PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
Mardin Syahputra Zai Program Studi Teknologi Informasi, Falkultas sains dan teknologi,
Unifersitas Nias Email : mardinzai034@gmail.com
ABSTRAK
Sastra dan cerita rakyat merupakan bagian dari budaya sebuah komunitas. Karena
sastra adalah produk dari komunitas, itu berfungsi sebagai representasi dari budaya dan
masyarakat di sekitarnya. Oleh karena itu, kemiripan cerita rakyat antara Timun Mas di
Indonesia dan Momotaro di Jepang menarik untuk penyelidikan lebih lanjut, terutama dengan
mempertimbangkan pemahaman lintas budaya. Belajar BIPA memerlukan pemahaman lintas
budaya. Anda dapat memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang hubungan lintas budaya
jika Anda menggunakan kesusastraan sebagai simbol budaya. Sastra bandingan dapat
membantu dalam hal ini. Ini sejalan dengan jenis sastra bandingan di mana karya literatur
dibandingkan satu sama lain. Berdasarkan praktik pembelajaran BIPA dengan siswa dari
Jepang, tulisan ini bertujuan untuk memberikan
ABSTRAC
Literature and folklore are part of the culture of a community. Because literature is a
product of a community, it serves as a representation of the culture and society around it.
Therefore, the similarities in folklore between Timun Mas in Indonesia and Momotaro in Japan
are interesting for further investigation, especially taking into account cross-cultural
understanding. Learning BIPA requires cross-cultural understanding. You can gain a better
understanding of cross-cultural relationships if you use literature as a cultural symbol.
Comparative literature can help with this. This is in line with the type of comparative literature in
which works of literature are compared with each other. Based on BIPA learning practices with
students from Japan, this paper aims to provide
Kata Kunci: Cerita Rakyat; Pembelajaran BIPA; Sastra Bandingan; Bahan Ajar.
PENDAHULUAN
Revolusi industri 4.0 adalah era digital di mana semua mesin terhubung ke internet atau
cyber system. Situasi ini menghasilkan perubahan sosial yang signifikan. Industri 4.0
mencakup peningkatan daya saing melalui peralatan pintar, penggunaan data lokasi upah
tinggi, efisiensi energi, produksi, perubahan demografik, dan sumber daya di kota-kota (Heck &
Rogers, 2014). Saat ini, arus lalu lintas global tidak hanya dirasakan dalam pertukaran barang
dan jasa antara negara, tetapi juga menyentuh banyak aspek kehidupan manusia, seperti
pendidikan, yang menunjukkan kemajuan bangsa. Kesiapan perguruan tinggi untuk
menyediakan program pembelajaran bagi mahasiswa asing dianggap sebagai tantangan dan
peluang strategis untuk kemajuan institusi, bahkan kemajuan bangsa, dalam konsep perguruan
tinggi kelas dunia. Selain itu, kesiapan ini merupakan salah satu komponen yang diukur.
Ini terbukti oleh tingginya yang kuat untuk mendukung
keinginan siswa asing untuk belajar di pemahaman lintas budaya.
Indonesia, terutama bahasa Indonesia.
Menurut Patdono Suwignjo, Direktur Bahasa Indonesia sangat
Jenderal Kelembagaan IPTEK DIKTI, diminati oleh siswa asing. Bahan ajar
Direktorat Pembinaan Kelembagaan yang tersedia di pasar, bagaimanapun,
Perguruan Tinggi telah menerbitkan tidak mendukung hal ini (Ulumuddin &
6.967 surat izin belajar sepanjang tahun Wismanto, 2014, hlm. 15). Akibatnya,
2016 (Kemenristekdikti, 2017). Program sangat penting untuk menyeimbangkan
Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing minat siswa asing dengan materi
(BIPA) menempati urutan pertama dari pelajaran yang tersedia. Fenomena ini
lima program studi peminatan yang menunjukkan bahwa implementasi
tersedia untuk mahasiswa asing. Hal ini strategi kebudayaan sangat penting
tidak terlepas dari fakta bahwa bahasa untuk keberhasilan Program Bahasa
memainkan peran strategis dalam Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA).
memahami kebudayaan negara yang Menurut Danandjaja (2007), cerita
sedang dipelajari. akibat logis yang rakyat dalam kesusastraan berfungsi
membuat program studi ini sangat sebagai sarana yang kuat untuk
penting dalam persaingan global (Cakir, mendukung pemahaman lintas budaya
2006). dalam pembelajaran BIPA.
SIMPULAN
Kajian sastra bandingan antara
cerita rakyat Timun Mas dari Indonesia dan
Momotaro dari Jepang menunjukkan
kemiripan penceritaan dan elemen
kebudayaan. Kemiripan ini bermula dari
keinginan orang tua untuk memiliki
keturunan, kasih sayang orang tua
terhadap anaknya, pembekalan diri saat
menghadapi masalah, keberanian membela
kebenaran, dan menunjukkan Kedua cerita
rakyat ini membawa pesan moral penting
dan pengetahuan budaya. Pembelajar BIPA
tingkat menengah dari Jepang dapat
menggunakan pengetahuan budaya dan
pesan moral yang disampaikan dalam
kedua cerita sebagai materi ajar yang
berbasis kebudayaan. Kedua cerita ini
memiliki persamaan dan perbedaan yang
membuat sulit bagi pembelajar BIPA untuk
memahami kebudayaan dari bahasa
Indonesia yang mereka pelajari. Namun,
secara tidak langsung, mereka diminta untuk
memaknai kebudayaan bangsa yang mereka
pelajari dengan bercermin dari budaya
mereka sendiri. Nilai-nilai kearifan lokal dari
kedua negara ini berfungsi sebagai jembatan
yang kokoh yang memungkinkan