Anda di halaman 1dari 2

PENYELESAIAN KONFLIK AKIBAT

KEBERAGAMAN
Tujuan pembelajaran :

1. Peserta didik mampu menagidentifikasi faktor penyebab konflik

2. Peserta didik mampu menganalisis langkah-langkah penyelesain konflik

Bacalah dengan seksama artikel dibawah ini..

Perjanjian Malino Beri Kontribusi Selesaikan Konflik MalukuSiwalimanews.com, Ambon - Gubernur


Maluku, KA Ralahalu dalam refleksi sepuluh tahun Perjanjian Malino yang berlangsung di Lantai VII
Kantor Gubernur Maluku, Selasa (14/2), mengatakan, apa yang dihasilkan dari Perjanjian Malino 12
Pebruari 2002, telah memberikan kontribusi besar yang mengarah pada penyelesaian konflik di masa
lalu.“Jerih lelah dan perjuangan para eksponen Malino II jangan pernah disia-siakan. Momentum sejarah
tersebut haruslah dimaknai dengan kerja keras kita bersama menciptakan Maluku yang lebih sejahtera,
lebih rukun, lebih religius dan lebih berkualitas,” ungkapnya.Bagi generasi muda Maluku, kata Gubernur,
harus meneladani apa yang pernah dilakukan oleh generasi eksponen Malino II yang lalu. Mereka
terdiri dari para tokoh dan pemuda yang memiliki kepedulian tinggi terhadap perdamaian Maluku,
belajarlah dan contohilah pengorbanan tersebut.“Perjanjian Malino II telah kita lewati. Alam
perdamaian dan persaudaraan juga telah berhasil kita rajut kembali. Hidup dalam kebersamaan
telah kita jalani bersama. Untuk itu, mari kita jaga terus apa yang telah dicapai bersama, demi masa
depan Maluku yang lebih baik,” ujar Ralahalu.“Patut diakui, perjanjian Malino di Maluku 12 Februari
2002 lalu, setuju atau tidak telah berhasil menghentikan konflik dan kekerasan massal yang berlangsung
selama 36 bulan yang mencekam. Justru di saat puluhan ribu prajurit yang diterjunkan ke lapangan
tak kunjung bisa membuktikan ampuhnya pendekatan keamanan dan pertahanan,” cetus seorang
eksponen Malino II Thamrin Elly mantan anggota DPR RI ini. Ditambahkan, semua penandatangan
perjanjian Maluku di Malino berkewajiban merawat roh perdamaian, yaitu roh kasih sayang yang
tumbuh dalam sanubari.“Kita tak hanya mengetuk nurani para pejabat negara supaya tidak bermain api
di atas perjanjian damai yang dirumuskan di Malino yang begitu dingin. Kendati sepuluh tahun
berlalu, tapi hari ini kita masih menitikan air mata karena masih ada asap mesiu di satu dua
kampung kita. Duka mereka adalah duka kita dan itu sangat menusuk, kena persis di jantung
perjanjian Maluku di Malino,” katanya.

Sekedar untuk diketahui, sepuluh tahun lalu atau pada 12 Februari 2002 di Malino, sebuah kota kecil di
punggung bukit Sulawesi Selatan (Sulsel), sebanyak 70 warga Maluku bersama pemerintah bertemu
(Tripartit). Mereka menandatangani perjanjian untuk mengakhiri konflik kekerasan yang sudah
berlangsung sejak tahun 1999.Kita mencatat peristiwa di Malino sebagai suatu tonggak sejarah,
yang dibalut kenang-kenangan. Sebagai peristiwa sejarah, Malino telah menjadi sebuah titik balik yang
menuntun kita dari sebuah kancah perang menuju damai. Sebagai peritiwa penuh kenangan, Malino
dengan suasana batin perundingan, tidak hanya menjadi milik wakil-wakil negara dan 60 warga Islam-
Kristen Maluku, melainkan juga seluruh elemen pemerintah dan seluruh rakyat Maluku yang
diwakili.Produk pertemuan Malino adalah ditandatangani sebuah perjanjian dan bukan sekedar
pernyataan atau deklarasi. Perlu diingat pula, bahwa pemerintah bertanda tangan bukan sebagai
saksi yang gembira ketika dua kelompok yang bertikai telah mencapai kesepakatan, melainkan
sebagai pihak yang turut membuat perjanjian. Hal ini berbeda dengan perjanjian Malino I yang
hanya mengikat dua pihak, yaitu Islam-Kristen Sulawesi Tengah, tetapi perjanjian Malino II dibuat
bersama dan mengikat tiga pihak yaitu Islam-Kristen Maluku serta pemerintah. (Disarikan dari :
http://www.siwalimanews.com)Sumber : http://news.liputan6.com/read/2190800Tugas Mandiri 4.3

Tugas :

Bacalah artikel diatas, kemudian analisa menggunakan 5W + 1 H

What, Where, When, Who, Why dan How. Kalaian boleh buat berupa peta konsep atau fish bone
diagram

Anda mungkin juga menyukai