Anda di halaman 1dari 11

BAB IV

KRITERIA DESAIN LISTRIK, PJU & TELEPON

4.1. KRITERIA DESAIN JARINGAN LISTRIK


A. UMUM
Standar-standar dan kriteria yang akan digunakan untuk merencanakan sistem
distribusi kawasan Astakona, antara lain meliputi standar yang dipakai,
parameter sistem, klasifikasi gardu distribusi dan gardu hubung, perencanaan
jaringan tegangan menengah serta rencana pembebanan trafo.

B. STANDAR
Standar dan peraturan yang digunakan di bawah ini telah umum digunakan
dalam lingkungan PT. PLN dan industri-industri di Indonesia.
 Peratauran Umum Instalasi Listrik (PUIL)
 Standar Perusahaan Umum Listrik Negara (SPLN)
 International Electrotechnical Commission (IEC)

C. PARAMETER HANTARAN JARINGAN DISTRIBUSI


Untuk memenuhi kebutuhan daya listrik di kawasan ini, selanjutnya akan
dipasok sebagian dari GI Lengkong dan dari GI Legok dan sebagian lainnya
dipasok dari GI Baru (rencana) dengan menggunakan jaringan distribusi
tegangan menengah serta dengan parameter hantaran listrik mengikuti
standar dan ketentuan yang berlaku antara lain :
 Konstruksi Jaringan : Kabel bawah tanah
 Tipe Kabel : XLPE-AL (dengan ukuran kabel sesuai
perhitungan drop tegangan)
 Sistem Tegangan : 20 KV
 Drop Tegangan Maksimum : 5%
 Frekwensi : 50 Hz
 Phasa : 3 phasa, 3 kawat

D. PERENCANAAN POLA JARINGAN TEGANGAN MENENGAH


Perencanaan jaringan distribusi tegangan menengah dengan menggunakan
pola jaringan spindel, dimana semua feeder jaringan listrik yang disuplai dari
gardu-induk akan berakhir di gardu-hubung.

Kriteria Desain IV - 1
Selanjutnya jaringan distribusi dengan pola spindel ini akan mengikuti standar
dan ketentuan yang berlaku antara lain :
 Pembebanan feeder maksimum 9,4 MW pada Cos phi = 0,85
 Jumlah feeder maksimum 7 (tujuh) saluran keluar dari rel 20 kV di gardu
induk dan berkumpul pada gardu hubung.
 1 (satu) dari saluran-saluran suatu spindle merupakan feeder ekspres yang
menghubungkan langsung dari gardu-induk ke gardu-hubung tanpa
melewati gardu-gardu distribusi.
 Pada kondisi normal feeder ekspres tidak dialiri beban dan berfungsi
sebagai saluran cadangan.
 Feeder ekspres melalui gardu hubung berfungsi untuk mensuplai feeder-
feeder lain bilamana terjadi gangguan.
 Pada kondisi normal, sakelar beban pada gardu hubung terbuka sehingga
feeder melayani gardu-gardu distribusi secara radial.

E. PEMBEBANAN TRAFO GARDU DISTRIBUSI


Kebutuhan daya listrik untuk melayani kawasan ini akan disuplai melalui trafo
yang terletak di dalam gardu-distribusi. Adapun spesifikasi teknis trafo untuk
gardu distribusi yaitu :
 Tipe : Trafo Distribusi dengan pendingin minyak
 Kapasitas : 400 kVA & 630 kVA
 Tipe Belitan : DYn-5
 Tegangan Primer : 20 kV
 Tegangan Sekunder : 400V/230 V (B1)
 Frekwensi : 50 Hz
 Kelas Isolasi :“B“

F. KLASIFIKASI GARDU-DISTRIBUSI DAN GARDU-HUBUNG


Gardu-Distribusi dan Gardu-Hubung yang digunakan dalam perencanaan ini
mengacu pada standar PLN.
Klasifikasi penggunaan gardu-distribusi yaitu sebagai berikut :
 Untuk kawasan non komersial, menggunakan gardu-distribusi tipe 9
dengan kapasitas trafo 2x400 kVA dan menggunakan gardu-distribusi tipe
7R2 dengan kapasitas trafo 1x400 kVA (lihat lampiran)

Kriteria Desain IV - 2
 Untuk kawasan komersial, dimana tingkat kebutuhan daya listriknya
relatif tinggi menggunakan gardu-distribusi tipe 9 dengan kapasitas trafo
2x630 kVA dan menggunakan gardu-distribusi tipe 7R2 dengan kapasitas
trafo 1x630 kVA (lihat lampiran)
 Untuk gardu-hubung dengan menggunakan GH tipe 1 (satu) spindel (lihat
lampiran).

Kriteria Desain IV - 3
G. RAPAT BEBAN LISTRIK
RAPAT BEBAN (VA/M2)
NO. PERUNTUKAN KETERANGAN
CAHAYA TENAGA AIR SYSTEM TOTAL

1. Housing
Residential Neighbourhood 10 25 40 75

2. Pasilitas Sarana Umum (PSU) 0

Jalan 5 0 0 5

Lahan Sarana/Fasilitas 0

- Sekolah 10 10 20 40

- Mesjid 10 10 20 40

- Puskesmas 10 10 20 40

- Kantor Desa 10 10 20 40

- Pos Polisi 10 10 20 40

- PMK 10 10 20 40

- Kantor Pos 10 10 20 40

Ruang Terbuka Skala Kota 0

- Hutan Kota - - - 0

- Taman Kota 1 0 1 2

3. Komersial 0

Mix Use, Office Park, Land Bank 10 30 40 80

Entertainment 0

- Komersial CBD 10 30 40 80

Industri 0

- Pergudangan 5 20 25 50

H. RENCANA MAKRO SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI


Sistem jaringan distribusi daya listrik mengikuti standard dan pola kelistrikan
Nasional (PT. PLN), yaitu:
1. Pola jaringan distribusi sistem radial, yaitu untuk melayani kawasan luar
perkotaan dan atau pedesaan
2. Pola jaringan distribusi sistem spindel, yaitu untuk melayani kawasan
pada perkotaan

Selanjutnya untuk rencana pola jaringan distribusi kawasan Astakona, akan


mengacu kepada jaringan distribusi spindel.

Kriteria Desain IV - 4
GARDU INDUK

Gambar 4.2. Diagram Jaringan Distribusi Sistem Radial

GARDU INDUK

GARDU HUBUNG

Gambar 4.3. Diagram Jaringan Distribusi Sistem Spindel

4.2. KRITERIA DESAIN JARINGAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)


 Tipe Tiang : Menggunakan tiang Octagonal Tunggal dan Ganda
 Bahan Tiang : Tiang PJU Terbuat dari Pipa Galvanis
 Tinggi Tiang : 13 meter untuk jalan Utama & 9 meter untuk jalan Cluster
 Tipe Lampu : Menggunakan lampu LED dengan lifetime 50.000 jam

Kriteria Desain IV - 5
1. Standard Pencahayaan
Kualitas pencahayaan pada suatu jalan diukur berdasarkan metoda iluminansi
atau luminansi. Meskipun demikian lebih mudah menggunakan metoda
iluminansi, karena dapat diukur langsung di permukaan jalan dengan
menggunakan alat pengukur kuat cahaya. Kualitas pencahayaan normal
menurut jenis/klasifikasi fungsi jalan ditentukan seperti pada Tabel di bawah
ini.

SNI 7391:2008

4.3. KRITERIA DESAIN JARINGAN TELEPON


Sambungan telephone didasarkan pada standar yang berlaku pada Penyedia
sambungan melalui jaringan dari PT. TELKOM antara lain:

Kriteria Desain IV - 6
a) Menentukan kebutuhan telepon (Menghitung demand)
Untuk menghitung kebutuhan satuan sambungan telepon, dapat dilakukan
dengan peramalan jumlah permintaan (demand).

Dalam kegiatan peramalan ini, hal yang dilakukakan meliputi kegiatan


pengumpulan data, analisa data dan perhitungan peramalan.

Perhitungan peramalan menggunakan 2 (dua) metode pendekatan, yakni


metode peramalan makro dan metode peramalan mikro.

Peramalan Kebutuhan adalah perkiraan untuk mengestimasikan kebutuhan


telepon di masa yang akan datang, berdasarkan pada data saat ini (current
data) dan pada data masa lampau (historical data) guna menyusun langkah-
langkah dalam melakukan dan menentukan jangka waktu perencanaan, baik
jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.

Metode peramalan makro adalah metode peramalan yang diperoleh dengan


menganalisa faktor yang mempengaruhi trend-trend tertentu dari waktu
lampau sampai sekarang.

Sedangkan pendekatan dengan peramalan mikro adalah metode peramalan


permintaan satuan sambungan telepon yang didasarkan atas data permintaan
yang diperoleh dari hasil survey lapangan dengan mempertimbangkan
pertumbuhan ekonomi dan luas daerah tertentu.

Metode peramalan mikro mencakup 3 (tiga) peramalan, yakni :


 Faktor Penetrasi (FP) adalah nilai yang menunjukkan jumlah kebutuhan
satuan sambungan telepon untuk satu bangunan, Secara umum, PT.
Telekomunikasi Indonesia, tbk. telah menentukan Faktor Penetrasi (FP)
Maksimum .
 Peramalan dari sisi Jumlah Bangunan /fisik:
 Jumlah bangunan tiap klasifikasi harus diketahui, baik bangunan
perumahan, bangunan kantor/ industri kecil maupun bangunan besar
seperti industri, plaza, hotel atau group-group usaha lainnya.
 Jenis Aktivitas :
 Setiap lokasi harus diketahui secara pasti fungsi peruntukannya.

Kriteria Desain IV - 7
Dengan demikian secara umum dapat dirumuskan kebutuhan (demand) satuan
sambungan telepon sebagai berikut :

Demand = FP x Jumlah bangunan

b) Membuat rancangan dasar (Basic design)


Dalam rancangan dasar ini, hasil perhitungan demand yang diperoleh dari
kajian teoritis (metode yang ada) kemudian di buatkan desain dasar, terbatas
kepada penentuan batas Sentral (STO), RK, dan area DP/KP serta melakukan
pembundelan kabel dilanjutkan dengan penentuan teknologi dan
penggambaran secara umum.

c) Membuat rancangan rinci (Detail design)


Dalam rancangan rinci, hasil perhitungan demand yang diperoleh dari hasil
survey rinci/ detail, pengukuran dan kontruksi kemudian di buatkan gambar
desain rinci termasuk konstruksi, penghitungan volume dan budget,
selanjutnya dibuatkan jadwal dan rencana kerja.
Persyaratan umum desain :
 Harus dapat mencakup keseluruhan demand yang ada.
 Harus efektif dan efesien
 Menghindari kerugian investasi akibat pemanfaatan teknologi yang tidak
tepat
 Mempunyai sifat mudah dikembangkan
 Mempunyai kwalitas yang tinggi

Kriteria Desain IV - 8
Tabel 4.1. Faktor Penetrasi Maksimum

A. Konfigurasi Jaringan Telepon


Secara umum arsitektur jaringan FTTH mulai dari pusat layanan sampai
dengan pelanggan adalah sebagai berikut,

Kriteria Desain IV - 9
1. OLT = Optical Line Terminal , atau perangkat yang mempunyai fungsi
a. Titik Hubung dengan provider layanan Telepon, Internet/Data dan TV/ IP
TV
b. Pusat penyambungan dan distribusi layanan yang dikirim ke pelanggan.
c. Pengaturan dan monitoring jaringan pelanggan.
d. Mengkonversi sinyal layanan ke dalam bentuk sinyal optik

2. ODF = Optical Distribution Frame, atau Rak dan frame yang berfungsi
a. Tempat Spliter untuk mendistribusikan Fiber Optik ke ODC untuk melayani
beberapa area.
b. Tempat melakukan pengukuran dan monitoring Jaringan Fiber Optik.
c. Tempat terminasi fisik jaringan luar Fiber Optik.

3. Feeder Cables = Kabel Fiber Optik penghantar Layanan, yang mempunyai


Fungsi :
a. Kabel Fiber Optik Penghubung Utama dari ODF ke ODC

4. ODC = Optical Distribuion Cabinet atau perangkat Lemari Kabel Fiber Optik
dengan fungsi sebagai berikut ;
a. titik sambung untuk penyebaran layanan ke beberapa area yang lebih
kecil
b. tempat splitter untuk yaitu dari satu Fiber optik ke beberapa
fiber optik.
c. tempat koneksi dari Kabel Feeder ke Kabel Distribution

5. ODP = Optical Distribution Point atau kotak distribusi layanan ke pelanggan,


fungsinya adalah;
a. Sebagai titik terminasi kabel dropp optik ke arah pelanggan.
b. Sebagai titik distribusi kabel distribusi menjadi beberapa saluran dropp
optik dengan menggunakan splitter

6. OTP = Optical Termination Premises., yaitu perangkat pasive yang


ditempatkan pada instalasi rumah pelanggan.
a. Titik terminasi atau titik tambat akhir dropp optik di sisi pelanggan.
b. Tempat koneksi kabel dropp optik dengan kabel indooor optik (patchcord)

Kriteria Desain IV - 10
BAB IV 1
KRITERIA DESAIN LISTRIK, PJU & TELEPON......................................................................1
4.1. KRITERIA DESAIN JARINGAN LISTRIK....................................................................1
4.2. KRITERIA DESAIN JARINGAN PENERANGAN JALAN UMUM (PJU)...................5
4.3. KRITERIA DESAIN JARINGAN TELEPON................................................................6

Tabel 4.1. Faktor Penetrasi Maksimum..................................................................................9

Gambar 4.2. Diagram Jaringan Distribusi Sistem Radial...................................................5


Gambar 4.3. Diagram Jaringan Distribusi Sistem Spindel.................................................5

Kriteria Desain IV - 11

Anda mungkin juga menyukai