Anda di halaman 1dari 1

HUBUNGAN CHEMICAL KELOMPOK 3:

COMPOTITION, SIFAT MEKANIK BAJA


FAHRIZAL BAHAR - D071221026
RAKA A. FATAHILAH D071221028
LATERIT A-588 PADA NURLIANA JUSMAN - D071221030
MUH. DANANG R. D071221031
KETAHANANNYA TERHADAP BENEDICTUS W. - D071221032

PELURU
MARSHAL H. - D071221034

ARMOR UJI SIFAT MEKANIS


Material tahan peluru atau
armor adalah material yang
mampu menahan laju balistik
yang dilepaskan oleh senapan.
Material ini digunakan untuk
melindungi dari serangan
balistik yang biasanya
diaplikasikan khususnya untuk
militer. Semakin tebal plat
armor yang digunakan dalam
ranpur maka semakin tahan
terhadap serangan balistik, SAMPLE F MEMILIKI NILAI RATA-RATA
Namun kelincahan dan efisiensi KEKERASAN PALING TINGGI SEBESAR
di lapangan berkurang. Syarat 663.9 HVN,
untuk dapat dikategorikan baja SEDANGKAN SAMPLE T MEMILIKI
tahan peluru yang baik adalah NILAI RATA-RATA KEKERASAN
mempunyai kekerasan sebesar
SEBESAR 170.7 HVN
400-600 HVN.
KETAHANAN TERHADAP
CHEMICAL SIFAT KOROSI
COMPOTITION
Kadar karbon (C) pada sampel
F = 0.49% dan T = 0.143%,
(dapat disimpulkan bahwa sampel F adalah baja
karbon menengah sedangkan T adalah baja
karbon rendah). Pengujian korosi dilakukan untuk mengetahui
Pada sampel F unsur-unsur seperti 1.87% pengaruh laju pendinginan dan kadar nikel terhadap
nilai laju korosi dari baja laterit A-588. Nilai ini
menjadi pengembangan ketahanan korosi rujukan
Mn; 1.8020% Ni; dan 1.710% Cr memiliki untuk atmosferik. Kurva polarisasi menunjukkan nilai
potensial korosi (Ecorr) dan rapat arus korosi (Icorr).
ketahanan yang baik terhadap penetrasi
Berdasarkan Gambar 8, penambahan kadar nikel tidak
peluru). signifikan mempengaruhi perubahan kurva polarisasi
anodik maupun katodik pada baja laterit setelah proses
Sedangkan sampel T tidak dapat menahan termomekanikal dengan media pendingin air.
penetrasi peluru dikarenakan unsur seperti Penambahan nikel sedikit menggeser kurva ke kiri
bawah yang menunjukkan bahwa Icorr semakin
0.095% Mn; 1.554% Ni; dan 0.249% Cr lebih mengecil dan Ecor
semakin negatif. Dalam media korosif NaCl 3,5%, nilai
kecil dibandingkan dengan sampel F Ecorr berada di rentang - 394 mV hingga 435 mV,
sedangkan nilai Icorr berada di rentang 2,8 x106 A/cm²
hingga 6 x106 A/cm². Hal ini menunjukkan bahwa laju
korosi semakin mengecil. Namun, terjadi anomali saat
penambahan nikel sebesar 3%, menunjukkan kurva
polarisasi bergeser ke kanas atas, yang berarti laju
korosi semakin besar.

Anda mungkin juga menyukai