Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

TINJAUAN KEBUTUHAN SDM BAGIAN ANALISIS DI UNIT

REKAM MEDIS BERDASARKAN PERHITUNGAN ABK-Kes

DI RSUP DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

NURHIDAYA
NIM.20.03.029

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI

KESEHATAN

STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

2023
TINJAUAN KEBUTUHAN SDM BAGIAN ANALISIS DI UNIT REKAM

MEDIS BERDASARKAN PERHITUNGAN ABK- Kes DI RSUP

DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program

Studi Diploma 3 Rekam Medis dan Informasi Kesehatan

Disusun dan diajukan oleh

Nurhidaya
NIM.20.03.029

PROGRAM STUDI D3 REKAM MEDIS DAN INFORMASI

KESEHATAN STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

2023

ii
TINJAUAN KEBUTUHAN SDM BAGIAN ANALISIS DI UNIT REKAM

MEDIS BERDASARKAN PERHITUNGAN ABK- Kes DI RSUP

DR. TADJUDDIN CHALID MAKASSAR

Disusun dan diajukan oleh

Nurhidaya
NIM.20.03.029

Menyetujui Tim Pembimbing

Pembimbing I Pembimbing II

Nofianti, SKM.,S.Kep.,Ns.,M.Kes Agustina,A.Md.RMIK.,SKM.,M.Kes

Mengetahui,

Ketua Program Studi D3 Rekam


Medis dan Informasi Kesehatan

Syamsuddin, A.Md.PK. SKM. M.Kes

iii
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................. i

Pengajuan Judul ............................................................................................... ii

Pengesahan Tim Pembimbing .......................................................................... iii

Daftar Isi........................................................................................................... iv

Daftar Gambar .................................................................................................. v

Daftar Tabel ..................................................................................................... vi

Daftar gambar................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ........................................................................................ 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 4

D. Manfaat Penulisan .................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP ........................... 6

A. Tinjauan Teori ...................................................................................... 6

1. Tinjauan tentang Rekam Medis ....................................................... 6

2. Tinjauan tentang Berkas Rekam Medis .......................................... 8

3. Tinjauan tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM) ....... 11

4. Tinjauan tentang Analisis Beban Kerja ........................................... 12

5. Tinjauan tentang Standar Beban Kerja Rekam Medis..................... 13

6. Tinjauan tentang Kebutuhan Tenaga ............................................... 13

7. Tinjauan tentang Perhitungan Kebutuhan Tenaga........................... 14

iv
B. Kerangka Konsep ................................................................................. 19

BAB III METODOLOGI PENELITIAN......................................................... 20

A. Lokasi Penelitian .................................................................................. 20

B. Populasi, Sampel , dan Metode Pengambilan Sampel ......................... 20

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif .......................................... 21

D. Metode Pengumpulan Data .................................................................. 22

E. Analisis Data ........................................................................................ 22

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................

LAMPIRAN

v
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia dalam 1 Tahun........................... 16

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar1. Kerangka Konsep ............................................................................ 19

vii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik indonesia Nomor 47 Tahun

2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Perumahsakitan Bab 1 Pasal 1, Rumah

Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Salah satu

fungsi Rumah sakit berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44

Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit Bab III pasal 4 adalah menyelenggarakan

pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan standar

pelayanan Rumah sakit. Untuk dapat menjalankan fungsinya dengan baik maka

dibutuhkan tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi dan pendidikan

dibidang kesehatan sehingga dapat menjamin mutu pelayanan efisiensi yang

akuntabilitas dalam pelaksanaan kegiatan atau pelayanan di setiap unit kerja

rumah sakit (Suryanto, 2020).

Dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dibutuhkan

peningkatan mutu pelayanan. Salah satu contohnya yaitu meningkatkan mutu

pelayanan pada bagian unit rekam medis. Berdasarkan Peraturan Menteri

Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2022 Pasal 1 Tentang Rekam

medis, Rekam medis adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien,

1
2

pemeriksaan, pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan

kepada pasien. untuk berjalannya suatu rekam medis yang baik dan efektif maka

dibutuhkan nya perekam medis dan informasi kesehatan (Naurahnazhifah,

2021).

Perekam medis dan informasi kesehatan merupakan seorang yang lulus

pendidikan Rekam medis dan informasi kesehatan sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan. Dimana perekam medis juga salah satu tenaga yang

termasuk kedalam kelompok tenaga keteknisian medis yang mengolah data

pasien menjadi informasi kesehatan yang akurat dan juga dapat memberikan

keputusan (Anggita et al., 2018)

Pengelolahan rekam medis di rumah sakit adalah untuk menunjang

tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya mencapai tujuan Rumah

sakit. Menjalankan fungsi rumah sakit sebagai sarana pelayanan kesehatan ada

beberapa aspek yang perlu ditinjau dan sangat perlu untuk diperhatikan salah

satunya dalam aspek manajemen sumber daya manusia (SDM) rumah sakit di

unit rekam medis. Kekurangan jumlah petugas rekam medis, akan membuat para

petugas kewalahan dan kesulitan menyelesaikan beban kerja. Sumber daya

manusia (SDM) adalah proses sistematik yang digunakan untuk memprediksi

dan menentukan jumlah kebutuhan serta penyediaan SDM pada saat ini dan

masa yang akan datang (Putri et al., n.d.).

Perencanaan kebutuhan SDM ini bertujuan untuk mengetahui kebutuhan

sumber daya manusia pada unit dan mengetahui proses perekrutan karyawan

pada periode berikutnya atau periode yang akan datang, sesuai dengan beban
4

kerja sehingga diperoleh informasi kebutuhan jumlah pegawai secara real.

Dengan mengetahui perencanaan kebutuhan sumber daya manusia tersebut

dapat dihitung dengan menggunakan metode analisis beban kerja (ABK-Kes).

Perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan berdasarkan metode

ABK-Kes adalah suatu metode perhitungan kebutuhan sumber daya manusia

pada tiap fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya, Pada metode ABK-kes ini memiliki 6 langkah yang akan dilakukan

agar bisa mendapatkan hasil yang efektif untuk perencanaan sumber daya

manusia (Naurahnazhifah, 2021).

Berdasarkan hasil observasi awal yang saya lakukan pada tanggal 11 Mei

2023 di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Tadjuddin Chalid Makassar, saya

mendapatkan data awal bahwa jumlah keseluruhan petugas di unit rekam medis

berjumlah 29 petugas. Pada bagian pengelolahan berkas Rekam medis

terdapadat 9 petugas diantaranya 3 petugas bagian pengkodean rawat jalan, 2

petugas bagian pengkodean rawat inap, 1 petugas bagian pendistribusian, 1

petugas bagian assembling, 1 petugas bagian pelaporan, dan 1 petugas bagian

analisis Rekam medis. Adapun hasil observasi yang telah saya lakukan pada

berkas rekam medis yang belum dianalisis di Rumah Sakit Umum Pusat Dr.

Tajdjuddin Chalid Makassar bahwa terdapat jumlah ± 500 berkas rekam medis.

Hal ini sangat berpengaruh terhadap proses klaim asuransi yang akan diajukan

dan mempengaruhi kualitas rekam medis yang menentukan mutu pelayanan

yang ada di rumah sakit. Dari permasalahan tersebut dapat dilihat bahwa petugas

bagian analisis sangat kurang Sehingg dibutuhkan penambahan petugas rekam


medis pada bagian analisis. Untuk itu, kebutuhan tenaga yang profesional di

suatu rumah sakit memerlukan suatu perencanaan. Karena dengan adanya tenaga

kerja yang berkualitas, maka akan meningkatkan mutu pelayanan Rumah sakit.

Perencanaan penambahan petugas rekam medis ini dapat dihitung dengan

menggunakan metode ABK-Kes (Putri et al., n.d.).

Dari uraian latar belakang permasalah tersebut, saya tertarik untuk

meneliti mengenai tentang “Tinjauan kebutuhan SDM bagian analisis

berdasarkan perhitungan ABK-Kes di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Tadjuddin

Chalid Makassar”.

B. Rumusan masalah

Bagaimana tinjauan kebutuhan SDM bagian analisis di unit rekam

medis berdasarkan perhitungan ABK-Kes?

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui Tinjauan kebutuhan SDM bagian analisis berdasarkan

perhitungan ABK-Kes.

2. Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

a. Untuk menghitung komponen beban kerja dan norma waktu petugas

analisis berkas rekam medis.

b. Untuk menghitung standar beban kerja petugas analisis berkas rekam

medis.

5
5

c. Untuk menghitung standar kegiatan penunjang (STP) dan faktor tugas

penunjang (FTP) petugas analisis berkas rekam medis.

d. Untuk menghitung kebutuhan sumber daya manusia (SDM) pada petugas

analisis berkas rekam medis.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

a. Bagi STIKES Panakkukang Makassar, hasil penelitian ini dapat

dijadikan sebagai bahan referensi bagi institusi dalam mengembangkan

ilmu rekam medis dan mengembangkan materi pengajaran.

b. Bagi penulis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan peluang

untuk menerapkan pengetahuan rekam medis yang diperoleh dibangku

kuliah.

c. Bagi peneliti lain, sebagai referensi untuk dasar atau acuan dalam

pengembangan peneliti lain.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Rumah sakit, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

masukan upaya penambahan jumlah tenaga kerja analisis di unit rekam

medis berdasarkan standar beban kerja.

b. Bagi tenaga PMIK, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu

masukan dan acuan dalam mengembangkan profilnya


BAB II

TINJAUAN TEORI DAN KERANGKA KONSEP

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan tentnag Rekam Medis

a. Pengertian Rekam Medis

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 24 Tahun 2022 Pasal 1 Tentang Rekam medis,Rekam medis

adalah dokumen yang berisikan data identitas pasien, pemeriksaan,

pengobatan, tindakan, dan pelayanan lain yang telah diberikan kepada

pasien.

b. Tujuan Rekam medis

Tujuan rekam medis adalah untuk menciptakan tertib

administrasi dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah

sakit yang didukung oleh suatu sistem pengelolahan rekam medis

dengan baik dan benar (Amran et al., 2022).

c. Kegunaan Rekam Medis

Menurut Gibony (1991), dalam mayasari (2020) menyatakan

bahwa Kegunaan rekam medis dengan singkatan ALFRED, yaitu :

1) Aspek Administration

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena

isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenang dan tanggung

6
7

jawab sebagai tenaga medis dan para medis dalam mencapai tujuan

pelayanan kesehatan.

2) Aspek Legal

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya

menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas

penegakan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan

keadilan.

3) Aspek Financial

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya

mengandung data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

keuangan.

4) Aspek Research

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya

menyangkut data/informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek

penelitian dan pengembangan di bidang kesehatan.

5) Aspek Education

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena

isinya menyangkut data/informasi tentang perkembangan kronologis

dan kegiatan pelayanan medik yang diberikan kepada pasien.

Informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi

pengajaran di bidang profesi sipemakai.


8

6) Aspek Documentation

Suatu berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena

isinya menyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan

dan dipakai sebagai bahan pertanggungjawaban dan laporan rumah

sakit.

2. Tinjauan tentang Standar Prosedur Operasional (SPO)

a. Pengertian Standar Prosedur Operasional (SPO)

Standar prosedur operasional (SPO) adalah suatu pedoman atau

cara untuk melaksanakan tugas dan alat penilaian kinerja instansi

pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan

prosedural sesuai tata kinerja, prosedur kerja dan sistem kerja pada unit

kerja yang bersangkutan (Ridha Hidayat, 2019).

b. Fungsi dan tujuan Standar Prosedur Operasional (SPO)

Fungsi dari SOP yaitu, memperlancar tugas /pegawai atau tim/unit

kerja, sebagai dasar hukum bila terjadi penyimpangan, mengetahui

dengan jelas hambatan-hambatannya dan mudah dilacak, mengarahkan

petugas/pegawai disiplin dalam bekerja dan sebagai pedoman dalam

melaksanakan pekerjaan rutin. Sedangkan tujuan SOP adalah yaitu

untuk menjaga konsistensi tingkat penampilan kinerja atau kondisi

tertentu dan kemana petugas dan lingkungan dalam melaksanakan

sesuatu tugas atau pekerjaan tertentu, sebagai acuan dalam pelaksanaan

kegiatan tertentu bagi sesame pekerja, dan supervisor, untuk

menghindari kegagalan atau kesalahan (dengan demikian menghindari


9

dan mengurangi konflik), keraguan, duplikasi serta pemborosan dalam

proses pelaksaan kegiatan (Wahyuni & Parma, 2020).

c. Manfaat dan Prinsip dari Standar Prosedur Operasional (SPO)

Menurut Permenpan No. Per/21/M-PAN/11/2008 manfaat SPO

bagi suatu organisasi adalah sebagai standarisasi cara yang dilakukan

pegawai dalam menyelesaikan pekerjaan khusus, mengurangi

kesalahan dan kelalaian, SPO membantu staff menjadi mandiri dan

tidak bergantung(ada intervertasi manajemen, sehungga akan

mengurangi keterlibatan pimpinan dalam melaksanakan proses sehari-

hari. Sedangkan prinsip dari SOP menurut Permenpan No.PER/21/M-

PAN/11/2008 yaitu, Konsisten. SOP harus dilaksanakan secara

konsisten dari waktu ke waktu, oleh siapapun, dan dalam kondisi apapu

oleh seluruh jajaean organisasi pemerintah. Komitmen. SOP harus

dilaksanakan dengan komitmen penuh dari seluruh jajaran organisasi,

dari level yang paling rendah dan tertinggi. Perbaikan berkelanjutan.

Pelaksaaan SOP harus terbuka terhadap penyempurnaan-

penyempurnaan untuk memperoleh prosedur yang benar-benar efisien

dan efektif. Mengikat.

3. Tinjauan tentang Analisis Berkas Rekam Medis

Analisis merupakan salah satu bagian dari unit rekam medis yang

berfungsi sebagai kelengkapan identifikasi pasien dalam lembar rekam

medis untuk menentukan siapa pemilik lembaran tersebut. Lembar identitas

pasien dapat menjadi alat untuk identifikasi pasien secara spesifik. Setiap
10

lembaran data sosial pasien pada berkas rekam medis minimal memuat

data berupa nomor rekam medis, nomor registrasi, nama pasien, jenis

kelamin, tempat dan tanggal lahir, agama, alamat lengkap, status

perkawinan, dan pekerjaan pasien (Swari & Verawati, 2022).

Dalam penjelasan analisis perlu diketahui bahwa analisis terbagi

menjadi 2 komponen yaitu :

a. Analisis kuantitatif

Menurut (Rizkika, 2020) Analisis kuantitatif adalah analisis yang

ditujukan untuk jumlah telaah atau revisi isi-isi rekam medis untuk melihat

kekurangan terhadap pencatatan berkas rekam medis. Maka petugas rekam

medis harus menganalisis setiap berkas rekam medis yang diterima dan

melihat apakah lembaran rekam medis yang seharusnya ada pada rekam

medis seorang pasien sudah ada atau belum. Kegiatan analisis kuantitatif

guna membantu dokter dalam kegiatan pencatatan dan pengisian rekam

medis yang lengkap dan akurat maka perlu memenuhi 4 komponen yaitu :

1) Review Identifikasi

Komponen yang dianalisis pada review identifikasi adalah nama

dan nomor rekam medis, bila ada lembaran yang tanpa identitas harus

direview untuk menentukan milik siapa lembaran tersebut. Review

identifikasi pasien bermanfaat untuk meminimalisir terjadinya kekeliruan

dalam pemberian tindakan pelayanan pasien.


11

2) Review Laporan Penting

Setiap hal yang didapatkan dari pasien harus dicantumkan dalam rekam

medis seperti lembaran laporan umum, contohnya lembar riwayat pasien,

pemeriksaan fisik, catatan perkembangan terintegrasi dan ringkasan

penyakit. Sedangkan lembaran tertentu terdapat laporan operasi, laporan

anestesi, hasil patologi anatomi, pengkajian awal, general consent, resume

medis, informed consent (widjaya, 2018).

3) Review autentikasi

Review autentikasi dapat berupa tanda tangan, cap/stempel, dan inisial

yang dapat diidentifikasi dalam rekam medis. Dalam pengisian rekam

medis setiap isian harus jelas penanggung jawabnya yang Mengacu pada

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2022

pada pasal 16 ayat 2, setiap Pencatatan dan pendokumentasian

sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus lengkap, jelas, dan dilakukan

setelah Pasien menerima pelayanan kesehatan dengan mencantumkan

nama, waktu, dan tanda tangan Tenaga Kesehatan pemberi pelayanan

kesehatan.

4) Review Pencatatan yang baik dan benar

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 24

tahun 2022 pada pasal 16 ayat 4, Dalam hal terjadi kesalahan pencatatan

atau pendokumentasian dalam pengisian informasi klinis, Tenaga

Kesehatan pemberi pelayanan kesehatan dapat melakukan perbaikan

dengan cara pencoretan tanpa menghilangkan catatan yang dibetulkan dan


12

dibubuhi paraf dokter, dokter gigi atau tenaga kesehatan tertentu yang

bersangkutan.

b. Analisis kualitatif

Menurut (Andi Ritonga et al., 2023) Analisis kualitatif adalah suatu review

pengisian rekam medis yang berkaitan tentang kekonsistenan dan isinya

merupakan bukti bahwa rekam medis tersebut sudah akurat dan lengkap.

Pada Analisis kualitatif terdapat 6 komponen yang perlu dilihat, yaitu:

1) Review kelengkapan dan kekonsistenan diagnosa.

2) Review kekonsistenan pencatatan diagnosa.

3) Review pencatatan hal-hal yang dilakukan saat perawatan dan

pengobatan.

4) Review adanya informed consent yang seharusnya ada.

5) Review cara/praktek pencatatan.

6) Review hal-hal yang berpotensi menyebabkan tuntutan ganti rugi.

4. Tinjauan Tentang Perencanaan Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia merupakan salah satu komponen penting dalam

organisasi dan bertindak sebagai aset yang memerlukan pelatihan dan

pengembangan keterampilan. Sumber daya manusia (SDM) berperan penting

dalam meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit dikarenakan sangat

berpengaruh dalam pelayanan yang tersedia (Syafrina, 2019).

Kekurangan sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap beban

kerja petugas, Tetapi jika Sumber daya manusia melebihi kapasitas jumlah

tenaga kerja yang seharusnya, dapat mengakibatkan tidak efisiensinya beban


13

kerja petugas rekam medis dan produktivitas kerja menjadi berkurang. Maka

dari itu, pada suatu rumah sakit harus tersedianya sumber daya manusia yang

seimbang dengan beban kerja agar tercapainya mutu pelayanan yang baik

(Hikmawan, 2020).

Proses perencanaan sumber daya manusia adalah suatu cara yang

digunakan untuk menetapkan tujuan dan pedoman dalam melaksanakan

organisasi (Marlina, 2015). Perencanaan sumber daya manusia harus disusun

dengan baik dan benar agar tersusunya pengorganisasian jabatan dan

pembagian tugas kerja di unit rekam medis sesuai dengan tugas pokok dan

fungsinya (Siregar et al, 2020).

5. Tinjaun Tentang Analisis Beban Kerja

Beban kerja merupakan jenis pekerjaan yang seharusnya diselesaikan

oleh tenaga kesehatan dalam jangka waktu 1 tahun. Menurut Peraturan

Menteri Dalam Negeri RI No. 12 Tahun 2008 tentang pedoman analisis beban

kerja di lingkungan departemen dalam negeri dan pemerintah daerah

ditetapkan bahwa beban kerja adalah besaran pekerjaan yang harus dipikul

oleh suatu jabatan/unit organisasi dan merupakan hasil kali antara volume

kerja dan norma waktu. Analisa beban kerja digunakan untuk mengukur dan

menghitung beban kerja setiap jabatan/unit kerja.analisa beban kerja juga

dapat dilakukan pada setiap jabatan yang ada dalam satuan unit kerja

organisasi (Mulyana et al., 2022).

Menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 12 Tahun 2008

tentang Pedoman analisis beban kerja di lingkungan Departemen dalam


14

Negeri dan Pemerintah Daerah Bab III pasal 3 tentang Analisis beban kerja,

Analisis beban kerja dilakukan terhadap aspek-aspek, yaitu :

a. Norma waktu (variabel tetap), Norma waktu merupakan waktu yang

dipergunakan untuk menyelesaikan tugas/kegiatan. Perubahan norma

waktu dapat terjadi karena perubahan kebijakan, Perubahan peralatan,

perubahan kualitas SDM, perubahan organisasi, sistem dan prosedur.

b. Volume kerja (variabel tidak tetap), diperoleh dari target alat ukur dalam

melakukan analisis beban kerja. Volume kerja adalah sekumpulan

tugas/pekerjaan yang harus/dapat diselesaikan dalam waktu satu tahun.

c. Jam kerja efektif, alat ukur dalam melakukan analisis beban kerja.

Adapun waktu kerja efektif (menit) adalah jam kerja yang harus

dipergunakan untuk menjalankan tugas.

Berdasarkan pasal 20 Peraturan Menteri Dalam Negeri RI Nomor 12

Tahun 2008 tentang pedoman analisis beban kerja dilingkungan departemen

dalam negeri dan pemerintah daerah menghasilkan informasi berupa:

1) Prestasi kerja jabatan dan prestasi kerja unit;

2) Efektivitas dan efisiensi jabatan serta efektivitas dan efisiensi unit kerja;

3) Jumlah kebutuhan pegawai;

4) Jumlah beban kerja jabatan dan jumlah beban kerja unit, dan

5) Standar norma waktu.

6. Tinjauan Standar Beban Kerja Rekam medis

Standar beban kerja adalah waktu kerja yang tersedia bagi tenaga

rekam medis dalam menyusun standar beban kerja meliputi kegiatan pokok
15

yang dilaksanakan oleh masing-masing kategori SDM, Rata-rata waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok dan Standar beban kerja

per 1 tahun masing-masing kategori SDM (Zein et al., 2022). Kegiatan pokok

adalah kumpulan berbagai sesuai standar pelayanan dan standar operasional

(SPO) untuk menghasilkan pelayanan kesehatan yang dilaksanakan oleh

SDM kesehatan dengan kompetensi tertentu (Siswati, 2018).

7. Tinjauan Tentang Kebutuhan Tenaga

Berdasarkan UU RI Nomor 36 Tahun 2014 Bab 1 Pasal 1 tentang

tenaga kesehatan, tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan

diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan

melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu

memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan. Dalam

penyusunan Sumber daya manusia di unit rekam medis harus

memperhatikan jenis pekerjaan, jumlah tenaga kerja yang diharapkan untuk

unit rekam medis.

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan kebutuhan

Sumber Daya Manusia Kesehatan, mengatakan bahwa untuk memberikan

acuan bagi setiap satuan kerja dari tingkat institusi, kabupaten/kota,

provinsi, dan nasional, dan nasional dalam melaksanakan penyusunan

perencanaan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan sesuai dengan

tugas dan fungsi masing-masing.


16

8. Tinjauan Tentang Perhitungan Kebutuhan Tenaga

Menurut(Zein et al., 2022) metode ABK-Kes adalah suatu cara untuk

menghitung kebutuhan sumber daya manusia yang dilihat dari tanggung

jawab yang dilakukan oleh masing-masing jenis SDMK di setiap Fasyankes

sesuai dengan tugas pokok dan kemampuannya. Tujuan ABK-Kes adalah

merencanakan kebutuhan untuk meningkatkan mutu pelayanan SDM

Kesehatan.Langkah-langkah Metode ABK-Kes ada 6 yaitu :

a. Menetapkan fasilitas kesehatan dan jenis Sumber daya manusia

kesehatan.

b. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT)

Dalam kurun waktu 1 tahun, SDM menggunakan waktu kerja tersedia

(WKT) untuk melaksanakan tanggung jawab dan kegiatannya.

Regulasi yang mengatur waktu kerja:

1) Keppres RI Nomor 68 tahun 1995: jam kerja instansi pemerintah yaitu

37 jam 30 menit per minggu, baik untuk yang 5 (lima) hari kerja

ataupun yang 6 (enam) hari kerja.

2) Peraturan Badan Kepegawaian Negara Nomor 19 Tahun 2011 tentang

Pedoman Umum Penyusunan Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil dan

Permen PA-RB No 26 Tahun 2011: Jam Kerja Efektif (JKE) sebesar

1200 jam pertahun atau 72000 menit per tahun baik 5 (lima) hari kerja

ataupun yang 6 (enam) hari kerja


17

Kode Komponen Keterangan Rumus Jumlah Satuan


A B C D E F
1 A Hari Kerja 5 hari kerja 52 minggu 260 Hari/tahun
2 6 hari kerja 52 minggu 312 Hari/tahun
3 B Cuti Pegawai Sesuai ketentuan 12 Hari/tahun
kepegawaian
4 C Libur Nasional Dalam 1 19 Hari/tahun
tahun
kalender
5 D Mengikuti Pelatihan Rata-rata dalam 1 5 Hari/tahun
tahun
6 E Absen (Sakit, dll) Rata-rata dalam 1 12 Hari/tahun
tahun
7 F Waktu Kerja (dalam Kepres No 68/1995 37,5 Jam/Minggu
1 minggu)
8 G Jam Kerja Permen PAN- 70% x 37,5 jam 26,25 Jam/Minggu
Efektif (JKE) RB No 26/2011
9 5 hari kerja/minggu E8/5 5,25 Jam/Hari
10 WK Waktu Kerja 6 hari kerja/minggu E8/6 4,375 Jam/Hari
(dalam 1 hari)
11 Waktu Kerja 5 hari kerja/minggu
E1- 212 Hari/Tahun
Tersedia (E3+E4+E5+E6)
12 (hari) 6 hari kerja/minggu
E2- 264 Hari/Tahun
WKT (E3+E4+E5+E6)
13 Waktu Kerja 5 hari kerja/minggu E1- 1113
Tersedia (jam) (E3+E4+E5+E6)x
E9
14 6 hari kerja/minggu E2- 1155 Jam/Tahun
(E7+E8+E9+)Xe8
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…dibulatkan (dalam 1200 Jam/Tahun
jam)
Waktu Kerja Tersedia (WKT)…dibulatkan (dalam 72000 Menit/Tahu
menit) n

Tabel 1
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia (WKT) dalam 1 Tahun

c. Menetapkan komponen Beban Kerja

komponen beban kerja adalah Jenis tugas dan uraian tugas aktual

yang dilakukan oleh SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan

fungsi yang telah diidentifikasi sedangkan norma waktu adalah waktu

rata-rata yang diperlukan oleh seseorang yang terlatih, berbakat, terlatih,

dan berdedikasi untuk melakukan suatu gerakan biasanya sesuai dengan

latihan rutin sesuai dengan norma-norma bantuan yang berlaku di kantor


18

kesehatan yang bersangkutan (Jayanti et al., 2019).

d. Menghitung Standar Beban Kerja (SBK)

Standar Tanggung Jawab (SBK) adalah volume/besarnya tanggung

jawab selama 1 tahun untuk masing-masing jenis SDMK. SBK untuk

suatu tindakan pokok diatur dengan mempertimbangkan waktu yang

diharapkan untuk menyelesaikan setiap tindakan (Rata-rata atau Norma

Waktu) dan Waktu Kerja yang Dapat Diselesaikan (Zavihatika et al.,2020).

Waktu Kerja Tersedia (WKT)


Standar Beban Kerja (SBK) =
Norma waktu kegiatan pokok

e. Menghitung Standar Tugas Penunjang (STP) dan faktor Tugas

Penunjang (FTP)

Standar Tugas Penunjang (STP) adalah rasio waktu yang

dihabiskan untuk setiap kegiatan per satuan waktu (hari, minggu, bulan,

atau semester). Sedangkan faktor Tugas penunjang yaitu tugas yang

harus diselesaikan yang tidak terkait langsung dengan tugas pokok dan

fungsi yang dijalankannya (Zein et al., 2022).

Langkah-langkah perhitungan, sebagai berikut :

1) Waktu Kegiatan = Rata-rata waktu x264 hari, bila satuan per hari

= Rata-rata x 52 minggu, bila satuan waktu per

minggu
19

= Rata-rata x 12 bulan, bila satuan waktu per bulan

= Rata-rata waktu x 2 semester, bila satuan waktu

semester

2) Faktor Tugas penunjang (FTP) = (Waktu Kegiatan: WKT) x 100

3) Standar Tugas penunjang (STP) = (1 / (1 – FTP/100))

f. Menghitung Kebutuhan Sumber Daya Manusia

1) Data yang diperoleh dari langkah-langkah sebelumnya yaitu:

a) Waktu kerja tersedia (WKT)

b) Standar Beban Kerja (SBK) dan

c) Standar Tugas Penunjang (SPT)

2) Data Capaian (Cakupan) tugas pokok dan kegiatan tiap Faskes

selama kurun waktu satu tahun.

Capaian (1 th)
Kebutuhan SDMK = X STP
Standar Beban Kerja

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau

kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati atau

diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).


20

Untuk mengetahui
komponen beban kerja
dan norma waktu
petugas analisis berkas. Mengetahui Tinjauan
rekam medis. kebutuhan SDM bagian
analisis berdasarkan
perhitungan ABK-Kes.
Untuk mengetahui
standar beban kerja
petugas analisis berkas
rekam medis.

Untuk mengetahui
standar kegiatan
penunjang (STP) dan
faktor tugas penunjang
(FTP) petugas analisis
berkas rekam medis.

Untuk menghitung
kebutuhan sumber daya
manusia (SDM) pada
petugas analisis berkas
rekam medis.

: Diteliti

: Tidak diteliti

Gambar 1
Kerangka konsep
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Tadjuddin Chalid Makassar

yang beralamat di Jl. Paccerakkang Kecamatan Biringkanaya, Kota Makassar,

Sulawesi Selatan.

B. Populasi, Sampel dan Metode Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi terdiri dari semua subjek penelitian, yang dapat berupa orang, benda,

atau benda yang memberikan data yang berharga untuk dianalisis. Populasi

dalam penelitian ini adalah seluruh petugas rekam medis berjumlah 29 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi dengan kondisi atau karakteristik

yang perlu diteliti. Sampel dalam penelitian ini adalah petugas rekam medis

pada bagian analisis berjumlah 1 orang.

3. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode

Non– Probability sampling dengan jenis purposive sampling. Purposive

sampling adalah Teknik penentuan sampel yang didasarkan pada

pertimbangan peneliti mengenai sampel mana yang paling sesuai dan

dianggap dapat mewakili suatu populasi.

22
23

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi variabel-variabel yang akan

diketahui secara operasional dilapangan. Definisi operasional dibuat untuk

memudahkan pada pelaksanaan pengumpulan data, definisi operasional yang

dibuat mengarahkan dalam pembuatan dan pengembangan instrumen

penelitian. Berikut ini adalah definisi operasional dalam penelitian ini adalah:

a. Metode ABK-Kes adalah suatu cara untuk menghitung kebutuhan sumber

daya manusia yang dilihat dari tanggung jawab yang dilakukan oleh

masing-masing jenis SDMK di setiap Fasyankes sesuai dengan tugas

pokok dan kemampuannya ((Zein et al., 2022).

b. Sumber daya manusia (SDM) adalah proses sistematik yang digunakan

untuk memprediksi dan menentukan jumlah kebutuhan serta penyediaan

SDM pada saat ini dan masa yang akan datang (Putri et al., n.d.).

c. Beban kerja adalah Jenis tugas dan uraian tugas aktual yang dilakukan

oleh SDMK tertentu sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang telah

diidentifikasi ((Jayanti et al., 2019).

d. Norma waktu adalah waktu rata-rata yang diperlukan oleh seseorang yang

terlatih, berbakat, terlatih, dan berdedikasi untuk melakukan suatu gerakan

biasanya sesuai dengan latihan rutin sesuai dengan norma-norma bantuan

yang berlaku di kantor kesehatan yang bersangkutan (Herdiana Nur Anisa,

2019).Standar Tugas Penunjang (STP) adalah rasio waktu yang dihabiskan


24

untuk setiap kegiatan per satuan waktu (hari, minggu, bulan, atau

semester) (Zein et al., 2022).

e. Faktor tugas penunjang (FTP) yaitu proporsi waktu yang digunakan

untuk menyelesaikan setiap kegiatan per satuan waktu per hari atau

perminggu atau pertahun

f. Kebutuhan tenaga kerja adalah analisis penentuan kebutuhan tenaga

kerja, tingkat absensi, dan tingkat turnover.

2. Kriteria Objektif

a) Sesuai : jika jumlah petugas analisis sesuai dengan beban kerja..

b) Tidak sesuai : Jika jumlah petugas analisis tidak sesuai dengan beban kerja

maka dapat menyebabkan banyaknya berkas rekammedis yang bertumpuk.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan metode pengumpulan data

primer, yaitu jenis data yang dikumpulkan secara langsung dari sumber

utamanya seperti melalui observasi.

E. Analisis data

Pada penelitian ini peneliti menggunakan analisis deksriptif terhadap

kumpulan data yang akan diteliti dan menjelaskan sesuatu yang dipelajari apa

adanya,dan menarik kesimpulan dari fenomena yang dapat diamati dengan

menggunakan angka-angka.
25

DAFTAR PUSTAKA

Amran, R., Apriyani, A., & Dewi, N. P. (2022). Peran Penting Kelengkapan Rekam Medik
di Rumah Sakit. Baiturrahmah Medical Journal, 1(September 2021), 69–76.

Andi Ritonga, Z., Hasibuan, A. S., & Putri, T. A. (2023). Analisis Kualitatif Pengisian Rekam
Medis Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun
2022. Jurnal Ilmiah Perekam Dan Informasi Kesehatan Imelda (JIPIKI), 8(1), 112–
123. https://doi.org/10.52943/jipiki.v8i1.1228

Anggita, N., Program, T., Manajemen, S., Kesehatan, I., Kesehatan, I.-I., Esa, U., Jakarta,
U., Arjuna, J., No, U., Jeruk, K., & Barat, J. (2018). Analisis Segitiga Kebijakan
Kesehatan dalam Pembentukan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2013 Tentang
Jabatan Fungsional Perekam Medis dan. In Angka Kreditnya Jurnal INOHIM (Vol. 6).

Herdiana Nur Anisa, H. P. (2019). Analisis Beban Kerja Pegawai dengan Metode Full Time
Equivalent (FTE) (Studi Kasus pada PT.PLN (Persero) Distribusi Jateng dan DIY).
Jurnal Teknik Industri, 3(3), 1–8.

Jayanti, K. D., Indra, P., & Cahyo, M. (2019). Journal of Community Engagement and
Employment Planning the Necessity of Medical Record Officers for Patient
Reception at. Journal of Community Engagement and Employment Perencanaan,
78–83.

Mulyana, M., Situmorang, M., & Nurwahyuni, S. (2022). Analisis Beban Kerja
Berdasarkan Kebutuhan Petugas Rekam Medis Dengan Metode Wisn Di Puskesmas
Sei Langkai Tahun 2022. Warta Dharmawangsa, 16(4), 1039–1055.
https://doi.org/10.46576/wdw.v16i4.2453

Putri, C. A., Hidayati, M., Studi, P., Medis, R., Informasi, D., Politeknik, K., & Ganesha, P.
(n.d.). Analisis Kebutuhan Sumber Daya Manusia Petugas Rekam Medis Dengan
Menggunakan Metode Analisis Beban Kerja Kesehatan (ABK-Kes).

Ridha Hidayat, H. H. (2019). Pengaruh Pelaksanaan SOP Perawat Pelaksana Terhadap


Tingkat Kecemasan Pasien Di Rawat Inap RSUD Bangking. Ners, 3(2), 1–23.

Rizkika, M. Y. (2020). 349-Article Text-788-1-10-20200301. 5(1), 62–71.

Suryanto, H. (2020). Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan Sumber Daya Manusia Petugas
Rekam Medis Puskesmas Adan-adan Kabupaten Kediri. Jurnal Rekam Medis Dan
Informasi Kesehatan, 3(1), 29–35. https://doi.org/10.31983/jrmik.v3i1.5514
26

Swari, S. J., & Verawati, M. (2022). Faktor Penyebab Ketidaklengkapan Pengisian Rekam
Medis Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit. J-REMI : Jurnal Rekam Medik Dan
Informasi Kesehatan, 3(4), 269–275. https://doi.org/10.25047/j-remi.v3i4.3256

Syafrina, N. (2019). MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA Eri Susan 1. Jurnal


Manajemen Pendidikan, 9(2), 952–962.

Wahyuni, I. A. P. P. S. W., & Parma, I. P. G. (2020). Penerapan SOP Bagi Mahasiswa PKL
Pada Departemen Food And Beverage Service The Oberoi Beach Resort, Bali. Jurnal
Manajemen Perhotelan Dan Pariwisata, 3(1), 20.
https://doi.org/10.23887/jmpp.v3i1.28997

Zavihatika, S., Syari, W., Prastia, T. N., Manajemen, K., Kesehatan, P., Kesehatan, S.,
Fakultas, M., Kesehatan, I., Ibn, U., Bogor, K., & Program, ). (2020). ANALISA
KEBUTUHAN TENAGA KERJA RADIOLOGI DILIHAT DARI BEBAN KERJA DI INSTALASI
RADIOLOGI RUMAH SAKIT ISLAM BOGOR TAHUN 2020. In PROMOTOR Jurnal
Mahasiswa Kesehatan Masyarakat (Vol. 3, Issue 5). http://ejournal.uika-
bogor.ac.id/index.php/PROMOTOR

Zein, E. R., Ramadhani, M., Ajeng, T., Nera, J., & Rosyi, R. (2022). ANALISIS BEBAN KERJA
PETUGAS REKAM MEDIS DENGAN METODE ABK-KES DI PUSKESMAS CIPTOMULYO
MALANG. 3(September), 534–542.

Anda mungkin juga menyukai