Oleh:
drg. EMA RAHMAWATI, M.K.M
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat
Dinkes Jabar @dinkesjabar @dinkesjabar Dinkes Prov Jabar
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Anak Sekolah
Usia Produktif Kesempatan menyiapkan SDM
Berkualitas
Indeks Pembangunan Manusia
meningkat
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Investasi strategis
anak usia sekolah dan remaja
Menghasilkan Generasi
Berikutnya yang Sehat
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Jumlah penduduk Jawa Barat tahun 2020 mencapai 48,274 juta jiwa. Penduduk paling besar terdapat di Kabupaten
Bogor sebanyak 5,43 juta jiwa atau 11,24% dari penduduk Jawa Barat.
Penduduk Usia Produktif (15-64 tahun) sebesar 70,68%, dimana Indonesia masih dalam masa bonus
demografi.
Rasio jenis kelamin sebesar 103, dimana jumlah laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.
JAWA BARAT Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
1.106
Puskesmas
LAB : Klinik :
164 3089
PENYEBAB KEMATIAN UTAMA DI INDONESIA ADALAH Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
NAPZA dan
Kebersihan diri Kesehatan Mental
Gizi Keselamatan di jalan Kesehatan Reproduksi
dan aktifitas fisik Emosional
raya
29,3% usia 5 – 12 tahun dan 48,1% 1,4% usia 5-9 th, 2,1 % 5.14% anak SMP dan SMA 9.1% usia 10-18 th pernah 7% wanita usia 15-19
usia 13 – 18 tahun memiliki Angka usia 10 – 14 th, 3,3% usia merasa pernah ingin merokok6 telah melahirkan anak
Kecukupan Protein <80%11 15-24 th sikat gigi bunuh diri 1 0.3% usia 10-14 th dan pertama2
6.8% kurus; 16.9% pendek; 10.8% sesuai waktu yang 62% anak usia 13-17 th 3.7% usia 15-19 th pernah 6.32% remaja putri
konsumsi alkohol dalam 1 hamil pertama pada
gemuk (usia 5-12 tahun)3 dianjurkan 3 pernah mengalami
usia ≤16 tahun7
29,7% usia 5 – 12 tahun dan 52,5% 67,3% usia 5-9 th, 55,6 % kekerasan sepanjang bulan terakhir3 16.47% remaja putri
usia 13 – 18 tahun memiliki Angka usia 10 – 14 th, 51,9% hidupnya4 18.8% usia 13-15 th hamil pertama pada
kecukupan Energi <70%11 usia 15-24 th 6.2% usia 15-24 th pengguna rokok 6 usia 17-18 tahun7
50,4 % usia 10-14 th konsumsi bermasalah gigi dan mengalami depresi 3 76.6% usia 13-15 th dapat 23.26% remaja putri
makanan manis; 31,4 % mulut 3 10% usia 15-24 th membeli rokok dari toko, hamil pertama pada
konsumsi makanan asin; 11% 43% usia 10-14 th tidak gangguan mental dan penjual di pinggir jalan, kios6 usia 19-20 tahun7
konsumsi makanan instan; 78% cuci tangan dengan emosional 3 3.2% kalangan pelajar dan 3.8% kasus HIV dan
konsumsi makanan benar3 • Prevalensi adiksi internet mahasiswa di Indonesia 4.1% AIDS pada usia 5-
berpenyedap3 64,4 % usia 10-14 th pd remaja: 19,3% 10 menggunakan NAPZA5 19 tahun 3
4,8% usia 13-15 th Obesitas kurang aktifitas fisik 3 • 10% usia 15 – 24 th 58,2% usia 5 – 14 tahun 228.049 (0,62%) usia 10
6.8% kurus; 18.5% pendek; 11.2% 14,20 persen anak usia 0- memiliki gangguan Mental dan 16,1% usia 15 – 24 th – 17 th sudah kawin7
gemuk (usia 13-15 tahun) 3 17 th tinggal di rumah Emosional 3 tidak menggunakan helm
32% usia 15 -24 th Anemia tangga kumuh7 saat mengendarai atau
65% tidak sarapan membonceng motor3
6.7% kurus; 22.4% pendek; 9.5%
gemuk (usia 16-18 tahun) 3
1. GSHS 2015; 2. SDKI 2017; 3. Riskesdas 2018; 4. SNPHAR 2018; 5. BNN 2019; 6. GYTS 2019; 7. SUSENAS 2019; 8. PUSKAPA-BPS-Unicef 2020; 9. http:covid19.go.id; 10.
Kristiana Siste,er.Al, 2020; 11. SDT 2014
Pemerintah Daerah
GAMBARAN MASALAH GIZIMASALAH GIZI
GAMBARAN Provinsi Jawa Barat
Angka Perkembangan
Mortalitas Mental
Terganggu
Pertumbuhan
Berkurangnya Tidak Adekuat
Kapasitas
Merawat Bayi BERAT LAHIR
Makanan Tambahan Tidak
ORANG TUA BAYI RENDAH Tepat Waktu
MALNUTRISI
Infeksi Berulang
BUMIL KEK
REMAJA
KURANG GIZI
Sumber: Diterjemahkan dari ACC/SCN (2000) Angka Kematian Makanan, Kesehatan Makanan, Kesehatan dan
yang diadaptasi oleh LSHTM (2013) dalam
Action Against Hunger: Babywash and 1000 Ibu Meningkat dan Pola Asuh Tidak Kapasitas Mental Pola Asuh Tidak adekuat
Days, 2017 (dengan modifikasi)
adekuat Berkurang
Pemerintah Daerah
GAMBARAN KEJADIAN ANEMIA DENGAN Provinsi Jawa Barat
KEMATIAN IBU
AKIBAT
PERDARAHAN
ANEMIA REMATRI
di Indonesia
Usia 6-12 th = 27,4%
Usia ≥15 th tidak hamil= 22,70% KEMATIAN BAYI
ANEMIA BUMIL AKIBAT BBLR
di Indonesia = 37,1 %
29
Rata-rata penurunan stunting dalam 3 (tiga) tahun terakhir
27.2 (2020, 2021, 2022) di Jawa Barat adalah 2% per tahun.
27
26.2 25.5 Tahun 2022, angka stunting di Jawa Barat sebesar 20,2%.
25 24.5
Angka ini mengalami penurunan sebesar 4,3%
25.2
dibandingkan tahun 2021
23
23.2 Sumber data:
2019 (Survei SSGBI); 2020 (Laporan Prediksi); 2021 (Survei SSGI),2022
21.2 (Survei SSGI)
21
20.2
19
19.2
100.00
88.72
88.32
87.38 sebesar 73,55 % (612.665)
87.36
87.31
85.63
85.15
84.41
82.48
90.00 mencapai target (70%).
79.00
77.69
75.12
74.43
Kabupaten dengan presentase
74.19
•
73.55
70.38
80.00
68.39
67.87
skrinning anemia tertinggi Kota
67.19
67.02
65.75
65.51
62.32
61.43
70.00 Depok (94,28%) dan terendah
59.38
Kota. Bogor (40,26%)
60.00
• Perlu peningkatan cakupan
40.26
50.00 skrinning anemia pada rematri
40.00
kelas 7 dan 10 terutama di
Kab/Kota yang belium mencapai
30.00 target, karena semakin tinggi
20.00 cakupan skrinning maka semakin
tinggi yang akan teridentifikasi
10.00
anemia untuk segera dilakukan
0.00 intervensi sesuai tatalaksana yang
ada. Dan evaluasi pencatatan
pelaporan supaya tidak terjadi
under reported.
Sumber data:
2023 Laporan Kabupaten Kota Melalui SIGIZI TERPADU data Triwulan IV
diunduh 22 Januari 2024
PRESENTASE REMAJA PUTRI ANEMIA Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
56.58
70.00
60.00 • Anemia ringan:
44.11
41.89
41.52
41.27
105.422 (17,21%)
36.61
36.34
50.00
34.81
33.59
32.45
32.40
32.27
32.07
31.20
30.51
30.37
30.15
28.60
28.60
Anemia sedang:
28.00
•
26.61
40.00
24.43
24.28
23.72
22.28
21.85
21.43
21.28
KOTA CIREBON
KAB GARUT
KOTA SUKABUMI
KAB BEKASI
KOTA BEKASI
KAB CIREBON
KAB CIANJUR
KAB BOGOR
KAB CIAMIS
KAB PURWAKARTA
KAB SUBANG
KOTA BOGOR
KOTA CIMAHI
KAB SUMEDANG
KAB KUNINGAN
KOTA BANJAR
KAB INDRAMAYU
JAWA BARAT
KAB KARAWANG
KOTA DEPOK
KAB SUKABUMI
KAB BANDUNG
KAB MAJALENGKA
KOTA BANDUNG
KAB TASIKMALAYA
KOTA TASIKMALAYA
KAB PANGANDARAN
Pada triwulan IV tahun 2023, dari 73,55 % remaja putri kelas 7 & 10 yang diskrinning di Jawa Barat, sebanyak 30,51% rematri mengalami
anemia. Angka tsb di atas angka target (30%), adapun dengan 16 Kab/Kota yang memiliki presentase rematri anemia di atas 30%. Remaja putri
yang anemia memiliki risiko melahirkan bayi BBLR dan bayi BBLR akan berisiko menjadi balita stunting. kebutuhan Hb Remaja Puteri semakin
meningkat karena terjadinya menstruasi maupun persiapan menjadi Ibu hamil di masa depan.
Sumber data:
2023 Laporan Kabupaten Kota Melalui SIGIZI TERPADU data Triwulan IV diuduh 22 Januari 2024
PRESENTASE REMAJA PUTRI MENDAPAT & Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
101.53
98.19
97.73
ekstrim Kab. Sukabumi, Kab. Bandung
96.14
94.17
94.15
100.00 Barat.
86.40
85.39
84.99
84.36
83.39
82.01
Perlu diperhatikan bahwa kualitas TTD
78.99
•
77.72
76.58
73.20
72.90
80.00
66.62
65.67
61.92
61.57
61.52
2021 bukan hanya distribusi, namun juga
59.00
54.90
53.49
perlu diperhatikan sampai ke kualitas
60.00
43.13
konsumsi TTD sesuai standar (min. 26
tablet) dalam setahun
40.00
• Kab dengan presentase konsumsi
terendah yaitu Kab. Indramayu (10,66%),
20.00
sedangkan konsumsi tertinggi yaitu KBB
101.18
65.45
92.95
64.97
52.33
53.02
59.56
59.56
78.77
62.90
85.48
91.31
33.36
70.04
70.74
72.05
57.81
92.52
86.26
62.39
48.42
82.76
75.71
61.56
66.45
80.64
83.13
66.89
(93,43%)
0.00 • Perlu peningkatan kerja sama Puskesmas
dengan pihak sekolah terkait
pemantauan, pencatatan dan pelaporan
terhadap konsumsi TTD. Masih banyak
ditemukan di lapangan bahwa daya
konsumsi cukup baik namun tidak tercatat.
Sumber data:
2023 Laporan Kabupaten Kota Melalui SIGIZI TERPADU data Triwulan IV diunduh 22
% Mendapat TTD % Mengonsumsi TTD Januari 2024
Pemerintah Daerah
PERSENTASE ANAK USIA SEKOLAH MENDAPATKAN Provinsi Jawa Barat
PENJARINGAN KESEHATAN
(TAHUN AJARAN 2022 – 2023)
140
125
120 115
104 101 100 100 100 100 99 99 99 99 99 98 97
100 96 95 95 94 94 93 93 93 92 90 90
80 77
73
60
40
20
Penjaringan Kesehatan pada peserta didik Tahun Ajaran 2022 – 2023 telah mencapai target yaitu sebesar 93% dari nasional minimal 80%. Terdapat 2 Kabupaten/ Kota
yang belum memenuhi target yaitu Kota Bandung dan Kab. Tasikmalaya. Adapun tindaklanjut yang akan dilaksanakan adalah penguatan, pendampinngan dan monitoring
pelaksanaan program terintegrasi lintas program dan lintas sektor melalui program UKS/M.
Sumber data:
2023 Laporan Program Kab/Kota data Triwulan IV diuduh 7 Januari 2024
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
TP UKS/M JABAR
PENJARINGAN KESEHATAN
TAHUN AJARAN 2022 – 2023 PERSENTASE PUSKESMAS MELAKSANAKAN
PROVINSI JAWA BARAT PENJARINGAN KE SEKOLAH/ MADRASAH
TAHUN AJARAN 2022 - 2023
KELAS 1 97,82 %
KELAS 7 96,37 %
KELAS 10 93,64 %
254
250
200 195
157
150 144 144
118
101
100 90 84 81
73
66 63 60 60 60 54 52
50 39 37 33
16 11 11 10
0
PERHITUNGAN KINERJA
Jumlah anak usia pendidikan dasar yang mendapat
Persentase anak usia pendidikan
pelayanan kesehatan sesuai standar yang ada di
dasar yang mendapatkan pelayanan wilayah kerja kabupaten/kota dalam kurun waktu
kesehatan sesuai standar satu tahun ajaran
= x 100 %
5 Formulir Rekapitulasi Hasil Sesuai kebutuhan dengan mempertimbangkan - Umpan balik hasil skrining/penjaringan
Pelayanan kesehatan usia jumlah,pondok pesantren, panti/LKSA dan kesehatan di pondok pesantren/ panti/
sekolah dan remaja di luar lapas/LPKA/posyandu remaja per puskesmas LKSA/lapas/LPKA/ posyandu remaja
sekolah.
- Pencatatan dan pelaporan
PERSENTASE CAPAIAN SPM BIDANG KESEHATAN
SASARAN USIA PENDIDIKAN DASAR PROVINSI JAWA BARAT TAHUN 2023
140
120 115
109
104 101 101
100 100 100 100 100 99 99 99 99 98 98 98 97 97 97 97 96
100 96 94 93 90 88
80 77
60
CAPAIAN
TARGET
40
20
Capaian SPM bidang Kesehatan untuk sasaran usia Pendidikan dasar Provinsi Jawa Barat tahun 2023 sebesar 97% dari target 100%. Terdapat
10 Kabupaten/ Kota (37%) yang telah mencapai target termasuk 4 Kabupaten/ Kota yang mempunyai sasaran riil lebih besar dari sasaran yang
telah ditetapkan. Sedangkan 7 Kabupaten/ Kota masing dibawah rata-rata capaian provinsi yaitu Kab. Garut, Kota Sukabumi, Kab. Ciamis, Kab.
Sumedang, Kab. Tasikmalaya, Kota Bekasi dan Kota Bandung.
(Sumber data dari laporan program Kab/ Kota per Januari 2024)
SURAT KEPUTUSAN BERSAMA Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
Tentang:
Penyelenggaraan Peningkatan Status
Kesehatan Peserta Didik
SURAT EDARAN KEMENKES Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
SURAT KEPGUB JAWA BARAT NOMOR 441.05/Kep.829-Bapp/2021 tentang Tim Percepatan Penurunan Stunting Daerah
Provinsi Jawa Barat;
PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR 107 TAHUN 2020 tentang Percepatan Penurunan Stunting di Daerah
Provinsi Jawa Barat;
KOMITMEN PROGRAM PEMBERIAN SUPLEMENTASI Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
TABLET TAMBAH DARAH (TTD) REMAJA PUTRI DI JAWA BARAT
SE Gubernur Jawa Barat Nomor SE Gubernur Jawa Barat Nomor KS.03.01.01/190/ SE Ka.Disdik Prov Jawa Barat Nomor
440/25/Yanbangsos tahun 2018 tentang Yanbangsos tahun 2020 tentang Dukungan 443.1/19734.Set.Disdik tentang Surat Edaran
Dukungan Kebijakan Pemberian TTD Kebijakan Pemberian TTD bagi Remaja Puteri Program Suplementasi TTD bagi Remaja Puteri
pada Remaja Puteri dan WUS pada Masa Pandemi Covid-19 pada Masa Pandemi COVID -19
SE Ka.Kawil Kemenag Prov Jawa Barat Nomor B- SE Gubernur Jawa Barat No KS.08.01.37/KESRA Video Deklarasi Dukungan Berbagai Lintas Sektor
9346/Kw.10.2/5/ PP.001/11/ 2020 tentang Program tahun 2022 tentang Dukungan Kebijakan Pemberian pada Program Pemberian TTD Rematri di
Suplementasi TTD bagi Remaja Puteri pada Pandemi Covid-19 TTD bagi Remaja Puteri Provinsi Jawa Barat
Pemerintah Daerah
Ikut melaksanakan upaya pelayanan kesehatan terhadap diri sendiri, teman, keluarga, serta
masyarakat
PENYANDANG DISABILIATS
KONDISI YANG
KONDISI SAAT INI GAP
DIHARAPKAN
41,9% 1. Anemia Rematri di Jabar Anemai rematri di Jabar 2022 Anemia rematri di Jabar 2022 18,4%
2022 sebesar 41,93% sebesar 23,53% sebesar 18,4%
Link Pendataan:
Https://bit.ly/KKR-SOBATGEMAZ
JUMLAH
PERSENTASE (38% dari Target tahun 2023 sebesar 54%)
BOGOR 371
SUKABUMI 832
CIANJUR 189
120
BANDUNG 286
GARUT 260
TASIKMALAYA 40
100 100
CIAMIS 74 100
KUNINGAN 152 91
CIREBON 60
MAJALENGKA 264 80
SUMEDANG 304 80
INDRAMAYU 127
74 72 70
SUBANG 420
PURWAKARTA 49 60
KARAWANG 266 60 57 55
BEKASI 550 51
BANDUNG BARAT 537
40
39 38 36
PANGANDARAN 78 35
KOTA BOGOR 249
26 25 23 22 22
KOTA SUKABUMI 38 20 20 19
20 18 17 15
KOTA BANDUNG 220 13
KOTA CIREBON 25
KOTA BEKASI 103 3
KOTA DEPOK 102 0
KOTA CIMAHI 26
KOTA BANJAR 37
JAWA BARAT 5911 (Sumber: data program, Januari 2024)
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
LANDASAN HUKUM
RUANG LINGKUP
FUNGSI
PESANTREN SEHAT
SASARAN
Pemuka masyarakat
formal: Puskesmas,
Pendamping
pemberdayaan
masyarakat.
SEKUNDER
Masyarakat Pemuka masyarakat
Pesantren : Kyai, informal: tokoh
ustadz/guru, masyarakat/tokoh
PRIMER santri,
pekerja/karyawan,
agama.
masyarakat di
lingkungan
pesantren
Pembuat kebijakan
publik, Kepala
desa/Lurah, Camat &
mitra potensial/
penyandang dana.
TERSIER
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
PENYELENGGARAAN PESANTREN
SEHAT
Perencanaan Pelaksanaan Pemantauan dan
Pembekalan keterampilan Menerapkan kebijakan Evaluasi
bagi calon Pengelola berwawasan kesehatan di
Pesantren Sehat lingkungan pesantren.
Menggalang kemitraan dengan Pemantauan
Menyusun kebijakan yang Evaluasi
mendukung penerapan pihak terkait
pesantren sehat Meningkatkan kapasitas
Pengenalan kondisi pesantren pesantren sehat
dan masyarakat Melaksanakan kegiatan
dilingkungan pesantren pendidikan kesehatan
SMD Mengupayakan lingkungan
MMP aman dan sehat
Menyusun Perencanaan Meningkatkan akses ke fasilitas
Kegiatan pelayanan kesehatan
Menggerakan masyarakat
pesantren
Melakukan pencatatan dan
pelaporan
INPUT PROSES
1. Masih belum terpenuhi logistik program 1. Koordinasi lintas program dalam perencanaan
pemenuhan kebutuhan logistik
2. Masih sedikit sumber daya manusia yang 2. Belum optimalnya diseminasi informasi lintas
mendapatkan peningkatan kapasitas sektor
3. Belum tersedianya data dan informasi terkait 3. Pelayanan kesehatan di Pondok Pesantren
dengan sasaran remaja di Pondok Pesantren masih ada beberapa yang menolak
termasuk masalah kesehatan dan gizi
4. Belum semua pondok pesantren di Jawa Barat
mengimplementasi Pesantren sehat
Pemerintah Daerah
Provinsi Jawa Barat
TERIMA KASIH
Dinkes Provinsi Jawa Barat “Kerja Ikhlas dan Bahagia”
diskes.jabarprov.go.id