Anda di halaman 1dari 4

NIM : 202312014

NAMA PESERTA : nada nabilah

PROGRAM STUDI : SI23RI

KELAS : sistem informasi

TANGGAL : 14-desember-2023 , kamis

MATA KULIAH : Bahasa indonesia

NAMA DOSEN : DRS.H.ALFAUZI SALAM,M.B.A.

◇Tema: kehidupan remaja

◇Topik: pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja

◇Alesan: karena di satu sisi keberadaan media sosial dapat membantu remaja mengembangkan
keterampilan komunikasi, berteman, mengejar bidang minat, dan berbagai pemikiran dan ide. Di sisi lain
pengaruh media sosial terhadap kesehatan mental remaja.

◇tujuan: untuk melihat pengaruhnya seberapa jauh, dan bagaimana pencegahan risiko untuk
menangani ini kepada remaja.

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa remaja adalah fase perkembangan yang dinamis dalam

kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari

masa anak-anak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan

perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial yang berlangsung pada

dekade kedua masa kehidupan (Pardede, 2008). Pada masa tersebut remaja

ingin mencari identitas dirinya dan lepas dari ketergantungan dengan

orang tuanya, menuju pribadi yang mandiri (Gunarsa, 2006). Proses

pemantapan identitas diri ini tidak selalu berjalan mulus, tetapi sering

bergejolak. Oleh karena itu, banyak ahli menamakan periode ini sebagai
masa-masa storm and stress (Irwanto, 2002). Suatu masa di mana

ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan

kelenjar. Dengan demikian remaja mudah terkena pengaruh dari

lingkungan (Gunarsa, 2006).

Masa remaja awal berada pada masa puber yaitu suatu tahap dalam

perkembangan di mana terjadi kematangan alat-alat seksual dan tercapai

kemampuan reproduksi. Gejala pubertas ini dapat ditandai dengan

“menarche” atau haid pertama pada anak perempuan. Variasi pada usia

saat terjadinya pubertas menimbulkan banyak masalah pribadi maupun

sosial bagi anak. Hal ini sebagai akibat dari ketidakmatangan sosial dan

kognitif (daya pikir) mereka, dihubungkan dengan perkembangan fisik

yang lebih awal (Hurlock, 2005).

Keluarga memegang peranan penting dalam pembentukan

kepribadian anak. Hubungan orang tua-anak yang salah sering merupakan

sumber gangguan penyesuaian diri. Kegagalan remaja dalam

menyesuaikan diri terhadap perubahan yang terjadi, akan menimbulkanrasa rendah diri, dikucilkan dari
pergaulan, cenderung berperilaku asosial

ataupun antisosial, bahkan lebih ekstrim bisa menyebabkan gangguan jiwa

(Maramis, 2005). Komunikasi orang tua dan anak adalah suatu proses

hubungan antara orang tua (ibu dan ayah) dan anak yang merupakan

jalinan yang mampu memberi rasa aman bagi anak melalui suatu

hubungan yang memungkinkan keduanya untuk saling berkomunikasi

sehingga adanya keterbukaan, percaya diri dalam menghadapi dan

memecahkan masalah (Gunarsa dan Gunarsa, 2004). Pola asuh orang tua

juga berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak. Kondisi

keluarga yang harmonis, saling terbuka, akrab, memberikan dampak yang

positif terhadap perkembangan remaja (Gunarsa, 2006).

Berdasarkan hal-hal di atas, penulis ingin mengetahui apakah

keakraban yang terjalin antara orang tua dengan anaknya; khususnya


remaja putri dapat mempengaruhi cepat-lambatnya usia menarche.

B. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini digunakan untuk

mengarahkan peneliti untuk lebih terarah dan mendalam sesuai dengan tujuan

yang hendak dicapai. Sehubungan dengan itu, peneliti membatasi

permasalahan pada tuturan nama sapaan pemuda-pemudi yang sering

digunakan seseorang di desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo,

Boyolali.

C. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah “adakah

hubungan antara keakraban orang tua dan usia menarche pada remaja

putri?”

Rumusan masalah merupakan titik tolak dalam penelitian. Ada empat

masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini :

1. Bagaimana bentuk stigmatisasi nama sapaan pemuda-pemudi di desa

Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo, Boyolali ?

2. Alasan apa yang melatarbelakangi munculnya stigmatisasi nama sapaan

pemuda-pemudi di desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo,

Boyolali ?

3. Apa dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan nama sapaan pemuda-

pemudi di desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo Boyolali ?

4. Bagaimana hubungan antara penyapa dengan tersapa pemuda-pemudi di

desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo, Boyolali ?

D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang dapat diambil dari penulisan ini adalah untuk :

1. Memaparkan bentuk stigmatisasi nama sapaan pemuda-pemudi di desa


Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo, Boyolali.

2. Memaparkan alasan yang melatarbelakangi nama sapaan pemuda-pemudi

di desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo, Boyolali.

3. Memaparkan dampak yang ditimbulkan oleh penggunaan nama sapaan

pemuda-pemudi di desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo,

Boyolali.

4. Memaparkan hubungan antara penyapa dengan tersapa pemuda-pemudi di

desa Kebonmoyo RT 03/ 06 Tambak, Mojosongo, Boyolali.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini dapat diambil secara teoretis dan praktis,

yaitu :

1. Manfaat Teoretis

Dari hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pengayaan

dalam kajian sosiolinguistik, khususnya bagi perencanaan pembinaan dan

pengembanagan bahasa dalam hal penggunaan nama sapaan dan

variasinya yang ada pada masyarakat.

2. Manfaat Praktis

Manfaat praktis dari penelitian ini dapat digunakan sebagai rambu-

rambu penggunaan nama sapaan dalam kehidupan, khususnya kehidupan

bermasyarakat.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan umum : Untuk mengetahui adakah hubungan antara keakraban

orang tua dan usia menarche pada remaja putri.

2. Tujuan khusus :

- Untuk mengetahui seberapa banyak anak remaja yang dekat

dengan orang tuanya.

- Untuk mengetahui usia menarche yang dialami remaja putri.

Anda mungkin juga menyukai