Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH PERKEMBANGAN ISLAM DI MALAYSIA

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam sebagai suatu kekuatan yang diperhitungkan di masa pra kolonialisme dan dalam
batas tertentu perjuangan kemerdekaan dalam abad dua puluh, kekuatan dan sumbangan Islam
bagi perubahan sosial politik selama ini sering diabaikan, sehingga muncullah pergolakan-
pergolakan di dunia Islam mengalami kebangkitan termasuk di Malaysia.
Pada awalnya, Malaysia adalah kerajaan federal di Asia Tenggara yang terletak di
semananjung Malaka dan sebagian Kalimantan Timur yang penduduknya mayoritas Islam dan
konstitusi sebagai agama resmi negara, sehingga syariat Islam ditegakan dengan baik dan
benar. Munculnya Islam di Malaysia berkat jasa para pedagang yang mempunyai semangat
yang tinggi dalam menyiarkan dan mengembangkan Islam dari Arab melalui Malaka yang saat
itu sebagai pusat perdagangan. Karena memang jalur perdagangan merupakan salah satu media
yang efektif dalam mengembangkan dan menyiarkan ajaran Islam.
Malaysia dominan masyarakatnya muslim, tampak kelihatan sangat heterogen terutama
bila dilihat dari segi etnis, suku dan ras mereka. Karena itu, di Malaysia dapat dijumpai
sejumlah kelompok masyarakat muslim Indo-Melayu, bahkan suku Bugis dan Makassar,
banyak di sana. Walaupun Malaysia sebagai salah satu negara yang masyarakatnya dominan
muslim, namun tentu masih saja menimbulkan pertanyaan mengenai tempat asal datangnya
Islam di sana dan bagaimana pola perkembangannya.
Perkembangan Islam di Malaysia ditandai dengan tumbuhnya institusi-institusi dengan
baik hal ini peningkatan kesadaran beragama dalam sosial keagamaan, politik, ekonomi dan
lain-lainnya, sebagai contoh sebuah oposisi Islam berkembang yaitu organisasi Kesatuan
Nasional Melayu (UMNO) berusaha menyokong oposisi keagamaannya sendiri melalui
perekrutan tokoh-tokoh agama dan berjanji memperjuangkan kepentingan Islam dan Pan-
Melayu Islamic Party (P.M.I.P) yang menjadi juru bicara bagi permusuhan komunitas Muslim
terhadap warga cina dan India. Orientasi keislaman P.M.I.P tidak hanya kepedulian ekonomi
tetap juga kepedulian terhadap Perkembangan Islam Malaysia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Masuknya Islam ke Malaysia


Tidak adanya dokumen yang lengkap mengenai kedatangan Islam ke Malaysia,
menyebabkan munculnya berbagai teori tentang kapan dan dari mana Islam pertama kali
menyebar di negara ini. Wan Hussein Azmi, dalam kitabnya Islam di Malaysia Kedatangan
dan Perkembangan ( Abad 7-20 M), beragumen bahwa Islam datang pertama kali ke Malaysia
sejak abad ke 7 M. Pendapat in berdasarkan pada sebuah argumen bahwa pada pertengahan
abad tersebut pedagang Arab sudah sampai pada gugusan pulau-pulau Melayu, dimana
Malaysia secara geografis tidak dapat dipisahkan darinya. Para pedagang Arab yang singgah
dipelabuhan dagang Indonesia pada paruh ketiga abad tersebut, menurut Azmi tentu juga
singgah di pelabuhan- pelabuhan dagang di Malaysia.
Sejalan dengan pendapat Wan Hussein Azmi, Hashim Abdullah dalam kitabnya
Perspektif Islam di Malaysia, menegaskan : para pedagang Arab singgah di pelabuhan-
pelabuhan sumatera untuk mendapatkan barang-barang keperluan dan sementara menanti
perubahan angin mosun. Ada diantara mereka yang singgah di pelabuhan-pelabuhan tanah
melayu seperti Kedah, Trengganu dan Malaka. Oleh yang demikian bolehlah dikatakan bahwa
islam telah masuk di tanah Melayu pada abad ke 7 M. Namun pendapat / teori ini masih sangat
meraguakan karena hipotesis tersebut terlalu umum dan masih dapat diperdebatkan.
Pendapat terakhir ini berdasarkan pada penemuan batu nisan di Tanjung Ingris, Kedah
pada tahun 1965. Pada batu nisan tersebut tertulis nama Syekh Abdu Al Qadir Ibnu Husayn
syah yang meninggal pada tahun 291 H (940 M). Menurut sejarawan, Syekh Abdu Al Qadir
adalah seorang Da’i keturunan Persia. Penemuan ini merupakan suatu bukti bahwa Islam tlah
datang ke Malaysia pada sekitar abad ke 3 H( 10 M).
Sejauh menyangkut penyebaran Islam di Malaysia, peranan Malaka sama sekali tidak
dapat dikesampingkan. Karena koversi Melayu terjadi terutama selama periode kesultanan
Malaka pada abad ke 15 M, dari sekitar tahun 1402 hingga 1511 M. Malaka dalam sejarah di
nukilkan bahwasanya pembentukan dan pertumbuhannya disinyalir ada kaitannya dengan
perang saudara dikerajaan Majapahit setelah kematian Hayam Wuruk ( 1360-1389 M). Pada
tahun 1401 M meletus perang saudara untuk merebut tahta kerajaan antara Wira Bumi dengan
raja Wikrama Wardhana. Dalam perang tersebut Parmewara ( Putra Raja Sriwijaya dari Dinasti
Seilendra) turut terlibat karena ia menikahi salah seorang putri Majapahit. Oleh karena pihak
yang ia bantu mengalami kekalahan maka parmewara dan pengikutnya melarikan diri kedaerah
Tumasik (singapura) yang berada di bawah kekuasaan empair Siam pada saat itu.
Temasek pada masa itu lebih merupakan sebuah perkampungan kaum nelayan,
diperintah oleh seorang wakil raja Siam yag bernama Tamagi. Oleh karena inginkan kekuasaan
akhirnya Parmewara membunuh Tamagi dan berhasil menjadi penguasa di Temasek. Peristiwa
terbunuhnya Tamagi diketahui oleh raja Siam. Kemudian memutuskan untuk menuntut balas
atas kematian Tamagi. Parmewara dan para pengikutnya mengundurkan diri ke Muar dan
akhirnya sampai ke Malaka. Malaka ketika itu merupakan sebuah kampung kecil yang didiami
oleh sebagian kecil kaum- kaum nelayan yang kerja mereka sebagian perampok kapal-kapal
dagang yang datang dari Barat ke Timur. Sesampainya di Malaka, parmewara dilantik menjadi
penguasa oleh pengikut-pengikutnya dan penduduk asli disana, dan kemudian mendirikan
kerajaan Malaka pada tahun 1402 M.
Menurut ahli sejarah, ada beberapa faktor yang meyebabkan Parmeswara memilih
Malaka sebagai kediamannya, antara lain:
1. Malaka mempunyai lahan datar yang luas, sesuai dijadikan tempat tinggal dan kawasan cocok
tanam.
2. Bukit-bukit yang berada berdampingan tanah datar dapat digunakan sebagai benteng
keselamatan dan pertahanan.
3. Letaknya bertentangan dengan Sumatera yang kaya dengan keperluan perdagangan seperti
beras, lada hitam, kapur, emas dan lain-lain.
4. Faktor yang terpenting sekali, karena kedudukan Malaka di tengah-tengah perjalanan laut
antara Asia Barat Farsi, India dan Cina. Sangat strategis dijadikan sebagai pelabuhan perantara
atau pelabuhan internasional.
Berdasarkan faktor-faktor yang ada Malaka tumbuh dengan pesat terutama dalam
bidang perdagangan. Dengan berkembangnya Malaka sebagai daerah pelabuhan yang bertaraf
internasional, secara tidak langsung telah mengundang orang-orang Arab dan khususnya para
pedagang dari bangsa tersebut untuk masuk ke daerah tersebut dan melakukan transaksi
perdagangan. Dan puncaknya Islam mendapatkan tempat di Malaka tak kala seorang ulama
dari Jeddah yang Syeikh Abdul Aziz berhasil mengislamkan Parmewara pada tahun 1414 M
( abad ke 15 ).
Setelah Parmewara masuk islam, ia mengganti namanya dengan Sultan Megat Iskandar
Shah. Kitab sejarah Melayu menceritakan bahwa Raja Malaka Megat Iskandar Shah adalah
orang pertama kali di kerajaan tersebut yang memeluk agama Islam. Selanjutnya ia
memerintahkan segenap warganya menjadi muslim. Dalam proses Islamisasi berikutnya, para
Sultan memberi dukungan yang besar dengan turut meningkatkan pemahaman tentang Islam
dan berpartisipasi dalam pengembangan wacana, kajian dan pengamalan Islam.
B. Perkembangan Islam Di Malaysia
Berpedoman kepada beberapa fakta sejarah yang terdapat saat ini sama ada dalam
bentuk laporan, catatan, situasi kebudayaan masyarakat dan inskripsi-inskripsi, ahli-ahli
sejarah berpendapat terutama sejarahan daerah berpendapat kedatangan Islam ke Nusantara
berlaku pada abad ke-7 dan ke-8 Masehi. Sedangkan Sejarawan Barat berpendapat
kedatangannya berlaku di sekitar abad ke-13 Masehi. Ditanah Melayu kebanyakan para
sejarawan daerah mengandaikan kedatangannya disekitar abad ke-9 dan pada abad ke-12
Masehi. Kebanyakan sejarawan Barat berpendapat berlaku di sekitar abad ke-15 Masehi yang
bermula dari Malaka. Namun demikian berdasarkan kepada kajian yang lebih menyeluruh di
samping terdapat beberapa penemuan baru diyakini kedatangan Islam ke alam Melayu berlaku
sejak abad ke-7 dan ke-8 Masehi lagi.
Walaupun bagaimana pun penyebaran secara lebih pesat dan menyeluruh didapati
berlaku dalam abad ke-15 dan ke -16 Masehi. Terdapat beberapa faktor yang mendorong
penyebaran Islam secara lebih positif di saat dimana antara faktor-faktor tersebut ada perkaitan
atau pengaruh mempengaruhi antara satu sama lain.
C. Faktor perlombaan penyebaran agama
1. Faktor perkawinan
Bagi mengembangkan lagi dakwah Islamiah, perkawinan juga dapat memainkan
peranan secara lebih mantap dan berkesan. Perkawinan yang biasa berlaku disini dalam periode
permulaan Islam ialah perkawinan antar saudagar-saudagar Islam dengan gadis-gadis pribumi,
terutama putri-putri dikalangan istana dan pembesar-pembesar negeri. Begitu juga perkawinan
antara seorang Raja dengan putri-putri Raja di negeri jiran atau di negeri yang ditaklukinya.
Kedua struktur perkawinan itu merupakan faktor pembantu dalam menyebarkan Islam didaerah
ini.
2. Faktor perdagangan
Kegiatan perdagangan antara Arab, Farsi dan India dengan Nusantara dikatakan telah
berlaku sejak beberapa abad sebelum masehi lagi hingga ke zaman kedatangan Islam pada abad
ke-17 dan ke-8 Masehi. Sejak zaman awal Islam lagi pedagang-pedagang Arab-Islam
disamping menjalankan aktivitas perdangangan di Nusantara mereka telah memperkenalkan
agama suci itu dimana-mana saja pelabuhan yang mereka singgahi. Dari sifat mulia dan
kepribadian yang tinggi serta amalan-amalan agama Islam yang dianut oleh mereka. Situasi
tersebut menyebabkan mereka senantiasa disanjung tinggi dan dipercayai oleh segenap lapisan
masyarakat.
3. Faktor penguasaan syahbandar
Syahbandar merupakan orang yang bertanggung jawab penuh untuk menjalankan
urusan sebuah pelabuhan, maju dan mundur, aman dan gawat sebuah pelabuhan itu adalah
bertangantung kepada kebijakan seorang syahbandar. Selain dari peranan utamanya untuk
memajukan pelabuhan ia juga boleh memainkan peranan sampingan bagi mengembangkan
agama Islam. Pada setiap pelabuhan dilantik beberapa orang syahbandar, khususnya dalam
kerja-kerja memungut cukai impor dan ekspor. Sejak abad ke-13 Masehi lagi perdagangan
Nusantara kebanyakannya dimonopoli oleh pedagang-pedagang Islam yang terdiri dari bangsa
Arab, Farsi dan India.
D. Pengaruh Islam dalam Pendidikan
1. Pengajian Islam di Malaka
Sejak penerimaan Islam oleh Parameswara pada tahun 1414 Masehi, kegiatan Agama
dan pendidikan Islam di usahakan secara bersungguh – sungguh oleh para ulama dan para
mubaligh. Seluruh masyarakat dari golongan para raja, pembesar serta rakyat jelata disuguhkan
dengan pengetahuan Islam. Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan, rumah – rumah, masjid,
surau serta istana – istana dijadikan sebagai institusi pendidikan.
2. Kearah Pendirian Sekolah Melayu
Oleh pelajaran Al-Quran merupakan mata pelajaran dasar atau asas salam
kurikulumnya, rata – rata masyarakat Melayu menamakannya sebagai “Sekolah Qur’an”.
Kesadaran untuk mengubah struktur pengajian tradisional melayu, kepada tahap yang lebih
baik dan sempurna oleh penjajah Inggris, telah terbayang pada awal abad ke 19 Masehi,
berkesempatan meninjau institusi berkenaan terutama dengan itu beliau membuat saran supaya
pihak kerajaan menyediakan tempat belajar yang lebih sesuai di samping membuat beberapa
perubahan yang perlu.
E. Kebangkitan Islam di malaysia
Pengalaman Islam menjadi lebih tampak jelas terutama setelah kebangkitan Islam di
Malaysia yang terjadi pada tahun 1970-an dan mencapai puncaknya pada tahun 1980-an.
Kebangkitan islam di Malaysia terrlihat jelas pada upaya muslim Malaysia untuk mengamalkan
ajaran Islam secara lebih serius seperti aktif shalat berjamaah di masjid, menghampri wirid
pengajian, banyak beramal shaleh, mengucapkan salam bila bertemu, berhati-hati dalam
membeli makanan agaar tidak termakan pada yang haram, memakai busana muslim seperti
jubah, jilbab dan baju kurung dan telekung bagi wanita, memakai sarung sorban dan peci atau
pakaian yang lain yang mencirikan ketaatan sebagai muslim.
Gerakan kebangkitan Islam juga terlihat dikalangan mahasiswa di kampus-kampus
Malaysia di kalangan mahasiswa terdapat kelompok-kelompok pengajian yang dikenal dengan
dakwah. Mereka secara aktif mengadakan pengajian, puasa bersama, shalat malam bersama,
dan tidak jarang juga mengadakam dzikir dan renungan malam bersama. Sementara
mahasiswa-mahasiswa di Universitas Malaya dan Universitas Kebangsaan Malaysia
membentengi identitas mereka dengan menggabungkan diri pada gerakan-gerakan dakwah
seperti ABIM, Darul Arqam, dan jamaah Tabligh, maka mahasiswa yang belajar di luar negri,
karna merasa goncangan kultural dan keterasingan.
F. Islam mendapat Dukungan dari Negara dan Pemerintahan
Faktor lainnya yang menyebabkan kuatnya citra dan nuansa islam di dalam masyarakat
dan politik Malaysia adalah sikap dan respon UMNO dan pemerintahan terhadap menguatnya
etos dan kesadaran islam dalam masyarakat Melayu dan menunjukan sikap dan kebijakan yang
lebih beriorentasi Islam. Dalam hal ini pemerintahan secara jelas telah memperlihatkan
kebijakan akomodatif dan pro-Islam dan tidak hanya bersifat infrastruktural, tetapi juga
bersifat strukturaldan kultural. Hal ini menemukan momentumnya pada masa pemerintah
Mahatir dan berlanjut hingga masa pemerintahan Abdullah Ahmad Badawi.
Sikap akomodatif pemerintahan secara jelas dapat ditunjukan dengan berbagai
kebijakan yang meyakinkan rakyat Malaysia dan kaum Muslimin, bahwa pemerintah dan
UMNO bersungguh-sungguh dalam mendukung peran Islam.
Hal ini dapat ditunjukan dari kebijakan pemerintahan dalam berbagai aspek berikut ini:
a. Geliat dakwah dan siar islam
b. Penyediaan infrastruktur
c. Pendidikan dan pengajaran

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Malaysia adalah kerajaan faderal diasia tenggara yang terletak dimenanjung malaka dan
sebagian di Kalimantan timur yang penduduknya mayoritas islam dan konstitusi sebagai agama
resmi Negara, sehingga syariat islam ditegakkan dengan baik dan benar. Maka muncullah islam
di Malaysia berkatjasa para pedagang yang mempunyaisemangat yang tinggi dalam
menyiarkan dan mengembangkan islam di Arab melalui Malaka.

Anda mungkin juga menyukai