HALAMAN JUDUL
PENYALAHGUNAAN WEWENANG OLEH TENAGA
KESEHATAN DAN PENYELENGGARA SISTEM
ELEKTRONIK DALAM IMPLEMENTASI REKAM MEDIS
ELEKTRONIK
NIM 2282721018
PASCA SARJANA
UNIVERSITASUDAYANA
2024
i
PENYALAHGUNAAN WEWENANG OLEH TENAGA
KESEHATAN DAN PENYELENGGARA SISTEM
ELEKTRONIK DALAM IMPLEMENTASI REKAM MEDIS
ELEKTRONIK
OLEH:
PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
2024
ii
Lembar Persetujuan Pembimbing
Prof. Dr. I Wayan Parsa, SH., M.Hum Dr.Piers Andreas Noak, SH.,M.Si.
NIP. 195912311986021007 NIP. 196302171988031001
Mengetahui
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang Masalah...........................................................................1
1.2. Rumusan Masalah....................................................................................5
1.3. Tujuan Penelitian.....................................................................................5
1.4. Manfaat Penelitian...................................................................................6
1.5. Batasan Penelitian....................................................................................7
BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................................8
2.1. Landasan Teori.........................................................................................8
2.2. Konsep Penelitian...................................................................................20
1. Konsep Pengaturan Rekam Medis.........................................................20
2. Konsep Rekam Medis Elektronik..........................................................21
3. Konsep Aspek Hukum Rekam Medis....................................................22
4. Konsep Profesional Pemberi Asuhan.....................................................26
2.3. Landasan Teori.......................................................................................29
1. Teori Efektivitas Hukum........................................................................29
2. Teori Perlindungan Hukum....................................................................30
3. Teori Kepastian Hukum.........................................................................31
4. Teori Interoperabilitas............................................................................32
2.4. Konsep Hak dan Kewajiban...................................................................34
2.5. Konsep Penelitian...................................................................................41
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................43
3.1. Pendekatan Penelitian............................................................................43
3.2. Jenis Sumber Data/ Bahan Hukum........................................................44
3.3. Metode dan Teknik Pengumpulan Data.................................................45
3.4. Teknik Analisis Data..............................................................................46
3.5. Penyajian Hasil Analisis Data................................................................47
iv
3.6. Kebaruan (Novelty)................................................................................47
3.7. Kerangka (Berpikir) Penelitian .............................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................52
v
BAB I PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
kesejahteraan setiap warga negaranya, terutama dalam hal kesehatan. Maka dari
itu sesuai dengan amanat Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
dampak positif, namun tidak sedikit pula memunculkan akibat kurang baik
berpegang teguh pada integritas, loyalitas dan kejujuran. Dengan adanya inovasi
pelayanan kesehatan tidak luput dari sentuhan sistem teknologi, guna menunjang
sebagai salah satu unsur yang mencerminkan bagaimana tolak ukur kinerja
mempermudah kinerja, sehinga lebih cepat, tepat, dan akurat. Namun, tidak
sedikit permasalahan yang timbul akibat adanya layanan sistem elektronik rekam
medis yang tujuannya untuk lebih optimal, akan tetapi dapat berdampak tidak
1
baik. Mengingat segala
2
3
bentuk rekam medis yang merupakan data dokumentasi pribadi terkait kesehatan
menyangkut hak asasi manusia yang perlu kita hormati sesuai dengan harkat dan
martabatnya.
Kesehatan No 17 Tahun 2023, Pasal 173 huruf (c) mewajibkan fasilitas pelayanan
kesehatan untuk menyelenggarakan rekam medis. Pasal 189 huruf (h) bahwa
setiap rumah sakit wajib menyelenggarakan rekam medis. Pasal 269 memberi
penegasan bahwa setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan yang memberikan
Peraturan Menteri No 269 Tahun 2008. Ketentuan umum pada Peraturan Menteri
adalah Rekam Medis yang dibuat dengan menggunakan sistem elektronik yang
informasi kesehatan dimulai dengan dibuatnya rekam medis secara baik dan benar
oleh tenaga kesehatan pada sarana pelayanan kesehatan yang kemudian dikelola
4
2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang diatur dalam pasal 5 dan 6
yaitu infomasi elektronik dan atau dokumen elektronik dan atau hasil cetakannya
merupakan alat bukti yang sah. Dokumen elektronik dianggap sah sepanjang
keadaan. Peran alih media rekam medis manual ke rekam medis elektronik
diharapkan mampu mengurangi beban waktu dan biaya yang dibutuhkan fasilitas
pelaksanaan pembuatan dan penyimpanan rekam medis yang selama ini berlaku
bagi rekam medis berbasis kertas harus pula diberlakukan pada dokumen
digital/elektronik.
dalam bidang informasi kesehatan di Indonesia. Rekam medis sebagai salah satu
media dari manual ke elektronik. Rekam medis pasien mulai beralih menjadi
nomor 24 tahun 2022 tentang Rekam Medis. Melalui kebijakan Pasal 30 Peraturan
teknologi kesehatan yang menjadi bagian dari pilar ke-6 transformasi kesehatan.
Konferensi Pers secara virtual yang dipublikasikan pada 9 September 2022 terkait
269 Tahun 2008 yang dimutakhirkan menyesuaikan dengan ilmu pengetahuan dan
Dari uraian tersebut di atas, diketahui bahwa peran serta integritas dari
masing – masing pelaku pelaksana sistem elektronik baik itu tenaga kesehatan
Elektronik”.
2Siti Nadia Tarmizi, “Fasyankes Wajib Terapkan Rekam Medis Elektronik – Sehat Negeriku,”
Sehatnegeriku.Kemkes, last modified 2022, accessed October 17, 2023,
https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/umum/20220909/0841042/fasyankes-wajib-terapkan-
rekam-medis-elektronik/.
6
sistem elektronik?
Manfaat dari usulan penelitian ini dapat dibedakan dari dua manfaat yaitu
Dalam manfaat teoritis, penting untuk menuliskan kata kunci yang tepat
pengembangan dari pengetahuan yang sudah ada. Lebih lanjut, istilah teoritis
bukan hanya sebatas mengetahui teori saja, teoritis adalah penggambaran informal
untuk menggambarkan istilah teori yang dapat diuji di lain waktu dengan alasan
secara tes tertentu, teorinya tidak layak atau sulit secara teknis. Ini juga didukung
semua prediksi utamanya diuji jika sudah didukung oleh bukti yang cukup kuat.
atau penolakan teori yang mengacu pada kata teoritis. Menjelaskan bahwa hasil
dengan bidang ilmu dalam suatu penelitian. Hasil Penelitian ini secara teoritis
pelayanan kesehatan.
dan lain sebagainya suatu keadaan berdasarkan penelitian yang dilakukan dan
mencari solusi bagi pemecahan masalah yang ditemukan pada penelitian. Hasil
asuhan pasien beserta dampak, hambatan dan solusi dalam hal kesalahan input
data pada rekam medis elektronik. Menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan
Grand Teori adalah sebuah istilah yang ditemukan oleh seorang ahli
sosioligis bernama Charles Wright Mills dalam bukunya yang berjudul “The
Teori kurang lebih dipisahkan dari perhatian nyata kehidupan sehari-hari dan
Dalam tulisan ini yang erat relevansinya dengan pendataan rekam medis,
Rekam Medis, Teori HAM (Hak Asas Manusia), dan juga Teori Penegakan
Hukum, menjadi dasar dibentuknya tulisan ini dari sisi Grand Teori.
elektronik (RKE) adalah untuk menyimpan data dan informasi pelayanan pasien.
Agar fungsi itu tercapai, beragam metode dikembangakn secara efektif seperti
9
menjadi
10
11
tuntutan pihak organisasi pelayanan kesehatan, praktisi kesehatan serta pihak ke-
data/informasi yang lebih rinci sesuai dengan tugasnya harus senantiasa menjaga
keempat unsur di atas. Sejalan dengan semakin majunya teknologi informasi dan
kesehatan, namun rekam kesehatan tetap sebagai pusat penyimpanan data dan
informasi pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien. Untuk itu kualitas
data tetap menjadi andalan yangharus ditegakkan sesuai dengan kriteria yang
mempersyaratinya1.
rekam medis pasien di Fasilitas Pelayanan Kesehatan yang telah tersimpan dalam
suatu sistem manajemen basis data multimedia, dimana dalam sistim ini
tersimpan berbagai sumber data medis Menurut Calvin Anthony Rekam medis
data klinis, sistem pendukung keputusan klinis, standardisasi istilah medis, entri
Medis, bahwa rekam medis elektronik adalah rekam medis yang dibuat dengan
medis. Dari beberapa pengertian diatas rekam medis elektronik dapat diartikan
sebagai sistem elektronik yang berisikan data kesehatan pasien yang dikelola,
tersebut . Secara hukum data dalam RME merupakan rekaman legal dari
pelayanan yang telah diberikan pada pasien dan rumah sakit memiliki hak untuk
menyimpan data tersebut. Menjadi tidak legal, bila oknum di rumah sakit
dalam pelaksanaannya
diberikan kepada pasien di rumah sakit . Selain itu rekam medis elektronik juga
kebutuhan
10. Dapat melakukan copy cadangan informasi yang dapat diambil apabila
11. Dapat memproses data yang banyak dalam waktu yang singkat.
sakit meliputi :
kompleks karena data yang disajikan pada rekma medis elektronik tercatat
15
lengkap sehingga tenaga medis dapat lebih memahami kondisi pasien dan
berikut
rekam medis dan setiap catatan rekam medis harus dibubuhi nama,
waktu dan tanga tangan medis atau tenaga kesehatan yang memberikan
Pribadi . Pasal 4 Ayat 2 salah satu data pribadi yang bersifat khusus
Transaksi Elektronik 20
angka, kode akses, symbol atau perforasi yang memiliki makna atau arti
Medis.
medis elektronik
17
Dalam bidang layanan kesehatan, dokumen rekam medis ini sangat penting
nantinya dapat digunakan sebagai bukti dalam persidangan ketika pasien atau
Kesehatan Nomor 24 Tahun 2022 tentang rekam medis menetapkan bahwa isi
rekam medis dapat dibuka tanpa adanya persertujuan pasien apabila dibutuhkan
sengketa hukum. Hal tersebut dipertegasa dalam fungsi rekam medis dapat
Rekam medis sebagai alat bukti hukum berdasarkan Pasal 184 KUHP
menyatakan bahwa rekam medis termasuk dalam katagori surat keterangan ahli
dalam hal ini tenaga kesehatan. Sistem pembuktian dalam acara pidana
bukti dan barang bukti untuk memperoleh keyakinan atas benar tidaknya
melakukan kesalahan .Isi rekam medis diperlukan sebagai alat bukti dalam hakim
Dalam hal integritas dan autentikasi isi rekam medis sangat dibutuhkan
memberikan jaminan bahwa data dan informasi rekam medis tidak terdapat
medis.
peroleh dengan menerapkan tanda tangan elektronik sebagai alat verifikasi dan
autentifikasi atas isi rekam medis dan penanda tangan atau pembuatan catatan
2022 tentang rekam medis. Penerapan tanda tangan elektronik pada rekam medis
tanda tangan elektronik merupakan suatu cara menjamin keaslian suatu dokumen
elektronik serta menjaga supaya yang membuat atau menginput dalam suatu
waktu tidak dapat menyangkal bahwa dialah yang membuat atau penginput data
tersebut . Hal inilah sangat dibutuhkan dalam rekam medis sebagai alat bukti
hukum agar tidak ada nir-sangkal ketika rekam medis menjadi dijadikan alat
Menurut Hj. Efa Laela Fakhriah dalam jenis alat bukti yang dapat
3. Microfilm
4. Email/surat elektronik
5. Video teleconference
penggunaan oleh orang, dan/atau badan yang tidak berhak terhadap dokumen
medis; dan
1) Aspek Administrasi
dan para medis dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Seiring dengan
penggunaannya di dalam rekam medis saat ini sangat diperlukan karena kita
melihat proses pengobatan dan tindakan yang diberikan atas diri seorang
pasien dapat diakses secaara langsung oleh bagian yang berwenang atas
hal ini petugas administrasi disuatu instansi pelayanan kesehatan dapat segera
mengetahui rincian biaya yang harus dikeluarkan oleh pasien selama pasien
2) Aspek Medis
3) Aspek Hukum
tanda bukti untuk menegakkan keadilan, Rekam Medis adalah milik Dokter
dan Rumah Sakit sedangkan isinya yang terdiri dari Identitas Pasien,
kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh pasien
21
4) Aspek Keuangan
Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal
seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit, oleh karena itu
kesehatan.
5) Aspek-Aspek Penelitian
kesehatan.
6) Aspek Pendidikan
pendidikan kesehatan.
7) Aspek Dokumentasi
22
dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang
telah ditetapkan.
Pasal 301 ayat (1) : “ setiap tenaga medis dan tenaga kesehatan dalam
elektronik adalah pusat atau bisa dikatakan sebagai jantungnya informasi dalam
terkomputerisasi yang berisi data sosial dan data medis pasien, serta dapat
dikelola, digunakan dan dirujuk oleh dokter atau tenaga kesehatan yang
yang ditimbulkan atas kelalaian yang dilakukan oleh Sumber Daya Manusia
Kesehatan Rumah Sakit. Tanggung jawab hukum rumah sakit dalam pelaksanaan
pelayanan kesehatan terhadap pasien dapat dilihat dari aspek etika profesi,
hukum adminstrasi, hukum perdata dan hukum pidana. Pasien dan dari waktu-
3Rika Andriani, Hari Kusnanto, and Wahyudi Istiono, “Analisis Kesuksesan Implementasi Rekam
Medis Elektronik Di Rs Universitas Gadjah Mada,” Jurnal Sistem Informasi 13, no. 2 (2017): 90,
https://jsi.cs.ui.ac.id/index.php/jsi/article/view/544/354.
diatur dalam Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan Pasal
296 mengenai kewajiban rumah sakit, ayat (2) : “ dalam hal pelayanan kesehatan
pemalsuan dan/atau penggunaan oleh orang, dan/atau badan yang tidak berhak
b. Isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disampaikan kepada
Pasien.
c. Selain kepada Pasien, Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
f. Isi Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) paling sedikit terdiri
atas:
1) identitas Pasien;
kesehatan.
g. Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus dibuat oleh
h. Rekam Medis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) harus diberikan kepada
Pasien rawat inap dan rawat darurat pada saat pulang, atau kepada Fasilitas
i. Selain untuk Pasien rawat inap dan rawat darurat sebagaimana dimaksud pada
ayat (8), Rekam Medis dapat diberikan kepada Pasien rawat jalan apabila
dibutuhkan.
penerima rujukan sebagaimana dimaksud pada ayat (8) menjadi bagian dari
dimaksud pada ayat (8) dan ayat (9) berupa surat yang dikirimkan dan
27
atau alat komunikasi elektronik lain termasuk ponsel atau dalam bentuk
tercetak.
memasukkan data yang ada di dalam berkas medis atau dipergunakan oleh orang
tidak berwenang menggunakannya. Rekam medis harus diberi data yang cukup
perawatan serta tindakan yang diberikan kepada pasien dan konsulen dapat
dirumuskan sebagai kumpulan segala kegiatan yang dilakukan oleh para pelayan
kesehatan yang ditulis, digambarkan, atas aktivitas terhadap pasien. Rekam medis
harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik.
Pasal 46 ayat (1) menyatakan bahwa setiap Dokter atau Dokter gigi dalam
utama atas kelengkapan pengisian rekam medis terletak pada dokter dan dokter
gigi yang merawat. Dokter atau dokter gigi yang merawat bertanggung jawab
akan kelengkapan dan kebenaran isi rekam medis. Dalam mencatat beberapa
28
(resume kemungkinan dapat didelegasikan pada asisten ahli dan dokter lainnya).
Sanksi hukum, sanksi disiplin dan etik bisa dikenakan kepada dokter dan
dokter gigi yang tidak membuat rekam medis sesuai dengan Undang – Undang
medis disebutkan :
dapat mendukung pertukaran data resume medis pasien antar rumah sakit
(smart care).
rekam medis dan rekam medis online; perluasan pelayanan kesehatan bergerak
sebesar 100%.
Rekam Medis.
Kesehatan.
Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
30
yang secara langsung memberikan asuhan kepada pasien antara lain dokter,
perawat, bidan, ahli gizi, apoteker, psikolog klinis, fisioterapis, dan tenaga
pemberi asuhan adalah tenaga kesehatan sesuai dengan Pasal 197 - 199 Undang –
tenaga medis, tenaga kesehatan dan tenaga pendukung atau penunjang kesehatan.
a. Tenaga medis Dokter meliputi dokter, dokter spesialis dan dokter sub
spesialis.
b. Tenga medis dokter gigi terdiri atas dokter gigi, dokter gigi spesialis dan
d. Tenaga keperawatan
e. Tenaga kebidanan
f. Tenaga kefarmasian
i. Tenaga gizi
Penggunaan teori – teori hukum dan konsep pada dasarnya sangat penting
sebagai pisau analisis atau dasar pemikiran dalam memecahan suatu masalah
pada suatu penelitian. Penelitian ini menggunakan 4 (lima) landasan teori dan 4
(lima) konsep sebagimana sudah dijabarkan dalam konsep diatas yang digunakan
sebagai pisau analisis atau dasar pemikiran beserta kerangka pemikiran pada
penelitian ini.
memiliki arti berhasil ditaati. Menurut pendapat Amin Tunggal Widjaya dalam
kepada tindakan yang benar yang dapat membantu memenuhi pencapaian misi
efektifitas adalah suatu upaya yang dilakukan manusia dan dikatakan berhasil dan
a. Faktor hukum itu sendiri, yaitu hukum berfungsi untuk keadilan, kepastian
dan kemanfaatan
peraturannya sudah baik, namun aparat petugas hukum kurang baik, maka
terjadi ketimpangan
c. Faktor sarana dan fasilitas, yaitu sarana atau fasilitas yang mempunyai
d. Faktor masyarakat, masyarakat dalam hal ini menjadi salah satu faktor yang
cukup berpengaruh
hukum yaitu :
6Brigitta Maria Bereklau and Kadek Agus Sudiarawan, “Implemetasi Teori Efektivitas Terhadap
Fungsi Posbakum Di Pengadilan Tata Usaha Negara Denpasar,” Kerttha Desa 8, no. 8 (2020): 6,
https://ojs.unud.ac.id/index.php/kerthadesa/article/view/66333/37256.
33
kepentingan tersebut
hukum.
sebagai manusia.
harkat dan martabat serta pengakuan terhadap hak asasi manusia yang
kesewenangan.
hukum karena adanya kekuatan yang konkret bagi hukum yang bersangkutan.
Van Apeldoom menjelaskan bahwa kepastian hukum memiliki dua segi, yaitu
dapat ditentukannya hukum dalam hal yang konkret dan keamanan hukum.
Kepastian hukum menunjuk kepada pemberlakuan hukum yang jelas, tetap dan
34
pada topik kepastian hukum, dimana kepastian hukum memiliki 3 (tiga) tujuan
atau nilai dasar yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum. Pada
dan kedua dalam penelitian ini. Teori ini dimaksudkan untuk menunjukkan dan
2022 dalam hal ini mengatur pendokumentasian rekam medis hingga reaktivasi
rekam medis jika terdapat kesalahan input data sehingga perlu dikaji
4. Teori Interoperabilitas
7Mohammad Muslih, “Negara Hukum Indonesia Dalam Perspektif Teori Hukum Gustav
Radbruch,” Legalitas 4, no. 1 (2013): 130–152,
http://legalitas.unbari.ac.id/index.php/Legalitas/article/view/117.
35
tersedia untuk orang yang tepat, pada waktu dan tempat yang tepat. Untuk
Interoperabilitas penting untuk perawatan pasien karena data vital pasien dapat
medis, tes yang tidak perlu, dan pengambilan keputusan yang efisien.
Mengatakan bahwa dua atau lebih sistem informasi adalah interoperabel, tidak
hanya kemampuan untuk bertukar informasi, tetapi mereka juga harus dapat
standar untuk memastikan data yang dibagikan dalam sistem kesehatan tersedia
dan mempertahankan makna dan konteks yang sama di seluruh proses perawatan
setiap orang yang memperoleh Pelayanan Kesehatan dari Tenaga Medis dan/ atau
Tenaga Kesehatan.
a. Hak adalah kekuasaan atau kewenangan yang dimiliki seseorang atau badan
kewajiban adalah sesuatu yang harus dilakukan, hak pasien yaitu hak pribadi
jasa Kesehatan yang diterimanya, dengan hak tersebut maka konsumen akan
Hak pasien sebenarnya merupakan hak yang asasi yang bersumber dari hak dasar
berada dalam posisi yang lemah, kekurang mampuan pasien untuk membela
profesional kesehatan.
a. Hak Pasien
37
dokter pasien, hak-hak tersebut tertuang pada Pasal 4 UU Kesehatan antara lain:
Dalam hal ini pasien berhak mengetahui segala sesuatu yang berkaitan
dengan keadaan penyakit, yakni tentang diaknosis, tindak medik yang akan
dilakukan, resiko dari dilakukan atau tidak dilakukannya tindak medik tersebut.
Informasi medik yang berhak diketahui oleh pasien, termasuk pula dengan
identitas dokter yang merawat serta aturan-aturan yang berlaku di rumah sakit
tempat pasien dirawat (misalnya tentang tarif dan cara pembayaran pada rumah
sakit tersebut). Dokter dapat menahan informasi, apabila hal tersebut akan
prinsip dalam profesi kedokteran, bila ditinjau dari sudut hukum perdata maupun
sepenuhnya, hanya saja perlu diingat bahwa kontrak terapeutik itu bukanlah
yang sama untuk melakukan tindak medik dalam bidangnya, namun pasien tetap
berhak memilih dokter atau Rumah Sakit yang dikehendakinya, hak ini dapat
dilaksanakan oleh pasien tentu saja dengan pelbagai konsekuensi yang harus
Rumusan rahasia medik seperti yang tercantum dalam beberapa literatur, adalah:
1) Segala sesuatu yang disampaikan oleh pasien (secara sadar atau tidak
alternatif tindak medik yang lain. Hak ini merupakan perwujudan pasien
dengan demikian dokter atau Rumah Sakit tidak boleh memaksa pasien
menjelaskan risiko atau kemungkinan yang terjadi bila tindakan medik itu
tersebut).
Dalam usaha untuk mendapatkan “second opinion” dari dokter lain, maka
dokter pertama tidak boleh tersinggung, demikian pula dengan keputusan pasien
setelah mendapatkan second opinion, tentu saja akibat yang timbul dari perbuatan
Secara umum telah diketahui bahwa pasien adalah pemilik isi rekam medik,
tetapi dokter atau rumah sakit merupakan pemilik berkas rekam medik serta
tersebut, maka pasien harus membuat ijin tertulis atau surat kuasa untuk itu,
berdasarkan ijin itu, dokter atau rumah sakit dapat memberikan ringkasan atau
fotokopi rekam medik tersebut, meskipun dokter atau rumah sakit harus tetap
menjaga rekam medik tersebut dari orang yang tidak berhak (Agustina, Enny,
2020).
8. Hak pasien yang lainnya sebagai konsumen adalah hak untuk didengar
keluhannya kepada pihak rumah sakit sebagai upaya perbaikan Rumah Sakit
dalam pelayanannya.
40
b. Kewajiban pasien
kewajiban yang harus dipenuhi, guna untuk tercapainya kesembuhan dan sebagai
keadilan didalam suatu tindakan, dalam hal hubungan antara dua pihak (dokter-
pasien), maka hak yang satu harus diimbangi oleh kewajiban pihak yang lainnya,
sehat;
lain;
nasional
penyakitnya
3. Mentaati peraturan rumah sakit yang pada dasarnya dibuat dalam rangka
analisis permasalahan dalam rumusan pertama sehingga menjadi jelas, hak dan
kewajiban pasien yang harus di lindungi dan dipenuhi dalam kerangka kesadaran
tugasnya dengan benar menurut tolok ukur profesional (standar profesi), maka
prosedur;
3) Memperkenalkan identitas;
6) Membuat rekam;
9) Merujuk pasien;
hati nuraninya;
5) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan pasien bila kerja sama sudah
7) Hak atas itikad baik dari pasien dalam memberikan informasi yang
(Desriza Ratman,2014)
dalam masyarakat.
tidak penting dalam masyarakat. Mereka adalah orang-orang yang tidak sadar
dan tidak menaati hukum. Hukum menjamin kepastian dan keadilan. Dalam
kehidupan bermasyarakat selalu terdapat perbedaan antara pola tingkah laku atau
aturan tingkah laku yang berlaku dalam masyarakat dengan pola tingkah laku
yang diwajibkan oleh norma (aturan) hukum. Hal ini dapat menimbulkan
44
medis elektronik pasien dilaksanakan sesuai dengan standar pelayanan atas dasar
tidak tepat, dalam hal ini melanggar seluruh standar prosedur yang ada sehingga
medis yang dilakukan oleh tenaga kesehatan dan pihak terkait dapat
analisis yang merupakan pemaparan fakta – fakta hukum yang didapat melalui
penelitian ini dinamakan Penelitian Hukum. Hukum yang dijadikan sebagai objek
penelitian yaitu sebgai suatu norma kaidah yang mempedomani atau sebagai
dengan menelaah semua undang - undang dan regulasi yang bersangkut paut
memahami filosofi aturan hukum dari waktu ke waktu serta perubahan dan
juga melengkapi penelitian ini adalah pendekatan fakta dimana menurut D.H.M
Meuwissen digambarkan gejala hukum normatif yaitu fakta sosial, bahwa sesuatu
8 Pasek Diantha, Supasti Dharmawan, Gede Artha, 2018, Metode Penelitian Hukum dan
Penulisan Disertasi, Swasta Nulus, Denpasar Bali, hal 70
9Ibid , hal 166
46
Adapun data yang akan dipergunakan dalam penelitian ini yaitu data primer, data
1. Bahan hukum primer dalam penelitian ini yaitu: data Rumah Sakit Pengguna
Rekam Medis Elektronik, hasil penelitian, karya ilmiah para sarjana, jurnal ,
penelitian ini.
Bahan hukum lainnya bersumber dari perkembangan dunia maya yang sangat
pesat , situs – situs internet memiliki peranan penting dalam mencari bahan –
bahan hukum.
10Ibid, hal 57
47
Pada penelitian ini sumber data diperoleh dengan cara melakukan studi
data mengenai hal – hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, lengger, agenda, dan sebagainya. 11Terkait
analitik, metode ini berfungsi untuk mendapatkan data – data secara mendalam,
data – data mana yang mengandung makna dan dapat mempengaruhi substansi
artinya dalam pengujian hipotesis – hipotesis bertitik tolak dari data yang
data yang diperoleh dari metode observasi, wawancara tak berstruktur dan
hukum (yang merupakan data sekunder) dengan data primer yang diperoleh di
Soerjono Soekanto, analisis data kualitatif adalah suatu cara analisis yang
menghasilkan data deskriptif analitis, yaitu apa yang dinyatakan oleh responden
secara tertulis atau lisan dan juga perilaku yang nyata, yang diteliti dan
dipelajari sebagai sesuatu yang utuh.12 Teknik analisis data yang digunakan
Pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara, dan berbagai
informasi dari wawancara tiga sumber yaitu pimpinan rumah sakit, pengelola
program rekam medis elektronik dan pengguna rekam medis elektronik dalam
1. Persamaan dengan penelitian dari Cinthia Mutiara Hapsari pada yakni topik
Menteri Kesehatan Nomor 269 Tahun 2008.13 Perbedaan juga terletak pada
peneliti juga mencari dampak, hambatan dan solusi dalam hal kesalahan input
2. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Lissa Hamama yakni topik
elektronik.
rekam medis elektronik dan rekam medis sebagai alat bukti pelayanan.
269 Tahun 2008 dengan kajian yuridis normatif. 14 Penelitian yang dilakukan
14B Basyarudin, “Aspek Yuridis Rekam Medis Elektronik Dijadikan Alat Bukti Apabila Terjadi
Kesalahan Pelayanan Kesehatan,” Jurnal Cakrawala Ilmiah 1, no. 12 (2022): 3495–3510,
https://www.bajangjournal.com/index.php/JCI/article/view/3212.
52
53
Latar Belakang
Implementasi RME juga menghadirkan beberapa tantangan, salah satunya adalah potensi
penyalahgunaan wewenang oleh tenaga kesehatan dan penyelenggara sistem elektronik.
Potensi penyalahgunaan wewenang ini dapat terjadi dalam berbagai bentuk, seperti Akses
yang tidak sah ke data pasien oleh tenaga kesehatan yang tidak berwenang. Penggunaan
data pasien untuk tujuan yang tidak sah, seperti untuk kepentingan pribadi atau komersial.
Perubahan atau manipulasi data pasien, yang dapat membahayakan kesehatan pasien.
Kegagalan untuk menjaga kerahasiaan data pasien. Penting untuk melakukan penelitian
tentang penyalahgunaan wewenang dalam implementasi RME
Metode Penelitian
Dalam membahas permasalahan penelitian ini, penulis melakukan jenis penelitian yuridis normatif
Penelitian yuridis normatif yaitu penelitian yang didasarkan pada peraturan perundang-undangan, teori-
teori dan konsep- konsep yang berhubungan dengan penulisan penelitian. Data pada penelitian ini terdiri
dari data primer yang diperoleh dari sumber yang tersedia seperti perundang-undangan, hasil penelitian
dan buku.
DAFTAR PUSTAKA
Basyarudin (2022) Aspek Yuridis Rekam Medis Elektronik Dijadikan Alat Bukti
Apabila Terjadi Kesalahan Pelayanan Kesehatan, Jurnal Cakrawala
Ilmiah. Available at:
https://www.bajangjournal.com/index.php/JCI/article/view/3212.
Diantha, P., Dharmawan, S. and Gede, A. (2018) Metode Penelitian Hukum dan
Penulisan Disertasi. Denpasar: Swasta Nulus.
f.
2023).
Keshta, I. and Odeh, A. (2021) Security and privacy of electronic health records:
Concerns and challenges, Egyptian Informatics Journal. Available at:
https://doi.org/10.1016/j.eij.2020.07.003.
Konsil Kedokteran Indonesia (2006) Manual Rekam Medis, Buku Manual Rekam
Medis. Indonesia. Available at:
http://www.kki.go.id/assets/data/menu/Manual_Rekam_Medis.pdf.
Lestari, S. (2021) Peran Rekam Medis Elektronik Sebagai Alat Bukti Transaksi
Terapeutik Di Rumah Sakit, Universitas 17 Agustus 1945 Semarang.
Available at:
https://arpusda.semarangkota.go.id/uploads/data_karya_ilmiah/20220112
103723-2022-01-12data_karya_ilmiah103720.pdf.