Anda di halaman 1dari 3

ANESTESI INFILTRASI

No. Dokumen :

No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS HASRANINGSYAH, SKM


SAWA NIP. 19840604 200903 2 006

1. Pengertian Anestesi infiltrasi adalah metode untuk kontrol nyeri atau untuk anestesi
dengan cara mendepositkan larutan anestesi di dekat serabut terminal dari
saraf dan akan terinfiltrasi di sepanjang jaringan untuk mencapai serabut
saraf dan menimbulkan efek anestesi dari daerah terlokalisir yang disuplai
oleh saraf tersebut.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pedoman bagi dokter gigi
dan perawat gigi dalam melakukan anestesi infiltrasi
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Sawa No.
4. Referensi 1. Permenkes No. 43 Tahun 2019 tentang tempat praktek mandiri dokter
gigi
2. Permenkes No. 11 Tahun 2017 tetang keselamatan pasien
3. Permenkes No. 27 Tahun 2017 tentang PPI.
4. Kepmenkes RI No. HK.02.02/MENKES/62/2015 Tentang Panduan
Praktik Klinis Bagi Dokter Gigi,
5. Juknis Kesehatan Gigi Dan Mulut Di FKTP Pada Masa Adaptasi
Kebiasaan Baru.
6. Purwanto., drg dan Lilian Yuwono., drg, Petunjuk Praktis Anastesi
Lokal, 1993, Penerbit Buku Kedokteran EGC
5. Prosedur 1. Petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD).
Langkah- 2. Petugas memanggil dan menyapa dengan ramah pasien masuk kedalam
langkah ruangan.
3. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk dikursi dan
mengidentifikasi kembali identitas pasien, lalu diarahkan ke kursi
dental unit.
4. Petugas mencuci tangan/hansrub lalu memakai handscoon dan
menyiapkan alat diagnostik.
5. Petugas mulai menganamnesa pasien, dengan keluhan gigi tidak
nyaman
6. Petugas memastikan pasien dalam kondisi fisik baik dan siap untuk
dilakukan anastesi (tensi dan gula darah normal,lambung tidak dalam
kondisi kosong).
7. Petugas menjelaskan tindakan yang akan dilakukan dan kemungkinan
resiko yang bisa terjadi.
8. Petugas mengisi dan mempersilahkan pasien menandatangani informed
consent pelaksanaan anastesi dan pencabutan
9. Petugas menyiapkan obat anastesi local dan memberikan antiseptik di
sekitar Muccobucal fold gigi yang akan diinjeksi dengan desinfektan
povidone iodin 2%
10.Petugas memasukkan jarum dengan sudut 45° pada Muccobucal fold
atau 1 – 1 ½ cm dari leher gigi bevel jarum menghadap tulang sampai
menyentuh tulang
11.Petugas menarik jarum 1 – 2 mm, kemudian mensejajarkan jarum,
sampai menyentuh tulang dekat region periapikal gigi yang
bersangkutan
12.Petugas mengaspirasi dan melakukan deponir obat anastesi 1 – 2 cc
secara perlahan-lahan lalu menarik jarum keluar jaringan.
13.Untuk menganestesi daerah palatinal/lingual, petugas menginsersikan
jarum pada mukosa palatinal/lingual± ⅓ dari jarak pinggiran gusi gigi
yang akan dicabut
14. Petugas mengaspirasi dan melakukan deponir obat anastesi 0,5 cc secara
perlahan-lahan lalu menarik jarum keluar jaringan.
15. Petugas menutup jarum dan memasukan jarum ke safety box.
16. Observasi kondisi pasien.
17. Bila terjadi komplikasi petugas membaringkan pasien dalam posisi
semisupain atau kaki lebih tinggi dari kepala
18. Bila tidak ada komplikasi maka dilakukan tindakan selanjutnya.

6. Bagan Alir -
7. Hal-Hal 1. Posisi/Lokasi yang akan di anestesi
Yang Perlu
Diperhatikan
8. Unit Terkait 1. Rekam Medik
2. Poli Umum
3. UGD
4. Apotik
9. Dokumen 1. Rekam Medis
Terkait 2. Register Poli Gigi
3. Resep
10. Rekaman -
Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai