Anda di halaman 1dari 5

Nama : Delya Enjelita Permatasari

Nim : P27824423039
Kelas : Reguler A Semester 1
Prodi : STR Kebidanan

KELENJAR TIROID

1. PENGERTIAN KELENJAR TIROID


Kelenjar tiroid adalah organ tubuh yang menyerupai bentuk sayap kupu-kupu dan
terletak di bawah pita suara pada bagian depan leher. Kelenjar tiroid merupakan salah
satu bagian dari sistem endokrin yang berfungsi memproduksi serta mensekresi
hormon-hormon yang berperan dalam mengontrol proses metabolisme tubuh. Kelenjar
tiroid terdiri dari 2 lobus yaitu lobus dextra dan lobus sinistradenham ukuran masing
masing tebal 2cm panjang 4cm dan lebar 2,5 cm..

2. FUNGSI KELENJAR TIROID


Setelah kelenjar pituitari dalam otak mensekresikan hormon TSH, kelenjar tiroid
dalam tubuh akan bekerja dengan memproduksi hormon-hormon tiroid, yang
meliputi hormon tiroksin, triiodothyronine, dan kalsitonin. Selanjutnya, hormon
tersebut akan berikatan dengan protein yang terdapat dalam darah untuk dibawa
menuju organ sasaran.
Masing-masing hormon tiroid memiliki peran yang berbeda dalam metabolisme
tubuh. Seperti berikut ini:
a. Hormon Tiroksin (T4)
Fungsi kelenjar tiroid yang pertama adalah memproduksi hormon tiroksin
(T4), yaitu hormon tiroid yang mengandung 4 atom yodium. Hormon ini
sebenarnya merupakan hormon tiroid yang berbentuk nonaktif, sehingga
perlu diubah menjadi hormon triiodothyronine terlebih dahulu sebelum
digunakan oleh tubuh.
b. Hormon Triiodothyronine (T3)
Hormon triiodothyronine (T3) merupakan hormon tiroid yang sudah
berbentuk aktif. Sebanyak 20% hormon triiodothyronine disekresikan oleh
kelenjar tiroid secara langsung ke dalam darah, sedangkan 80% lainnya
dihasilkan melalui pengubahan hormon tiroksin oleh organ ginjal dan hati.
Hormon triiodothyronine nantinya akan digunakan untuk mengontrol kinerja
beberapa organ tubuh, di antaranya:
- Mengatur suhu tubuh.
- Mengontrol pengolahan dan penyerapan nutrisi.
- Mengontrol penggunaan energi.
- Mengatur produksi hormon reproduksi.
- Mengoptimalkan perkembangan otak anak.
- Reproduksi sel.
- Mengaktifkan sistem saraf yang berperan dalam peningkatan daya fokus
dan refleks tubuh.
- Mengatur tekanan darah dan detak jantung.

c. Hormon Kalsitonin
Hormon kalsitonin merupakan jenis hormon yang sedikit berbeda
dibandingkan dengan dua hormon tiroid lainnya. Hormon ini diproduksi
untuk mengontrol kadar mineral dalam darah, seperti kalsium dan fosfat.
Hormon kalsitonin juga berfungsi untuk mengoptimalkan proses
osifikasiatau pembentukan tulang dalam tubuh.

3. GANGGUAN KELENJAR TIROID


Terdapat beberapa kondisi medis yang perlu Anda waspadai karena berisiko
mengganggu fungsi kelenjar tiroid, mulai dari gondok, hipertiroid, hingga kanker
tiroid. Penjelasannya yaitu sebagai berikut:
a. Gondok
Salah satu kondisi medis yang dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid
adalah penyakit gondok. Gondok merupakan pembengkakan kelenjar tiroid
yang disebabkan oleh beberapa hal, seperti kekurangan zat yodium
hingga penyakit autoimun. Gondok dapat menimbulkan sejumlah gejala
seperti pembengkakan pada area leher, sulit menelan, serta batuk-batuk.

b. Hipertiroid
Hipertiroid adalah gangguan kesehatan yang terjadi karena kelenjar tiroid
memproduksi hormon tiroid secara berlebihan. Berikut beberapa gejalanya:
- Detak jantung tidak teratur.
- Mudah kepanasan.
- Tubuh mengeluarkan keringat berlebih.
- Berat badan tak kunjung bertambah.
c. Hipotiroid
Kebalikan dari hipertiroid, hipotiroid merupakan kondisi medis yang terjadi
akibat rendahnya kadar hormon tiroid di dalam tubuh. Beberapa gejala umum
dari hipotiroid di antaranya mudah lelah, kulit kering, sensitif terhadap suhu
dingin, serta sulit berkonsentrasi.

d. Nodul Tiroid
Nodul tiroid adalah kondisi medis yang ditandai dengan munculnya benjolan
dan dapat mengganggu fungsi kelenjar tiroid. Benjolan yang muncul dapat
bersifat jinak maupun ganas.

e. Kanker Tiroid
Kanker tiroid adalah jenis kanker yang tumbuh pada kelenjar tiroid sehingga
dapat memengaruhi fungsi organ tersebut. Walaupun tergolong penyakit
serius, kanker tiroid bisa disembuhkan bila mendapatkan penanganan dengan
tepat, seperti perawatan radioterapi, terapi hormon, hingga operasi.

f. Badai Tiroid
Badai tiroid merupakan salah satu komplikasi dari penyakit hipertiroid. Badai
tiroid terjadi akibat tubuh memproduksi kadar hormon tiroid yang sangat
tinggi dan bisa menimbulkan gejala berbahaya, seperti detak jantung cepat,
demam tinggi, penyakit kuning, halusinasi, hingga penurunan kesadaran.

SIKLUS MENSTRUASI

Fase Menstruasi

Hari pertama pada fase menstruasi menjadi patokan hari ke–1 dari siklus
menstruasi. Pada umumnya, fase menstruasi rata-rata berlangsung selama 7 hari,
ada yang mengalami kurang dari 7 hari dan ada pula yang mengalami lebih dari 7
hari (tetapi kurang dari 15 hari).
Fase menstruasi terjadi jika sel ovum tidak dibuahi oleh sel sperma.
Keadaan yang terjadi pada fase menstruasi adalah produksi hormon estrogen dan
progesteron terhenti yang menyebabkan peluruhan dinding endometriumsehingga
terjadi pendarahan atau yang kita sering kita kenal sebagai masa menstruasi. Jadi,
darah yang didapati wanita dewasa pada saat menstruasi terjadi akibat peluruhan
dinding endometrium.
Saat terjadi peluruhan dinding endometrium, ada sebuah lapisan dasar di
balik lapisan yang terkikis. Kemudian akan membentuk lagi sebuah lapisan
dinding baru di dalam rahim dan menebalkan dinding tersebut selama bulan
berikutnya. Kondisi folikel pada masa menstruasi berupa folikel primer yang
akan berkembang dan masuk ke siklus selanjutnya. Proses ini akan diulang terus
setiap bulannya di dalam rahim hingga masa menopause dan jika tidak terjadi
kehamilan.

2. FASE PRA OVULASI (FOLIKULER)

. Pada fase pra ovulasi/folikuler terjadi proses sekresi hormon FSH oleh
kelenjar hipofisis anterior. Pada saat fase folikuler ini, produksi FSH mengalami
proses kenaikan. Di mana peran dari hormon FSH adalah mengubah folikel
primer yang terbentuk pada tahapan sebelumnya menjadi folikel sekunder.
Folikel sekunder yang terbentuk menyebabkan produksi hormon estrogen dan
kemudian akan terjadi penebalan dinding endometrium.

3. FASE OVULASI

Fase berikutnya dalam 4 tahapan siklus menstruasi adalah fase ovulasi.


Pada fase ovulasi, hormon estrogen akan mempengaruhi hipofisis anterior untuk
sekresi hormon LH yang berperan dalam memicu ovulasi untuk melepas oosit
sekunder. Fase ovulasi merupakan tahapan di mana ovum (sel telur) siap dibuahi
oleh sel sperma.

Kondisi yang terjadi pada fase ovulasi adalah sebagai berikut:


1) Folikel mencapai kematangan
2) Sekresi hormon estrogen meningkat
3) Sekresi hormon FSH dan LH meningkat
4) Sel telur keluar dari folikel
4. FASE PASCA OVULASI (LUTEAL)

. Tahapan yang terakhir adalah fase pasca ovulasi, pada fase ini terjadi
pembentukan korpus luteum yang akan menghasilkan hormon progesteron.
Hormon ini berperan dalam penebalan dinding endometrium, sehingga dapat
membuat dinding endometrium akan semakin menebal.
Jika terjadi pembuahan, dinding endometrium akan dipertahankan dan semakin
menebal dan fase menstruasi tidak terjadi. Namun, jika ovum tidak dibuahi maka
akan terjadi peluruhan dinding endometrium dan terjadi menstruasi.

Anda mungkin juga menyukai