Anda di halaman 1dari 4

Nyssa Calista Raphy

 ISLMA MASUK KE MALAKA

Gerbang utama

Kesultanan Melaka adalah sebuah Kerajaan Melayu yang pernah berdiri


di Melaka, Malaysia. Melihat dari sejarahnya, Malaka merupakan gerbang utama
masuknya Islam ke Asia Tenggara. Dari Semenanjung Malaka, Islam bersentuhan dengan
bangsa Melayu yang kemudian menyebar ke seluruh kawasan Asia Tenggara.

Dalam versi lain disebutkan, Islam lebih dahulu dikenal di Samudra Pasai, Aceh,
sebelum sampai ke Malaka. Keberadaan Islam di Samudra Pasai merupakan dampak
perkembangan penyebaran Islam dari Kerajaan Perlak. Bermula dari Kerajaan Perlak,
penyebaran Islam mengalami perkembangan pesat, termasuk di Malaka.

Sangat Strategis

Malaka merupakan selat yang letaknya sangat strategis dalam sejarah perdagangan
dunia. Beragam transaksi jual-beli dari berbagai belahan dunia dilakukan di kawasan
perairan ini. Kerajaan-kerajaan yang berada di dekat kawasan strategis itu pun memetik
banyak keuntungan.

Selain keuntungan ekonomi, mengenal Islam juga merupakan salah satu dampak
positif dari ramainya hubungan dagang dengan para saudagar mancanegara. Menurut
hikayat Sejarah Melayu dan catatan orang Cina pada 1409, orang Malaka telah memeluk
agama Islam.

Parameswara

Beberapa sumber sejarah menyebutkan, Islamnya Malaka berangkat dari Kerajaan


Samudra Pasai. Parameswara, raja pertama Kerajaan Malaka (1384-1414), beristrikan
putri dari Kerajaan Pasai.

Parameswara merupakan orang Melayu beragama Hindu keturunan Raja Sriwijaya.


Setelah menjalin hubungan dengan Pasai, Parameswara memeluk agama Islam.
Parameswara lalu mengganti nama menjadi Muhamad Iskandar Syah setelah masuk
Islam. Sultan Iskandar Syah lantas menguatkan relasi dengan kerajaan-kerajaan Islam di
wilayah yang kini menjadi Indonesia dengan menikahi putri dari Kerajaan Samudera
Pasai di Aceh . Dengan berislamnya sang sultan, diislamkanlah seluruh kerajaan dan
rakyatnya. Islam pun menjadi agama resmi Kerajaan Malaka.

Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam disebutkan, para pedagang, mubalig, serta
guru sufi kemudian datang berbondong-bondong dari Timur Tengah ke bandar Kerajaan
Malaka dan Pasai. Dari dua kerajaan tersebut, tersebarlah ajaran Islam ke Pattani
(Thailand) serta kawasan semenanjung, seperti Johor, Pahang, dan Perak.

Keruntuhan

Kerajaan Malaka runtuh pada Agustus 1511 ketika wilayahnya diserang penjajah
Portugis di bawah pimpinan Afonso de Albuquerque. Saat itu, Malaka diperintah Sultan
Mahmud Syah. Tapi, runtuhnya Malaka bukan berarti lenyapnya Islam di tanah melayu .
Keruntuhan tersebut justru mendorong penyebaran Islam yang lebih luas.

Para keturunan Sultan Mahmud Shah masih terus berjuang mempertahankan diri,
hingga kemudian tersebar ke beberapa wilayah. Riau, Lingga, Johor, dan Pahang menjadi
empat negeri utama kelanjutan sejarah kerajaan Islam Melayu.

KESIMPULAN

Kerajaan ini tidak meninggalkan bukti arkeologis yang cukup untuk dapat digunakan
sebagai bahan kajian sejarah, tetapi keberadaan kerajaan ini dapat diketahui
melalui Sulalatus Salatin dan kronik Tiongkok masa Dinasti Ming. Dari perbandingan
dua sumber ini masih menimbulkan kerumitan akan sejarah awal Malaka terutama
hubungannya dengan perkembangan agama Islam di Malaka serta rentang waktu dari
pemerintahan masing-masing raja Malaka. Pada awalnya Islam belum
menjadi agama bagi masyarakat Malaka, tetapi perkembangan berikutnya Islam telah
menjadi bagian dari kerajaan ini yang ditunjukkan oleh gelar sultan yang disandang oleh
penguasa Malaka berikutnya.

 MASUKNYA ISLAM KE ACEH UTARA


Islam di Aceh merupakan agama yang dianut oleh mayoritas penduduk Aceh.
Banyak ahli sejarah baik dalam maupun luar negeri yang berpendapat bahwa agama
Islam pertama sekali masuk ke Indonesia melalui Aceh.

Keterangan Marco Polo yang singgah di Perlak pada tahun 1292 menyatakan
bahwa negeri itu sudah menganut agama Islam. Begitu juga Samudera-Pasai,
berdasarkan makam yang diketemukan di bekas kerajaan tersebut dan berita sumber-
sumber yang ada seperti yang sudah kita uraikan bahwa kerajaan ini sudah menjadi
kerajaan Islam sekitar 1270.

Tentang sejarah perkembangan Islam di daerah Aceh pada zaman-zaman


permulaan itu petunjuk yang ada selain yang telah kita sebutkan pada bagian-bagian
yang lalu ada pada naskah-naskah yang berasal dari dalam negeri sendiri seperti Kitab
Sejarah Melayu, Hikayat Raja-Raja Pasai. Menurut kedua kitab tersebut, seorang
mubaligh yang bernama Syekh Ismail telah datang dari Mekkah sengaja menuju
Samudera untuk mengislamkan penduduk di sana. Sesudah menyebarkan agama
Islam seperlunya, Svekh Ismail pun pulang kembali ke Mekkah. Perlu uga disebutkan
di sini bahwa dalam kedua kitab ini disebutkan pula negeri-negeri lain di Aceh yang
turut diislamkan, antara lain: Perlak, Lamuri, Barus dan lain-lain.

Berdasarkan keterangan kedua sumber itu dapatlah diperkirakan bahwa


sebagian tempat-tempat di Aceh, terutama tempat-tempat di tepi pantai telah memeluk
agama Islam. Islam yang masuk ke Aceh khususnya dan Indonesia umumnya pada
mulanya mengikuti jalan-jalan dan kota-kota dagang di pantai, kemudian barulah
menyebar ke pedalaman. Para pedagang dan mubaligh telah memegang peranan
penting dalam penyebaran agama Islam.

Secara historis sosiologis, masuk dan berkembangnya Islam ke suatu daerah


sangat kompleks. Terdapat banyak permasalahan yang terkait dengannya, misalnya
dari mana asalnya, siapa yang membawa, apa latar belakangnya dan bagaimana
dinamikanya, baik dari segi ajaran Islam maupun pemeluknya. Ada beberapa
pendapat yang menyatakan kapan masuknya Islam ke Aceh. Hamka berpendapat
Islam masuk ke Aceh sejak abad pertama Hijriah (ke-7 atau 8 M) namun ia menjadi
sebuah agama populis pada abad ke-9 seperti pendapat Ali Hasjmy. Sedangkan para
orientalis seperti Snouck Hourgronje berpendapat Islam masuk pada abad ke-13 M
yang ditandai dengan berdirinya Kesultanan Samudra Pasai.

Anda mungkin juga menyukai