Disusun Oleh
I
HALAMAN PENGESAHAN
Disusun Oleh:
Disetujui Oleh:
(Rahayu Wijayanti, S.Si., M.Farm. Apt) (M. Fachmi Adi P, S.Farm., Apt.)
Mengetahui :
Ketua Program Studi Program Apoteker
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
II
SURAT PERNYATAAN
Eva Lailatul M
III
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala
berkat dan kasih yang diberikan kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan
laporan Prakte Kerja Profesi Apoteker (PKPA) pada RSUD Tarakan Jakarta yang
telah dilaksanakan pada periode Oktober – November 2017.
1. Bapak Prof. Dr. Hasan Rahmat, M.DEA., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta,
2. Bapak Drs. Stefanus Lukas. MARS., Apt., selaku Ketua Program Studi Profesi
Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta
3. Bapak dr. Togi, MARS., selaku Direktur utama RSUD Tarakan Jakarta
4. Kepala bidang pendidikan dan penelitian serta seluruh pegawai RSUD Tarakan
Jakarta yang telah menerima dan membantu PKPA kami,
5. Bapak M. Fachmi Adi P, S.Farm, Apt., sebagai pembimbing di RSUD Tarakan,
Jakarta Pusat, atas segala arahan dan bimbingan kepada kami selama proses PKPA.
6. Ibu Rahayu Wijayanti. S.Si., M.Farm. Apt., selaku pembimbing PKPA Program
Profesi Apoteker Universitas 17 Agustus 1945 yang selalu memberikan bantuan,
arahan, dan bimbingan.
7. Para Apoteker beserta seluruh pegawai Instalasi Farmasi RSUD Tarakan Jakarta
yang turut serta membantu kami selama PKPA,
8. Seluruh staf pengajar Program Profesi ApotekerUniversitas 17 Agustus 1945,
9. Orang tua tercinta, atas doa dan dukungan baik moral maupun moril selama
pelaksanaan PKPA di RSUD Tarakan Jakarta ,
IV
10. Keluarga, sahabat dan rekan-rekan Program Studi Profesi Apoteker angkatan
XXXVIII di Fakultas Farmasi Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.Akhir kata
penyusun mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak
demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat.
Penyusun
V
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN .............................................................................. 1
A Latar Belakang ....................................................................................... 1
B Tujuan ................................................................................................... 2
VI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sehat baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial
yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
embangunan kesehatan di Indonesia dihadapkan pada dua masalah yaitu penyakit
menular yang belum banyak tertangani dan penyakit tidak menular. Perubahan tata
nilai kehidupan (perubahan psikososial) yang berpengaruh pada kesehatan banyak
dipengaruhi oleh globalisasi, modernisasi, informasi, industrialisasi serta ilmu
pengetahuan dan teknologi (Sunaryo, 2004).
Berdasarkan profil data kesehatan Indonesia tahun 2006 yang diterbitkan Depkes
RI pada tahun 2007, dispepsia menempati urutan ke-10 dengan proporsi 1,52% (34.029
kasus) dari 10 kategori jenis penyakit terbanyak dirawat inap di seluruh rumah sakit
yang ada Indonesia (Kementerian Kesehatan, 2007) dan pada tahun 2010 kasus
dispepsia mengalami peningkatan yaitu menduduki peringkat ke-5 dari 10 besar
penyakit rawat inap di rumah sakit dengan jumlah kasus laki-
laki 9.594 (38,82%) dan perempuan 15.122 (61,18%), sedangkan untuk penyakit
rawat jalan dispepsia menduduki peringkat ke-6 dengan jumlah kasus laki-laki 34.981
dan perempuan 53.618 serta didapatkan 88.599 kasus baru dan 163.428 kunjungan
(Kementerian Kesehatan, 2012).
7
B. Tujuan dilaksanakan pemantauan terapi obat antara lain:
1 Mengetahui jenis penyakit dan pengobatan pasien pada kasus yang dipilih.
2 Mengidentifikasi ada tidaknya masalah dalam terapi pengobatan yang diterima
oleh pasien.
3 Memberikan rekomendasi bila ditemukan masalah dalam pengobatan.
4 Meningkatkan peran Apoteker dalam melakukan kegiatan Pharmaceutical Care.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dyspepsia merupakan sekumpulan gejala seperti rasa panas di ulu hati, perih,
mual dan lembung.
(http://mgo1.Wordpress.com/2011/11/asuhan-keperawatan-klien-dengan
dispepsia.html)
Seringnya, dispepsia disebabkan oleh ulkus lambung atau penyakit acid reflux.
Jika anda memiliki penyakit acid reflux, asam lambung terdorong ke atas menuju
esofagus (saluran muskulo membranosa yang membentang dari faring ke dalam
lambung). Hal ini menyebabkan nyeri di dada. Beberapa obat-obatam, seperti obat
anti inflamsi, dapat menyebabkan dispepsia, terkadang dispepsia belum dapat
ditemukan.
e. Kanker lambung
9
g. Intoleransi laktosa (ketidakmampuan mencerna susu)
Klasifikasi klinis praktis, didasarkan atas keluhan atau gejala yang dominan,
membagi dispepsia menjadi 3 tipe :
4. Nyeri episodik
1. Mudah kenyang
3. Mual
4. Muntah
10
Sindroma dispepsia dapat bersifar ringan, sedang dan berat serta dapat akut atau
kronis sesuai dengan perjalanan penyakitnya. Pembagian akut dan kronik berdasarkan
atas jangka waktu tiga bulan. Nyeri dan rasa tidak nyaman pada perut atas atau dada
mungkin disertai dengan sendawa dan suara usus yang keras (boborigmi). pada
beberapa penderita, makan dapat memperburuk nyero, pada penderita yang lain,
makan bisa mengurangi nyernya. Gejala lain meliputi nafsu makan yang menurun,
mual (perut kembung). jika dispepsia menetap selama lebih respon terhadap
pengobatan, atau disertai penurunan maka penderita harus menjalani pemeriksaan.
C. Patofisiologi
Penatalaksanaan2
Pada pasien yang datang pertama kali dan belum dilakukan investigasi terhadap
keluhan dispepsianya, terdapat 6 strategi yang terdiri atas
11
1. Pastikan bahwa keluhan kemungkinan besar berasal dari saluran cerna bagian
atas
2. Singkirkan adanya alarm symptom seperti penurunan berat badan yang tidak
dapat dijelaskan, muntah berulang, disfagia yang progresif, atau perdarahan
4. Bila ada gejala regurgitasi yang khas, maka dapat didiagnosa awal sebagai
GERD dan dapat langsung diterapi dengan PPI. Apabila keluhan EP atau PD
tetap persisten meskipun terapi PPI sudah adekuat, maka diagnosa GERD
menjadi patut dipertanyakan.
12
E. Uraian Obat
Komposisi : Omeprazole
Indikasi : tukak lambung dan tukak duodenum, tukak lambung dan duodenum
yang terkait dengan AINS, lesi lambung dan duodenum, regimen eradikasi H.
pylori pada tukak peptik, refluks esofagitis, Sindrom Zollinger Ellison.
13
Efek Samping : Mual, sakit kepala, ggn GI, reaksi kulit. Inj: Sakit kepala, diare,
nyeri perut, mual, muntah, infeksi sal napas atas, vertigo, ruam kulit, konstipasi,
batuk, astenia, nyeri punggung bawah.
Dosis :
Tukak lambung dan tukak duodenum (termasuk yang komplikasi terapi AINS), 20
mg satu kali sehari selama 4 minggu pada tukak duodenum atau 8 minggu pada
tukak lambung; pada kasus yang berat atau kambuh tingkatkan menjadi 40 mg
sehari; pemeliharaan untuk tukak duodenum yang kambuh, 20 mg sehari;
pencegahan kambuh tukak duodenum, 10 mg sehari dan tingkatkan sampai 20 mg
sehari bila gejala muncul kembali.
Sindrom Zollinger Ellison, dosis awal 60 mg sekali sehari; kisaran lazim 20-120
mg sehari (di atas 80 mg dalam 2 dosis terbagi).
Anak. Injeksi intravena selama 5 menit atau dengan infus intravena: Usia 1
bulan-12 tahun: dosis awal 500 mikrogram/kg bb (maks. 20 mg) satu kali sehari,
14
ditingkatkan menjadi 2 mg/kg bb (maks. 40 mg) jika diperlukan.; Usia 12-18
tahun, 40 mg satu kali sehari.
Interaksi : terapi gangguan saraf otonom, dan soatik karna cemas, terapi
simtomatik tukak lambung dan usu 12 jari, hipersekresi, dan hipermotilitas
saluran cerna, dispepsia nervosa, iritasi dan spasme kolon, diskinesia empedu,
spasme dan diskinesia kolon, diskinesia empedu, spasme dan diskinesia ureter,
sindroma iritasi usus, kolitis, diare, dismenorhoe.
Dosis : dewasa 3-4 kali sehari, lansia dan penderita yang emah awal 1-2 tab /
hari, ditingkatkan bertahap sampai dengan dosis eektif.
4. Domperidon
15
Perhatian : penggunaan jangka panjang, gangguan fungsi hati, dan ginjal,
hamil trimester 1, laktasi, bayi kurang dari 1 tahun.
16
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
A. Identifikasi Pasien
No RM : 01301124
Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
B. Anamnesis
a. Keluhan Utama : Nyeri ulu hati, mual kambuh mulai1 tahun
terakhir
a. Riwayat Penyakit Lalu :-
b. Riwayat Alergi :-
c. Riwayat Pengobatan :-
17
C. Data Objektif Pasien
2. Data Laboratorium
HEMATOLO
GI
KIMIA
KLINIK
18
Glukosa Darah 101 mg/dL <140
Sewaktu
19
1. Sucralfat syr 3x1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
C
2. Domperidon 3x10 1 1 1 1 1 1 1 1 1
mg
3. Braxidin 1 1
Parenteral
1. Ondansentron 2x1 1 1 1 1 1 1
8 mg
2. OMZ 2x1 1 1 1 1
Non
Parenteral
1. Sucralfat syr 3x1C 1 1 1 1 1 1
2. Domperidon 3x10 mg 1 1 1 1 1 1
Parenteral
1. Ondansentro 2x1 1 1
n 8 mg
2. OMZ 2x1 1 1
2. Obat Pulang
Nama Obat Aturan Pakai Rute
Sucralfat 3 x 1C Oral
Domperidon Tab 3 x 10 mg Oral
20
E. Assesment and Plan (Identifikasi, Manajemen dan Plan DRP)
21
BAB IV
PEMBAHASAN
Nn. K.A.A umur 27 tahun masuk RSUD Tarakan pada tanggal 1 November
2017 dengan keluhan utama dispepsia intake sulit, pada saat masuk Tekanan Darah
140/80 mmHg, Nadi 83 kali/menit, suhu 36,8°C dan RR 18 x/menit. Pasien tidak
memiliki riwayat penyakit, dan riwayat alergi pengobatan.. Pasien di diagnosa
dispepsia intake akut. Dilakukan pemeriksaan laboratorium tanggal 1 November 2017
mengenai darah rutin, elektrolit, gula darah, fungsi liver dan fungsi ginjal berdasarkan
data yang ditunjang dari pemeriksaan lab pemeriksaan kalium 3,5 mEg/L dibawah
angka normal (3,5-5,5) dan pemeriksaan ureum 11 mg/dL dibawah normal (15-50),
dari nilai tersebut pasien diberikan futrolit infus.
Pasien juga diberikan terapi melalu oral dan melalui i.v yaitu: Sucralfat syr
3x1C untuk melapisi lambung dari asam lambung, domperidon 2x10mg untuk
mengatasi mual , OMZ inj 2x1 obat lambung golongan PPI, Ondansetron 2x1 untuk
antiemetik.
Dalam terapi obat yang diberikan tidak terdapat interaksi obat tetapi terdapat
kurang ketepatan aturan pakai OMZ, penggunaan OMZ untuk terapi bisa dalam dosis
20 mg/40mg dengan dosis 1x/hari karena dengan dosis 1x/hari dapat mengontrol
sekresi asam lambung dengan cara menghambat pompa proton yang mentranspor ion
H+ keluar dari sel parietal lambung.
Pada tanggal 7 November pasien mengalami kesadaran dan kondisi umum pasien
yang sudah membaik.
Pemantauan terapi obat merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan untuk
memastikan terapi obat yang aman, efektif dan rasional bagi pasien. Tujuan
pemantauan terapi obat yang dilakukan di RSUD Tarakan adalah untuk meningkatkan
efektivitas terapi dan meminimalkan resiko Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki
(ROTD).
22
B. Asuhan Kefarmasian (Konseling atau PTO yang harus diberikan )
1. Pemantauan Terapi Obat Pasien
a. Melakukan visite ke pasien untuk mengetahui kondisi pasien
sehubungan dengan penentuan / pemastian terapi obat pasien.
2. Konseling Pengobatan Pasien
a. Sebaiknya pasien mengkonsumsi makanan yang bergizi dan terjamin
kebersihannya.
23
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan diagnosa Nn. K.A.A menderita dispepsia intake akut. Pasien
mendapatkan pengobatan dengan hasil pengkajian Drug Related Problem (DRP)
yaitu penggunaan dosis obat yang kurang tepat yaitu penggunaan OMZ inj
2xsehari, dapat diatasi dengan konsultasi dengan dokter penulis resep mengenai
dosis OMZ inj cukup 1x/sehari.
B. SARAN
Perlu adanya peran aktif dari apoteker untuk mencapai pengobatan berbasis
“patient oriented”. Jadwal pemberian terapi kepada pasien harus tepat dan
mendata jadwal pemberian terapi obat harus di tulis sesuai dengan yang diberikan
kepada pasien.
Selain itu, juga berikan edukasi kepada pasien mengenai terapi non
farmakologi, agar kondisi umum pasien lebih cepat pulih tetap terkontrol, seperti
makanan dengan komposisi yang seimbang dalam hal karbohidrat, protein dan
lemak, sesuai dengan kecukupan gizi.
24
DAFTAR PUSTAKA
25
LAMPIRAN
26
2. RESEP PULANG
27