Anda di halaman 1dari 8

TUGAS SISTEM INFORMASI KEPERAWATAN

DiSUSUN OLEH

Nama : Herman Geraldy C Laimera


NPM : 12114201210083
Kelas : Keperawatan B

FAKULTAS KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
GANJIL 2022

1
Kata Pengantar
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas kasih-Nya
sehingga penyusunan makalah ini dengan judul “ Undang-undang informasi di Indonesia”
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Sistem Informasi Keperawatan.
Penyusunan makalah ini dapat terlaksanan atas bantuan dari berbagai pihak oleh karena
itu penulis menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang ikut serta dalam pembuatan
makalah ini.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masi belum sempurna oleh karena itu saran dan
kritik yang bersifat membangaun akan penulis harapkan untuk penyempurnaan makalah ini

Ambon, 10 November 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI
Cover .................................................................................................................................... 1
Kata pengantar ..................................................................................................................... 2
Daftar Isi ............................................................................................................................... 3
BAB I Pendahuluan .............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang .......................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah ..................................................................................................... 4
BAB II Pembahasan ............................................................................................................. 5
A. Undang-Undang Informasi di Indonesia ............................................................................... 5
B. Aspek Legal Dokumentasi Terkomputerisasi ......................................................................... 6
C. Undang-Undang terkait Pendokumentasian Terkomuterisasi ................................................ 6
BAB III Penutup ............................................................................................................................... 7
A. Kesimpulan .......................................................................................................................... 7
B. Saran ................................................................................................................................... 7
Referensi .......................................................................................................................................... 8

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya setiap undang-undang yang dibuat merupakan jawaban hukum terhadap
persoalan masyarakat pada waktu dibentuknya undang-undang tersebut. Perkembangan hukum
seharusnya seiring dengan perkembangan masyarakat, sehingga ketika masyarakatnya berubah
atau berkembang maka hukum harus berubah untuk menata semua perkembangan yang terjadi
dengan tertib di tengah pertumbuhan masyarakat modern , karena globalisasi telah menjadi
pendorong lahirnya era teknologi informasi. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat
di dunia, teknologi informasi memegang peran penting, baik di masa kini maupun di masa
mendatang.
Teknologi informasi dengan sendirinya juga merubah perilaku masyarakat. Perkembangan
teknologi informasi telah menyebabkan dunia menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan
sosial yang sangat cepat. Sehingga dapat dikatakan teknologi informasi saat ini menjadi pedang
bermata dua, Karena selain memberikan kontribusi bagi peningkatan kesejahteraan, kemajuan, dan
peradaban manusia, sekaligus menjadi sarana efektif perbuatan melawan hukum.
Dalam Keperawatan, Proses asuhan keperawatan juga harus dilaksanakan dengan berpedoman
pada undang-undang. Undang-Undang yang dimaksud yaitu bersifat sebagai legalitas agar
Tindakan keperawatan yang dilakukan bersifat sah di mata hukum. Legalitas adalah tujuan utama
dari dokumentasi atau pencatatan keperawatan. Beberapa asek secara cerdik perlu dipelajari untuk
mendapatkan dokumentasi yang legal. Sebagai upaya untuk dpaat memberikan pelayanan dengan
pemenuhan tanggung jawab dan tanggungan gugat, salah satu Langkah yang bisa ditempuh adalah
dengan terselanggaranya kegiatan pencatatan dan pelaporan yang baik dan benar, yang didalam
keperawatan kegiatan ini lebih spesifik pada kegiatan pendokumentasian proses keperawatan.
Dokumentasi asuhan keperawatan mempunyai aspek hukum, jaminan mutu, komunikasi,
keuangan, pendidikan, penelitian, dan akreditasi. Dokumentasi keperawatan adalah suatu
mekanisme yang digunakan untuk mengevaluasi asuhan keperawatan yang diberikan kepada klien.
Dokumentasi sebagai alat komunikasi, maka tulisan harus jelas terbaca, tidak diperkenankan
memakai istilah atau singkatan-singkatan yang tidak lazim, tegas, dan sistematis. Hal tersebut
dikarenakan untuk menghindari terjadinya disfungsi komunikasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas yaitu antara lain:
1. Menguraikan Undang-Undang Informasi di Indonesia
2. Mendeskripsikan Aspek Legal Dokumentasi Terkomputerisasi.
3. Menguraikan Undang-Undang terkait Pendokumentasian Terkomuterisasi

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Undang-Undang informasi di indonesia

Pada 27 Oktober 2016 rapat paripurna Dewan Perwakilan Rakyat mengesahkan UU


Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008. Pasal
yang diubah adalah Pasal 27 ayat (1) dan (3), Pasal 28 ayat (2), dan Pasal 31 ayat (3).
Berikut rincian pada Undang-Undang tentang Informatika dan Transaksi Elektronik tersebut:
Menghindari multitafsir ketentuan larangan mendistribusikan, mentransmisikan dan/ atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik bermuatan penghinaan dan/ atau pencemaran
nama baik pada ketentuan Pasal 27 Ayat (3), dilakukan 3 (tiga) perubahan sebagai berikut:
a. Menambahkan penjelasan atas istilah “mendistribusikan, mentransmisikan dan/atau
membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik”;
b. Menegaskan bahwa ketentuan tersebut adalah delik aduan bukan delik umum; dan
c. Menegaskan bahwa unsur pidana pada ketentuan tersebut mengacu pada ketentuan
pencemaran nama baik dan fitnah yang diatur dalam KUHP.Undang-Undang Nomor 11
Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) disampaikan kepada
DPR RI sebelum disahkan. UU ITE diundangkan pada 21 April 2008 dan menjadi cyber
law pertama di Indonesia.

Menurunkan ancaman pidana pada 2 (dua) ketentuan sebagai berikut:

1. Ancaman pidana penghinaan dan/atau pencemaran nama baik diturunkan dari pidana
penjara paling lama 6 (enam) tahun menjadi paling lama 4 (tahun) dan/atau denda dari
paling banyak Rp1 miliar menjadi paling banyak Rp750 juta;
2. Ancaman pidana pengiriman informasi elektronik berisi ancaman kekerasan atau
menakut-nakuti dari pidana penjara paling lama 12 (dua belas) tahun menjadi paling
lama 4 (empat) tahun dan/atau denda dari paling banyak Rp2 miliar menjadi paling
banyak Rp750 juta.

Melaksanakan putusan Mahkamah Konstitusi terhadap 2 (dua) ketentuan sebagai berikut:

1. Mengubah ketentuan Pasal 31 ayat (4) yang semula mengamanatkan pengaturan tata
cara intersepsi atau penyadapan dalam Peraturan Pemerintah menjadi dalam Undang
Undang;
2. Menambahkan penjelasan pada ketentuan Pasal 5 ayat (1) dan ayat (2) mengenai
keberadaan Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik sebagai alat bukti
hokum yang sah.

5
B. Aspek Legal Dokumentasi Terkomputerisasi.

Legalitas adalah tujuan utama dari dokumentasi/pencatatan keperawatan. Beberapa


aspek secara cerdik perlu dipelajari untuk mendapatkan dokumentasi yang legal.
Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan keperawatan
(askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format model asuhan
keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda.
Aspek legal dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis
terhadap tindakan yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada
pasien/keluarga/kelompok/komunitas.
Legislasi Keperawatan adalah proses pembuatan undang-undang atau penyempurnaan
perangkat hukumyang sudah ada yang mempengaruhi ilmu dan kiat dalam praktik keperawatan
(Sand,Robbles, 1981).
Pendokumentasian merupakan unsur terpenting dalam pelayanan keperawatan. Karena
melalui pendokumentasian yang lengkap dan akurat akan memberi kemudahan bagi perawat
dalam menyelesaikan masalah klien. Profesi perawat mengemban tanggung jawab yang besar
dan menuntut untuk memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan yang diterapkan pada
asuhan keperawatan sesuai dengan standar dan kode etik profesi. Dimana keperawatan yang
memberikan pelayanan 24 jam terus menerus pada klien, dan menjadi satu-satunya profesi
kesehatan di rumah sakit yang banyak memberikan pelayanan kesehatan pada diri klien
(Alimul, 2002).

C. Undang-Undang terkait Pendokumentasian Terkomuterisasi

Pendokumentasian merupakan salah satu aspek terpenting dalam pemberian asuhan


keperawatan kepada klien. Proses pendokumentasian ini telah dilakukan sejak jaman Florence
Nightingale yang menulis tentang pentingnya melakukan komunikasi diantara pemberi layanan
keperawatan dan pelopor dalam pengembangan format yang digunakan dalam memfasilitasi
proses komunikasi tersebut. Dokumentasi keperawatan merupakan bukti legal yang dapat
dijadikan sebagai pertanggungjawaban hukum dan etik perawat kepada klien yang telah
menerima asuhan keperawatan yang berkualitas (Poissant, Pereira, Tamblyn, & Kawasumi,
2005)
Bentuk pendokumentasian keperawatan semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Perkembangan pendokumentasian ini sejalan dengan perkembangan teknologi yang ada
disetiap saat. Perkembangan ini tentunya berguna dalam memenuhi kebutuhan perubahan
dalam perawatan kesehatan bagi klien. Lyden (2008) menyebutkan bahwa pada akhir abad 20
mulai diperkenalkan pemanfaatan komputer dalam proses pendokumentasian keperawatan.
Sistem pendokumentasian yang ada di Indonesia sebagian besar masih menggunakan dengan
pencatatan pada format kertas (paper/sheet based) sementara sebagian kecil lainnya sudah
mulai mengembangkan sistem pendokumentasian dengan dukungan teknologi informasi
berbasis computer (electronic based).

6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya setiap undang-undang yang dibuat merupakan jawaban hukum terhadap persoalan
masyarakat pada waktu dibentuknya undang-undang tersebut. Perkembangan hukum seharusnya
seiring dengan perkembangan masyarakat, sehingga ketika masyarakatnya berubah atau berkembang
maka hukum harus berubah untuk menata semua perkembangan yang terjadi dengan tertib di tengah
pertumbuhan masyarakat modern , karena globalisasi telah menjadi pendorong lahirnya era teknologi
informasi. Seiring dengan perkembangan kebutuhan masyarakat di dunia, teknologi informasi
memegang peran penting, baik di masa kini maupun di masa mendatang.

B. Saran
Perawat di harapkan dapat dilakukan pendokumentasian terkomputerisasi berdasarkan aspek aspek
legal yang telah di paparkan. Dan kiranya malakah ini dapat menjadi bahan ajar dan pengetahuan bagi
pembaca secara umum maupun khusus

7
Referensi

file:///C:/Users/chris/Downloads/04.%20BAB%20I.pdf
https://persi.or.id/wp-content/uploads/2020/11/pp462014.pdf
file:///C:/Users/chris/Downloads/PENTINGNYA%20DOKUMENTASI%20KEPERAW
ATAN.pdf
https://repository.unej.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai