Anda di halaman 1dari 44

PROPOSAL

PELAKSANAAN PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI RUMAH

SAKIT (STUDI LITERATUR)

Oleh :

Mochammad Taufik Hidayatulloh

NIM. 201811025

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

YAYASAN RS DR. SOETOMO

SURABAYA

2021
PROPOSAL

PELAKSANAAN PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI RUMAH

SAKIT (STUDI LITERATUR)

Oleh :

Mochammad Taufik Hidayatulloh

NIM. 201811025

PRODI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

YAYASAN RS DR. SOETOMO

SURABAYA

2021

i
HALAMAN PERSETUJUAN

PELAKSANAAN PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI RUMAH

SAKIT (STUDI LITERATUR)

Telah layak untuk diujikan sebagai persyaratan

memperoleh gelar Ahli Madya Kesehatan

Disetujui pada tanggal : 1 Juni 2021

Dosen Pembimbing

Diah Wijayanti Sutha, S.ST., M.Kes

ii
HALAMAN PENGESAHAN

PELAKSANAAN PENYIMPANAN BERKAS REKAM MEDIS

BERDASARKAN STANDAR PROSEDUR OPERASIONAL DI RUMAH

SAKIT (STUDI LITERATUR)

Telah diuji pada tanggal 5 Juni 2021

Dosen Penguji 2, Dosen Penguji Pembimbing/Penguji 1,

Bambang Nudji, M.Si Diah Wijayanti Sutha, S.ST.,M.Kes

Mengetahui,

Koordinator KTI,

Alfina Aisatus Saadah S.Tr.Keb.,M,Kes

iii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL................................................................................................. vi

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... vii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1

1.2. Identifikasi Penyebab Masalah ............................................................... 4

1.3 Batasan Masalah ...................................................................................... 5

1.4 Rumusan Masalah.................................................................................... 5

1.5 Tujuan ...................................................................................................... 5

1.6 Manfaat Penelitian ................................................................................... 6

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 7

2.1 Rumah Sakit ............................................................................................ 7

2.2 Rekam Medis ........................................................................................... 9

2.3 Metode Perhitungan Beban kerja (WISN) ............................................. 12

2.4 Sarana dan Sarana Penjajaran ................................................................ 13

2.5 Privasi, Kerahasiaan dan Keamanan...................................................... 15

2.6 Standar Prosedur Operasional ( SPO )................................................... 16

2.7 Prosedur Penyimpanan .......................................................................... 18

2.8 Peminjaman dan Pengembalian Rekam Medis (Retrieval) ................... 22

iv
BAB 3 METODE PENELITIAN ....................................................................... 25

3.1 Kriteria Inklusi Naskah .......................................................................... 25

3.2 Tahapan Penjaringan Artikel Naskah .................................................... 26

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 29

v
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Kriteria Inklusi ………...……………………..……………………….. 25

3.2 Cheklist Penilaian……………………………………………………... 28

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Identifikasi Penyebab Masalah………………………………………….. 4

3.1 Tahapan Penjaringan Naskah…………..………………………………. 26

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Lembar Cheklist Penilaian Artikel……………………..…..…….……....31

2. Lembar Konsultasi KTI…………………………………………..………32

viii
DAFTAR SINGKATAN

UU : Undang- Undang

RI : Republik Indonesia

Permenkes : Peraturan Mentri Kesehatan

Depkes : Departemen Kesehatan

SPO : Standart Operasional Prosedur

DRM : Dokumen Rekam Medis

STIKES : Sekolah Tingga Ilmu Kesehatan

BRM : Berkas Rekam Medis

ix
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rumah Sakit merupakan unit pelayanan kesehatan yang memiliki peran yang

sangat strategis dalam melakukan upaya untuk mempercepat peningkatan derajat

kesehatan masyarakat, menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

paripurna, serta menyedikan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan rawat gawat

darurat, untuk dapat memberikan pelayanan prima kepada pasien, Rumah Sakit

dituntut memiliki suatu sistem tata kelola yang baik dan bermutu, salah satunya

adalah manajemen pelayanan kesehatan, dimana dalam manajemen pelayanan

kesehatan meliputi: tertib administrasi, SDM yang terampil, peralatan yang

memadahi, keuangan yang akuntable dan metode pelayanan yang bagus (Depkes

RI, 2009).

Dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit, unit rekam medis dan informasi

kesehatan berperan dan berfungsi dalam mengolah data pasien menjadi informasi

kesehatan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan manajemen, serta untuk

mendukung upaya tertib adminitrasi dalam kegiatan tata kelola di rumah sakit.

Dalam mendukung hal tersebut diperlukan penataan pengarsipan berkas agar tidak

tumpang tindih sehingga data yang terekam valid, salah satu adalah keberadaan

Standar Prosedur Operasional (SPO). Menurut Sailendra A. 2015, Standar

Prosedur Operasional (SPO) adalah sistem yang disusun untuk memudahkan,

merapihkan dan menertibkan pekerjaan. Sistem ini berisi urutan

1
2

proses melakukan pekerjaan dari awal sampai akhir. Standar Prosedur

Operasional (SPO) merupakan panduan yang digunakan untuk memastikan

kegiatan operasional organisasi atau perusahaan berjalan dengan lancar”.

Sedangkan Budihardjo, I. M. (2014) menyatakan :“Standar Prosedur Operasional

(SPO) adalah suatu perangkat lunak pengatur, yang mengatur tahapan suatu

proses kerja atau prosedur kerja tertentu. Sebagaimana dalam penjelasan tersebut

diatas menunjukkan SPO mempunyai peran penting dalam penata laksanaan

dokumen kearsipan yang menjamin fungsi pelayanan yang bermutu dan faktor

penunjang lainnya seperti kemampuan SDM, oleh karena itu keberadaan SPO

harus selalu ada. Definisi SPO menurut Atmoko, 2011 menyatakan “Standar

Prosedur Operasional (SPO) merupakan suatu pedoman atau acuan untuk

melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat penilaian kinerja

instansi pemerintah maupun non-pemerintah, usaha maupun non-usaha,

berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif, dan prosedural sesuai tata

kerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang bersangkutan”.

Seiring dengan pelaksanaan SPO, dimana masalah tata kelola pengarsipan

dokumen medis dan etika profesi masih banyak ditemukan di lapangan,

sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Djusmalinar Djohar, dkk (2017)

dalam artikel jurnal Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia Vol 6 No. 2

(2018) tentang Analisis Penyebab Terjadinya Missfile Dokumen Rekam Medis

Rawat Jalan di Ruang Penyimpanan (Filling) RSUD Kota Bengkulu Tahun 2017.

Thabran Talib, 2017 dalam artikel jurnal Manajemen Informasi Kesehaan

Indonesia Vol 6 No. 2 (2017) tentang Analisis beban kerja Tenaga Filing Rekam

Medis. Budi Riyanto, dkk (2012) dalam artikel jurnal rekam Medis Vol VI No.2
3

tentang Tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan dan Pengambilan Dokumen Rekam

Medis di Bagian Filing RSUD Kabupaten Karanganyar.

Selanjutnya beberapa penelitian yang dilakukan oleh Sanggamele C., K Klibu F,

Maramis F. 2018. Dalam artikel jurnal kesmas Vol 7 No. 4 tentang Analisis

Pengelolaan Rekam Medis di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Manado.

Kemudian Zulham Andi Ritonga, Faradila Maya Sari, 2019. Dalam artikel jurnal

ilmiah perekam dan informasi kesehatan Imelda Vol 4 No. 2 tentang Tinjauan

sistem Penyimpanan Berkas Rekam Medis di RSUP H. Adam Malik. Dari

beberapa penelitian yang telah dilakukan menunjukkan masih terdapat beberapa

masalah yang perlu mendapat penyelesaian antara lain: (1) terjadinya missfile

pada dokumen, (2) beban kerja pada petugas filling pada rekam medik, (3)

tinjauan Pelaksanaan Penyimpanan dan Pengambilan Dokumen Rekam Medis di

bagian filling, (4) Analisis Pengelolaan Rekam Medis dan (5) Tinjauan sistem

Penyimpanan Berkas Rekam Medis.

Secara keseluruhan dalam pelaksanaan tata kelola sistem penyimpanan berkas

medis yang baik sangat perlu diperlukan, karena hal ini sangat berpengaruh pada

pelayanan berkas medis dan pada akhirnya dapat menghambat proses pelayanan

dan informasi kesehatan baik pada pasien maupun petugas kesehatan sendiri. Oleh

karena itu peneliti ingin menganalis dan mengumpulkan segala informasi dari

beberapa artikel jurnal yang terbaru mengenai permasalahan yang terjadi terkait

penyimpanan berkas rekam medis yang sesuai dengan Standar Operasional

Prosedur, salah satunya terjadinya missfile sehingga dari hasil kajian literatur ini

dapat diketahui lebih jauh dalam menyelesaikan permasalahan tersebut.


4

1.2. Identifikasi Penyebab Masalah

Dalam studi literatur ini tentang Permasalahan Penyimpanan berkas untuk

mengurangi kejadian missfile dan masalah tentang pentingnya penlaksanaan SPO dalam

penyimpanan berkas medis untuk mengurangi kejadian missfile dapat diuraikan

dalam bentuk diagram fishborn sebagaimana dalam gambar 1.1. dibawah ini. Ada

beberapa faktor yang dapat menyebabkan masalah dikelompokkan menjadi Man,

Metode, Mechine, Money dan Material, sebagai berikut:

Material Money Man


-Berkas Rekam
Medis
-Sarana dan Kurang Petugas
Prasarana Pendanaan Rekam Medis

Sistm Tata Kelola Optimalisasi SOP


Manajemen Terhadap kejadian
Penyimpanan Missfile pada
Berkas Medis Penyimpanan Berkas
Medis di RS
-Sistim Penyimpanan
-Sistim Penomoran Sistim aplikasi

Metode Machine

Gambar 1 1 Identifikasi Penyebab Masalah

Berdasarkan permasalahan tersebut optimalisasi Pelaksanaan SPO Rekam Medis

di Unit Filling RS, dapat identifikasi penyebab masalah, sbb:

1. Faktir Man yaitu petugas RM yang menimbulkan masalah seperti missfile dan

respontime belum optimal dalam pelaksanaan SPO Rekam Medis di Unit

Filling di Rumah Sakit

2. Material: Faktor kemungkian tidak adanya buku ekspedisi, sistem penomoran

Berkas Rekam Medis, Ketersediaan Rak untuk menampung BRM yang ada,
5

tidak adanya tracer yang dapat mempermudah penyimpanan dan pengambilan

BRM.

3. Faktor biaya pada penelitian ini adalah biaya untuk kebutuan ruang filling

4. Sistem penyimpanan termasuk kedalam Mechine.

1.3 Batasan Masalah

Dari kajian masalah yang ada, maka penelitian ini dibatasi dan difokuskan pada

Faktor Man, yaitu Petugas Rekam Medis di unit filling. Sebagaimana Tugas

Pokok Filling (penyimpanan dan pengambilan), faktor Material yang dilihat

adalah terdiri dari buku ekspedisi Berkas Rekam Medis, rak yang cukup untuk

menampung Berkas Rekam Medis yang ada, faktor tidak adanya tracer yang dapat

mempermudah penyimpanan dan pengambilan Berkas Rekam Medis. Terakhir

yaitu faktor Methode yaitu SPO sistem penyimpanan dan pengembalian Berkas

Rekam Medis.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakan di atas, maka rumusan masalah yang diambil

peneliti adalah “Bagaimana sistem pelaksanaan penyimpanan berkas rekam medis

dalam penerapan standar prosedur operasional di rumah sakit?”

1.5 Tujuan

1.5.1 Tujuan Umum

Secara umum untuk menganalisis pelaksaanan penyimpanan berkas rekam

medis dalam penerapan Standar prosedur Operasional di Rumah Sakit.

1.5.2 Tujuan Khusus

1. Mengidentifikasi faktor Man dalam pelaksanaan penyimpanan berkas rekam


6

medis di Rumah Sakit

2. Mengidentifikasi faktor Material dalam pelaksanaan penyimpanan berkas

rekam medis di Rumah Sakit

3. Mengidentifikasi faktor Methode dalam pelaksanaan penyimpanan berkas

rekam medis di Rumah Sakit

1.6. Manfaat Penelitian

1.6.1 Bagi Peneliti

1. Menambah pengetahuan dan wawasan peneliti dalam upaya

mengembangkan dan menerapkan pengetahuan ilmu rekam medis dan

informasi kesehatan yang di peroleh selama masa pendidikan di bangku kuliah

2. Bahan Kajian untuk penelitian selanjutnya

1.6.2 Bagi Rumah Sakit

1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dalam

melakukan penyimpanan berkas rekam medis sehingga dapat meningkatkan

kualitas pelayanan

2. Sebagai masukan dan evaluasi untuk menjaga berkas rekam medis pasien

agar meminimalisir terjadinya berkas yang rusak dan hilang.

1.6.3 Bagi STIKES Yayasan RS Dr. Soetomo

Sebagai bahan referensi utuk bacaan mahasiswa dan dapat digunakan sebagai

bahan ajar perkuliahan.


7

BAB 2

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Rumah Sakit

Rumah Sakit menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 4 Tahun 2018 adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Menurut

(Rikomah, 2017) rumah sakit memiliki tugas dan fungsi berdasarkan undang-

undang No. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Sebagaimana tugas rumah sakit

adalah melaksanakan upaya pelayanan kesehatan secara berdaya guna dan

berhasil guna dengan mengutamakan penyembuhan dan pemulihan yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan peningkatan dan pencegahan serta

pelaksanaan upaya rujukan, rumah sakit juga mempunyai tugas memberikan

pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedangkan untuk fungsi rumah

sakit adalah :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

dengan standar pelayanan rumah sakit.

2. Pemeliharaan dan peningkataan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.

3. Pelayanan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka

peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.

4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi

bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan

memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.


8

Menurut Rikomah, 2017 Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Pelayanan

di rumah sakit, diantaranya yaitu:

a. Klinis

Pelayanan kesehatan yang diberikan di rumah sakit terkait dengan pelayanan

dokter, perawat dan terkait dengan teknis medis

b. Efisiensi dan efektifitas

Pelayanan kesehatan yang mudah pengaksesanya, tepat guna, diagnose yang

tepat dan terapi yang diberikan tepat akan sangat memengaruhi dalam hal

peningkatan kualitas pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan di rumah sakit.

c. Keamanan pasien

Pelayanan yang meberikan upaya perlindungan terhadap pasien, misalnya

perlindungan jatuh dari tempat tidur, kebakaran sanga harus diperhatikan karena

adanya pengurangan angka kejadian kecelakaan pada pasien maupun tenaga

kesehatan di rumah sakit akan mempengaruhi baik buruknya akreditasi suatu

rumah sakit.

d. Kepuasan pasien

Pelayanan kesehatan yang baik dan berkualitas apabila dapat kenyamanan

pasien selama dirawat di rumah sakit, adanya keramahan yang diberikan oleh

tenaga kerja di rumah sakit dan kecepatan pelayanan yang diberikan tenaga

kesehatan sangat mempengaruhi akan peningkatan kualitas pelayanan di rumah

sakit.

e. Bagian registrasi pasien

Pelayanan yang diberikan tenaga kesehatan sangat mempengaruhi oleh bagian

registrasi pasien, apabila pasien tidak diberikan pelayanan yang ramah,

komprehensif maka dapat mempengaruhi kualitas pelayanan tersebut.


9

f. Kesigapan tenaga kesehatan

Kualitas pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh kesigapan dan kecepatan

tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan di rumah sakit.

g. Kelengkapan sarana dan prasarana

Adanya tempat yang bersih, nyaman, serta peralatan yang memadai untuk

menunjang kesembuhan penyakit pasien sangat mempengaruhi kualitas pelayanan

di rumah sakit.

h. Petugas mempunyai dedikasi yang tinggi seperti terampil, ramah, sopan,

simpati, luwes, penuh pengertian mempunyai kemampuan komunikasi dengan

baik yang sangat diharapkan dalam pemberian pelayanan kepada pasien, apabila

hal ini dilakukan oleh petugas di rumah sakit, maka pasien yang berkunjung untuk

berobat akan senang dan nyaman.

i. Prosedur kerja yang jelas, tegas dan tersusun rapi

Prosedur yang jelas, tersusun rapi dan tegas sangat diperlukan dalam hal

pelayanan, apabila tidak ada prosedur yang jelas dalam pelayanan, maka akan

membingungkan pasien untuk melakukan pengobatan di rumah sakit tersebut,

khususnya pasien baru.

2.2. Rekam Medis

2.2.1 Pengertian Berkas Rekam Medis

Menurut Permenkes No. 269 tentang rekam medis, rekam medis adalah

berkas yang berisikan catatan dan dokumen tentang identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien. (Depkes,

2008).

1. Tujuan Rekam Medis

Tujuan rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam


10

rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung

suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, mustahil tertib

administrasi rumah sakit akan berhasil sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan

tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya

pelayanan kesehatan di rumah sakit.

2. Manfaat Rekam Medis

Manfaat rekam medis secara umum adalah:

a. Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut

ambil bagian dalam memberikan pelayanan, pengobatan, perawatan kepada

pasien.

b. Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan / perawatan yang harus di

berikan kepada seorang pasien.

c. Sebagai bukti tertulis atas segala tindakan pelayanan, pengebangan penyakit

dan pengobatan selama pasien berkunjung / di rawat di rumah sakit.

d. Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian dan evaluasi terhadap

kualitas pelayanan yang di berikan kepada pasien.

e. Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan

tenaga kesehatan lainnya.

f. Menyediakan data – data khususnya yang sangat berguna untuk keperluan

penelitian dan pendidikan.

g. Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medik pasien.

h. Menjadi sumber ingatan yang harus di dokumentasikan, serta bahan

pertanggung jawaban dan pelaporan

3. Kegunaan Rekam Medis

Selain untuk digunakan unuk keperluan manajamen pelayanan pasien,


11

pemantauan kualitas pelayanan kesehatan, kesehatan masyarakat/komunitas, dan

perencanaan dan pemasaran fasilitas pelayanan kesehatan, rekam medis juga

seringkali digunakan untuk beberapa kebutuhan lain yang seringkali dirangkum

dalam akronim ALFRED ( Administration, Legal, Finance, Research, Education,

Documentation).

a. Aspek Administration (Administrasi)

Rekam medis digunakan untk kebutuhan administrasi dalam pelayanan

kesehatan. jejak pasien diterima, baik rawat jalan, rawat darurat, maupun rawat

inap, hingga pasien pulang. Semua proses pencatatan ini kelak akan sangat

dibutuhkan pada saat menelusuri kembali riwayat kedatangan pasien tersebut.

b. Aspek Legal (Hukum)

Rekam medis digunakan sebagai bukti telah terjadinya proses pelayanan

kesahatan. Rekam medis akan dihadirkan dalam proses persidangan untuk

menyelesaikan kasus medis yang bermuatan hukum guna menelusuri kembali

kembali kejadian suatu pelayanan kesehatan melalui runtutan “cerita” yang

tercatat/terekam di dalamnya. Itulah sebabnya makan rekm medis harus segera

dibuat setelah melakukan suatu pelayanan kesehatan. Konsep “Tulis yang

dilakukan dan lakukan yang ditulis” merupakan salah satu kunci agar rekam

medis dapat melaksanakan fungsi legal/hukumnya.

c. Aspek Finance (Keuangan)

Rekam medis digunakan untk menghitung biaya pelayanan kesehatan yang

telah diberikan kepada pasien. Hal ini terutama apabila sistem penagihan biaya

pelayanannya berdasarkan item pelayanan yang telah diberikan. Jika

menggunakan sistem penagihan biaya pelayanan berdasarkan diagnosis (seperti

system INA DRG) maka ketepatan diagnosis dan keakuratan kode diagnosis
12

sangat berpengaruh terhadap nilai klaim pembiayaan yang diajukan.

d. Aspek Research (Penelitian)

Banyak penelitian, baik bdang medis maupun non-medis, yang dilakukan

dengan menggunakan rekam medis sebagai sumber datanya. Dalam hal

penggunaan informasi dalam rekam medis untuk penelitian tetap harus

memperhatikan etika dan peraturan perundangan yang berlaku.

e. Aspek Education (Pendidikan)

Dalam proses pendidikan tenaga kesehatan, baik kelompok tenaga medis,

paramedis, penunjang medis, keteknisian medis, maupun keterapian fisik, banyak

digunakan informasi dalam rekam medis sebagai bahan pendidikan. Penggunaan

informasi dalam rekam medis untuk pendidiikan harus memperhatikan etika dan

peraturan perundangan yang berlaku.

f. Aspek Documentation (Dokumentasi)

Suatu dokumen rekam medismempunyai nilai dokumentasi, karena isinya

menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai

bahan pertanggung jawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam

penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien.

Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah

dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan.

2.3 Metode Perhitungan Beban kerja (WISN)

Elemen penting dalam melakukan perencanaan SDM di rumah sakit adalah

dengan melakukan analisis kebutuhan sumber daya manusia, salah satu indikator

untuk menentukan kebutuhan sumber daya manusia di institusi pelayanan

kesehatan adalah berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilakukan oleh personil
13

di bagian atau unit tempat kerja (Indriana, 2009). Pada tahun 2003, Kementerian

Kesehatan melalui Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 81/Menkes/SK/I/2003

mengeluarkan Pedoman PenyusunanPerencanaan Sumber Daya Manusia

Kesehatan Di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit merupakan

pedoman yang digunakan untuk penyusunan rencana penyediaan dan kebutuhan

SDM di institusi pelayanan kesehatan. Pedoman tersebut menggunakan metode

WISN (Workload Indicators of Staffing Need), yaitu metode penghitungan

kebutuhan SDM berdasarkan beban kerja. Meskipun demikian, Nuryanto (2005)

menjelaskan bahwa hingga saat ini hanya beberapa rumah sakit di Indonesia yang

baru menggunakan metode WISN untuk menghitung kebutuhan SDM.

Dalam menetapkan standar beban kerja, dalam menghitung standar beban kerja

menggunakan rumus WISN adalah sebagai berikut:

Waktu Kerja Tersedia


Standar Beban Kerja= Rata2 kegiatan Pokok

Untuk mengetahui standar beban kerja, perlu mengetahui kegiatan pokok,

kuantitas/volume beban kerja selama 1 tahun, dan rata-rata waktu yang diperlukan

untuk menyelesaikan setiap kegiatan pokok. Sehingga diketahui standar beban

kerja untuk masing-masing kegiatan pekerjaan.

2.4 Sarana dan Sarana Penjajaran

Menurut (S.Rono, 2016) agar sistem penyimpanan dan penjajaran dalam

terlaksana dengan baik maka dibutuhkan adanya ruang penyimpanan (ruang

filing) dan sarana penjajaran dokumen rekam medis (lemari berkas).

Ruang filing hendaknya memenuhi beberapa kriteria berikut ini:

1. Merupakan ruang khusus, terpisah dari pelayanan lain yang tidak terkait

langsung dengan pelayanan rekam medis. Di beberapa rumah sakit (mungkin


14

karena keterbatasan ruang yang ada) masih ada yang menggunakan ruang tata

usaha sebagai ruang filing rekam medis juga. Pemisahan fungsi ruang ini untuk

menjaga aspek kerahasiaan rekam medis sehingga orang yang tidak berhak

untuk tahu isi rekam medis tidak bisa mendapatkan informasi dari rekam medis.

Hal ini terkait aspek privacy dari rekam medis, yaitu bahwa hanya orang/pihak

yang berhak saja yang boleh tahu isi rekam medis.

2. Memiliki pintu dan dapat dikunci. Tampaknya hal ini sederhana atau bahkan

seperti berlebihan namun nyatanya masih bisa dijumpai rumah sakit yang

ruang filing-nya tidak berpintu sehingga orang leluasa masuk dan keluar ruang

filing, bahkan yang tidak berhak sekalipun. Selain terkait aspek privacy dari

rekam medis, hal ini juga terkait aspek security dari rekam medis yaitu bahwa

rekam medis harus aman secara fisik dari gangguan manusia, hewan dan alam

(sejauh bisa diupayakan). Perusakan dan pencurian merupakan bentuk

gangguan fisik oleh manusia.

3. Bersih dan terawat. Hal ini terkait langsung dengan aspek security dari rekam

medis, yang selain harus aman secara fisik dari gangguan manusia, juga harus

aman secara fisik dari gangguan hewan dan alam. Kerusakan medis berkas bisa

disebabkan pula oleh semut, rayap, kecoa dank utu. Gangguan dari alam yang

diupayakan untuk dihindari adalah api, air, debu dan cahaya matahari

langsung. Adanya alat pemadam api ringan (APAR) di ruang filing merupakan

hal yang penting. Menjaga dan mencegah dari genangan air (banjir) dan

kebocoran juga penting untuk diperhatikan. Ketertiban penggunaan sarana

listrik masih sering diabaikan, padahal bisa menjadi sumber api yang bisa

menghancurkan dokumen rekam medis. Hal lain yang perlu diperhatikan pula

dalam hal kebersihan dan perawatan ruang filing adalah ventilasi udara dan
15

kelembaban ruang.

2.5 Privasi, Kerahasiaan dan Keamanan

Menurut (Gemala R. Hatta, 2008) menjaga keamanan dalam menyimpan

data/informasi, unsur keakuratan data/informasi dan kemudahan akses menjadi

tuntutan pihak organisasi pelayanan kesehatan, praktisi kesehatan serta pihak

ketiga yang berwenang. Sedangkan pihak yang membutuhkan data/informasi

harus senantiasa menghormati privasi pasien. Secara keseluruhan, keamanan

(security), privasi (privacy), kerahasiaan (confidentiality) dan keselamatan (safety)

adalah perangkat yang membentengi data/informasi dalam rekam medis. Dalam

konsep pelayanan kesehatan dikenal istilah privasi, kerahasiaan dan keamanan.

1. Privasi adalah hak seseorang untuk mengontrol akses informasi atas rekam

medis pribadinya.

2. Kerahasiaan (confidentiality) adalah proteksi terhadap rekam kesehatan dan

informasi lain pasien dengan cara menjaga informasi pribadi pasien dan

pelayanannya. Dalam pelayanan kesehatan, informasi itu hanya diperuntukkan

bagi pihak tenaga kesehatan yang berwenang.

Sedangkan berdasarkan Pedman Penyelenggaraan dan Prosedur rekam Medis

(Departemen Kesehatan RI, 2006) dinyatakan bahwa:

“Pada dasarnya terdapat dua kategori informasi yang bersumber dari rekam

medis:

1. Informasi yang mengandung nilai kerahasiaan, yaitu laporan atau catatan yang

terdapat dalam dokumen rekam medis sebagai hasil pemeriksaan, pengobatan,

observasi atau wawancara dengan pasien. Informasi ini tidak boleh

disebarluaskan kepada pihak yang tidak berwenang karena menyangkut

informasi pribadi individu pasien.


16

2. Informasi yang tidak mengandung nilai kerahasiaan, yaitu jenis informasi

perihal identitas (nama, alamat, dll) serta informasi lain yang tidak

mengandung nilai medis.” Keamanan (security) adalah perlindungan terhadap

privasi seseorang dan kerahasiaan rekam medis. Dengan kata lain, keamanan

hanya memperbolehkan pengguna yang berhak untuk membuka rekam medis.

Dalam pengertian yang lebih luas, keamanan juga termasuk proteksi informasi

pelayanan kesehatan dari rusak, hilang atau pengubahan data akibat ulah pihak

yang tidak berhak.

2.6 Standar Prosedur Operasional ( SPO )

2.6.1 Pengertian SPO

Menurut Tambunan, R. M. (2013). SPO pada dasarnya adalah pedoman yang

berisi prosedur-prosedur operasional standar yang ada didalam suatu organisasi

yang digunakan untuk memastikan bahwa setiap keputusan, langkah atau tindakan

dan penggunaan fasilitas pemprosesan yang ada di laksanakan oleh orang-orang di

dalam suatu organisasi telah berjalan secara efektif, konsisten. Menurut (sutoto,

2012) menyatakan bahwa “SPO adalah perangkat Instruksi/langkah-langkah yang

dibakukan untuk menyelesaikan proses kerja rutin tertentu.

2.6.2 Tujuan Penyusunan SPO

Menurut Panduan Penyusunan Akreditasi (2012 :15) menyatakan bahwa

Agar berbagai proses kerja rutin terlaksanadengan efisien, efektif,

konsisten/seragam dan aman, dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

melalui pemenuhan standard yang berlaku.

2.6.3 Manfaat SPO

Manfaat SPO yaitu memenuhi persyaratan pelayanan Akreditasi Rumah


17

Sakit, mendokumentasi langkah-langkah kegiatan dan memastikan Staf Rumah

Sakit memahami bagaimana melaksanakan pekerjaan.

2.6.4 Isi SPO

Menurut Panduan Penyusunan Akreditasi (2012 :18), isi SPO berisi

penjelasan dan definisi tentang istilah yang mungkin sulit dipahami atau

menyebabkan salah pengertian. Tujuan SPO berisi tujuan dan pelaksaaan SPO

secara sepesifik. SPO juga sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk

melaksanakan suatu tugas yang akan dicapai. Kebijakan berisi beberapa kebijakan

Direktur/ Pimpinan RS yang menjadi dasar dibuatnya SPO tersebut. Dicantumkan

kebijakan yang mendasari SPO tersebut, diikuti dengan peraturan/keputusan dari

kebijakan terkait. Bagian SPO sebagai prosedur, bagian ini merupakan bagin

utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk menyelesaikan proses

kerja tertentu. Unit terkait berisi Unit-unit terkait an atau prosedur terkait dalam

proses kerja tersebut.

2.6.5 Peran dan Manfaat SPO

1. Sebagai pedoman kebijakan. SPO menjadi pedoman kebijakan yang

merupakan dasar bagi seluruh kegiatan organisasi, secara operasional maupun

administratif.

2. Sebagai pedoman kegiatan. SPO menjadi pedoman kegiatan-egiatan organisasi,

baik secara operasional maupun administratif.

3. Sebagai pedoman Birokrasi. SPO menjadi pedoman untuk memalidasi

langkah- langkah kegiatan dalam organisasi.

4. Sebagai pedoman Administrasi. SPO menjadi pedoman terkait pnggunaan

formulir, dokumen, blanko dan laporan yang digunakan dalam kegiatan

organisasi.
18

5. Sebagai pedoman Evaluasi Kinerja. SPO menjadi pedoman penilaianefektifitas

kegiatan organisasi.

6. Sebagai pedoman Integrasi. SPO menjadi pedoman mengintegasikan kegiatan-

kegiatan organisasi, untuk membantu mencapai tujuan organisasi.

2.7 Prosedur Penyimpanan

2.7.1 Pengertian Penyimpaan

Penyimpanan adalah suatu sistem yang digunakan pada penyimpanan arsip

yang mana untuk memudahkan dan menemukan arsip yang sudah disimpan serta

dapat dilakukan dengan cepat bilamana arsip tersebut sewaktu-waktu dibutuhkan.

2.7.2 Cara Penyimpanan

Sistem di Tempat Penyimpanan Berdasarkan Permenkes No 269 tahun 2008

tentang Rekam medis, dokumen Rekam Medik harus disimpan dengan tata-cara

tertentu. Selain itu, karena DRM termasuk arsip seperti pada ketentuan yang

ditunjuk dalam No,

U. U. (43). tahun 2009 Tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Kearsipan. maka

DRM pun harus dikelola dan dilindungi sehingga aman dan terjaga

kerahasiaannya. Perlindungan tersebut meliputi tempat atau alat yang digunakan

untuk menaruh, meletakkan, menyimpan arsip sehingga aman; perbuatan

melindungi, menjaga informasi yang dihasilkan dan yang diterima; keselamatan

arsip dari bahaya atau kerusakan dan pencurian oleh orang yang tak bertanggung

jawab dan usaha penyimpanan, pengamanan dan pengawetan arsip.

Sehubungan dengan Berkas Rekam Medis berisi data individual yang bersifat

rahasia, maka setiap lembar formulir Berkas Rekam Medis harus dilindungi
19

dengan cara dimasukkan ke dalam folder atau map sehingga setiap folder berisi

data dan informasi hasil pelayanan yang diperoleh pasien secara individu (bukan

kelompok atau keluarga). Untuk kepentingan penyimpanan, folder BRM tak sama

dengan folder atau map pada umumnya. Pada folder Berkas Rekam Medis

memiliki “lidah” yang digunakan untuk menulis nomor rekam medis dan

menempelkan kode warnanya. Ketika folder disimpan, “lidah” tersebut

ditonjolkan keluar sehingga akan tampak nomor rekam medis kode warna diantara

folder-folder BRM.

Menurut (Depkes RI 2006) ditinjau dari lokasi penyimpanan berkas rekam medis,

maka cara penyimpanannya dibagi menjadi 2 cara yaitu:

1. Sentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara sentral yaitu suatu sistem

penyimpanan dengan cara menyatukan berkas rekam medis pasien rawat jalan,

rawat inap, dan rawat darurat kedalam suatu folder tempat penyimpanan.

Kelebihan dan kekurangan penyimpanan berkas rekam medis secara sentralisasi

menurut (Depkes RI 2006) adalah :

Kelebihannya

a. Mengurangi terjadinya duplikasi dalam pemeliharaan dan penyimpanan berkas

rekam medis

b. Mengurangi jumlah biaya yang diperlukan untuk peralatan dan ruangan.

c. Tatakerja dan peraturan mengenai kegiatan pecatatan medis mudah

distandarisasikan.

d. Memungkinkan peningkatan efisiensi kerja petugas penyimpanan.


20

Kekurangannya:

a. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan, rawat

inap.

b. Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam

2. Desentralisasi

Sistem penyimpanan dokumen rekam medis secara desentralisasi yaitu suatu

sistem penyimpanan dengan cara memisahkan berkas rekam medis pasien rawat

jalan, rawat darurat, dan rawat inap pada folder tersendiri dan atau tempat

tersendiri. Biasanya berkas rekam medis pasien rawat jalan dan rawat darurat

disimpan pada rak penyimpanan berkas rekam medis di unit rekam medis atau

ditempat pendaftaran rawat jalan. Sedangkan berkas rekam medis rawat inap

disimpan diruang penyimpanan lain, seperti dibangsal atau di unit rekam yang

terpisah dari tempat penyimpanan rekam medis rawat jalannya. Kelebihan dan

kekurangan penyimpanan berkas rekam medis secara disentralisasi menurut

(Depkes RI 2006) adalah:

Kelebihan :

a. Efisiensi waktu

b. Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih ringan.

Kekurangan :

a. Terjadi duplikasi dalam pembuatan berkas rekam medis

b. Biaya yang dikeluarkan banyak untuk peralatan dan ruang.

2.6.3 Ruang Filing (Penyimpanan Dokumen Rekam Medis)

Ruang filing merupakan suatu ruang penyimpanan dokumen rekam medis

rawat jalan, rawat inap, dan rawat darurat, selain itu juga sebagai penyedia
21

berbagai dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan serta melindungi

dokumen rekam medis terhadap berbagai kerusaakan. Dan merupakan salah satu

bagian rekam medis yang bertugas dalam penyimpanan dokumen rekam medis dan

menjaga isi kerahasiaan isi dari dokumen rekam medis.

2.7.4 Tugas Pokok Bagian Filing

Bagian filing dalam pelaksanaan pengelolaan rekam medis mempunyai tugas

pokok sebagai berikut :

1. Menyimpan dokumen reka medis dengan metode tertentu sesuai kebijakan

penyimpanann dokumen rekam medis.

2. Mengambil kembali (retieval) dokumen rekam medis untuk berbagai

keperluan.

3. Memindahkan (meretensi dokumen rekam medis yang sudah tidak aktif sesuai

dengan ketentuan yang ditetapkan sarana pelayanan kesehatan.

4. Memisahkan dokumen rekm medis in aktif dari dokumen rekam medis aktif.

5. Membantu dalam penila guna rekam medis.

6. Menyimpan dokumen ream medis yang dilestarikan (diabadikan).

7. Membantu dalam pemusnhan formulir rekam medis.

2.7.5 Fungsi Bagian Filing

1. Penyimpanan dokumen rekam medis.

2. Penyedia dokumen rekam medis untuk berbagai keperluan.

3. Pelindung dokumen rekam medis terhadap bahaya kerusakan fisik kimiawi dan

biologi.
22

2.7.6 Formulir dan Catatan Di Bagian Filing

Formulir dan catatan yang digunakan di bagian filing adalah Tracer yang

dapat digunakan untuk:

1. Petunjuk keberadaan rkam medis yang diambil dari rak penyimpanan

dokumen rekam medis

2. Penghitungan tingkat penggunaan dokumen rekam medis Tracer atau kartu

petunju keluar (out guide) yaitu kartu yang digunakan untuk penggantian

BRM yang diambil untuk digunakan berbagai keperluan.Setiap BRM yang

diambil dari rak file maka pada tracer harusdicatat nomer rekam medis,

tanggal pengambilan/peminjaman, nama penerima/peminjam, untuk apa dan

dimana (unit pelayanan apa), digunakan oleh, nomer surat ijin (bila

diperlukan). Tracer selain bermanfaat ebagai petunjuk keberadaan DRM,

bermanfaat pula untuk menghitung tingkat penggunaannya per periode

tertentu. Selain tingkat penggunaan DRM, dapat pula dihitung tingkat

penggunaan atau unit penggunaan dengan cara yang sama.

3. Buku catataan dokumen ekam medis untuk mencatat dokumen rekam medis

yang dipinjam dan keperluan peminjaman serta pihak yang meminjam,

dengan tujan untuk mengetahui pemanfaatan dokumen rekam medis dan

mengetahui keberadaan dokumen rekam medis itu sendiri.

2.8 Peminjaman dan Pengembalian Rekam Medis (Retrieval)

Permintaan-permintaan rutin terhadap rekam medis yang datang dari

poliklinik, dari dokter yang melakukan riset, harus diajukan ke Bagian Rekam

Medis, setiap hari pada jam yang telah ditentukan. Poliklinik yang meminta rekam
23

medis untuk melayani pasien perjanjian yang datang pada hari tertentu bertugas

membuat (mengisi) “Kartu Permintaan”. Petugas harus menulis dengan benar dan

jelas nama penderita dan nomor rekam medisnya. Untuk permintaan-permintaan

langsung dari dokter dan bagian administrasi, surat permintaan dapat berisi

langsung oleh petugas bagian rekam medis sendiri. Permintatan-permintaan

rekammedis yang tidak rutin, seperti untuk pertolongan gawat darurat,

harusdipenuhi segera mungkin. Permintaan lewat telpon dapat juga dilayani dan

petugas bagian rekam medis harus mengisi surat permintaan. Petugas dari bagian

dapat diambil dari laporan, penelitian atau sumber catatan medis.

Peminjaman rekam medis adalah tata cara peminjaman yang harus

dijalankan oleh petugas rekam medis dibagian pengarsipan rekam medis.

1. Standar Prosedur Peminjaman Rekam Medis

a. Direktur jendral Pelayanan Medik membuat Standar Prosedur Peminjaman

Rekam Medis untuk kelancaran dalam pelaksanaan kegiatan peminjaman

rekam medis, yaituPersyaratan

b. Rekam Medis

c. Permintaan

d. Tracer/out guide

e. Sarana

f. Formulir

Formulir yang disediakan ntuk peminjaman rekam medis

a. Bon peminjaman

Bon peminjaman biasanya brbentuk satu formulir yang berisi nomor rekam

medis, nama pasien, nama peminjam, , tanggal peminjaman, tanggal

pengembalian, keprluan, tanda tangan peminjam dan petugas. Formulir


24

tersebut biasany dibuat rangkap tiga, satu ditempelkan pada rekam

medisnya, satu disimpan sebagai tanda bukti keluarnya rekam:medis pada

rak dimana rekam medis tersebut disimpan dan satu ditinggal dipoliklinik /

bagian/ orang yang meminjam rekam medis tersebut. Pada saat rekam

medisnya kembali, kedua copy surat permintaan dibuang. Bon peminjaman

rekam medis biasa dibuat dari kertas biasa dengan ukuran ± 10,5 x 7 cm.,

Sumber Dirjen Yanmed (2006:92)

b. Buku ekspedisi

Buku ekspedisi adalah buk petunjuk untuk mengetahui dan memonitor

rekam medis yang sedang dipinjam maupun yang sudah dikembalikan.

Contoh Buku Ekspedisi :

Peminjaman Kembali
Nama
No. No. RM Bagian/
pasien Tgl. Paraf Tgl. Paraf
Nama

Sumber : Dirjen Yanmed (2006:92)


BAB 3

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian studi literatur, dimana data sampel

diambil berasal dari artikel yang dicitasi dari berbagai jurnal yang terindek google

schlolar maupun terakriditasi secara nasional yang bersifat open akses.

Pengambilan dan pengumpulan data diolah dan dianalisis secara deskriptif dengan

beberapa persyaratan, sbb:

3.1 Kriteria Inklusi Naskah

Adapun dalam pengambilan sampel data dilakukan dengan persyaratan

khusus meliputi Kriteria inkulis, sbb:

Tabel 3.1 Tabel Kriteria Inklusi Penelitian

Kriteria Inklusi
Tanggal publikasi 5 tahun terakhir mulai dari tahun 2015
Jangka Waktu
sampai dengan tahun 2020
Bahasa Bahasa Indonesia
Keyword Evaluasi, Penyimpanan berkas Rekam Medis, SPO
Evaluasi Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis
Subjek
Berdasarkan Standar Prosedur Operasional Di Rumah Sakit
Artikel original, Indeks Google Scholar,
Jenis Artikel
fullteks
Tema berdasarkan pada lingkup Penyimpanan Berkas Rekam
Tema isi
Medis Berdasarkan Standar Prosedur Operasional Di Rumah
artikel
Sakit

25
26

3.2 Tahapan Penjaringan Artikel Naskah

Mulai
Mulai

Pencarian
Pencarian berdasarkan
berdasarkan
Keyword
Keyword
Kajian,
Kajian,
Penyimpanan
Penyimpanan
berkas
berkas Rekam
Rekam
Penjaringan
Penjaringan Naskah
Naskah
Medis,
Medis, SOP
SOP
Mulai
Mulai Tahun
Tahun 2017-2021
2017-2021 jumlah
jumlah
dibatasi
dibatasi N=100
N=100

Data
Data terjaring
terjaring sesuai
sesuai inklusi
inklusi
N=26
N=26 artikel
artikel

Data
Data tersaring
tersaring dengan
dengan kreteria
kreteria citasi
citasi >> 11
dan
dan publish
publish Jurnal
Jurnal
N=10
N=10

Data
Data Tertelusur
Tertelusur yang
yang dapat
dapat diunduh
diunduh

Data
Data yang
yang dijadikan
dijadikan Literasi/
Literasi/ studi
studi literatur
literatur

Selesai
Selesai

Gambar 3 1 Tahapan Penjaringan Naskah

Pada gambar 3.1 Tahapan Penjaringan artikel Naskah dapat dijelaskan

sebagaimana judul peneitian “Evaluasi Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam

Medis Berdasarkan Standar Prosedur Operasional Di Rumah Sakit” adalah

sebagai berikut:

1. Perumusan Keyword

Kata kunci yang penulis gunakan dalam pencarian artikel penelitian yang

terindek Google Scholar sebagaimana judul “Pelaksanaan Penyimpanan berkas

Rekam Medis Berdasarkan Standar Prosedur Operasional Di Rumah Sakit.”

Adalah sebagai berikut: Standar Prosedur Operasional (SPO), Missfille,

Pengetahuan Petugas, Filing Rekam Medis dan Rumah Sakit.


27

2. Penjaringan Naskah

Sumber referensi yang penulis ambil dengan menggunakan indeks Google

schloar, karena sumber referensi ini memuat penelitian yang sudah diakusi dan

menggunakan sistem open jurnal (OJS) sehingga mudah tertelusur dan

terakriditasi oleh Dikti. Dari hasil penjaringan kita batasi dengan mengambil 100

judul artikel dimulai tahun 2017 sampai dengan 2021, dari link google schlar

didapatkan naskah sebanyak 100 artikel

3. Jumlah Naskah yang terjaring

Dari data yang masuk melalui google scholar kemudian dilakukan

penyaringan data yang sesuai dengan judul penelitian kemudian dilakukan

penyaringan sesuai kreteria inklusi, diperoleh data sejumlah 67 Artikel. Dari 67

artikel kita saring lagi dengan mempertimbangkan kualitas jurnal dan jumlah

citasi > 1, maka diambil artikel yang memenuhi syarat sebanyak 10 artikel jurnal.

4. Artikel disaring melihat keseluruhan teks

Kemudian dari artikel tersebut kita telusuri berdasarkan web, maka ditemukan

url: nya, maka artikel tersebut yang akan dijadikan review literatur pada penelitian

ini. Selanjutnya artikel tersebut diunduh untuk analisis lebih lanjut dengan

memperhatikan pada skema diagram fishborn. Adapaun Jumlah naskah final yang

terjaring 10 naskah, dapat dilihat pada tabel 3.2 dibawah ini:


28

Tabel 3.2 Naskah hasil penjaringan dari google Scholar n=10

No. Penulis Judul Tahun


terbit
1 (Simanjuntak and Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Mussfile di 2018
Sirait, 2017) Bagian Penyimpanan Berkas Rekam Medis,
Rumah Sakit Mitra Medika Medan tahun 2017
2 (Djohar, Oktavia Analisis Penyebab Terjadinya Missfile 2018
and Damayanti, Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di Ruang
2018) Penyimpanan (Filling) RSUD Kota Bengkulu
Tahun 2017
3 (Sulisna, 2018) Factors Related To The Implementation Of 2018
Standard Work Operational Procedures In The
Medical Record Unit Of Dr. R.M. Djoelham
Binjai
4 (Marsum et al., Tinjauan Keterlambatan Retensi Dokumen 2018
2018) Rekam Medis Di RSUD DR. Soediran Mangun
Sumarso Kabupaten Wonogiri
5 (Gultom and Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Duplikasi 2019
Pakpahan, 2019) Penomoran Rekam medis Di Rumah Sakit
Umum Madani Medan
6 (Kamil et al., 2020) Evaluasi Kinerja Petugas Distribusi Berkas 2020
Rekam Medis Rawat Jalan di RSUD dr. Saiful
Anwar Malang
7 (Rahmawati, Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan 2020
Nuraini and Hasan, Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat
2020) Jalan Di Rsu Haji Surabaya
8 (Kholifah, Nuraini Analisis Faktor Penyebab Kerusakan Berkas 2020
and Wicaksono, Rekam Medis di Rumah Sakit Universitas
2020) Airlangga
9 (Apriliani, Analisis Pelaksanaan Retensi dan Pemusnahan 2020
Muflihatin and Berkas Rekam Medis di Rumkital dr Ramelan
Muna, 2020) Surabaya
10 (Kamilia, Wijayanti Identifikasi Faktor Penyebab Penumpukan 2020
and Nurmawati, Berkas Rekam Medis Aktif di RS Husada
2020) Utama
29

DAFTAR PUSTAKA

Apriliani, E. D., Muflihatin, I. and Muna, N. (2020) ‘Analisis Pelaksanaan Retensi

dan Pemusnahan Berkas Rekam Medis di Rumkital dr Ramelan Surabaya’,

J-REMI: Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, 1(4), pp. 564–574.

Budi, S. C. (2015). Pentingnya Tracer Sebagai Kartu Pelacak. Indonesian Journal

of Community Engagement, 01, 121–132.

Cinkwancu, Kolibu, F. K., Maramis, F. R. R., & Kesehatan. (2018). Analisis

Pengelolaan Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih Manado.

Kesmas, 7(4).

Depkes RI (2009) Permenkes RI No. 44 Tentang Rumah Sakit. Depkes, 2009.

Departemen Kesehatan RI. (2006). depkes ri 2006.pdf.

Depkes. (2008). Dok_Dinkes_87.Pdf. Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Indonesia Nomor 269, pp. 3, 5, 6.

Depkes RI. (2009). Permenkes RI No. 44 Tentang Rumah Sakit. Depkes, 2009.

Djohar, D., Oktavia, N. and Damayanti, F. T. (2018) ‘Analisis Penyebab

Terjadinya Missfile Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan di Ruang

Penyimpanan (Filling) RSUD Kota Bengkulu Tahun 2017’, Jurnal

Manajemen Informasi Kesehatan Indonesia (JMIKI), 6(2), pp. 79–86.

Gultom, S. P. and Pakpahan, E. W. (2019) ‘Faktor-Faktor Yang Memengaruhi

Duplikasi Penomoran Rekam medis Di Rumah Sakit Umum Madani

Medan’, Jurnal Ilmiah Perekam dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI),

4(2), pp. 604–613.


30

Kamil, N. et al. (2020) ‘Evaluasi Kinerja Petugas Distribusi Berkas Rekam Medis

Rawat Jalan di RSUD dr. Saiful Anwar Malang’, J-REMI: Jurnal Rekam

Medik dan Informasi Kesehatan, 2(1), pp. 155–168.

Kamilia, N., Wijayanti, R. A. and Nurmawati, I. (2020) ‘Identifikasi Faktor

Penyebab Penumpukan Berkas Rekam Medis Aktif di RS Husada Utama’,

J-REMI: Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, 1(4), pp. 476–483.

Kholifah, A. N., Nuraini, N. and Wicaksono, A. P. (2020) ‘Analisis Faktor

Penyebab Kerusakan Berkas Rekam Medis di Rumah Sakit Universitas

Airlangga’, J-REMI: Jurnal Rekam Medik dan Informasi Kesehatan, 1(3),

pp. 364–373.

Marsum, M. et al. (2018) ‘Tinjauan Keterlambatan Retensi Dokumen Rekam

Medis Di RSUD DR. Soediran Mangun Sumarso Kabupaten Wonogiri’,

Jurnal Rekam Medis dan Informasi Kesehatan, 1(1), pp. 21–26.

Rahmawati, M. A., Nuraini, N. and Hasan, D. A. (2020) ‘Analisis Faktor

Penyebab Keterlambatan Penyediaan Dokumen Rekam Medis Rawat Jalan

Di Rsu Haji Surabaya’, J-REMI: Jurnal Rekam Medik Dan Informasi

Kesehatan, 1(4), pp. 511–518.

Simanjuntak, E. and Sirait, L. W. O. (2017) ‘Faktor-faktor Penyebab Terjadinya

Missfile di Bagian Penyimpanan Berkas Rekam Medis Rumah Sakit Mitra

Medika Medan Tahun 2017’, Ilmiah Perekam Medis dan Informasi

Kesehatan Imelda, 3(1), pp. 370–379. Available at:

http://jurnal.uimedan.ac.id/ index.php/JIPIKI/article/download/51/53.

Sulisna, A. (2018) ‘Factors Related To The Implementation Of Standard Work

Operational Procedures In The’, Rekam Medis, 1(2), pp. 87–94.


31

S.Rono, I. (2016). Rano Indradi S. 2016.pdf (p. 445). p. 445.

Silalahi, P. (2016). Tinjauan Prosedur Penyimpanan Berkas Rekam Medis Di

Rumah Sakit Jiwa Provinsi Sumatera Utara Medan Tahun 2015. Jurnal

Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 1(1), 7–11.

Suhartinah, S., Anwar, A. C., Anggryani, F., & Juwita, R. (2019). Analisa Mutu

Sistem Penyimpanan Dokumen Rekam Medis Di Rumah Sakit Umum

Pindad Turen. Smiknas, 116–124.

Sutoto, dr. (2012). Panduan penyusunan dokumen akreditasi Rumah Sakit.

Wiguna, A. S., & Safitri, D. R. (2019). Tinjauan Sistem Penyimpanan Dokumen

Rekam Medis di RSU Sinar Husni Tahun 2019. Jurnal Ilmiah Perekam Dan

Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 4(2), 648–654.


32

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Checklist Critical Appraisal

Penilaian

Hal yang dinilai Checklist penilaian


Ya Tidak

Tahun publikasi  Publikasi 3 tahun terakhir

Bahasa Bahasa Indonesia

Judul  1. Menggambarkan isi utama penelitian

2. Cukup menarik

3. Sesuai dengan topik yang diteliti

4. Tidak menggunakan singkatan

Pengarang dan 

institusi lengkap Nama dan institusi dituliskan lengkap

Abstract  1. Abstrak yang ditulis terstruktur

2. Keseluhuran abstract informative

Pendahuluan  1. Pendahuluan tidak lebih dari satu halaman

2. Bagian pertama dijelaskan alas an dilakukan

sebuah penelitian

3. Bagian kedua menyatakan tujuan penelitian

Metode  2. Disebutkan populasi sumber

3. Disebutkan sampel penelitian

Hasil  1. Hasil sesuai dengan tujuan

2. Hasil disajikan dengan jelas

Kesimpulan  1. Kesimpulan dinyatakan dengan jelas

Total

Keterangan
33

Lampiran 2

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

YAYASAN RUMAH SAKIT Dr. SOETOMO

SURABAYA

Jl. Prof Dr. Moestofo No. 6-8A Telp/Fax. (031) 5501776

KONSULTASI BIMBINGAN KTI

NAMA : Mochammad Taufik Hidayatulloh

NIM : 201811025

PROGRAM STUDI : D3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

JUDUL : Pelaksanaan Penyimpanan Berkas Rekam Medis

Berdasarkan Standar Prosedur Operasional Di

Rumah Sakit (STUDI LITERATUR)

DOSEN PEMBIMBING : Diah Wijayanti Sutha, S.ST., M.Kes

No. Tanggal Materi Bimbingan Paraf Dosen

1. 23 Maret 2021 Konsultasi Bab 1-3

2. 22 Mei 2021 Revisi Bab 3

3. 5 Juni 2021 Ujian Seminar Proposal


34

Surabaya, 13 Juli 2021

Mengetahui,

Koordinator KTI, Pembimbing KTI,

Alfina Aisatus Saadah S.Tr.Keb.,M,Kes Diah Wijayanti Sutha, S.ST., M.Kes

Anda mungkin juga menyukai