Konseptual
Konseptual
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
JAKARTA
2022
TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENGGUNAAN OBAT
ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS KASONGAN
FAKULTAS FARMASI
PROGRAM STUDI ILMU FARMASI
JAKARTA
2022
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
Skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri, dan semua sumber baik yang dikutip
maupun dirujuk telah saya nyatakan benar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
2406/MENKES/PER/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotik
dinyatakan bahwa intensitas penggunaan antibiotik yang relatif tinggi menimbulkan
berbagai permasalahan dan merupakan acaman global bagi kesehatan terutama resistensi
bakteri terhadap antibiotik. Selain memberi dampak terhadap morbiditas maupun mortalitas,
juga memberi dampak negatif terhadap ekonomi sosial yang sangat tinggi.
Resistensi bakteri dapat terjadi secara intrinsik. Resistensi intrinsik terjadi secara
khromosomal dan berlangsung melalui multiplikasi sel yang akan diturunkan pada turunan
berikutnya. Resistensi yang didapat dapat terjadi akibat mutasi khromosomal atau akibat
transfer DNA. Sifat resistensi terhadap antibiotik melibatkan perubahan genetik yang
bersifat stabil dan diturunkan dari satu generasi ke generasi lainnya, dan setiap proses yang
menghasilkan komposisi genetik bakteri seperti mutasi, transduksi (transfer DNA melalui
bakteriofaga), transformasi (DNA berasal dari lingkungan) dan konjugasi (DNA berasal dari
kontak langsung bakteri yang satu ke bakteri lain melalui pili) dapat menyebabkan
timbulnya sifat resisten tersebut. Proses mutasi, transduksi dan transformasi merupakan
mekanisme yang terutama berperan di dalam timbulnya resistensi antibiotik pada bakteri
kokus Gram positif, sedangkan pada bakteri batang Gram negatif semua proses termasuk
konjugasi bertanggung jawab dalam timbulnya resistensi (Sudigdoadi, 2001)
Penetapan Persentase Penggunaan Obat Rasional di sarana pelayanan kesehatan dasar
Pemerintah dilakukan melalui pemantauan indikator peresepan untuk 3 Diagnosis penyakit
yaitu ISPA Non-Pneumonia, Diare Non-Spesifik dan Myalgia. Untuk indikator penggunaan
persentase antibiotika untuk ISPA Non-Pneumonia belum baik dimana angka penggunaan
antibiotik masih tinggi di puskesmas sebesar 38,52%. Namun capaian ini masih belum
sesuai batas toleransinya yang sebesar 20%. Untuk persentase antibiotika untuk Diare-Non-
Spesifik batas toleransinya sebesar 8% dan untuk Kalimantan Tengah capaiannya melebihi
dari batas toleransi tersebut yaitu 24,92%. Untuk persentase injeksi pada myalgia batas
toleransinya sebesar 1% dan capaian di Kalimantan Tengah dibawah batas toleransi sebesar
0,63%. (Kementerian Kesehatan RI, 2019)
Pengetahuan dan kepercayaan merupakan faktor sosial kognitif yang mempengaruhi
perilaku terkait kesehatan pada level individu, termasuk perilaku penggunaan antibiotik.
Pengetahuan sendiri sangat dipengaruhi oleh pendidikan. Semakin tinggi tingkat pendidikan
2.2 Antibiotik
2.2.1 Sejarah Antibiotik
Antibiotik adalah segolongan molekul, baik alami maupun sintetik, yang
mempunyai efek menekan atau menghentikan suatu proses biokimia di dalam organisme,
khususnya dalam proses infeksi oleh bakteri. Penggunaannya dikhususkan untuk mengobati
infeksi yang disebabkan oleh bakteri. Karena itulah, antibiotik tidak tepat digunakan untuk
pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur dan benda asing lainnya
selain bakteri (Ferdiansyah, 2017)
Penemuan antibiotik terjadi secara tidak sengaja pada tahun 1928 ketika seorang
ilmuwan Skotlandia yang bernama Alexander Fleming lupa membersihkan sediaan bakteri
pada media dalam sebuah cawan petri dan meninggalkannya selama beberapa hari. Ketika
akan membersihkan cawan tersebut, ia menemukan sebagian jamur telah tumbuh pada
media tersebut dan sebagian lain yang tadinya sudah ditumbuhi jamur sudah bersih
(Ferdiansyah, 2017)
2.2.2 Penggolongan Antibiotik
Penggolongan antibiotika dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 2406/Menkes/Per/XII/2011 Tentang Pedoman Umum Penggunaan antibiotika,
berdasarkan mekanisme kerjanya, yaitu :
1. Obat yang menghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri.
a. Antibiotika Beta-Laktam
Antibiotika beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang mempunyai
struktur cincin beta-laktam, yaitu penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem, dan
inhibitor beta-laktamase. Obat-obat antibiotika beta-laktam umumnya bersifat bakterisid,
dan sebagian besar efektif terhadap organisme gram-positif dan negatif. Antibiotika beta-
laktam mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah terakhir
dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan stabilitas mekanik pada
dinding sel bakteri.
1) Penisilin, contoh obat pada golongan ini, yaitu Penicilin G dan Penicilin V,
amoxicilin, ampicilin dan piperasilin.
150
n=
1 + 150 (0,052 )
150
n=
1 + 0,375
150
n=
1,375
n = 110
Berdasarkan rumus diatas, dengan populasi sebanyak 150 pasien perhitungan populasi
selama 1 bulan di Puskesmas Kasongan dengan tingkat kesalahan 5% maka jumlah sampel
yang diperoleh untuk penelitian ini adalah sebanyak 110 responden.
3.5 Kriteria
Adapaun kriteria yang ditentukan pada penelitian ini ialah masyarakat Kasongan
yang sedang berobat di Puskesmas Kasongan. Bersedia menjadi responden (Kriteria
Inklusi). Apabila responden tidak memenuhi kriteria inklusi maka tidak dapat diambil
sebagai responden.
Adapun kriteria inklusi dan eksklusi adalah sebagai berikut :
a. Kriteria inklusi
1 2 3
Pembuatan dan Pengajuan Proposal Penganjuan “
pengajuan judul Penelitian Ethical Clearance “
6 5 4
Permohonan surat pengantar
Dilakukan proses Mendapatkan
dari Universitas 17 Agustus
pengumpulan data Persetujuan Izin untuk 1945 Jakarta untuk melakukan
pengetahuan pasien di melakukan penelitian di penelitian di Puskesmas
Puskesmas Kasongan Puskesmas Kasongan Kasongan
9
7 8
Kesimpulan dan
Analisis Data Hasil dan
Saran
Pembahasan
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting,
khususnya di negara berkembang. Salah satu obat yang digunakan untuk mengatasi
masalah infeksi adalah antimikroba, yang meliputi antibakteri/antibiotika, antijamur,
antivirus, dan antiprotozoa. Antibiotika adalah obat yang digunakan untuk menghambat
pertumbuhan bakteri atau membunuh bakteri. Beberapa penelitian menemukan bahwa
sekitar 40-62% antibiotika tidak digunakan secara tepat. Dalam penelitian kualitas
penggunaan antibiotika di beberapa rumah sakit, ditemukan sekitar 30-80% tidak
berdasarkan indikasi (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2013).
Pengetahuan pasien dalam penggunaan antibiotik dapat dipengaruhi beberapa hal
latar belakang pasien, tingkat pendidikan, pengalaman pasien, usia dan lain sebagainya.
JUMLAH
SD
12%3%11%
1%
SMP
SMA
D3
73% S1
4.2 Usia
Kategori usia yang diperoleh data usia yang lebih banyak pada 17-25 tahun
sebanyak 51orang (46,36%) responden dari 110, lalu berusia 36-45 tahun sebanyak 23
orang (20,91%) responden, dan responden yang berusia 26-35 tahun hanya sebanyak 22
orang (20%), kemudian berusia 46-55 tahun sebanyak 11 orang (10%), dan yang berusia
56-65 tahun sebanyak 3 orang (2,7%). Kategori usai dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Kategori usia responden dengan jawaban kuisioner
Kategori usia Responden Jumlah Jawaban benar (%) Jawaban
Pertanyaa Benar
17-25 51 408 145 35,53
26-35 22 176 77 43,75
36-45 23 184 85 46,19
46-55 11 88 45 51,13
56-65 3 24 11 45,83
JUMLAH RESPONDEN
17-25
10%3%
26-35
21% 46% 36-45
46-55
20%
56-65
Presentase responden pada usia 17-25 tahun yaitu jawaban benar 35,53% dari 8
pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing responden. Pada usia 26-35 tahun yaitu
jawaban benar 43,75% dari 8 pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing
responden. Pada usia 36-45 tahun yaitu jawaban benar 46,19% dari 8 pertanyaan yang
diberikan kepada masing-masing responden. Pada usia 46-55 tahun yaitu jawaban benar
51,13% dari 8 pertanyaan yang diberikan kepada masing-masing responden. Pada usia 56-
65 tahun yaitu jawaban benar 45,83% dari 8 pertanyaan yang diberikan kepada masing-
masing responden. Pada penelitian ini usia 46-55 tahun memiliki angka jawaban yang
benar tertinggi sebesar 51,13%. Kelompok usia responden 46-55 tahun memiliki
pengetahuan serta pemahaman tentang obat-obatan khusunya antibiotik kemungkinan
mereka mendapatkan pengetahuan tentang antibiotik berdasarkan riwayat pengobatan
yang pernah mereka dapatkan sebelumnya. Hasil pemahaman antibiotik pada penelitian
ini pada umur 46-55 tahun dalam kategori cukup.
Hasil penelitian ini setara dengan penelitian yang dilakukan Yuswantina 2019 pada
penelitian “Hubungan Faktor Usia dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan
Penggunaan Antibiotik di Kelurahan Sidorejo Kidul” berdasarkan faktor usia dapat
diketahui bahwa kategori yang tingkat pengetahuan cukup pada rentang usia 46 – 55
tahun. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang pula daya tangkap dan pola
pikirnya dan pengalaman sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin membaik.
Pada tabel 5 indikator 2 mengenai contoh obat antibiotik yang terdiri dari dua
pertanyaan yaitu pada nomor 2 dan 3. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui apakah
pasien di Puskesmas Kasongan mengetahui contoh obat antibiotik yang sering mereka
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
35
36
konsumsi.
Hasil yang didapat peneliti dari butir soal nomor 2 berisi pertanyaan “Apa saja
antibiotik yang anda ketahui ?” responden menjawab dengan benar contoh antibiotik
yaitu sebesar 70 % dengan sebaran jawaban adalah amoksisilin dengan presentase
48,19%, penicillin (10,91%), tetracyclin (4,54%) dan ampisilin (6,36%). Sedangkan 30%
pasien memberikan contoh antibiotik yang salah. Pada pertanyaan kedua ini responden
memiliki pengetahuan yang baik. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
2406/Menkes/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika bahwa
amoxicillin, ampicillin, dan chloramphenicol termasuk contoh obat antibiotika.
Tabel 6. Dari obat antibiotik yang anda ketahui tersebut biasanya digunakan untuk
pengobatan apa
Jawaban responden Jumlah Presentase %
Obat luka 6 5,45
Obat nyeri 14 12,73
Obat antibakteri/infeksi 29 26,36
Obat batuk 9 8,19
Lain-lain 52 47,27
Jumlah 110 100
Pada tabel 6 hasil yang telah didapat peneliti dari butir soal nomor 3 berisi
pertanyaan “Dari obat antibiotik yang anda ketahui tersebut biasanya digunakan untuk
pengobatan apa?”. Pada pertanyaan tersebut responden lebih banyak menjawab pada
kategori lain-lain dengan presentase 47,27% contoh jawaban dalam kategori tersebut
seperti antibiotik sebagai obat demam, obat sakit kepala, dan obat pelengkap. Antibiotik
merupakan obat yang digunakan untuk mengatasi penyakit infeksi (Yulia, 2020). Pada
indikator ini pasien di Puskesmas Kasongan masih belum bisa membedakan antara
antibiotika dan golongan analgetik karena sebagian pasien mengatakan bahwa
parasetamol dan asam mefanamat merupakan contoh antibiotika. Berdasarkan hasil
penelitian menunjukan bahwa pengetahuan pasien di Puskesmas Kasongan mengenai
contoh obat antibiotik didapat hasil hanya 26,36% yang menjawab bahwa kegunaan
antibiotik adalah untuk infeksi akibat bakteri masuk dalam kategori “Rendah”.
Tabel 7. Cairan/minuman yang terbaik untuk minum antibiotik yang anda ketahui
sebutkan?
Jawaban responden Jumlah Presentase %
Air putih 96 87,27
Teh hangat 0 0
Air hangat 2 1,82
Kopi 0 0
Lain-lain 12 10,91
Jumlah 110 100
Pada tabel 7 indikator 3 tentang penggunaan antibiotik yang terdiri dari tiga
Pada tabel 8 hasil yang telah di dapat peneliti dari butir soal nomor 5 yang berisi
pertanyaan “Berapa lama (hari) biasanya anda menggunakan antibiotik ?” pada
pertanyaan tersebut responden menjawab dengan 3 hari presentase yang didapat yaitu
48,18% , menjawab 5 hari (11,82% ) . Pada lama penggunaan antibiotik jawaban yang
benar masuk dalam kategori sedang yaitu 3 sampai 5 hari dengan presentasi seluruhnya
adalah 60 %. Responden mampu menjawab berdasarkan riwayat pengobatan yang pernah
mereka dapatkan sebelumnya. Penggunaan antibiotik yang diresepkan untuk 3-5 hari
(Hendri, 2018). Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No
2406/Menkes/PER/XII/2011 tentang Pedoman Umum Penggunaan Antibiotika minimal
selama 3-5 hari.
Tabel 9. Apakah anda mengetahui berapa lama sirup obat antibiotik boleh digunakan
setelah ditambahkan air
Jawaban responden Jumlah Presentase %
1 hari 2 1,82
3 hari 23 20,91
5 hari 16 14,55
7 hari 38 34,54
Lain-lain 31 28,18
Jumlah 110 100
Pada tabel 9 hasil yang telah didapat dari butir soal nomor 6 yang berisi pertanyaan
“Apakah anda mengetahui berapa lama sirup obat antibiotik boleh digunakan setelah
ditambahkan air ?” pada pertanyaan tersebut responden menjawab 7 hari (34,54%),
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
37
38
responden mampu menjawab berdasarkan riwayat pengobatan yang pernah mereka
dapatkan sebelumnya dan perhatian akan informasi yang disampaikan oleh farmasis.
Masa atau waktu pakai obat sirup antibiotik yang telah dilarutkan yaitu selama 7 hari
(Wicaksono, 2019). Pengetahuan pasien dalam hal penyimpanan sirup kering yang
dilarutkan dengan air masuk dalam kategori rendah yaitu 65,46 % jawaban tidak tepat.
Pada tabel 10 indikator ke 4 tentang cara mendapatkan antibiotika yang terdiri dari
satu pertanyaan, yaitu pada pertanyaan nomor 7. Indikator ini bertujuan untuk mengetahui
apakah pasien di Puskesmas Kasongan mengetahui cara memperoleh antibiotik yang
benar dan untuk membeli antibiotik harus menggunakan resep dokter karena antibiotika
termasuk golongan obat keras.
Tabel 10. Bagaimana anda memperoleh antibiotik
Jawaban responden Jumlah Presentase %
Apotek 51 46,36
Rumah sakit 8 7,27
Puskesmas 22 20
Resep dokter 25 22,73
Lain-lain 4 3,64
Jumlah 110 100
Pada tabel 10 hasil yang telah didapat peneliti dari butir soal nomor 7 yang berisi
pertanyaan “ Bagaimana anda memperoleh antibiotik ?” pada pertanyaan tersebut
responden menjawab beli langsung di apotek 46,36%, menjawab puskesmas 20 %, dapat
dari rumah sakit 7,27%, lain-lain 3,64%. Pasien yang mengerti mendapatkan antibiotik
harus dengan resep dokter sebesar 22,73% dan kurangnya pengetahuan pasien dan
bebasnya penjualan antibiotik di daerah Kasongan tersebut yang menyebabkan kurangnya
pengetahuan responden sebagaimana seharusnya antibiotik dapat diperoleh dengan resep
dokter. Antibiotik adalah jenis obat yang harus dibeli dengan resep dokter (Arrang. T.S,
2019).
Tabel 11. Apakah anda mengetahui bahaya penggunaan antibiotik yang kurang tepat
Jawaban responden Jumlah Presentase %
Tidak tahu 69 62,73
Kurang tahu 18 16,36
Tahu 5 4,55
Tahu & penjelasan 9 8,18
Lain-lain 9 8,18
Jumlah 110 100
Pada tabel 11 indikator ke 5 hasil yang telah didapat peneliti dari butir soal nomor
8 yang berisi pertanyaan “Apakah anda mengetahui bahaya penggunaan antibiotik yang
kurang tepat ?” pada pertanyaan tersebut responden menjawab pada tidak tahu dengan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul Tingkat Pengetahuan Pasien Tentang
Penggunaan Antibiotik di Puskesmas Kasongan dapat disimpulkan bahwa pengetahuan
pasien terhadap penggunaan antibiotik rata-rata adalah sebesar 42.84% dimana termasuk
dalam kategori tingkat pengetahuan “Rendah’’. Masih banyak pasien yang belum
memahami cara penggunaan dan fungsi serta jenis-jenis obat yang tergolong antibiotik. Hal
ini mungkin dikarenakan kurangnya penyuluhan atau pemberian informasi obat antibiotik
dari tenaga kesehatan setempat.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang tingkat pengetahuan pasien
di Puskesmas Kasongan, saran yang dapat diberikan oleh penulis yaitu:
1. Bagi Tenaga Kesehatan
Agar senantiasa memberikan penyuluhan, pelayanan informasi penggunaan antibiotik yang
tepat dan sesuai kepada pasien khususnya pasien yang berobat di Puskesmas Kasongan,
seperti membuat leaflet tentang antibiotik.
2. Bagi Pasien/Masyarakat Yang Berobat
Disarankan kepada pasien agar mematuhi intruksi petugas kesehatan/apotek terkait
penggunaan dan cara minum obat antibiotik.
3. Bagi Peneliti
Diharapkan akan dapat menambah referensi untuk mengembangkan penelitian yang lebih
lanjut tentang penggunaan antibiotik.
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M. Al, & Juniati, D. (2017). Klasifikasi Kelompok Umur Manusia Berdasarkan
Analisis Dimensi Fraktal Box Counting Dari Citra Wajah Dengan Deteksi Tepi
Canny. Jurnal Ilmiah Matematika, 2(6), 34.
Arrang. T.S, Fonny Cokro, dan Erlia Anggrainy Sianipar, 2019. Penggunaan
Antibiotika yang Rasional pada Masyarakat Awam di Jakarta. Jurnal Mitra Vol.
3.
Budiman, & Riyanto, A. (2014). Kapita Selekta Kuesioner Pengetahuan dan Sikap
dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika.
Isnawati, I., Jalinus, N., & Risfendra, R. (2020). Analisis Kemampuan Pedagogi Guru
SMK yang sedang Mengambil Pendidikan Profesi Guru dengan Metode
Deskriptif Kuantitatif dan Metode Kualitatif. INVOTEK: Jurnal Inovasi
Vokasional Dan Teknologi, 20(1), 37–44.
https://doi.org/10.24036/invotek.v20i1.652
Ivoryanto, E., Sidharta, B., & Illahi, R. K. (2017). Hubungan Tingkat Pendidikan
Formal Masyarakat terhadap Pengetahuan dalam Penggunaan Antibiotika Oral di
Apotek Kecamatan Klojen. Pharmaceutical Journal of Indonesia, 2(2), 31–36.
https://doi.org/10.21776/ub.pji.2017.002.02.1
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
43
44
Kementerian Kesehatan RI. (2019). Laporan Kinerja Satuan Kerja 149013 Program
Kefarmasian Dan Alat Kesehatan.
Permenkes RI No. 43 tahun 2019, Peraturan Kesehtan RI Nomor 43 tahun 2019 tentang
Pusat Kesehatan Masyarakat.
Pulungan, R., Chan, A., & Fransiska, E. (2019). Evaluasi Penggunaan Obat Rasional
di Puskesmas Kabupaten Serdang Bedagai. Jurnal Dunia Farmasi, 3(3), 144–152.
https://doi.org/10.33085/jdf.v3i3.4484
Yuswantina, R. Y., Dyahariesti, N. D., Fitra Sari, N. L., & Kurnia Sari, E. D. (2019).
Hubungan Faktor Usia dan Tingkat Pendidikan Terhadap Pengetahuan
Penggunaan Antibiotik di Kelurahan Sidorejo Kidul. Indonesian Journal of
Pharmacy and Natural Product, 2(1), 25–31.
https://doi.org/10.35473/ijpnp.v2i1.193
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Program Studi Ilmu
Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,
Nama : M. Akbar Amin M.U.Sihombing
NPM : 2043057003
Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “TINGKAT PENGETAHUAN
PASIEN TENTANG PENGGUNAAN OBAT ANTIBIOTIK DI PUSKESMAS
KASONGAN”. Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia
menjadi responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi
saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk
kepentingan penelitian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya ucapkan
terima kasih.
Kasongan, Mei 2022
Peneliti,
Peneliti, Responden,
LEMBAR KUESIONER/ANGKET
A. Petunjuk Pengisian
a) Bacalah semua pertanyaan yang tertera dilembar kuesioner ini dengan seksama
b) Isilah jawaban sesuai dengan pengetahuan anda.
c) Jika dalam menjawab pertanyaan lembar kuesioner ini terjadi kesalahan pada
pengisian, harap jawaban yang salah tersebut dicoret atau diganti dengan
jawaban yang bapak/ibu/saudara anggap paling benar atau sesuai dengan
tindakan yang dilakukan.
d) Bila ada pertanyaan yang tidak bisa dimengerti silahkan tanyakan langsung
kepada peneliti
B. Identitas Responden
Nama :
Umur :
Pendidikan terakhir :
Jenis kelamin :
C. Tujuan
Untuk mendapatkan data yang berkaitan dengan Tingkat Pengetahuan Pasien
Tentang Penggunaan Obat Antibiotik Di Puskesmas Kasongan
D. Jawablah pertanyaan di bawah ini sesuai dengan pendapat anda
1. Apa yang anda ketahui tentang antibiotik?
2. Apa saja obat antibiotik yang anda ketahui?
3. Dari obat antibiotik yang anda ketahui tersebut biasanya digunakan untuk
pengobatan apa?
4. Cairan/minumnan yang terbaik untuk minum antibotik yang anda ketahui
sebutkan?
5. Berapa lama (hari) biasanya anda menggunakan antibiotik?
6. Apakah anda mengetahui berapa lama sirup obat antibiotik boleh digunakan
setelah ditambahkan air?
7. Bagaimana anda memperoleh antibiotik ?
8. Apakah anda mengetahui bahaya penggunaan antibiotik yang kurang tepat?
Responden Nama Umur Pendidikan Perkerjaan Jenis Kelamin Soal 1 Soal 2 Soal 3 Soal 4 Soal 5 Soal 6 Soal 7 Soal 8
1 LA 23 SMP IRT Perempuan 0 1 0 0 0 1 0 0
2 N 30 SMP IRT Perempuan 0 1 0 0 1 1 0 0
3 P 28 SMA SWASTA Laki-laki 1 1 1 1 1 1 0 0
4 NAS 24 SMA SWASTA Laki-laki 1 1 0 0 1 0 0 0
5 JMS 23 SMA SWASTA Laki-laki 1 1 1 1 1 1 0 0
6 M 32 SD IRT Perempuan 0 1 0 0 0 0 0 0
7 M 42 SMA SWASTA Perempuan 0 1 1 1 1 1 1 1
8 NS 21 SMP MRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
9 AI 27 SMA IRT Perempuan 0 1 0 0 0 0 0 0
10 YK 42 S1 PNS Laki-laki 0 1 0 0 0 1 1 1
11 IDR 23 S1 IRT Perempuan 0 0 0 1 0 0 1 0
12 S 30 SMA SWASTA Perempuan 0 1 0 1 0 0 0 0
13 A 35 SMA IRT Perempuan 1 1 1 1 1 0 0 0
14 H 30 S1 SWASTA Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
15 M 30 SD IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
16 RP 24 SMA SWASTA Perempuan 0 1 0 1 0 1 0 0
17 ET 25 SMA IRT Perempuan 0 0 0 1 0 1 0 0
18 MA 18 SMA PELAJAR Laki-laki 0 0 0 1 0 0 0 0
19 F 43 SMA SWASTA Laki-laki 0 0 0 1 1 1 0 0
20 NA 25 SMA SWASTA Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
21 NF 29 SMA PETUGAS KEBERSIHAN Perempuan 0 0 0 0 0 0 0 0
22 K 20 SMA IRT Perempuan 1 1 1 1 0 0 0 0
23 R 39 SMA SWASTA Perempuan 0 0 0 1 0 0 0 0
24 KL 29 SMA HONORER Laki-laki 0 1 0 1 1 0 0 0
25 NL 40 SMP IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
26 A 40 SMP SWASTA Laki-laki 0 0 0 1 1 1 0 0
27 RF 21 SMA WIRASWASTA Laki-laki 0 0 0 0 0 0 0 0
28 H 37 S1 IRT Perempuan 1 1 0 1 1 0 1 0
29 HF 21 SMA PELAJAR Laki-laki 1 1 1 1 1 0 0 0
30 RNS 22 SMA KARYAWAN SWASTA Perempuan 1 1 1 1 0 1 0 1
31 AS 35 SMA SWASTA Laki-laki 0 1 0 1 1 1 0 0
32 R 38 SMA BURUH Laki-laki 0 1 0 1 1 0 0 0
33 S 42 SMA IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
34 AA 30 SMA IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
35 AS 38 SMA SWASTA Laki-laki 0 0 0 1 1 0 0 0
36 NS 22 SMA SWASTA Perempuan 0 0 0 1 0 0 0 0
37 R 50 SMA SWASTA Laki-laki 0 0 0 1 1 1 1 0
38 RFA 18 SMA PELAJAR Perempuan 1 1 1 1 0 0 0 0
39 M 41 SMA SATPOL PP Laki-laki 0 1 0 1 1 0 0 0
40 EL 38 S1 SWASTA Perempuan 1 0 0 1 0 1 1 0
41 SAH 42 S1 PENDAMPING LOKAL DESA Perempuan 1 1 1 1 1 0 0 0
42 EDC 28 SMA SWASTA Laki-laki 1 1 1 1 1 0 0 0
43 NH 47 SMA IRT Perempuan 0 1 0 1 1 0 1 0
44 R 34 D3 ASN Laki-laki 1 1 1 1 0 1 1 1
45 SRA 48 SMP IRT Perempuan 0 1 0 1 0 0 1 0
46 MIA 23 SMA SWASTA Laki-laki 0 0 0 1 1 0 0 0
47 C 41 SMP IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
48 M 36 SMA HONORER DLH Laki-laki 0 0 0 1 1 1 0 0
49 S 29 SMA SWASTA Laki-laki 0 0 0 0 1 0 0 0
50 A 47 SMA SWASTA Laki-laki 1 1 0 1 1 0 0 0
51 AK 17 SMA PELAJAR Laki-laki 1 1 0 1 0 0 0 0
52 RKS 17 SMA PELAJAR Laki-laki 1 1 0 1 1 0 0 0
53 R 56 SMA IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
54 G 43 SMA SERABUTAN Laki-laki 0 0 0 1 1 0 0 0
55 H 36 SMA IRT Perempuan 0 0 0 1 0 1 1 1
56 R 54 S1 PNS Perempuan 0 1 0 1 1 0 1 0
57 M 40 SMA IRT Perempuan 0 1 0 1 0 1 0 0
58 JP 47 S1 PNS Laki-laki 0 1 0 1 1 1 1 0
59 GDS 21 SMA IRT Perempuan 0 0 0 1 1 0 0 0
60 SF 37 SMA SWASTA Perempuan 0 0 0 0 0 1 1 1
PELAYANAN FARMASI
(Journal of Management and
Pharmacy Practice), 8(1),
1.https://doi.org/10.22146/jmpf.
34436
6 Masa pakai obat Wicaksono, Koko Wahid.
Apakah anda
yang telah Pengaruh Edukasi Tentang
mengetahui
digunakan Gema Cermat Terhadap Sikap
berapa lama
kemasannya, sirup Masyarakat di Kecamatan
sirup obat
antibiotik yang Parigi Dalam Melakukan
antibiotik
telah dilarutkan Swamedikasi. Diss. universitas
boleh
yaitu selama 7 hari. islam indonesia, 2019.
digunakan
setelah
ditambahkan
air?
3. Dari obat antibiotik yang anda ketahui tersebut biasanya digunakan untuk
pengobatan apa?
29
Benar = 110 𝑥 100% = 26,36%
81
Salah = 110 𝑥 100% = 73,64%
6. Apakah anda mengetahui berapa lama sirup obat antibiotik boleh digunakan
setelah ditambahkan air?
38
Benar = 110 𝑥 100% = 34,55%
72
Salah = 110 𝑥 100% = 65,45%