Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

KULIAH KERJA LAPANGAN 1


PANTAI TANJUNG BAJAU DAN PANTAI KURA KURA
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Kkl 1
Dosen Pengampu : Rina M.Pd

Oleh
Kelompok 5 :
Abdul Latif (142210005)
Christina Wanitya (142210021)
Indi Fitria Mahesti (142210037)
Nova (142210022)
Sariah Kurniadi (142210018)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN PENGETAHUAN SOSIAL
INSTITUT KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
PONTIANAK
2024
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana atas
limpahan rahmat, nikmat, berkah, serta karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan
laporan Kuliah Kerja Lapangan I (KKL I) dengan baik dan lancar.
laporan ini membahas tentang hasil dari pengamatan KKL1 . Adapun tujuan
penulisan dari laporan ini adalah untuk mengetahui hasil yang telah diperoleh dalam
kegiatan KKL 1 yang telah diprogramkan oleh kampus yang bertujuan dalam
memberikan pengalaman dan wawasan kepada mahasiswa mengenai studi langsung
ke lapangan.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rina M.Pd selaku Dosen Mata
Kuliah KKL 1 yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah
pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang studi yang saya tekuni.
Dengan selesainya penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) ini,saya
menyampaikan terima kasih kepada:
1. Wiwik Cahyaningrum S.Si. M.Pd selaku ketua panitia kkl 1
2. Agus Sudiro M.Pd
3. Agus Suwarno M.Pd
4. Doni Androsmoro M.Pd
5. Dr. Desi
6. Eviliyanto S.Si. M.Pd
7. Mustofa M.Pd
8. Norsidi M.Pd
9. Semua pihak yang telah membantu dan mensukseskan kegitan Kuliah Kerja
Lapangan I
Saya menyadari, laporan yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan saya nantikan demi
kesempurnaan laporan praktikum ini.
Pontianak 15 Januari 2024
Penyusun

DAFTAR ISI
HAL
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kuliah Kerja Lapangan (KKL) adalah suatu bentuk kegiatan yang
memberikan pengalaman belajar kepada mahasiswa untuk terjun langsung
dalam masyarakat yang mungkin tidak ditemukan dikampus, sekaligus
sebagai proses pembelajaran mahasiswa yang sedang membangun dan
mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang di hadapi. KKL
dilaksanakan oleh perguruan tinggi dalam upaya meningkatkan kualitas
pendidikan bagi mahasiswa dan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar
pada pendidikan tinggi. Dengan adanya kuliah kerja lapangan, mahasiswa
diharapkan mendapat pengalaman dalam mengenal dunia kerja, dan
memahami lingkungan kerja yang baik. Hal ini tentunya membantu mahasiwa
untuk mendapatkan gambaran mengenai cara kerja yang baik dan disiplin,
sehingga kelak mahasiswa dapat menjadi pekerja yang handal dalam
bidangnya, dan mampu untuk menembus ketatnya persaingan di dunia kerja.

Kuliah Kerja Lapangan juga dimaksudkan untuk meningkatkan


relevansi antara perguruan tinggi dengan perkembangan masyarakat serta
kebutuhan di dunia kerja akan orang – orang yang mampu mengembangkan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Dengan semakin berkualitasnya
lulusan dari perguruan tinggi, tentu akan makin banyak pula lulusan yang
dapat diterima dunia kerja. Begitu pula ketika lulusan perguruan tinggi sudah
mampu menerapkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dimilikinya
kepada masyarakat, maka kedua hal ini akan berdampak baik pula bagi
perguruan tinggi.
BAGIAN I
PEMATERI AGUS SUDIRO M.PD
A. Pengertian Geografi Tanah dan Bio Geografi
Geografi tanah adalah ilmu yang mempelajari tentang karakteristik
dari berbagai jenis tanah dan sebaran dari berbagai jenis tanah yang ada di
muka bumi. Sebenarnya karakteristik berbagai jenis tanah dipelajari dalam
ilmu tanah. Adapun geografi tanah lebih menekankan pada sebaran dari
berbagai 7 jenis tanah dan mempelajari faktor-faktor penyebab mengapa
terjadi perbedaan jenis tanah antara tempat satu dengan tempat lainnya

Menurut Marbut (1927), seorang ahli tanah dari Amerika Serikat


“tanah merupakan lapisan paling luar kulit bumi yang biasanya bersifat tak
padu (unconsolidated), mempunyai tebal mulai dari selaput tipis sampai lebih
dari tiga meter yang berbeda dengan bahan di bawahnya, biasanya dalam hal
warna, sifat fisik, susunan kimia, mungkin juga proses-proses kimia yang
sedang berlangsung, sifat biologi, reaksi dan morfologinya (Isa Darmawijaya,
1990:8)

Definisi tanah yang menggunakan dasar dari pengertian tanah,


berbunyi sebagai berikut:

Tanah adalah akumulasi tubuh alam bebas yang menempati sebagian


besar permukaan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman, dan
memiliki sifat sebagai akibat pengaruh iklim dan jasad hidup yang bertindak
terhadap bahan induk dalam keadaan relief tertentu selama jangka waktu
tertentu pula (Isa Darmawijaya, 1990:9). Dari definisi tersebut nampak bahwa
terdapat lima faktor yang berpengaruh dalam pembentukan tanah, yaitu iklim,
jasad hidup, bahan induk, relief, dan waktu.

Sedangkan biogeografi merupakan ilmu yang mempelajari tentang


sebaran geografis tumbuhan, hewan, dan bentuk kehidupan lainnya. Studi ini
berkaitan tidak hanya dengan pola tempat tinggal tetapi juga dengan faktor-
faktor yang bertanggung jawab atas variasi distribusi.

Sebenarnya, biogeografi adalah cabang biologi, tetapi ahli dalam arti


geografi fisik telah memberikan kontribusi penting, terutama dalam studi
flora. Kemajuan modern dalam klasifikasi vegetasi dan penyusunan peta
vegetasi dimulai pada abad ke-20 dengan hasil karya ahli botani Amerika
Forrest Shreve, Homer L. Shantz, Hugh M. Raup, dan lain-lain.

Biogeografi adalah studi tentang distribusi spesies dan ekosistem


dalam ruang geografis dan waktu geologi. Organisme dan komunitas biologis
sering kali bervariasi secara teratur di sepanjang gradien geografis dari garis
lintang, ketinggian, isolasi dan area habitat.

Pengetahuan tentang variasi spasial dalam jumlah dan jenis organisme


sangat penting bagi kita saat ini seperti halnya bagi nenek moyang manusia
purba kita, karena kita beradaptasi dengan lingkungan yang heterogen tetapi
dapat diprediksi secara geografis. Biogeografi adalah bidang penyelidikan
integratif yang menyatukan konsep dan informasi dari ekologi, biologi
evolusioner, taksonomi, geologi, geografi fisik, paleontologi, dan klimatologi.

B. Informasi Umum Bentang Lahan KKL 1


1. Kelompok : kelompok 3
2. Lokasi : tanjung bajau
3. Deskripsi Lokasi :
4. Waktu Pengamatan :14.17 wib
5. Koordinat Lokasi : 0,86255, 108.89385
6. Intitusi :-
7. Ketinggian Tempat: 32 mpdl
8. jenis Pengamatan :singkapan tebing
C. Pencatatan Keadaan Biofisik/ Morfologi Luar
1. Deskripsi Landform :
Bentuk lahan denudasional adalah permukaan lahan yang mempunyai
relief khas karena pengaruh kuat dari struktur kulit bumi dan akibat proses
alam yang bekerja pada batuan di dalam ruang tertentu, masing-masing
bentuk lahan berbeda dalam struktur, proses geomorfologi, relief/topografi
dan materi penyusunnya hal ini diakibat dari proses geomorfologi
tersebut. Bentuklahan dapat terjadi karena asal proses vulkanis, asal proses
struktural, asal proses marin, asal proses angin, asal proses denudasional,
asal proses fluvial, asal proses solusional, dan asal proses organik
2. Bentuk Wilayah/Topografi ; landai yakni dengan kemiringan 2-7%
3. Bentuk Lereng: berteras

4. Relief Mikro : bukit bukit kecil


5. Karakteristik Permukaan : Kerikil

6. Singkapan Batuan : sangat banyak


Tutupan permukaan % Jarak antara singkapan
batuan (m)
a Sangat banyak 40-80 <2
7. Cara pengolahan : pengolahan menurut kontur (symbol = r)
8. Bahan induk : pelapukan batuan induk
9. Cara akumulasi bahan : residual ( symbol = r) : lapukan yang berasal dari
batuan kukuh
10. Litologi :

a. Plutonik Sifat
Granit, granit Felsic/masam
porvir,pegmatite,seinit, sonalit,
granodiorite, diorite, gabro.
Dolenit(diabas) norit. Batuan Intermedier
plutonik campuran/tak dibedakan. Mafik,basic.

11. Formasi geologi : toms (batuan trobosan sintang)


12. Drainase tanah : terhambat
13. Permeabilitas : cepat
14. Aliran permukaan ( run off) : cepat (kelebihan air mengalir dengan cepat,
bahkan saat hujan berkepanjangan).
15. Permukaan air :
a) Jenis air tanah : muka air tanah
b) Kedalaman muka air : -
c) Kualitas air tanah : asam
16. Erosi
a) Jenis erosi : erosi alur
b) Tingkat erosi intensif
17. Kedalaman efektif tanah : sangat efektif (105cm)

18. Penggunaan lahan dan vegetasi


a) Tipe penggunaan lahan : vegetasii
b) Jenis vegetasi : akasia, aren, pelaik, simpur dan kelapa
c) Kenampakan tanaman : subur
19. Iklim
a) Curah hujan tahunan : 2.780 mm pertahun ( agak tinggi)
b) Suhu udara : 21- 30 drajat celcius
20. Pendugaan kesesuain lahan
a) Jenis Komuditas: Kehutanan
b) Perkiraan Kelas Kesesuaian: Sesuai
c) Faktor pembatas lahan: Singkapan batuan, (Krikil dan erosi)

D. Pengamatan Morfologi Dalam Tanah dan Pencatataan Hasil Deskripsi


Profil Tanah
Pada kegitaan ini dilakukan pengamatan tanah. Lakukan Langkah
kerja dengan melakukan pemboran tanah dengan menggunakan bor tanah
untuk mendapatkan infomasi tentang profil tanah. Sertakan foto pada setiap
pengamatan pada laporan.

1. Horizon
Horizon tanah adalah lapisan tanah atau bahan tanah yang berkurang
lebih sejajar dengan permukaan tanah dan berbeda dengan lapisan disebelah
atas ataupun bawahnya yang secara genetik ada kaitannya. Horizon tanah
terbentuk karna proses perkembangan tanah. Dan horizon yang terdapat pada
lokasi tersebut terdiri dari 3 horizon yakni horizon O,horizon A dan horizon
C
a. Horizon O atau organik merupakan lapisan yang terletak paling atas,
sekaligus sebagai tempat tumbuhnya tanaman. Hal itu karena horizon ini
mengandung banyak bahan organik yang dibutuhkan oleh tanaman untuk
tumbuh. Adapun ketebalan horizon O pada lokasi ini adalah 20 cm . Ciri-
ciri horizon O yaitu memiliki warna gelap kehitam-hitaman dan terdiri
dari sisa-sisa makhluk hidup seperti daun-daun yang gugur dan ranting
pepohonan.
b. Horizon A adalah lapisan tanah paling atas dibawah horizon O . Pada
umumnya berupa tanah organik karena berupa tanah muda sehingga
masih terpengaruh oleh kondisi di atas permukaan tanah, lapisan ini
ditandai dengan adanya zona perakaran adapun ketebalan horizon A pada
lokasi tersebut adalah 43 cm
c. Horizon C ini merupakan lapisan bahan induk tanah. Proses penciptaanya
disebabkan oleh sedikit proses pedogenik dan tidak memiliki karakteristik
seperti horizon O, A, E, juga B. Letaknya berada pada lapisan tanah
terbawah yang terdiri atas batuan dasar yang
melapuk dan ketebalan horizon C pada lokasi ini
adalah 140 cm

Rerdiri dari Horizon

O: 20 cm

A: 43c cm

C: 140 cm
2. Tekstur
Tekstur tanah pada lokasi yang kami memiliki tekstur lempung berliat
yakni membentuk bola agak teguh (kering) membentuk gulungan, jika dipirid
tetapi mudah hancur dan melekat.

3. Struktur tanah

Struktur tanah dapat diartikan sebagai bagian dari pasir, tanah liat, dan
juga debu yang terbentuk secara alamiah, serta dibatasi oleh tingkatan dan
bidang yang berbeda pada setiap ukuran dan bentuknya.

Adapun struktur tanah pada lokasi ini adalah prisma yakni struktur
tanah memiliki sumbu vertikal lebih panjang dari sumbu horizontal, dan sisi
atas tanah tersebut berbentuk tidak membulat;

.
4. Konsisten Tanah Basah : Agak lekat atau slightly sticky
5. Konsistensi Kering : Lepas a loose
6. Reaksi Tanah/pH Tanah : Masam yakni 5.1-5.5
BAGIAN II

PEMATERI MUSTOFA M.Pd


A. Pengerian Geografi Pantai dan Pesisir
Pantai adalah daerah perbatasan antara daratan dan lautan secara
langsung. Oleh karena itu, pantai seakan membentuk suatu garis nyata
sehingga dikenal dengan istilah garis pantai. Garis khayal inilah yang
kemudian menjadi penanda batasan antara daratan dan lautan. Dan pesisir
adalah daerah yang terletak tepat di pinggir laut atau daratan yang secara
langsung berbatasan dengan laut tersebut. Anggapan tersebut tidak
sepenuhnya salah. Berdasarkan pengertiannya pesisir juga merupakan
kawasan dimana terjadinya peristiwa pasang surut air laut. Secara lebih
spesifik, pesisir adalah daerah yang jika laut sedang pasang, maka akan
terendam air. Sebaliknya, jika air laut surut, maka daerah ini tidak terendam
air.
Pantai dan pesisir memiliki perbedaan namun keduanya juga saling
berhubungan. Bahkan, kedua Kawasan ini juga tidak dapat dipisahkan begitu
juga meski ada beberapa perbedaan mencolok jika dipelajari lebih jauh.
Panjang pesisir memiliki kesamaan dengan panjang pantai. Namun, lebar
kawasan pesisir bisa berbeda antara satu dan lainnya, seperti pantai landai
mempunyai pesisir yang jauh lebih luas ketimbang pantai yang curam. Hal
tersebut terjadi disebabkan karena Pantai landai, air laut cenderung merendam
lebih banyak area daratan jika dibandingkan dengan pantai berkontur curam
yang terhalang oleh dinding karang, bebatuan, dan lain sebagainya. Indonesia
merupakan salah satu negara dengan garis Pantai yang terpanjang di dunia.
Garis Pantai terbentuk karena wilayah Indonesia yang terdiri dari ribuan
pulau. Ribuan pulau di nusantara membentuk ribuan pantai, baik itu pantai
yang belum pernah terjamah manusia hingga pantai yang telah berubah
menjadi destinasi wisata terpopuler. Keberadaan Pantai banyak mempunyai
manfaat dan juga fungsi bagi kehidupan manusia seperti pariwisata, mencegah
air pasang dan habitat flora dan fauna.

B. Pengukuran Debit Sungai


Pengukuran debit dapat dilakukan secara langsung dan juga secara
tidak langsung. Pengukuran debit secara langsung adalah pengukuran yang
dilakukan dengan menggunakan peralatan berupa alat pengukur arus (current
meter), pelampung, zat warna, dll. Debit hasil pengukuran dapat dihitung
segera setelah pengukuran selesai dilakukan.

Pengukuran debit secara tidak langsung adalah pengukuran debit yang


dilakukan dengan menggunakan rumus hidrolika missal rumus manning atau
chezy. Pengukuran dilakukan dengan cara mengukur parameter hidraulis
Sungai yaitu luas penampang melintang Sungai, keliling basah dan
kemiringan garis energi. Garis energi diperoleh dari bekas banjir yang
teramati di tebing Sungai. Untuk pos duga air yang sudah dilengkapi dengan
peilskal khusus garis energi dapat dibaca dari peilskal khusus tersebut.

C. Alat dan Bahan


Peralatan yang diperlukan terdiri dari:
1. Peralatan pemetaan yeng terdiri dari:
a. Hand level
b. Bendera warna
c. Patok ukur
d. Kamera
e. GPS
f. Meteran, rol meter
g. Alat tulis
2. Peralatan pengukur tinggi muka air (papan duga air/peil schall)
3. Peralatan keamanan dan keselamatan kerja.
D. Pelaksanaan Pengukuran Debit Air Sungai
Pengukuran debit sungai terdiri dari empat tahap bagian, yaitu
mengukur penampang melintang sungai; mengukur tinggi muka air dan/atau
kedalaman air; mengukur kecepatan arus; dan perhitungan debit.

1. Pengukuran penampang melintang sungai


Besarnya aliran tiap waktu atau disebut dengan debit, akan
tergantung pada luas tampang aliran dan kecepatan aliran rerata.
Pendekatan nilai debit dapat dilakukan dengan cara mengukur tampang
aliran dan mengukur kecepatan aliran tersebut dan ditemukan ukurannya
adalah 100cm
2. Pengukuran tinggi muka air
Pengukuran luas tampang aliran dilakukan dengan mengukur
tinggi muka air dan penampang melintang alur sungai. Untuk
mendapatkan hasil yang lebih teliti, pengukuran tinggi muka air dapat
dilakukan pada beberapa titik pada sepanjang tampang aliran.

3. Pengukuran Keceparan Arus


Pengukuran kecepatan aliran dilakukan dengan alat ukur kecepatan
arus. Ada beberapa cara untuk mengukur kecepatan arus, diantaranya
dengan menggunakan pelampung dan dengan current meter. Pengukuran
kecepatan aliran dengan menggunakan ranting pohon dengan mengukur
kecepatan masing masing ranting pada jarak 10 cm dan 20 cm dari luas
penampang sungai
Cara pengukuran adalah dengan prinsip mencari besarnya waktu yang
diperlukan untuk bergeraknya pelampung pada sepanjang jarak tertentu.
Selanjutnya kecepatan rerata arus didekati dengan nilai panjang jarak
tersebut dibagi denganwaktu tempuhnya.
Pengukuran dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:
a. Tetapkan satu titik pada salah satu sisi sungai, misal ditandai dengan
patok kayu atau pohon dan satu titik yang lain di seberang sungai yang
jika dihubungkan dua titik tersebut akan berupa garis tegak lurus arah
aliran.
b. Tentukan jarak L, yakni 20 cm dan garis yang dibuat pada langkah
pertama dan buat garis yang sama (tegak lurus aliran) pada titik L
tersebut.
c. Hanyutkan ranting pada hulu sungai dan hitung menggunakan
stopwach Pada saat ranting melewati garis kedua stopwatch ditekan
kembali,sehingga akan didapat waktu aliran pelampung yang
diperlukan, yaitu T.
d. Kecepatan arus dapat dihitung dengan L/T (m/s).
Diperoleh kecepatan ranting dari masing masing tempat yakni
1, 3, 3, 2.5, 2.5, 2.3 dan 1 detik
Selain itu pengukuran dengan cara ini harus dilakukan
beberapa kali mengingat distribusi kecepatan permukaan tidak merata.
Dianjurkan paling tidak pengukuran dilakukan 3 kali, kemudian
hasilnya dirata-rata.
e. Hasil Penghitungan
KEGIATAN III

PEMATERI AGUS SUWARNO M. Pd


A. Pengertian Geologi dan Morfologi
Geologi adalah ilmu yang mempelajari struktur, komposisi, dan
sejarah bumi. Ini mencakup pemahaman tentang proses-proses geologis yang
membentuk dan memengaruhi kerak bumi, seperti pembentukan gunung,
endapan sedimen, pergeseran lempeng tektonik, dan peristiwa geologi
lainnya. Geologi juga mempelajari fosil, mineral, dan sumber daya alam
lainnya yang dapat ditemukan di dalam atau di atas permukaan bumi.

Sedangan Morfologi adalah ilmu yang mempelajari bentuk dan


struktur permukaan bumi serta fitur-fitur alaminya, baik yang dihasilkan oleh
proses alamiah maupun manusia. Morfologi bisa mencakup studi tentang
bentuk topografi, pola sungai, danau, gunung, serta berbagai bentuk lahan
lainnya. Bidang ini membahas pembentukan dan evolusi bentuk lahan serta
dampak interaksi antara berbagai kekuatan dan proses geologis dengan
lingkungan.

Dengan kata lain, geologi lebih fokus pada pemahaman mengenai


sejarah dan proses-proses geologis di dalam bumi, sedangkan morfologi lebih
fokus pada studi bentuk permukaan bumi dan fitur-fitur alaminya. Keduanya
saling terkait karena proses geologis yang terjadi di dalam bumi dapat
menciptakan bentuk-bentuk lahan yang menjadi objek kajian dalam
morfologi.

B. Informasi Umum
Nama observer (kelompok) : kelompok 5
Koordinat lokasi : 0,882721. 108,85457
Nama lokasi : pantai kura kura, desa karimunting, sui raya,
Elevasi lokasi : 5 Mdpl
C. Unit Litologi
Litologi adalah cabang dari ilmu geologi yang berkaitan dengan studi
mengenai jenis dan karakteristik batuan yang membentuk kerak bumi. Istilah
ini berasal dari kata Yunani "lithos," yang berarti batu, dan "logos," yang
berarti studi atau ilmu.
Litologi mempelajari berbagai aspek batuan, termasuk komposisi
mineral, struktur tekstur, dan klasifikasi batuan. Dalam kerangka ini, litolog
dapat memberikan informasi yang sangat berharga tentang sejarah geologis
suatu daerah, proses-proses geologis yang terjadi, dan kondisi lingkungan di
masa lalu.
Adapun litologi pantai kura kura yang kami temukan adalah terdiri
dari Granit, Granodiorit, Diorit
D. Struktur geologi
Struktur goeloginya adalah sesar yakni suatu retakan atau patahan di
dalam kerak bumi yang disebabkan oleh pergerakan batuan. Sesar
merupakan hasil dari gaya tektonik yang bekerja di dalam kerak bumi. Yakni
terjadi ketika dua blok batuan di sepanjang suatu patahan bergeser satu sama
lain.
E. Jenis Batuan Dasar
Beku Dalam (asam/felsic, menengah/intermediate, basa/mafic, ultra
basa) contoh batuannya adalah batu granit dan juga dengan ciri ciri dari
batuan beku dalam adalah dengan strukturnya yang mengulit bawang .
Di pantai kura-kura batuan penyusun kaki perbukitan ini ialah batuan
granit. Dari segi pembentukannya granit mempunyai komposisi mineral dan
warna yang berbeda. Granit berwarna cerah dan terang, batuan granit
merupakan jenis batuan asam, yang memiliki warna terang yang
menyebabkan warnanya seperti itu mungkin karena banyak mengandung
unsur vilsafat yang tinggi serta tekstur batuannya masif. Sedangkan teksturnya
agak kasar dan pelapukannya cenderung mengulit bawang yang sering disebut
dengan pelapukan speroidal.

E. Deskrpisi Singkapan Batuan


No Koordinat Elevasi Dokumentasi Deskripsi
1. 0,882721. 5 mdpl Pantai kura-kura terletak
108,85457 di Kabupaten
Bengkayang yaitu
berbatasan langsung
dengan Kabupaten
Singkawang. Pantai
kura-kura merupakan
bagian dari lautan China
Selatan sebelum
terjadinya pencairan es
di Kutub Utara
sebenarnya menyatu
dengan dangkalan
Sumatera. Lautan China
Selatan termasuk bagian
dari dangkalan Sunda.
Pantai kura kura
merupakan pantai yang
terletak di kabupaten
bengkayang kecamatan
sui raya kepulauan desa
karimunting yang
memiliki struktur batuan
batuan granit
yang membentang di
tepi pantai
F. GEOMORFOLOGI KKL 1 pantai kura kura
1. Topografi
a. Panjang lereng (m)
- 15 – 50 m

b. Bentuk lereng
- Berteras
c. Tingkat erosi
- Sedang
d. Bentuk erosi
- ALUR
e. Daerah tererosi
- < 100 m
f. Sudut kemiringan lereng (%)

Tipe Relief Sudut lereng (%) Beda tinggi (m)


Berbukit 14 – 20 76 – 200

F. KESIMPULAN
Pantai kura-kura terletak di Kabupaten Bengkayang yaitu berbatasan
langsung dengan Kabupaten Singkawang. Pantai kura-kura merupakan bagian
dari lautan China Selatan sebelum terjadinya pencairan es di Kutub Utara
sebenarnya menyatu dengan dangkalan Sumatera. Lautan China Selatan
termasuk bagian dari dangkalan Sunda.
KEGIATAN VI

PEMATERI DONI ANDRASMORO M.Pd


A. Komponen dan definisi
1. Pada prinsipnya Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
yang selanjutnya disebut AMDAL adalah merupakan kajian
mengenai dampak yang terjadi secara besar baik usaha maupun
kegiatan yang direncanakan pada kajian lingkungan hidup sehingga
dilakukan upaya pengambilan keputusan baik tentang
penyelenggaraan usah maupun kegiatan lain.
2. Rencana pengelolaan lingkungan hidup (RKL) adalah Upaya
penanganan dampak lingkungan yang ditimbulkan dari rencana
usaha dan/atau kegiatan.
3. Rencana pemantauan lingkungan hidup (RPL) adalah upaya
pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak dari
rencana usaha dan/atau kegiatan.
4. Bentuk Pengelolaan Lingkungan :
a) Pendekatan teknologi yaitu teknologi yang digunakan untuk
mengelola dampak penting lingkungan hidup (sound barrier
untuk mengurangi kebisingan).
b) Pendekatan sosial ekonomi yaitu langkah-langkah yang akan
ditempu pemrakarsa dalam upaya menanggulangi dampak
penting melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada
interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah (menjalin
interaksi sosial, penyerapaan tenaga kerja lokal).
c) Pendekatan institusi adalah mekanisme kelembagaan yang akan
ditempu pemrakarsa dalam rangka menanggulangi dampak
penting lingkungan hidup (membentuk divisi penanggung
jawab)
B. Informasi Umum
Nama observer (kelompok) : Kelompok 5
Koordinat lokasi : 0,882721. 108,85457
Nama lokasi : pantai kura kura, desa karimunting, sui
raya,
Elevasi lokasi : 5 Mdpl
No. Komponen Penggunaan Lahan Identifikasi
1. Luas (m2) / persentase (%)
2. Jenis Penggunaan Lahan  Lahan Terbangun (permukiman dan
pariwisata).
 Lahan Tak terbangun (pesisir pantai,
kebun dan perbukitan.)
 Lahan Konservasi (Pantai)

3. Pemilik/ Pengelola / Penggarap (Pemerintah, Kelompok, Masyarakat,


Individu/perorangan, dll)
4. Tata Ruang  Kawasan Budidaya, Pariwisata,
pertanian Permukiman, Perkebunan, ,
Industri,
5. Kesesuaian Pengguaan Lahan  Tidak Sesuai Peruntukannya
 Sesuai Peruntukkannya
No Komponen Bentang Kunci
Budaya Identifikasi
1. Tipe Bentang Budaya 1. Lokasi (Kota, Pesisir pantai, Desa)
2. Sektor unggulan (nelayan Pariwisatadan lain-
lain)
1. Jumlah penduduk
2. Kepadatan penduduk
Kondisi Kependudukan 3. Pertumbuhan penduduk
2. 4. Mobilitas penduduk
5. Ketenagakerjaan

1. Pola permukiman
2. Pemanfaatan
Permukiman
3.

1. Nelayan, petani dan kuli


Ekonomi
4.

1. Pendidikan
2. Pariwisata

5 Sosial Budaya
.

Pendapatan masyarakat sangat tergantung pada


6. Fenomena & Masalah banyaknya jumlah pengunjung yang mana hal
Lingkungan Sosial itu tidak menentu sehingga masyarakat ada
yang memilih pekerjaan lain menjadi petani
kuli bahkan kerja ke luar.
No Dampak Lingkungan Yang Dipantau Bentuk Pemantauan Lingkungan Hidup Institusi Pemantauan Lingkungan Hidup

Jenis Sumber Indikator/ Metode Lokasi Waktu & Pelaksanaan Pengawas Penerima
Dampak Dampak parameter Pengumpulan & pemantauan frekuensi Pemantauan Laporan
yang analisis data pemantauan
ditimbulkan
1. Para pedagang tepian Para pedagang dan - Kualitatif Tepian pantai kura 1 jam Mahasiswa Dosen Dosen
pantai pengunjung kura
2. Sampah Pengunjung dan - Kualitatif Pantai kura kura 4 jam Mahasiawa Dosen Dosen
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai