Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

UU INFORMASI DI INDONESIA

DIBUAT OLEH :

NAMA : ELSYE B. RESIMANUK

NPM : 12114201210048

KELAS : KEPERAWATAN A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN

FAKULTAS KESEHATAN

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU

2022

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat-Nya saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “UU INFORMASI DI INDONESIA
dengan tepat waktu.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membagi ilmu dan pengetahuan baik jurnal dan ebook. Terlepas dari itu semua
saya menyadari bahwa laporan yang dibuat masih jauh dari kata sempurna, untuk
itu saya menerima kritik maupun saran baik dari ibu dosen maupun teman-teman
terhadap makalah ini supaya kedepannya tugas makalah ini menjadi lebih baik.

Semoga laporan ini, dapat memberikan manfaat bagi pembaca di masa ini
dan masa yang akan datang.

Ambon, 09 Oktober 2022

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I....................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN ................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ............................................................................................................ 2

BAB II ..................................................................................................................... 3

PEMBAHASAN...................................................................................................... 3

BAB III .................................................................................................................... 6

PENUTUP ............................................................................................................... 6

3.1 Kesimpulan ............................................................................................... 6

3.2 Saran ......................................................................................................... 6

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 7

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan kesehatan di tengah dinamika modernisasi kehidupan


masyarakat di Indonesia yang didalamnya semakin meningkatnya kesadaran
hokum masyarakat, menjadikan profesi tenaga kesehatan harus
mempersiapkan diri secara maksimal dan proporsional.
Sebagai perwujudan derajat tenaga kesehatan secara optimal agar
serasi dan selaras dengan tujuan pembangunan kesehatan, diperlukan suatu
keseimbangan antara hak dan kewajiban pada pemberi jasa pelayanan
kesehatan dengan kepentingan pihak-pihak
Tuntutan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional merupakan agenda terpenting pelayanan kesehatan. Untuk
mewujudkan pelayanan yang optimal, dibutuhkan tenaga perawat yang
profesional. Profesionalisme perawat dapat dilihat dari asuhan keperawatan
yang diberikan kepada klien. Perawat perlu mendokumentasikan segala
bentuk asuhan keperawatan yang diberikan melalui pencatatan atau
pendokumentasian. Hal ini merupakan tanggung jawab dan tanggung gugat
perawat terhadap klien yang dirawatnya.
Di negara maju, system pendokumentasian asuhan keperawatan dibuat
seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
dilakukan secara profesional. Namun, beberapa negara berkembang, baru
sedikit yang memakai system pendokumentasian terkomputerisasi. Pencatatan
asuhan keperawatan merupakan suatu komponen penting dari infrastruktur
teknologi informasi kesehatan. Infrastruktur tersebut terdiri dari catatan
elektronik medis, yang membuat digital penyimpanan data pasien diantara
berbagai pemangku kepentingan yang terlibat dalam pemberian perawatan
kesehatan

1
1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana aspek legal terhadap dokumentasi yang terkomputerisasi dan


bagaimana kaitannya dengan UU informasi di Indonesia?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui aspek legal terhadap dokumentasi terkomputerisasi dan


kaitannya dengan uu informasi di indonesia

2
BAB II

PEMBAHASAN

Dokumentasi Keperawatan adalah suatu modul keperawatan yang


dikombinasikan dengan sistem komputer rumah sakit ke staf perawat. Dengan
sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses ke laboratorium
radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, Seperti ahli gizi, fisioterapi, dan
disiplin ilmu lain seperti ahli gizi, fisioterapis, occupational therapies.
Pendokumentasian Keperawatan merupakan hal penting yang dapat menunjang
pelaksanaan mutu asuhan keperawatan (Kozier,E, 2008)

Pada awalnya rekam medis di Indonesia masih dikenal dengan istilah


rekam medis yang sampai saat ini pun sebagian Rumah Sakit di Indonesia masih
menggunakan istilah yang sama. Rekam Medis Kesehatan menurut Lampiran SK
PB IDI No 315/PB/A.4/88 adalah rekaman dalam bentuk tulisan atau gambaran
aktivitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi pelayanan medis / kesehatan
kepada seorang pasien (Hidayah, Aep N., 2015).

Peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang rekam medis diatur


dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang
Rekam Medis. Menurut Pasal 1 angka 1 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor
269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis dijelaskan bahwa rekam
medis adalah berkas yang berisi catatan dan dokumen antara lain identitas pasien,
hasil pemeriksaan, pengobatan yang telah diberikan, serta tindakan dan pelayanan
lain yang telah diberikan kepada pasien (Edu, H, 2021).

Implementasi EMR merupakan suatu tuntutan dan kebutuhan bagi setiap


sarana pelayanan kesehatan yang dipicu oleh peningkatan mutu pelayanan
kesehatan. Untuk itu diperlukan pemahaman bersama dalam strategi implementasi
EMR. Kunci sukses implementasi EMR di sarana pelayanan kesehatan tidak
terlepas dari peran serta pemerintah dalam menyiapkan kebijakan terkait dengan
implementasi EMR antara lain: Standarisasi model EMR yang sesuai di sarana

3
pelayanan kesehatan Indonesia, Peraturan Pemerintah sebagai penjabaran dari UU
ITE No. 11 tahun 2008 dan Pedoman pelaksanaan EMR di sarana pelayanan
kesehatan termasuk standarisasi istilah-istilah data dasar yang diperlukan dalam
EMR (Hidayah, Aep N., 2015).

Diantara semua manfaat rekam medis, yang terpenting adalah aspek legal
rekam medis. Pada kasus malpraktek medis, keperawatan maupun farmasi, rekam
medis merupakan salah satu bukti tertulis yang penting. Berdasarkan informasi
dalam rekam medis, petugas hukum serta Majelis Hakim dapat menentukan
benar tidaknya telah terjadi tindakan malpraktek, bagaimana terjadinya
malpraktek tersebut serta menentukan siapa sebenarnya yang bersalah dalam
perkara tersebut.

Dalam Bab II Pasal 2 ayat 1 dan 2 Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 269/MENKES/PER/III/2008 tentang rekam medis disebutkan,

1. Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara
elektronik
2. Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi
elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri.

Selain dalam peraturan MENKES tersebut, aspek legal dokumentasi


elektronik juga diatur dalam UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
Transaksi Teknologi (ITE) Bab III pasal 5 ayat (1), (2), (3), (4) dan pasal 6 yang
berbunyi (Indonesia, Pr., 2019),

1. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil


cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah
2. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil
cetaknya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan perluasan dari
alat bukti yang sah sesuai dengan Hukum Acara yang berlaku di
Indonesia.
3. Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dinyatakan sah apabila
menggunakan Sistem Elektronik sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam Undang-Undang ini.

4
4. Ketentuan mengenai Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku untuk:
a. surat yang menurut Undang-Undang harus dibuat dalam bentuk
tertulis; dan
b. surat beserta dokumennya yang menurut Undang-Undang harus
dibuat dalam bentuk akta notaril atau akta yang dibuat oleh pejabat
pembuat akta.

Pasal 6 Dalam hal terdapat ketentuan lain selain yang diatur


dalam Pasal 5 ayat (4) yang mensyaratkan bahwa suatu informasi harus
berbentuk tertulis atau asli, Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik
dianggap sah sepanjang informasi yang tercantum di dalamnya dapat diakses,
ditampilkan, dijamin keutuhannya, dan dapat dipertanggungjawabkan sehingga
menerangkan suatu keadaan. Peraturan-peraturan tersebut di atas
membuktikan bahwa pencatatan dokumentasi perawat terkomputerisasi
adalah legal dan sah.

5
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dokumentasi Keperawatan adalah suatu modul keperawatan


yang dikombinasikan dengan system computer rumah sakit ke staf perawat.
Dengan sistem yang terkomputerisasi ini perawat dapat melakukan akses
kelaboratorium radiologi, fisioterapi, dan disiplin yang lain, Seperti ahli
gizi, fisioterapi, dan disiplin ilmu lain seperti ahli gizi,fisioterapis,
occupational therapies.
Di negara-negara maju dokumentasi keperawatan terkomputerisasi
berkembang sangat pesat, tetapi di Indonesia dokumentasi keperawatan
terkomputerisasi masih terdengar asing. Hal ini dikarenakan perkembangan
dokumentasi keperawatan terkomputerisasi di Indonesia mengalami
berbagai kendala, seperti kurangnya tenaga ahli dan masih mahalnya
software dan hardware, sehingga hanya rumah sakit besarlahyang dapat
melakukan hal ini. Dokumentasi keperawatan terkomputerisasi adalah legal
apabila dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku.

3.2 Saran

Perlu memaksimalkan kinerja tenaga-tenaga ahli dengan


mengadakan pelatihan-pelatihan terhadap para perawat. Lalu perlu
dilakukannya pengembangan software yang sesuai dengan sistem
keperawatan di Indonesia dan terjangkau harganya agar terjadinya
pemerataan di seluruh penyedia pelayanan kesehatan di Indonesia.

6
DAFTAR PUSTAKA

Kozier, Erb. Berman & Snyder. (2008). Fundamental of Nursing: Concepts,


process, andpractice. 7th Edition. New Jersey : Pearson Education. Inc

Edu, H. (2021). Rekam Medis: Bagaimana Aturannya di Indonesia?: Hukum


Kesehatan

Hidayah, Aep N. (2015). Electronic Medical Record (EMR) created by Aep Nurul
Hidayah (Rekam Medis & Infokes)

Indonesia, Pr. (2019). Regulasi UU No 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan


Transaksi Elektronik

PERMENKES 269 Tahun 2008/Rekam Medis

Anda mungkin juga menyukai