Anda di halaman 1dari 7

Makalah

Tragedi Konflik Sampit


Mata Kuliah : Pancasila
Dosen Pengampu : Akbar Taufik Amrullah, S.H., M.Kn.

Anggota :
1. Yuangga (04221026)
2. Abel Ardalefa (04221072)
3. Abrar Rafiq An Nashr (04221041)
4. Alrifqi Berlin Ramadan M. (04221021)
5. M. Alfan Kamali (12221004)
6. Rinaldi Saputra Limbong (12221028)
7. Sukma Maharany (21221004)
8. Melly Rosinta Pasaribu (21221009)

Institut Teknologi Kalimantan


Balikpapan
2023
Kata Pengantar
Konflik etnis merupakan suatu fenomena sosial yang tidak bisa dihindari terutama di negara
yang memiliki beragam etnis seperti Indonesia. Salah satu konflik etnis yang pernah terjadi di
Indonesia adalah konflik Sampit antara etnis Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah pada
tahun 2001-2002. Konflik tersebut menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat
dan pemerintah. Oleh karena itu, penulis membuat makalah ini untuk membahas dan
menganalisis lebih lanjut tentang konflik Sampit sehingga dapat memberikan pemahaman
yang lebih baik tentang konflik etnis di Indonesia.
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kalimantan Tengah adalah salah satu provinsi di Indonesia yang terkenal dengan
keanekaragaman etnisnya. Namun, keanekaragaman etnis ini juga menyebabkan
konflik antar etnis yang terjadi di daerah tersebut. Salah satu konflik etnis yang
pernah terjadi di Kalimantan Tengah adalah konflik Sampit antara etnis Dayak dan
Madura pada tahun 2001-2002. Konflik tersebut terjadi di Kabupaten Kotawaringin
Timur dan Kabupaten Kotawaringin Barat yang mengakibatkan korban jiwa dan
kerugian yang cukup besar bagi masyarakat dan pemerintah.
Konflik ini bermula karena kecemburuan sosial atas kedatangan transmigran dari
Madura. Warga suku Madura telah bertransmigrasi sejak 1930-an melalui program
pemerintah kolonial Belanda. Perpindahan penduduk Madura ke Kalimantan
puncaknya terjadi pada masa Orde Baru melalui program transmigrasi yang dimulai
Pelita I-VI. Program transmigrasi itu membawa dampak di berbagai aspek. Salah
satunya aspek ekonomi, warga Madura banyak yang menguasai mata pencaharian di
daerah tersebut karena dikenal gigih dan ulet dalam bekerja.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:

1. Apa sejarah dan latar belakang terjadinya konflik Sampit antara etnis Dayak
dan Madura di Kalimantan Tengah?
2. Apa saja faktor-faktor penyebab terjadinya konflik Sampit?
3. Apa dampak dan kerugian yang ditimbulkan oleh konflik Sampit?
4. Bagaimana tindakan pemerintah dalam menangani konflik Sampit?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui sejarah dan latar belakang terjadinya konflik Sampit


antara etnis Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah.
2. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya konflik Sampit.
3. Untuk mengetahui dampak dan kerugian yang ditimbulkan
oleh konflik Sampit.
Bab II
Diskusi

A. Sejarah dan Latar Belakang Konflik Sampit


Konflik Sampit terjadi pada tahun 2001-2002 di Kabupaten Kotawaringin Timur
dan Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah. Konflik ini berawal dari persaingan
ekonomi antara etnis Dayak dan Madura yang tinggal di daerah tersebut. Etnis
Madura lebih banyak bergerak di sektor informal seperti pedagang
asongan, sementara etnis Dayak lebih banyak terlibat di sektor pertanian dan
kehutanan. Persaingan ini memuncak pada bulan Februari 2001, ketika sekelompok
orang Dayak menyerang sebuah bus yang berisi pedagang Madura. Sejak saat
itu, orang Madura terlibat dalam sector informal di Kalimantan Tengah.
Perseteruan antara suku Dayak dan Madura dipandang menjadi salah satu perang
antar-etnis terbesar di Indonesia. Perang yang lebih dikenal sebagai konflik Sampit ini
mengakibatkan sedikitnya 500 orang tewas dan 100.000 lainnya mengungsi. Warga
suku Madura telah bertransmigrasi sejak 1930-an melalui program pemerintah
kolonial Belanda. Perpindahan penduduk Madura ke Kalimantan puncaknya terjadi
pada masa Orde Baru melalui program transmigrasi yang dimulai Pelita I-
VI. Program transmigrasi itu membawa dampak di berbagai aspek. Salah satunya
aspek ekonomi, warga Madura banyak yang menguasai mata pencaharian di daerah
tersebut karena dikenal gigih dan ulet dalam bekerja.

B. Faktor-faktor yang Menyebabkan Konflik Sampit


Ada beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya konflik Sampit, yaitu:
1. Persaingan ekonomi antara etnis Dayak dan Madura
2. Ketidakadilan dalam distribusi sumber daya dan akses terhadap pekerjaan
3. Kurangnya pemahaman budaya dan adat istiadat antara kedua belah pihak
4. Lemahnya pengawasan pemerintah terhadap kelompok-kelompok yang
rawan konflik.

C. Dampak dan Kerugian yang Ditimbulkan oleh Konflik Sampit


Konflik Sampit menimbulkan kerugian yang cukup besar bagi masyarakat dan
pemerintah, antara lain
1. Korban jiwa dari kedua belah pihak
2. Kerugian material berupa kerusakan rumah, kendaraan, dan fasilitas
umum
3. Hilangnya rasa saling percaya antara etnis Dayak dan Madura
4. Kerugian ekonomi akibat terganggunya aktivitas perdagangan dan
pariwisata di daerah tersebut.
D. Tindakan Pemerintah dalam Menangani Konflik Sampit
Pemerintah Indonesia melakukan beberapa tindakan untuk menangani konflik
Sampit, yaitu:
1. Mengirimkan pasukan militer dan polisi untuk menstabilkan situasi
keamanan.
2. Mengadakan dialog antara kedua belah pihak untuk mencapai kesepakatan
damai.
3. Memberikan bantuan kemanusiaan dan relokasi bagi para
pengungsi konflik.

Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
Konflik Sampit antara etnis Dayak dan Madura di Kalimantan Tengah terjadi
pada tahun 2001-2002 dan berujung pada tindak kekerasan yang menimbulkan korban
jiwa dan kerugian material. Konflik ini disebabkan oleh beberapa faktor seperti
persaingan ekonomi, ketidakadilan dalam pembagian sumber daya, kurangnya
pemahaman budaya dan adat istiadat, serta lemahnya pengawasan pemerintah
terhadap kelompok-kelompok yang rawan konflik. Pemerintah Indonesia telah
mengambil tindakan untuk menangani konflik ini, seperti mengirimkan pasukan
militer dan polisi, mengadakan dialog antara kedua belah pihak, memberikan bantuan
kemanusiaan dan relokasi bagi para pengungsi konflik, dan meningkatkan
pengawasan terhadap kelompok-kelompok rawan konflik.

B. Saran
Untuk mencegah terjadinya konflik serupa di masa depan, pemerintah Indonesia
perlu melakukan upaya-upaya berikut ini:

1. Meningkatkan pemahaman dan toleransi antar etnis yang berbeda dalam


satu wilayah.
2. Mengoptimalkan pengawasan dan penanganan terhadap kelompok-
kelompok yang rawan konflik.
3. Mendorong partisipasi dan kesejahteraan masyarakat lokal dalam
pembangunan ekonomi daerah.
4. Meningkatkan pendidikan dan kesadaran masyarakat tentang pluralisme
dan hak asasi manusia.
5. Dengan demikian, diharapkan dapat tercipta lingkungan yang harmonis
dan damai di antara berbagai komunitas yang berbeda di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai