadi salah satu penyebab banjir yang
terjadi di Desa Tombang, Kecamatan Walenrang, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan.

5) Peringatan dini BMKG menunjukkan adanya potensi hujan lebat yang disertai kilat/
petir dan angin kencang di Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 8 Oktober 2022.
Selain itu, menurut prakiraan cuaca tanggal 8 Oktober 2022 yang dikeluarkan oleh
BMKG terdapat potensi hujan ringan di wilayah Kabupaten Luwu.

6) Pola curah hujan di lokasi kejadian banjir yaitu Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi
Selatan berada pada pola curah hujan tipe Monsun dan berada pada ZOM N40 dan N41
dimana puncak hujan rata-rata bulanan terjadi pada bulan November sampai dengan
Januari serta bulan Maret sampai dengan April, kemudian terjadi penurunan curah
hujan dari bulan Juni hingga Agustus dan akan kembali meningkat bulan September
sampai dengan November. Besarnya curah hujan pada bulan ini kemungkinan karena
mulai memasuki musim hujan serta masih terdeteksinya La nina lemah.

7) Peta Risiko Banjir yang dikeluarkan oleh BNPB memberikan informasi bahwa Kabupaten
Luwu terletak di wilayah dengan tingkat risiko banjir dan sedang.

8) Tutupan lahan dalam rentang waktu antara tahun 2011 - 2019 terjadi perubahan
tutupan lahan yang cukup signifikan, dimana hutan lahan kering sekunder berkurang
luasannya sebesar (1,9 %) menjadi (49,2 %), pertanian lahan kering bercampur semak
berkurang luasannya sebesar (39,5 %) menjadi (1,1 %) dan semak belukar bertambah
luasannya sebesar (41,4 %) menjadi (45,3 %). Luasan sawah tetap tidak berubah
sebesar (4,2 %). Sementara itu untuk luasan tubuh air yang awalnya sebesar (0,2 %)
pada tahun 2011 menjadi tidak ada pada tahun 2019 serta untuk permukiman dan
tanah terbuka yang awalnya tidak ada pada tahun 2011 masing – masing memiliki
luasan (0,01 %) dan (0,1 %). Berubahnya kondisi tutupan lahan tersebut dapat

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 19


Laporan Analisis Bencana Banjir Kabupaten Luwu Provinsi Sulawesi Selatan

berkontribusi terhadap kemungkinan meningkatnya runoff di sekitar lokasi kejadian


banjir dan menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir.

9) Distribusi kemiringan lereng di lokasi banjir Kabupaten Luwu pada DAS Salu Battang
didominasi oleh kelas kemiringan datar (0 - 8%) pada bagian hilir dengan persentase
18,6% dan landai (8 - 15%) serta agak curam (15 - 25%) pada bagian hulu Sub DAS
dengan persentase kelas lereng masing-masing sebesar 31,1%; dan 28,3%. Dengan
kondisi kemiringan lereng demikian, maka pada lokasi banjir di bagian hilir berpotensi
terjadi genangan banjir bila terjadi hujan yang cukup deras.

Balai Hidrologi dan Lingkungan Keairan 20

Anda mungkin juga menyukai