Anda di halaman 1dari 2

PERAN ORANG MELAYU DALAM PROSES ISLAMISASI DI BIMA ABAD

XVI-XVII

LATAR BELAKANG

Islamisasi merupakan suatu kegiatan proses penyiaran agama islam yang di


bawa oleh para pedagang dari arab, persia, dan gujarat. yang bertujuan untuk
menyebarkan agama islam ke pada suatu wilayah yang belum menganut agama
islam. Motivasi awal kedatangan para pedagang tersebut tiadak lain karena adanya
faktor ekonomi yaitu pelayaran dan perdagangan. 1 Dalam proses islamisasi di
nusantara tidak terlepas dari para pedagang muslim yang singgah di suatu
pelabuhan setempat yang kemudian berinteraksi dan membentuk suatu komunitas
muslim setempat, faktor lain juga terdapat perkawinan antara para pedagang
muslim dengan orang-orang pribumi. Islam di bawa oleh para pedagang dari persia,
arab, dan india tentu saja telah membawa pengaruh besar di nusantara baik dari segi
sosial ekonomi, politik maupun budaya.

Proses islamisasi di kesultanan bima, banyak datang dari berbagai sisi yaitu
proses islamisasi yang datang dari demak setelah malaka jatuh di tangn portugis,
setelah demak berhasil mengambil malaka dan menjadikan malaka sebagai pusat
penyebaran isalam di nusatara, pada abad ke-16, sultan trenggono mengirimkan
sultan prapen ke lombok untuk menyiarkan islam, tapi usaha terseut gagal
kemudian sunan prapen pergi ke pulau sumbawa dan usahanya menyiarkan islam
pun terbilang cukup berhasil. Kemudian kesultanan Bima juga mendapat pengaruh
islamisasi dari pedagang yang datang dari ternate. Islamisasi di kesultanan bima
juga tidak terlepas dari peran orang melayu yaitu para mubalig yang datang dari
pulau sumatra, bernama Abdul Makmur alias Khatib Tunggal yang lebih dikenal
dengan Datuk ri Bandang dari Koto Tangah Minangkabau dan Nurdin Ariyani atau
Abdul Jawad alias Khatib Bungsu dengan gelar Datuk ri Tiro dari Aceh.2

1
Rosita Baiti, Abdur Razzaq, TEORI DAN ISLAMISAI DI INDONESIA, Wardah, 15(2), hal:138
2
Aksa, “Tradisi Hanta Ua Pua: Geliat Islamisasi dan Strategi Ulama dalam Menyebarkan Islam di
Bima” Pusaka Jurnal Khazanah Keagamaan, Vol. 10, No. 2, 2022, hl:443
Adanya peran orang melayu dalam islamisasi di kesultanan bima pada abad
ke-16, hal ini disebabkan dengan jatuhnya malaka di tangan portugis yang mana hal
itu menyebabkan orang-orang melayu banyak yang melakukan diaspora ke wilayah
jawa dan juga wilayah timur indonesia seperti maluku dan makasar, selain untuk
berhijrah karena merasa tidak nyaman dengan wilayahnya yang di kuasai oleh
portugis, mereka juga berhijrah dengan membawa misi untuk mengislam kan
masyarakat yang ada di luar sumatra. Sedangkan dapat dilihat dengan cara
pendekatan kekeluargaan makasar gowa tallo dengan Bima memiliki hubungan
yang erat, karena adanya perkawainan antara sultan bima dan adik dari sultan
gowa.3

Sebagaimana islamisasi di kesultanan bima mendapat pengaruh dari


beberapa faktor salah satunya orang melayu. Seperti yang telah di jelaskan dia atas
sedikit tentang gambaran mengenai islamisasi di kesultanan Bima. Kembali ke
tema awal riset ini yaitu peran orang melayu pada proses islamisasi di Kesultanan
Bima di era abad ke 17 hingga abad ke 18. Menurut saya tema ini perlu di kaji
karena untuk mengetahui, bagaimana proses orang melayu melakukan islamisasi di
bima, bagaimana cara masyarakat bima menerima orang melayu, dan pengaruh apa
saja yang di berikan orang melayu terhadap masyarakat bima.

Hal yang membedakan tema riset ini dengan riset lainya ialah, disini
penulis menyajikan informasi tentang proses islamisasi dari penyebaran yang di
bawa oleh orang melayu yang berdiaspora dari malaka, yang masih sedikit orang
yang menuliskan tentang riset ini. Kebanyakan para penulis lainnya menyajikan
riset tentang proses islamisasi di bima abad 16-17 namun dijelaskan secara umum.
Jadi pada riset kali ini penulis ingin menyajikan hal yang berbeda dari riset-riset
yang telah ada sebelumnya.

3
Haris dkk, “KERAJAAN TRADISIONAL DI INDONESIA : BIMA”, Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan RI, jakarta, 1997, hl:55

Anda mungkin juga menyukai