Anda di halaman 1dari 3

Tanam Padi Varietas Unggul

(Pengenalan Varietas Genjah dan Super Genjah)

Kementerian Pertanian terus mengupayakan peningkatan produksi padi untuk menjamin


ketersediaan beras nasional secara berdaulat. Salah satu terobosan yang saat ini tengah
dilakukan Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo adalah melalui pola tanam padi dengan
indeks pertanaman (IP) 400 yang dikelola dalam klaster kawasan berbasis korporasi
petani.

Penerapan pola tanam padi IP 400 merupakan salah satu langkah meningkatkan produksi
sehingga ketersediaan beras dalam negeri benar-benar mampu dipenuhi sendiri, bahkan
surplusnya dapat diekspor. IP 400 adalah cara tanam dan panen empat kali dalam satu
tahun pada lahan yang sama.

Tujuan IP 400 adalah untuk meningkatkan luas tanam dan produksi untuk ketahanan
pangan, penghasilan petani meningkat dan sekaligus sebagai solusi penurunan luas
tanam akibat alih fungsi lahan sawah.

Idealnya IP400 dikembangkan di sawah irigasi teknis dengan ketersediaan air sepanjang
tahun, bukan daerah endemis hama dan pada hamparan sawah yang cukup seragam.
Apakah bisa berhasil? Kunci keberhasilan ada di air, mekanisasi dan penggunaan benih
umur genjah dan super genjah dengan persemaian di luar (sistem culik, dapog, tray).

Beberapa varietas padi umur genjah seperti Silugonggo dipanen umur 80 sampai 90 hari
setelah semai (HSS), Dodokan (100 HSS), Inpari 12 (99 HSS), Inpari 13 (99HSS), Inpari
11 (105 HSS), Inpari 18 (102 HSS), Inpari 19 (103 HSS), Inpari 20 (104 HSS), Inpari
Sidenuk (103 HSS), Inpari Pajajaran (105 HSS) dan Inpari Cakrabuana (105 HSS).
Dengan teknik semai benih diluar areal tanam berumur 15 sampai 25 HSS dan langsung
ditanam, berarti waktu panen lebih cepat dihitung dari hari setelah tanam (HST). Berikut
sedikit penjelasan beberapa contoh padi varietas genjah/super genjah :

Cakrabuana Agritan

Benih Padi Cakrabuana merupakan Padi Genjah tahan hama dan penyakit juga tahan
tanah asem aseman, bermalay panjang, bulir lonjong besar, pengisian bulir mudah,
anakan banyak hingga 65 anakan perumpun, batang tegak kokoh, aman dari serangan
burung karena daun bendera tegak. Dilepas pada tahun 2018. Asal persilangan dari
Iradiasi Sinar Gamma Co60 dosis 0,1 kGy terhadap Inpari 13. Umur tanaman kurang lebih
104 Hari Setelah Semai (HSS). Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1, 2,
dan 3 dan agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III. Rentan hawar daun
bakteri strain IV dan VIII, tahan penyakit blas ras 033, dan 173 dan agak tahan penyakit
tungro inoculum. Baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran rendah dan menengah
sampai ketinggian 600 mdpl.

Padi Trisakti

Padi Trisakti umur pendek / Genjah dapat di panen 70 Hari Setelah Tanam. Jumlah
gabah/bulir padi per malai rata - rata 250-an. Semai Maksimal 20 HSS untuk pindah tanam
dan Panen 75 HST. Berdaun bendera tegak sehingga aman dari burung pipit. Tinggi
tanaman 80-90 cm. Cocok di tanam di sawah Irigasi dan lahan kering / sawah tadah hujan
/ sawah tidak tergenang atau sawah yang pengairannya bisa diatur (BURSAT Sunda).
Produktifitas : 7 ton/ ha potensi 11 ton/ha. Toleran terhadap Penyakit Blast, Kerdil Rumput
(Klowor), Wereng Batang Coklat (WBC). Rasa nasi enak, pulen. Sebagai saran gunakan
jarak tanam 30 x 30 cm dan legowo tiap 6 baris.

Padjadjaran Agritan

Tahun Dilepas 2018, asal persilangan Inpari 5 / IR66, Umur Tanaman


± 105 hari setelah semai, Bentuk Tanaman Agak Tegak, Tinggi Tanaman ± 97 cm. Toleran
terhadap kerebahan, Tekstur Nasi Pulen. Rata Rata Hasil 7,8 ton/ha, Potensi Hasil 11,0
ton/ha. Agak tahan terhadap wereng batang coklat biotipe 1 dan 2. Agak rentan wereng
batang coklat biotipe 3. Agak tahan terhadap penyakit hawar daun bakteri strain III. Rentan
hawar daun bakteri strain IV dan VIII. Baik ditanam pada lahan sawah irigasi dataran
rendah sampai 600 mdpl
https://bbpopt.tanamanpangan.pertanian.go.id/index.php/2021/01/04/ada-yang-tahu-apa-
itu-ip400-ini-yang-dilakukan-kementan/

Anda mungkin juga menyukai