Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS PELAKSANAAN

IMPELEMENTASI REKAM MEDIS


SETELAH UNDANG-UNDANG 17 TAHUN 2023

Dosen:

FAKRUDIN, SH, MH

Disusun Oleh:
YUSTIANA AGUSTIN 2720237180

PRODI S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS AS-SYAFI’IYAH
2023 – 2024

1
Kata Pengantar

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat
meneyelesaiakan makalah Hukum Kesehatan yang berjudul “Analisis
Pelaksanaan RME di RS Islam Jakarta Pondok Kopi”. Guna memenuhi
tugas mata kuliah Hukum Kesehatan. Makalah ini berisi tentang Analisis
Pelaksanaan RME di RS Islam Jakarta Pondok Kopi “
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan,
walaupun penulis telah berusaha semaksimal mungkin. Namun karena
dorongan keluarga, teman-teman dan bimbingan dari dosen-dosen sehingga
tulisan ini dapat terwujud dengan memberikan kebanggaan bagi penulis.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis haturkan rasa
hormat dan terima kasih yang tulus kepada pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi siapapun yang
membutuhkannya. Semoga Allah SWT selalu berkenan memberikan rahmat
dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin.

2
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................2

Daftar Isi..........................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................4

1.1 Latar Belakang..........................................................................................

1.2. Tujuan.......................................................................................................

1.3 Kajian Teoritis...........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................

2.1 Pengertian Rekam Medis Elektronik.........................................................

2.2 Manfaat Rekam Medis Elektronik............................................................

2.3 Dasar Hukum Rekam Medis Elektronik...................................................

2.4 Perspektif...................................................................................................

2.5 Hukum Kesehatan.....................................................................................

2.6 Implementasi Rawat jalan di semen padang hospital................................

BAB III PENUTUP......................................................................................

3.1Kesimpulan..............................................................................................

3.2Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari
rekam medis yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medis yang baik
adalah kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek persyaratan
hukum. Oleh sebab itu dalam mengelola rekam medis, setiap rumah sakit
selalu mengacu

kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat
oleh rumah sakit yang bersangkutan. Pengelolaan rekam medis di rumah sakit
adalah untuk menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya
mencapai tujuan rumah sakit, yaitu peningkatan mutu pelayanan kesehatan di
rumah sakit. Dalam pengelolaan rekam medis untuk menunjang mutu
pelayanan bagi rumah sakit, pengelolaan rekam medis harus efektif dan efesian
(Giyana, 2012).

Perkembangan teknologi dan sistem informasi elektronik di Indonesia semakin


pesat dan menjangkau hampir semua bidang, termasuk bidang kesehatan.
Pemerintah menanggapi hal ini dengan mengeluarkan Undang- Undang
Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi
Elektronik sebagai payung hukum penyelenggaraannya.

Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan, maupun interpretasi


yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam rangka diagnosis
dan penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan dalam bentuk
penyimpanan elektronik (digital) melalui sistem komputer. “Electronic Medical
Record (EMR)“ atau Rekam Medis Elektronik (RME) adalah suatu sistem

4
rekam medis yang menggunakan elektronik berdasarkan lembaran kertas atau
berkas rekam medis.”(Yusharti, 2015).

1.2 Tujuan RME

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, memberikan kepastian hukum dalam


penyelenggaran dan pengelolaan rekam medis, menjamin keamanan,
kerahasiaan, keutuhan, ketersediaan rekam media dan mewijudkan
penyelenggaraan dan pengelolaan rekam media berbasis digital dan terintegritas.

1.3 Kajian Teoritis Rekam Medis

rekam medis elektronik sangat membantu informan dalam bekerja, efisien waktu,
memudahkan dalam pencarian data pasien. Penelitian ini sejalan dengan Murnita
(2016),

penggunaan sistem yang efektif meningkatkan kepuasan pengguna sehingga


pengguna dapat mengekplorasi dan memanfaatkan penuh filtur sistem informasi
dan fungsinya, kepuasan pengguna yang lebih tinggi kemudian motivasi atau
mengarahkan, meningkatkan Penelitian ini Kristiyanto (2016),

Perkembangan teknologi dan sistem informasi elektronik di Indonesia semakin


pesat dan menjangkau hampir semua bidang, termasuk bidang kesehatan.
Pemerintah menanggapi hal ini dengan mengeluarkan Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagai payung hukum penyelenggaraannya.

Fungsi rekam medis elektronik (RME) meliputi penagihan pasien, pemesanan


elektronik untuk investigasi dan menerima hasil investigasi, resep elektronik,
pencatatan informasi klinis dan dalam beberapa keadaan, perangkat lunak
pendukung keputusan (Jones, Heaton, Rudin, & Schneider, 2012).

5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Rekam Medis Elektronik

Rekam medis adalah berkas yang berisi identitas, anamnesa, penentuan fisik,
laboratorium, diagnosa dan tindakan medis terhadap seorang pasien yang
dicatat baik secara tertulis maupun elektronik. Bilamana penyimpanannya secara
elektronik akan membutuhkan komputer dengan memanfaatkan manajemen basis
data.

Pengertian rekam medis bukan hanya sekedar kegiatan pencatatan, tetapi harus
dipandang sebagai suatu sistem penyelenggaraan mulai dari pencatatan,
pelayanan dan tindakan medis apa saja yang diterima pasien, selanjutnya
penyimpanan berkas sampai dengan pengeluaran berkas dari tempat
penyimpanan manakala diperlukan untuk kepentingannya sendiri maupun untuk
keperluan lainnya.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia (Permenkes RI)


Nomor 269/Menkes/Per/III/2008 dinyatakan bahwa:“Rekam medis adalah
berkasyang berisi catatan dan dokumen tentang identitas pasien, hasil
pemeriksaan, pengobatan,

2.2 Manfaat Rekam Medis Elektronik

manfaat rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain:

1) Aspek Medis

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai medik, karena catatan tersebut
dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan atau perawatan yang
harus diberikan kepada pasien.
6
2) AspekAdministrasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya merupakan
tindakan yang berdasarkan wewenang dan tanggung jawab sebagai tenaga medis
dan paramedis dalam rangka pelayanan kesehatan.

3) AspekHukum

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut
masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha
untuk menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk kepentingan
peradilan.

4) AspekKeuangan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena mengandung data atau
informasi yang dipergunakan sebagai aspek keuangan

5) Aspek Penelitian

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut
data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek penelitian dan
perkembangan ilmu pengetahuan di bidang kesehatan.

6) Aspek Pendidikan

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya menyangkut
data/informasi tentang perkembangan kronologis dan kegiatan pelayanan medik
yang diberikan kepada pasien. Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai
bahan/referensi pengajaran dibidang profesi si pemakai.

7) Aspek Dokumentasi

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinya


menyangkut sumber ingatan yang harus di dokumentasikan dan dipakai sebagai
bahan pertanggung jawabandan laporan RS.

7
Manfaat dari Pelaksanaan Rekam Medis Elektronik ( RME )

Mempertimbangkan berbagai keuntungan termasuk faktor cost and


benefits dari penerapan RME di rumah sakit ( pusat pelayanan kesehatan ),
maka penulis melihat paling ada tiga manfaat yang dapat diperoleh masing
– masing adalah :

a. Manfaat umum

RME akan meningkatkan profesionalisme dan kinerja manajemen rumah


sakit. Para stakeholder seperti pasien akan menikmati kemudahan,
kecepatan dan kenyamanan pelayanan kesehatan. Bagi para dokter, RME
kemungkinan diberlakukannya standar praktek kedokteran yang baik dan
benar. Sementara bagi pengelola rumah sakit, RME menolong
menghasilkan dokumentasi yang auditable dan accountable sehingga
mendukung koordinasi antar bagiab dalam rumah sakit. Di samping itu
RME membuat setiap unit akan bekerja sesuai fungsi, tanggung jawab
dan wewenang sendiri.

b. Manfaat Operasional

Manakala RME diimplementasikan paling tidak ada empat faktor


operasional yang akan dirasakan yaitu :

1. Faktor yang pertama adalah kecepatan penyelesaiian pekerjaan


administrasi. Ketika dengan sistem manual pengerjaan penelusuran
berkas sampai dengan pengembaliannya ke tempat yang seharusnya
pastilah memakan waktu, terlebih jika pasiennya cukup banyak.
Kecepatan ini berdampak membuat efektifitas kerja meningkat.
8
2. Yang kedua adalah faktor akurasi khususnya akurasi data, apabila dulu
dengan sistem manual orang harus mencek satu demi satu berkas,
namun sekarang dengan RME data pasien akan lebih tepat dan benar
karena campur tangan manusia sedikit, hal lain yang dapat dicegah
adalah terjadinya duplikasi data untuk pasien yang sama. Misalnya,
pasien yang sama diregistrasi 2 kali pada waktu yang berbeda, maka
sistem akan menolaknya, RME akan memberikan peringatan jika
tindakan yang sama untuk pasien yang sama dicatat 2 kali, hal ini
menjaga agar data lebih akurat dan user lebih teliti.

3. Ketiga adalah faktor efisiensi, karena kecepatan dan akurasi data


meningkat, maka waktu yang dibutuhkan untuk melakukan pekerjaan-
pekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan dapat lebih
fokus pada pekerjaan administrasi berkurang jauh, sehingga karyawan
dapat lebih fokus pada pekerjaan utamanya.

4. Keempat adalah kemudahan pelaporan. Pekerjaan pelaporan adalah


pekerjaan yang menyita waktu namun sangat penting. Dengan adanya
RME, proses pelaporan tentang kodisi kesehatan pasien dapat
disajikan hanya memakan waktu dalam hitungan menit sehingga kita
lebih konsentrasi untuk menganalisa laporan tersebut.

c. Manfaat Organisasi

Karena SIMRS ini mensyaratkan kedisiplinan dala pemasukkan data,


baik ketepatan waktu maupun kebenaran data, maka budaya kerja
sebelumnya menangguhkan hal-hal seperti itu, menjadi berubah.
Seringkali data RME diperlukan juga oleh unit layanan lain. Misalnya
resep obat yang tertulis di RME akan sangat dibutuhkan oleh bagian
obat, sementara semua tindakan yang dilakukan yang ada di RME juga
9
diperlukan oleh bagian keuangan untuk menghitung besarnya biaya
pengobatan. Jadi RME menciptakan koordinasi antar unit semakin
meningkat. Seringkali orang menyatakan bahwa dengan adanya
komputerisasi biaya administrasi meningkat. Padahal dalam jangka
panjang yang terjadi adalah sebaliknya, jika dengan sistem maual kita
harus membuat laporan lebih dulu di atas kertas, baru kemudian
dianalisa, maka dengan RME analisa cukup dilakukan di layar komputer,
dan jika sudak benar baru datanya dicetak. Hal ini menjadi penghematan
biaya yang cukup signifikan dalam jangka panjang.

2.3 Dasar Hukum Rekam Medis Elektronik

Pengaturan tentang rekam medis elektronik secara khusus saat ini belum ada,
akan tetapi dalam praktik sehari-hari di lapangan, terdapat beberapa Undang-
undang yang harus dijadikan pedoman dalam rekam medis elektronik yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2022 tentang Pelindungan Data Pribadi

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 196, Tambahan


Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6820)

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2023 Nomor 105, Tambahan Lembaran Negara


Republik

Indonesia Nomor 6887)

3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang Kementerian Kesehatan

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 83)

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022 tentang Organisasi dan


Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 156);

10
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang Rekam Medis
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 829);

6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/1559/2022 tentang


Penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik Bidang Kesehatan dan
Strategi Transformasi Digital Kesehatan;

7. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor HK.01.07/MENKES/133/2023 tentang


Integrasi Data Kesehatan Nasional melalui SATUSEHAT.

2.4 Perspektif

Menurut Suhanadji dan Waspada Ts (2004) Perspektif adalah cara pandang atau
wawasan yang digunakan untuk melihat dunia dari berbagai macam segi yaitu
politik, ekonomi, dan budaya.

Menurut Martono (2010) adalah cara pandang yang digunakan oleh manusia
ketika melihat suatu fenomena atau suatu masalah yang sedang terjadi.

Menurut Joel M. Charon perspektif adalah kerangka konseptual, perangkat


asumsi, perangkat nilai, dan perangkat gagasan yang kemudian mempengaruhi
persepsi kita dan mempengaruhi tindakan dalam situasi.

2.5 Hukum Kesehatan

Menurut Prof. Dr. Rang mengartikan hukum kesehatan sebagai seluruh aturan -
aturan hukum dan hubungan-hubungan kedudukan hukum yang langsung
berkembang dengan yang menentukan situasi kesehatan di dalam mana manusia
berada.

Menurut Prof. Dr. Satjipto Rahardjo, SH menjelaskan bahwa ilmu hukum


kedokteran meliputi peraturan-peraturan dan keputusan hukum mengenai
pengelolaan praktek kedokteran.

Di negara hukum, bagi setiap orang, keluarga dan masyarakat berhak


memperoleh kesejahteraan menurut pasal 1-6 Undang-undang Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan, yang berarti melibatkan tenaga kesehatan atau dokter
turut secara aktif dalam

11
semua usaha kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah. Usaha kesehatan
pemerintah yang melibatkan tenaga kesehatan selaku aparat negara yang
berwenang merupakan pengembangan aspek hukum tata negara di dalam hukum
kedokteran kesehatan. Seluruh aspek hukum dalam peraturan hukum kedokteran
kesehatan menjadi perangkat hukum yang secara khusus menentukan 14 perilaku
keteraturan/perintah keharusan/larangan perbuatan sesuatu itu bagi pihak-pihak
yang berkaitan dengan usaha kesehatan.

2.6 Implementasi di Rawat Jalan di semen padang hospital

IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK RAWAT JALAN DI


SEMEN PADANG HOSPITAL DENGAN METODE EUCS (END USER
COMPUTING SATISFACTION)

Rekam medis elektronik (RME) didefinisikan sebagai suatu pencatatan Informasi


Elektronik yang dibuat, diteruskan, dikirimkan, diterima, atau disimpan dalam
berbagai bentuk, melalui suatu Sistem Elektronik, termasuk komputer, yang berisi
semua data atau informasi pasien. RME rawat jalan di Semen Padang Hospital
sudah berjalan dengan baik, hanya saja masih ada beberapa pengguna tidak
menjalankannya dengan baik. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis rekam
medis elektronik rawat jalan dengan menggunakan metode EUCS(End User
Computing Satisfaction). Jenis penelitian ini adalah kualitatif dengan pendekatan
Case Study, dilakukan dengan wawancara mendalam kepada petugas rekam medis
dan dokter, serta analisis pengolahan data menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian ini menemukan bahwa dalam penerapan (RME) rawat
jalan sudah berjalan dengan lancar, dari segi content sudah terlaksana dengan baik
hanya saja pada tampilan diagnosa masih ada struktur data tidak spesifik, dari
keakuaratan data sudah terminimalisir 90% dengan adanya RME, dan dari user
petugas sudah mengerti dan sangat paham, hanya saja dokter menjelaskan aplikasi
RME susah digunakan karena terkendala server pada aplikasi tersebut, pada bagian
format sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna serta dari segi waktu RME sangat
membantu petugas lebih efisien waktu dalam bekerja. Sehingga penelitian ini
disimpulkan bahwa struktur data pada tampilan RME sudah sesuai kebutuhan,
hanya saja masih ada kekurangan pada struktur data dibagian pengisian diagnosa

12
yang tidak spesifik dalam melakukan pengisian rekam medis. Data atau informasi
yang di hasilkan sudah cukup akurat serta tidak adanya penumpukan pasien dalam
menunggu pelayanan di poliklinik.

Kata Kunci: Rekam medis elektronik; metode EUCS; user satisfaction; rawat jalan

PENDAHULUAN

Mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah data atau informasi dari rekam
medis yang baik dan lengkap. Indikator mutu rekam medis yang baik adalah
kelengkapan isi, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek persyaratan hukum.
Oleh sebab itu dalam mengelola rekam medis, setiap rumah sakit selalu mengacu
kepada pedoman atau petunjuk teknis pengelolaan rekam medis yang dibuat oleh
rumah sakit yang bersangkutan.

Pengelolaan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang tercapainya


tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan rumah sakit, yaitu
peningkatan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit. Dalam pengelolaan rekam
medis untuk menunjang mutu pelayanan bagi rumah sakit, pengelolaan rekam
medis harus efektif dan efesian (Giyana, 2012).

Perkembangan teknologi dan sistem informasi elektronik di Indonesia semakin


pesat dan menjangkau hampir semua bidang, termasuk bidang kesehatan.
Pemerintah menanggapi hal ini dengan mengeluarkan Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik
sebagai payung hukum penyelenggaraannya.

Rekam medis elektronik adalah setiap catatan, pernyataan, maupun interpretasi


yang dibuat oleh dokter atau petugas kesehatan lain dalam rangka diagnosis dan
penanganan pasien yang dimasukkan dan disimpan dalam bentuk penyimpanan
elektronik (digital) melalui sistem komputer. “Electronic Medical Record (EMR)“
atau Rekam Medis Elektronik (RME) adalah suatu sistem rekam medis yang
menggunakan elektronik berdasarkan lembaran kertas atau berkas rekam
medis.”(Yusharti, 2015). Terdapat beberapa metode dalam menganalisis sistem
RME salah satunya adalah metode EUCS (End User Computing Satisfaction).

13
Metode EUCS (End User Computing Satisfaction) ada 5 dimensi yang akan dilihat
di antara nya content, accuracy, ease of use, format dan timeliness. Metode
penelitian ini memberikan manfaat dalam proses penerapan Rekam Medis
Elektronik rawat jalan. Output yang

diharapkan nantinya yang pertama pada bagian content rekam medis sudah terisi
sesuai dengan kebutuhan pengguna, dan yang kedua pada bagian accuracy data
yang di harapakan sesuai dengan kebutuhan Rumah Sakit, selanjutnya pada bagian
yang ketiga ease of use pengguna atau user mudah memahami atau menggunakan
sistem Rekam Medis Elektonik (RME) tersebut, kemudian yang keempat adalah
format bagaimana pengguna atau user memudahkan menginput data dengan sesuai
layout atau tampilan yang mudah dipahami oleh pengguna, dan yang terakhir yaitu
timeliness yaitu bagaimana petugas bisa memanfaatkan atau menghemat waktu
dalam bekerja.

Semen Padang Hospital telah menerapkan sistem informasi berbasis komputer di


berbagai unit. Salah satu sistem informasi yang mendukung manajemen maupun
pelayanan terhadap pasien adalah rekam medis elektronik (RME). Semen Padang
Hospital adalah salah satu Rumah Sakit di Kota Padang yang telah menggunakan
sistem Rekam Medis Elektronik (RME) khususnya pada bagian rawat jalan.
Rumah sakit lain yang ada di kota padang masih banyak yang belum menggunakan
sistem RME. Sehingga dalam memberikan pelayanan, petugas masih
menggunakan sistem manual dan berdampak terhadap waktu pelayanan terhadap
pasien.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu menggambarkan dan


memaparkan objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2015), Menggunakan pendekatan
Case Study dilakukan dengan cara meneliti dari suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri dari unit tunggal (Notoatmojo, 2012). Data diperoleh dengan
cara wawancara mendalam (in-depth interview) untuk mendapatkan gambaran
tentang penerapan Rekam Medis Elektronik rawat jalan. Pengambilan sampel
dengan menggunakan Purposive sampling. Dengan kombinasi evaluasi sistem

14
informasi metode EUCS (end user computing satisfaction) pada penerapan Rekam
Medis Elekronik rawat jalan di Semen Padang Hospital Tahun 2019.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pedoman evaluasi sistem yang dijadikan dasar dalam penelitian ini, adalah dari 5
(lima) komponen olahan hasil wawancara sebagai berikut:

Dimensi Content
Dimensi content mengukur kepuasan pengguna ditinjau dari isi suatu sistem.
Penggunaan sistem yang dirasakan petugas saat awal menggunakan adanya
kesulitan, setelah belajar menggunakan sistem petugas sangat menerima dan
merasa puas dengan adanya rekam medis elektronik. Ini dikeranakan
rekam medis elektronik sangat membantu informan dalam bekerja, efisien
waktu, memudahkan dalam pencarian data pasien. Penelitian ini sejalan
dengan Murnita (2016), penggunaan sistem yang efektif meningkatkan
kepuasan pengguna sehingga pengguna dapat mengekplorasi dan
memanfaatkan penuh filtur sistem informasi dan fungsinya, kepuasan

15
pengguna yang lebih tinggi kemudian motivasi atau mengarahkan pengguna
untuk meningkatkan kegunaan sistem. Penelitian ini sejalan dengan
Kristiyanto (2016), yang menyatakan pegawai menerima dengan baik adanya
sistem informasi perpustakaan yang telah membantu pekerjaan cepat dan
sesuai dangan harapan. Maka sebaiknya dalam penerapan RME semua unit
yang terkait dalam RME harus bisa bekerja sama untuk kesuksesan RME
lebih baik kedepannya. Sebaiknya dalam proses pengentrian data harus
lengkap dan perlunya pelatihan dalam penerapan rekam medis elektronik.
Serta dalam pelaksanaan RME harus dijalankan sesuai prosedur yang ada.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dimensi content, struktur data pada tampilan RME sudah sesuai kebutuhan,
hanya saja masih ada kekurangan pada struktur data

1. dibagian pengisian diagnosa tidak spesifik dalam melakukan pengisian


rekam.

2. Dimensi accuracy, sudah baik., hanya saja terdapat beberapa kendala pada
saat proses penarikan data. Data yang dihasilkan sudah hampir 90%
terminimalisir.

3. Dimensi ease of use, pada bagian rekam medis nya sudah terkategorisasi,
dan juga RME mempermudahkan petugas untuk mengakses nya.

4. Dimensi format, Kejelasan informasi yang dihasilkan RME sudah sangat


jelas sehingga memudahkan pengguna dalam menggunakan RME.

5. Dimensi timeliness, Mempermudah petugas dalam bekerja lebih optimal


sehingga tidak adanya penumpukan pasien, karena tidak menunggu berkas
rekam medisnya serta mengurangi lamanya antrian pasien untuk mendapatkan
pelayanan di poliklinik

B. Saran

1. Sebaiknya Pimpinan Rumah Sakit memberikan pelatihan dan sosialisasi


berkelanjutan terhadap petugas rekam medis dan dokter dalam melakukan
pengisian data medis dan data sosial.

2. Sebaiknya pada tampilan RME nya ditambahkan lagi kolom untuk pengisian
diagnosa pasien yang lebih spesifik supaya bisa meminimalisir ketidak
lengkapan data.

3. Sebaiknya Pimpinan melakukan pemantauan, monitoring evaluasi terhadap


SOP yang sudah berjalan dalam proses pengisian RM

17
4. Sebaiknya aplikasi nya dikembangkan lagi dari segi tampilan untuk
memberikan item- item seperti tanda warning pada bagian kolom pengisian
contohnya “data masih kosong harap diisi jika tidak terisi maka tidak akan bisa
lanjut ke form berikutnya” yang akan muncul apabila petugas rekam medis dan
dokter tidak mengisi data sosial maupun data medis di aplikasi RME rawat
jalannya.

18
DAFTAR PUSTAKA

Depertemen Kesehatan Rebublik Indonesia Tahun 2006 Pedoman


Penyelenggaraan Dan Prosedur Rekam Medis Rumah Sakit.

Djamal, M. 2015. Paradigma Penelitian Kualitatif. Cetakan Ke-II Yogyakarta :


Pustaka Pelajar

Erawantini, Feby. dkk. 2012. Rekam Medis Elektronik Pelayanan Kesehatan


Dasar. Vol. 7, No. 1.

Giyana, Frenti. 2012. Analisis Sistem Pengelolaan Rekam Medis Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Kota Semarang. Jurnal Kesehatan

Masyarakat. Vol 1, Vol. 2. 48-61. Handiwidjojo, Wimmie. 2009. Rekam Medis


Elektronik. Jurnal EKSIS Vol 02, No.02.

Josua. 2012. Tinjauan Dukungan Sistem Informasi Rumah Sakit terhadap


Pelayanan Unit Kerja Rekam Medis di Rumah Sakit Sukmul Simsa
Medika. Jakarta: Esa Unggul.

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1165/MENKES/SK/X/2007


Tentang Pelayanan Rawat Jalan.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2015. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rhineka


Cipta.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1171/MENKES/PER/V/2011 Tentang Sistem Informasi Rumah Sakit.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2

19

Anda mungkin juga menyukai