Sebagai seorang direktur industri obat, terdapat beberapa kegiatan strategis dan operasional
yang dapat saya lakukan untuk meningkatkan kinerja dan kontribusi perusahaan dalam
industri tersebut. Berikut adalah beberapa langkah yang mungkin saya ambil:
Riset dan Pengembangan (R&D): Mendorong investasi dalam riset dan pengembangan untuk
menghasilkan produk obat-inovatif. Membangun dan memperkuat kolaborasi dengan lembaga
penelitian, universitas, dan perusahaan lain untuk pertukaran ide dan sumber daya.
Kualitas Produk: Memastikan standar kualitas yang tinggi untuk semua produk obat yang
diproduksi. Mengimplementasikan praktik-praktik terbaik dalam manufaktur dan pengujian
produk.
Kepatuhan Regulasi: Memastikan perusahaan selalu mematuhi semua regulasi dan standar
industri yang berlaku. Mengelola proses sertifikasi dan audit untuk memastikan kepatuhan
dengan regulasi yang berlaku.
Inovasi Produk dan Pasar: Mengidentifikasi peluang inovasi baru dan mengembangkan strategi
untuk memasuki pasar dengan produk-produk baru. Membangun strategi pemasaran yang
efektif untuk memperkenalkan produk baru dan meningkatkan pangsa pasar.
Kemitraan Bisnis: Membangun kemitraan strategis dengan perusahaan lain, termasuk
bioteknologi dan perusahaan farmasi lainnya, untuk kolaborasi dalam pengembangan produk.
Menjalin kemitraan dengan pemasok dan distributor yang andal.
Efisiensi Operasional: Mengoptimalkan rantai pasok dan proses produksi untuk meningkatkan
efisiensi operasional. Mengadopsi teknologi terbaru untuk meningkatkan produktivitas dan
mengurangi biaya produksi.
Pelatihan Karyawan: Menginvestasikan dalam pelatihan dan pengembangan karyawan untuk
memastikan keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan untuk operasi yang sukses.
Membangun budaya perusahaan yang mendukung inovasi, kreativitas, dan kolaborasi.
Keberlanjutan: Mengintegrasikan praktik keberlanjutan dalam operasi perusahaan, termasuk
pengurangan limbah dan efisiensi energi. Mengembangkan strategi produk yang ramah
lingkungan.
Manajemen Risiko: Mengidentifikasi dan mengelola risiko potensial dalam rantai pasok, regulasi,
dan pasar. Membangun strategi penanggulangan risiko untuk melindungi keberlanjutan bisnis.
Hubungan Masyarakat dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan: Membangun hubungan yang
positif dengan masyarakat, termasuk penyedia layanan kesehatan dan pasien. Melibatkan
perusahaan dalam kegiatan tanggung jawab sosial, seperti program pendidikan kesehatan
masyarakat.
2. 5 Hal yg harus dilakukan pemerintah untuk menjaga keamanan obat dan BHP yang beredar
di masyarakat
Pemerintah memiliki peran penting dalam menjaga keamanan obat dan Bahan Habat Penunjang
(BHP) yang beredar di masyarakat. Berikut adalah lima hal yang dapat dilakukan oleh
pemerintah untuk meningkatkan keamanan produk-produk tersebut:
Pelayanan kefarmasian di rumah sakit merupakan bagian integral dari sistem pelayanan
kesehatan. Fungsi utama dari pelayanan kefarmasian di rumah sakit adalah untuk memastikan
penggunaan obat-obatan yang aman, efektif, dan rasional dalam proses pengobatan pasien.
Beberapa aspek utama dari pelayanan kefarmasian di rumah sakit melibatkan:
- Distribusi Obat: Penyimpanan dan distribusi obat secara tepat kepada pasien sesuai dengan
resep dokter. Pengelolaan stok obat untuk memastikan ketersediaan obat yang cukup dan
mengurangi risiko kekurangan atau kelebihan persediaan.
- Penyuluhan dan Konseling: Memberikan informasi kepada pasien tentang penggunaan obat,
dosis, efek samping, dan cara penggunaan yang benar. Memberikan konseling kepada pasien
untuk memastikan pemahaman yang baik tentang perawatan obat.
- Monitoring Terapi Obat: Memantau respons pasien terhadap terapi obat. Melakukan intervensi
jika terdapat masalah seperti efek samping atau interaksi obat.
- Keterlibatan dalam Tim Perawatan Pasien: Berkolaborasi dengan tim perawatan kesehatan
untuk mengoptimalkan perawatan pasien. Memberikan masukan terkait pemilihan obat dan
dosis kepada dokter.
- Manajemen Informasi Obat: Mengelola data dan informasi terkait obat, termasuk keamanan
penggunaan obat, pedoman penggunaan, dan pemantauan kualitas obat.
- Pengembangan Pedoman Penggunaan Obat: Mengembangkan pedoman dan protokol
penggunaan obat yang sesuai dengan standar keamanan dan efektivitas.
- Manajemen Keamanan Obat: Menerapkan langkah-langkah keamanan obat, seperti
penggunaan label yang jelas, pemeriksaan identitas pasien sebelum pemberian obat, dan
pelaporan kejadian yang tidak diinginkan terkait obat.
- Pelatihan dan Pengembangan Profesional: Melakukan pelatihan dan pengembangan untuk staf
kefarmasian guna meningkatkan kualitas pelayanan.
Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi:
a. pemilihan;
b. perencanaan kebutuhan;
c. pengadaan;
d. penerimaan;
e. penyimpanan;
f. pendistribusian;
g. pemusnahan dan penarikan;
h. pengendalian; dan
i. administrasi.
Pelayanan farmasi klinik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi:
a. pengkajian dan pelayanan Resep;
b. penelusuran riwayat penggunaan Obat;
c. rekonsiliasi Obat;
d. Pelayanan Informasi Obat (PIO);
e. konseling;
f. visite;
g. Pemantauan Terapi Obat (PTO); -6-
h. Monitoring Efek Samping Obat (MESO);
i. Evaluasi Penggunaan Obat (EPO);
j. dispensing sediaan steril; dan
k. Pemantauan Kadar Obat dalam Darah (PKOD).