Nim : P27824423039
Kelas : Reguler A Semester 1
Prodi : STR Kebidanan
KELENJAR TIROID
c. Hormon Kalsitonin
Hormon kalsitonin merupakan jenis hormon yang sedikit berbeda
dibandingkan dengan dua hormon tiroid lainnya. Hormon ini diproduksi
untuk mengontrol kadar mineral dalam darah, seperti kalsium dan fosfat.
Hormon kalsitonin juga berfungsi untuk mengoptimalkan proses
osifikasiatau pembentukan tulang dalam tubuh.
b. Hipertiroid
Hipertiroid adalah gangguan kesehatan yang terjadi karena kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Berikut beberapa gejalanya:
- Detak jantung tidak teratur.
- Mudah kepanasan.
- Tubuh mengeluarkan keringat berlebih.
- Berat badan tak kunjung bertambah.
c. Hipotiroid
Kebalikan dari hipertiroid, hipotiroid merupakan kondisi medis yang terjadi
akibat rendahnya kadar hormon tiroid di dalam tubuh. Beberapa gejala umum
dari hipotiroid di antaranya mudah lelah, kulit kering, sensitif terhadap suhu
dingin, serta sulit berkonsentrasi.
d. Nodul Tiroid
Nodul tiroid adalah kondisi medis yang ditandai dengan munculnya benjolan
dan dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid. Benjolan yang muncul dapat
bersifat jinak maupun ganas.
e. Kanker Tiroid
Kanker tiroid adalah jenis kanker yang tumbuh pada kelenjar tiroid sehingga
dapat memengaruhi fungsi organ tersebut. Walaupun tergolong penyakit
serius, kanker tiroid bisa disembuhkan bila mendapatkan penanganan dengan
tepat, seperti perawatan radioterapi, terapi hormon, hingga operasi.
f. Badai Tiroid
Badai tiroid merupakan salah satu komplikasi dari penyakit hipertiroid. Badai
tiroid terjadi akibat tubuh memproduksi kadar hormon tiroid yang sangat
tinggi dan bisa menimbulkan gejala berbahaya, seperti detak jantung cepat,
demam tinggi, penyakit kuning, halusinasi, hingga penurunan kesadaran.
SIKLUS MENSTRUASI
Fase Menstruasi
Hari pertama pada fase menstruasi menjadi patokan hari ke–1 dari siklus
menstruasi. Pada umumnya, fase menstruasi rata-rata berlangsung selama 7 hari,
ada yang mengalami kurang dari 7 hari dan ada pula yang mengalami lebih dari 7
hari (tetapi kurang dari 15 hari).
Fase menstruasi terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sel sperma.
Keadaan yang terjadi pada fase menstruasi adalah produksi hormon estrogen dan
progesteron terhenti yang menyebabkan peluruhan dinding endometriumsehingga
terjadi pendarahan atau yang kita sering kita kenal sebagai masa menstruasi. Jadi,
darah yang didapati wanita dewasa pada saat menstruasi terjadi akibat peluruhan
dinding endometrium.
Saat terjadi peluruhan dinding endometrium, ada sebuah lapisan dasar di
balik lapisan yang terkikis. Kemudian akan membentuk lagi sebuah lapisan
dinding baru di dalam rahim dan menebalkan dinding tersebut selama bulan
berikutnya. Kondisi folikel pada masa menstruasi berupa folikel primer yang
akan berkembang dan masuk ke siklus selanjutnya. Proses ini akan diulang terus
setiap bulannya di dalam rahim hingga masa menopause dan jika tidak terjadi
kehamilan.
. Pada fase pra ovulasi/folikuler terjadi proses sekresi hormon FSH oleh
kelenjar hipofisis anterior. Pada saat fase folikuler ini, produksi FSH mengalami
proses kenaikan. Di mana peran dari hormon FSH adalah mengubah folikel
primer yang terbentuk pada tahapan sebelumnya menjadi folikel sekunder.
Folikel sekunder yang terbentuk menyebabkan produksi hormon estrogen dan
kemudian akan terjadi penebalan dinding endometrium.
3. FASE OVULASI
. Tahapan yang terakhir adalah fase pasca ovulasi, pada fase ini terjadi
pembentukan korpus luteum yang akan menghasilkan hormon progesteron.
Hormon ini berperan dalam penebalan dinding endometrium, sehingga dapat
membuat dinding endometrium akan semakin menebal.
Jika terjadi pembuahan, dinding endometrium akan dipertahankan dan semakin
menebal dan fase menstruasi tidak terjadi. Namun, jika ovum tidak dibuahi maka
akan terjadi peluruhan dinding endometrium dan terjadi menstruasi.