KSO :
PT.ABB Sakti Industri PT.DISTRACO
Page 1 of 22
DAFTAR ISI
Page 2 of 22
A. DATA UMUM PROJECT
Vs ), tahanan penetrasi standar lapangan rata-rata ( N ), dan kuat geser rata-rata ( Su ) dari tanah lokasi. Klasifikasi
tanah berdasarkan nilai hasil NSPT dari permukaan tanah sampai kedalaman 30m tersebut dibedakan atas tanah keras,
sedang, lunak maupun tanah khusus. Klasifikasi dan syarat dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi Situs
Kelas situs
SA (batuan keras) > 1500 N/A (tidak dapat N/A (tidak dapat
dipakai) dipakai)
SB (batuan) 750 sampai 1500 N/A (tidak dapat N/A (tidak dapat
dipakai) dipakai)
SC (tanah keras,
350 sampai 750 >50 ≥100
sangat padat dan
batuan lunak)
SD(tanah sedang) 175 sampai 350 15 sampai 50 50 sampai 100
SE (tanah lunak) < 175 <15 < 50
Atau setiap profil tanah yang mengandung lebih dari 3 m tanah
dengankarateristik sebagai berikut :
SF (tanah khusus, Setiap profil lapisan tanah yang memiliki salah satu atau lebih dari
yang membutuhkan karakteristik berikut:
investigasi geoteknik
spesifik) Rawan dan berpotensi gagal atau runtuh akibat beban gempa
sepertimudah likuifaksi, lempung sangat sensitif, tanah tersementasi
lemah
Lempung sangat organik dan/atau gambut (ketebalan H > 3 m)
Lempung berplastisitas sangat tinggi (ketebalan H > 7,5m dengan
Indeks Plasitisitas PI > 75)
Lapisan lempung lunak/setengah teguh dengan ketebalan H > 35 m
dengan >50kPa
Page 3 of 22
B.3 Mutu Material Yang Digunakan
Berikut mutu material precast spunpile yang digunakan pada Proyek PLN GIS 150 kV Ulin Banjarmasin
Mutu Beton : f’c=41,5 MPa (K-400)
Mutu Tulangan : U-40(Fy=400MPa), Ulir, D>13mm
U-24(Fy=400MPa), Ulir, D≤13mm
B.4 Kategori Resiko Gedung
Kategori resiko gedung ditetapkan pada SNI 1726:2012 pasal 4.1.2. berdasarkan fungsi bangunan. Berikut
Tabel 4.2 dalam menentukan kategori resiko gedung.
Tabel 4.2. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko rendah terhadap jiwa
manusia pada saat terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk,
antara lain:
Fasilitas pertanian, perkebunan, perternakan, dan I
perikanan
Fasilitas sementara
Gudang penyimpanan
Rumah jaga dan struktur kecil lainnya
Semua gedung dan struktur lain, kecuali yang termasuk dalam kategori
risiko I,III,IV, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
Perumahan
Rumah toko dan rumah kantor
Pasar
Gedung perkantoran II
Gedung apartemen/ rumah susun
Pusat perbelanjaan/ mall
Bangunan industri
Fasilitas manufaktur
Pabrik
(Sumber: SNI 1726:2012, halaman14, BSN)
Tabel 4.1. Kategori Risiko Bangunan Gedung dan Non-gedung Untuk Beban Gempa (lanjutan)
Kategori
Jenis Pemanfaatan
Resiko
Gedung dan non gedung yang memiliki risiko tinggi terhadap jiwa manusia pada saat
terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi untuk:
Bioskop
Gedung pertemuan
Stadion
Fasilitas kesehatan yang tidak memiliki unit bedah dan unit gawat darurat
Fasilitas penitipan anak
Penjara
Bangunan untuk orang jompo
Gedung dan non gedung, tidak termasuk kedalam kategori risiko IV, yang memiliki potensi
untuk menyebabkan dampak ekonomi yang besar dan/atau gangguan massal terhadap
kehidupan masyarakat sehari-hari bila terjadi kegagalan, termasuk, tapi tidak dibatasi III
untuk:
Pusat pembangkit listrik biasa
Fasilitas penanganan air
Fasilitas penanganan limbah
Pusat telekomunikasi
Gedung dan non gedung yang tidak termasuk dalam kategori risiko IV, (termasuk, tetapi
tidak dibatasi untuk fasilitas manufaktur, proses, penanganan, penyimpanan, penggunaan
atau tempat pembuangan bahan bakar berbahaya, bahan kimia berbahaya, limbah
berbahaya, atau bahan yang mudah meledak) yang mengandung bahan beracun atau
peledak di mana jumlah kandungan bahannya melebihi nilai batas yang disyaratkan oleh
instansi yang berwenang dan cukup menimbulkan bahaya bagi masyarakat jika terjadi
kebocoran.
Page 4 of 22
Gedung dan non gedung yang ditunjukkan sebagai fasilitas yang penting, termasuk, tetapi
tidak dibatasi untuk:
Bangunan-bangunan monumental
Gedung sekolah dan fasilitas pendidikan
Rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya yang memiliki fasilitas bedah dan
unit gawat darurat
Fasilitas pemadam kebakaran, ambulans, dan kantor polisi, serta garasi kendaraan
darurat
Tempat perlindungan terhadap gempa bumi, angin badai, dan tempat
perlindungan darurat lainnya
Fasilitas kesiapan darurat, komunikasi, pusat operasi dan fasilitas lainnya untuk
IV
tanggap darurat
Pusat pembangkit energi dan fasilitas publik lainnya yang dibutuhkan pada saat
keadaan darurat
Struktur tambahan (termasuk menara telekomunikasi, tangki penyimpanan bahan
bakar, menara pendingin, struktur stasiun listrik, tangki air pemadam kebakaran
atau struktur rumah atau struktur pendukung air atau material atau peralatan
pemadam kebakaran ) yang disyaratkan untuk beroperasi pada saat keadaan
darurat
Gedung dan non gedung yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi struktur bangunan
lain yang masuk ke dalam kategori risiko IV.
Dari Tabel 4.1, ditentukan untuk proyek fasilitas pembangkit listrik memiliki kategori resiko bangunan= IV.
Faktor keutamaan ditetapkan pada SNI 1726:2012 pasal 4.1.2. berdasarkan fungsi bangunan. Berikut Tabel 4.3
dalam menentukan faktor keutamaan gedung
Tabel 4.3 Faktor Keutamaan Gempa
Kategori resiko Faktor keutamaan gempa, Ie
I atau II 1,0
III 1,25
IV 1,5
(Sumber: SNI 1726:2012, halaman 15, BSN)
Dari Tabel 4.3, ditentukan untuk proyek fasilitas pembangkit listrik memiliki Faktor Keutamaan Gempa (Ie) = 1.5
.
Page 5 of 22
DATA TRANSFORMERS
Page 6 of 22
DATA DIMENSI PONDASI TRANSFORMERS
Note :
1. Titik berat /centre of gravity trafo + 420 mm
X 2. Terjadi ada momen eksentrisitas
35/35
Di Desain Pada
kedalaman 25.00 m
Page 7 of 22
ANALISA PONDASI SPUNPILE TRANSFORMERS
Volume
Cap. Volume 13,26 m3 Volume Pilecap
Page 8 of 22
Analisa Pondasi Tiang Tunggal
1.BERDASARKAN KEKUATAN BAHAN
Luas penampang tiang pancang, A = b*h = 0,123 m2
Berat tiang pancang, Wp = A * L * wc = 7,203 Ton
Kuat tekan beton tiang pancang, fc' = 25000 kPa
Kapasitas dukung nominal tiang pancang,
91,01064 Ton
Pn = 0.30 * fc' * A - 1.2 * Wp =
Faktor reduksi kekuatan, f= 0,8
Tahanan aksial tiang pancang, f * Pn = 72,81 Ton
b. Tahanan gesek
Tahanan gesek nominal menurut Skempton dihitung dg rumus : Ps = S [ As * qf ]
2
Af = Luas permukaan segmen dinding tiang (m ). As = p * D * L1
qf = tahanan gesek kerucut statis rata-rata (kN/m).
No Kedalaman L1 As qf Ps
2
z1 (m) z2 (m) (m) (m ) (Ton/m) (Ton)
1 1,00 5,00 5,0 7,0000 1,000 7,00
2 5,00 10,00 5,0 7,0000 1,00 7,00
3 10,00 15,00 5,0 7,0000 1,00 7,00
4 15,00 20,00 5,0 7,0000 1,00 0,70
5 20,00 25,00 5,0
Ps = S [ As * qf ] = 21,70
c. Tahanan aksial tiang pancang
Tahanan nominal tiang pancang, Pn = Pb + Ps = 76,83 Ton
Faktor reduksi kekuatan, f= 0,65
Tahanan aksial tiang pancang, → f * Pn = 49,94 Ton
Page 9 of 22
D. TAHANAN LATERAL TIANG PANCANG
1. BERDASARKAN DEFLEKSI TIANG MAKSIMUM (BROMS)
Tahanan lateral tiang (H) kategori tiang panjang, dapat dihitung dengan persamaan :
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ]
dengan, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ]0.25
D = Diameter/garis tengah tiang pancang ⧠35/35 (m) D= 0,424 m
L = panjang tiang pancang (m), L= 25,00 m
3
kh = modulus subgrade horisontal (kN/m ), kh = 22000 Ton/m 3
2
Ec = modulus elastis tiang (kN/m ), Ec = 4700 * Ö fc' * 103 = 2972541 Ton/m 2
4
Ic = momen inersia penampang (m ), Ic = p / 64 * D4 = 0,0016 m4
e = Jarak beban lateral terhadap muka tanah (m), e= 0,00 m
yo = defleksi tiang maksimum (m). yo = 0,010 m
0.25
b = koefisien defleksi tiang, b = [ kh * D / ( 4 * Ec * Ic ) ] = 0,839 m
b * L = 20,96 > 2.5 maka termasuk tiang panjang (OK)
Tahanan lateral nominal tiang pancang,
H = yo * kh * D / [ 2 * b * ( e * b + 1 ) ] = 5,56 Ton
Faktor reduksi kekuatan, f= 0,80
Tahanan lateral tiang pancang, → f * Hn = 4,45 Ton
Page 10 of 22
PEMODELAN TRAFO
Page 11 of 22
Centre of Trafo = + 420 mm
Support reaction
F1 38,33 T on F2 32,57 Ton F3 38,33 Ton
M1 -5,02 T onm M2 -3,23 Tonm M3 -5,02 Tonm
y 1200 mm
F4 38,33 T on F5 32,57 Ton F6 38,33 Ton
M4 -5,02 T onm M5 -3,23 Tonm M6 -5,02 Tonm
F6 38,33 Ton
F5 32,57 Ton
X 2,08 m
Pu 70,9 Ton
ex 0,16898 m
Mu=Pu*ex 11,98 Tonm
Pu 218,46 T on
Mux Total 31,06 T onm
Muy T otal 0 T onm
Page 12 of 22
Mux
Mux = ditinjau terhadap sumbu Y
6800
1200
X
Muy = ditinjau terhadap sumbu X
2500
Page 13 of 22
Page 14 of 22
Tahanan Aksial (Pumax)
Tahanan Momen
Tahanan momen, Mr = fb * W = 7,52 T onm
Page 15 of 22
Page 16 of 22
Page 17 of 22
Page 18 of 22
Penentuan Tulangan Lentur
Y Y
X X
Page 19 of 22
Rasio tulangan yang diperlukan, Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0001 r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0001
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025 Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan, ® r= 0,0025 Rasio tulangan yang digunakan, ® r= 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 14025,00 mm 2 Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 14025,00 mm
2
Page 20 of 22
Y Y
X X
Page 21 of 22
Rasio tulangan yang diperlukan, Rasio tulangan yang diperlukan,
r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0001 r = 0.85 * fc’ / fy * [ 1 - Ö {1 – 2 * Rn / ( 0.85 * fc’ ) } ] = 0,0001
Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025 Rasio tulangan minimum, rmin = 0,0025
Rasio tulangan yang digunakan, ® r= 0,0025 Rasio tulangan yang digunakan, ® r= 0,0025
Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 17000,00 mm 2 Luas tulangan yang diperlukan, As = r * b * d = 17000,00 mm
2
Page 22 of 22