Anda di halaman 1dari 7

GAMBARAN PENGGUNAAN OBAT ASMA DI PUSKESMAS

BULAKAMBA KABUPATEN BREBES

Anis Sapitri1, aldi Budi Riyanta2, Heni Purwantiningrum3


Prodi D3 Farmasi Politeknik Harapan Bersama Jln. Mataram No.09 Tegal
E-mail : anisas1225@gmail.com
Telp/Fax (0283) 352000

Abstrak

Asma merupakan salah satu masalah kesehatan yang cukup serius yang terjadi di
masyarakat bahkan beberapa menyebutkan bahwa prevalensi dan morbiditas penyakit asma kini
semakin meningkat. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran penggunaan obat asma
pada pasien asma di Pukesmas Bulakamba Kabupaten Brebes.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif penelitian
yang di lakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskripsi tentang suatu
keadaan secara objektif .
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik purposive
sampling. Teknik purposive sampling merupakan suatu cara pengumpulan data yang sifatnya tidak
menyeluruh, yaitu tidak mencakup seluruh objek penelitian akan tetapi sebagian saja dari populasi
yang dibentuk dalam penelitian.
Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah 438 resep pasien yang
mengandung obat Asma pada bulan Januari sampai Desember 2020 di Puskesmas Bulakamba
Kabupaten Brebes.
Data hasil penelitian penderita asma paling banyak di derita oleh laki-laki
sebesar 55% di derita pasien dengan rentan usia 31-50 tahun sebanyak 45% penggunaan obat asma
salbutamol 68%.

Kata kunci : Puskesmas, penelitian asma, pengobatan asma.

Abstract

. Asthma is a serious health problem that occurs in the community and even some say
that the prevalence and morbidity of asthma is increasing. The purpose of this study was to
describe the use of asthma drugs in asthma patients in Bulakamba Community Health Center,
Brebes Regency.
The method used in this research is descriptive research method which is carried out
with the main objective to create an objective description or description of a situation.
The sampling technique used in this study was purposive sampling technique.
Purposive sampling technique is a method of collecting data that is not comprehensive, that is, it
does not cover all research objects but only a part of the population formed in the study.
The sample used in this study was 438 patient prescriptions containing asthma drugs
from January to December 2020 at the Bulakamba Community Health Center, Brebes Regency.
The data from the research result of asthma sufferers mostly suffered by men with 55% suffered by
vulnerable patients aged 31-50 years as much as 45% using the salbutamol asthma drug 68%.

Keywords: public health center, asthma research, asthma treatment.

1
I. PENDAHULUAN Penanganan penyakit
Penyakit asma masih asma jika anda merasa sedang
merupakan masalah kesehatan di mengalami serangan asma,
dunia, karena akan menurunkan tetaplah tenang dan lakukan
kualitas hidup dan produktivitas langkah-langkah pertolongan
pasiennya. Saat ini, pasien asma pertama pada penderita asma
diseluruh dunia mencapai 300 juta yaitu, duduk dan ambil nafas
orang, dari kalangan semua usia pelan-pelan dengan stabil. Tetap
yang berasal dari berbagai latar tenang karena panik justru akan
belakang suku etnis. Jumlah ini semakin memperparah serangan
diperkirakan akan bertambah lagi asma, atur pernapasan lewat
100 juta orang pada tahun 2025. mulut, hindari pemicunya, ikuti
Prevalensi kecacatan akibat asma rencana darurat pengobatan,
berkisar 15 juta per tahun dan menilai tingkat keparahan
menduduki urutan ke-25 serangan asma,
Disability-Adjusted Life Years Banyaknya kecacatan dan
Lost tahun 2001. Jumlah ini kematian akibat asma disebabkan
menyerupai kecacatan akibat oleh kurang sesuai dan kurang
penyakit diabetes, sirosis hati dan tepatnya penggunaan asma.
skizofrenia. Selain itu, Penggunaan asma yang benar
diperkirakan kematian akibat sangat memerlukan pengetahuan
asma adalah 1 dari tiap 250 pasien asma tentang berbagai hal
kematian ( Molen, 2014) yang berhubungan dengan
Penyakit asma merupakan penyakitnya, khususnya
penyakit 5 besar penyebab pengetahuan tentang penggunaan
kematian di dunia . Data WHO obat asma berupa salbutamol,
pada 2005 menunjukan ada 100- Dexamertason, dan Ambroxol.
150 juta menderita asma di dunia Penggunaan obat dan teknik
(yosmar, 2015). Asma merupakan penggunaan sediaan inhalasi yang
10 besar penyebab kesakitan dan sesuai dan tepat, merupakan
kematian di indonesia, Data studi faktor penentu keberhasilan
Riset kesehatan dasar (Riskesdes) pengobatan. Karena itu,
di berbagai provinsi di indonesia kerjasama dokter dengan pasien
sekitar 3,5% ). angka kejadian dalam melaksanakan edukasi
pada orang dewasa 10-45% kepada pasien asma, sangat
(Tyagi, 2012). kasus Asma diperlukan. (Tantisira, 2011).
bronkial selama tahun 2012 Penyakit asma merupakan
Kabupaten Brebes dilaporkan penyakit urutan ke 5 di indonesia
terjadi sebanyak 3.894 kasus, atau yang beresiko menyebabkan
prevalensi kasus asma bronkial di kematian angka ini menunjukan
Kabupaten Brebes untuk tahun bahwa asma adalah suatu penyakit
2012 sebesar 1,61% mengalami yang harus diwaspadai karena
penurunan jika dibandingkan tingkat kematian yang cukup
dengan prevalensi pada tahun banyak.
2011 sebesar 2,28%. Penderita Penggunaan obat asma
asma di Puskesmas Bulakamba yang tepat obat asma yang tidak
Kabupaten Brebes pada tahun dapat menyembuhkan penyakit,
2019 per bulan Januari-Juli kasus melainkan hanya mengendalikan
penderita asma mencapai 368 gejala yang anda alami sehingga
orang dalam 7 bulan. asma anda akan terkendali.

2
menggunakan rumus slovin, data yang
Penelitian dilakukan diambil merupakan data pasien
dengan menganalisis data resep penderita asma dengan terapi
pasien berdasarkan umur, jenis salbutamol, dexamethasone, ambroxol
kelamin, pendidikan, pekerjaan, clorpheniramine dan vitamin b
kombinasi obat lain, penyakit kompleks periode bulan Januari sampai
penyerta dan indikasi pasien di Desember 2021. Penelitian ini bertujuan
puskesmas Bulakamba. untuk mengetahui gambaran
Berdasarkan hal tersebut penggunaan obat asma pada pasien asma
peneliti tertarik untuk di Puskesmas Bulakamba Kabupaten
menggambil judul menggenai Brebes.
“Gambaran penggunaan obat Dalam penelitian ini akan dibagi
asma di Puskesmas Bulakamba menjadi 1 variabel yang pertama
Kabupaten Brebes karakteristik jenis kelamin, kedua umur,
dan yang ketiga penggunaan obat asma
II. METODOLOGI PENELITIAN sebagai berikut:
Metode yang digunakan dalam 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin Pasien
penelitian ini adalah metode deskriptif Tabel 4.1 Karakteristik Jenis Kelamin
penelitian yang di lakukan dengan Pasien
tujuan utama untuk membuat gambaran
atau deskripsi tentang suatu keadaan Jumlah
secara objektif (Notoatmojo, 2010). Jenis
Prese
Teknik pengambilan sampel dalam kelamin N
ntase (%)
penelitian menggunakan teknik Laki-laki 240 55 %
purposive sampling. Teknik purposive Perempuan 198 45 %
sampling merupakan suatu cara Total 438 100 %
pengumpulan data yang sifatnya tidak Berdasarkan hasil penelitian, data
menyeluruh, yaitu tidak mencakup yang diambil diketahui bahwa jenis
seluruh objek penelitian akan tetapi kelamin pasien asma di puskesmas
sebagian saja dari populasi. Bulakamba Kabupaten Brebes pada
Kriteria inklusi pada penelitian ini periode Januari-Februari jumlah
yaitu: terbanyak ada pada laki-laki yaitu
1 Resep rawat Jalan Pasien asma di sebanyak 240 orang (55%)
Puskesmas Bulakamba Periode dibandingkan dengan pasien perempuan
bulan Januari sampai Desember yang hanya sebanyak 198 orang (45%).
2021 Dari data ini menunjukan penyakit asma
2.Pasien asma tanpa Penyakit rata-rata paling banyak terdapat pada
penyerta wanita.
3. pasien asma umur 17-60 tahun
Kriteria Eksklusi pada penelitian Penderita asma Indonesia sebesar
ini yaitu : 7,7 % dengan rincian laki-laki 6,6 % dan
perempuan 9,2 % (Reviona, 2014). Hal
1. Resep tidak bisa dibaca. ini menunjukan bahwa perempuan lebih
2. Penderita asma komplikasi besar memiliki faktor penyebab penyakit
asma. faktor risiko yang menyebabkan
III. HASIL DAN PEMBAHASAN timbulnnya serangan asma melalui
Penelitian ini telah dilakukan di rangsangan terjadi bronkokontriksi akut
Puskesmas Bulakamba Kabupaten (reaksi asma cepat) dan rangsangan
Brebes, pada bulan Desember-Januari inflamasi (reaksi asma lambat) atau
2021. Penelitian ini menggunakan keduanya. Termasuk dalam faktor
sampel sebanyak 438 dengan

3
pencetus adalah Alergen di dalam dan di Dari data ini menunjukan usia 30 tahun
luar ruangan, iritan (asap rokok, polusi keatas rentan terkena asma. Tidak
udara baik didalam dan di luar ruangan, dipungkiri usia produktif dapat terkena
bau-bauan yang merangsang, asap), serangan asma karena pada umur
infeksi pernapasan terutama infeksi tersebut gaya hidup yang sibuk, serta
virus dapat mencetuskan serangan asma, paparan alergen dan iritan musiman,
faktor fisik (exercise, udara dingin, dapat berkontribusi terhadap masalah
hiperventilasi, perubahan cuaca, asma. Dan pada usia tersebut rata-rata
makanan dan ”food additives” mengalami peningkatan obesitas atau
(pengawet, penyedap, pewarna kelebihan berat badan karena pola
makanan),obat-obatan (Beta blocker, makan yang tidak teratur dan kurangnya
antiinflamasi nonsteroid, aspirin), faktor aktivitas fisik.
endokrin (menstruasi, kehamilan,
penyakit tiroid), lain-lain (refluks Menurut hasil survei asma pada usia
gastroesofagus, masalah saluran nafas dewasa(32 sampai 50 tahun),
atas seperti rinitis, sinusitis dan menunjukkan prevalensi asma berkisar
polyposis) (Michael, 2009). antara 3,7%-6,4% (Depkes RI, 2018).
Dari data tersebut dapat ditarik
Berdasarkan penelitian Anriyani kesimpulan bahwa usia muda (usia
(2013), kelompok umur terbanyak pada produktif) lebih rentan terkena serangan
rentang umur 26-45 tahun (38,8%), jenis asma. Termasuk dalam faktor alergen di
kelamin lebih banyak perempuan dalam dan di luar ruangan, iritan ( asap
sebanyak 37 orang (55,2%). Jenis obat rokok, polusi udara baik didalam dan di
pegontrol saat serangan akut yang luar ruangan, bau-bauan yang
diberikan secara kortikosteroid di merangsang, asap ), infeksi pernapasan
minum sebanyak 80,6% dan obat pelega terutama infeksi virus dapat
yang diberikan berupa aminifilin atau mencetuskan serangan asma, faktor fisik
teofilin yang diminum sebanyak 83,6% (exercise, udara dingin, hiperventilasi,
perubahan cuaca, makanan dan ”food
4.2 Karakteristik Umur additives” ( pengawet, penyedap,
pewarna makanan),obat-obatan (Beta
Tabel 4.2 Karakteristik Umur blocker, antiinflamasi nonsteroid,
Jumlah aspirin). Namun, asma lebih cenderung
Kelom pada faktor biologis atau keturunan
N Present
pok Umur (Saily, 2014).
ase (%)
17-30 130 30 % 4.3 Gambaran Penggunaan Obat Asma
31-50 198 45 % Di Puskesmas Bulakamba
51-70 110 25 %
Total 438 100 % Penelitian mengenai gambaran
penggunaan obat asma di Puskesmas
Bulakamba Kabupaten Brebes, meneliti
Berdasarkan hasil penelitian, data mengenai penggunaan obat tunggal dan
yang diambil diketahui bahwa umur kombinasi serta penggunaan obat asma
pasien asma di Puskesmas Bulakamba secara umum dari 438 resep yang
pada periode Januari-Desember jumlah dijadikan sampel penelitian
terbanyak ada pada usia 31-50 tahun
yaitu sebanyak 198 orang (45%) 4.3.1 Gambaran Penggunaan Obat
sedangkan pada usia 17-30 tahun Tunggal Dan Kombinasi
sebanyak 130 orang (30%) dan usia 51-
70 tahun sebanyak 110 orang (25 %).

4
Hasil penelitian mengenai cAMP menyebabkan aktivasi protein
penggunaan obat asma secara tunggal kinase A, yang menghambat fosforilasi
dan kombinasi di Puskemas Bulakamba myson dan menurunkan konsentrasi ion-
Kabupaten Brebes dapat dilihat pada ion intraselular, sehingga menimbulkan
tabel berikut : efek relaksasi otot polos (Kusuma,
Tabel 4.3 Gambaran Penggunaan Obat 2014).
Tunggal
No Obat Asma Jumlah Pre Tabel 4.4 Gambaran Penggunaan
sentase Obat Kombinasi
(%) Dari data tersebut penggunaan obat
1 Tunggal 297 68% asma pada Puskesmas Bulakamba
(salbutamol) Kabupaten Brebes ditemukan paling
2 Kombinasi 141 32% banyak adalah obat salbutamol sebanyak
(ambroxol , 297 resep dari jumlah keseluruhan 1752
dexametason,chl obat yang diresepkan salbutamol sudah
opheniramine, umum pada penderita asma karena efek
vitamin b samping lebih rendah dan khasiatnya
komleks) dapat meringankan gejala asma, sesak
Total 438 100% nafas dan meringkan gejala penyempitan
Dari tabel 4.3 dapat diketahui jalan pernapasan pada pasien asma atau
bahwa penggunaan obat tunggal pada penyakit pada saluran pernapasan
resep penyakit asma di Puskesmas Penggunaan obat kombinasi seperti
Bulakamba sebanyak 68% dan dexametason, ambroxol,
penggunaan obat kombinasi sebanyak chlorpheniramine dan vitamin b
32%. Dari data tersebut, obat asma di kompleks untuk mengurangi serangan
Puskesmas Bulakamba Kabupaten asma seperti saluran pernafasan yang
Brebes terbanyak salbutamol dengan membengkak, menyempit dan
obat tunggal 297 resep karena di menghasilkan banyak lendir serta sesak
Puskemas Bulakamba Kabupaten Brebes dan batuk (Anriyani, 2016).
terbanyak salbutamol karena penderita IV. KESIMPULAN
asma sudah akut terutama pada usia Dari hasil penelitian ini dapat
lansia penggunaan salbutamol disimpulkan :
digunakan untuk mengurangi rasa sesak 1. Berdasarkan hasil penelitian dan
pada penderita asma penggunaan obat pembahasan tentang gambaran
salbutamol efek samping lebih rendah di penggunaan obat asma di
bandingkan obat lainya karena Puskesmas Bulakamba, dapat
penggunaan obat salbutamol sudah disimpulkan bahwa untuk
umum digunakan oleh pengguna asma. penggunaan obat asma di
Mekanisme kerja: salbutamol Puskesmas Bulakamba paling
mengaktifkan adenil siklase, enzim yang banyak pada golongan obat
merangsang produksi adenosine siklik- bronkodilator yaitu salbutamol
,-
3;5 monofosfat (cAMP). Peningkatan sebanyak 68%. Penggunaan
obat asma
N Obat Asma Jumlah Presentase dikombinasikan dengan
o (%) obat dexametason,
1 Salbutamol 297 68 % ambroxol,
chlopheniramine, vitamin
2 Dexametason 30 7% b kompleks dimana
penggunaan obat
3 Ambroxol 57 13 % dexametason sebagai rasa
4 Chlorphenami 28 6%
ne
5 Vitamin B 25 6% 5
Kompleks
Total 438 100 %
nyeri dan ambroxol sebagai obat persahabatan, jakarta. J Respir
pada saat batuk, Indo, 31(2), 53–60.
chlorpheniramine sebagai [5] Carima, A. (2016). Studi
antihistamin, vitamin b Penggunaan Obat Golongan
kompleks sebagai suplemen β2-Agonis Pada Pasien Asma.
makanan
147.
V. SARAN
[6] Dayu, A. (2011). Asma Pada
1. Dalam penelitian ini bisa
dikembangkan lagi untuk Balita. Yogyakarta: Javalitra.
penelitian yang akan mendatang [7] Dinas Kesehatan. (2017). Profil
mengenai penggunaan obat UPTD Puskesmas Bulakamba.
asma sehingga dapat menjadi Pemerintah Kabupaten Brebes
suatu informasi bagi peneliti dan Elvira. (2014). Gambaran
dines kesehatan yang akan Penggunaan Obat Asma Pada
mencari suatu bukti mengenai Pasien Asma Di Puskesmas
penggunaan obat asma yang ada Kota Medan Tahun 2014.
di Kabupaten Brebes [8] Humaira, A. (2011). Skrining
Panjang Gelombang Serapan
VI. REFERENSI
Maksimum Tablet
[1] Andayani, N., dan Waladi, Z. Deksametason Yang Dijual Di
(2014). Hubungan tingkat Pasar Pramuka Dengan
pengetahuan pasien asma Spektrofotometer UV-VIS, 58.
dengan tingkat kontrol asma di
[10] Imelda, S., Faisal, Y., dan
Poliklinik Paru RSUD dr.
Zainoel Abidin Banda Aceh. Wiwien, H. W. (2007).
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala, Hubungan derajat asma
14(3), 139–145. dengan kualitas hidup yang
[2] Anriyani, D. (2013). dinilai dengan asthma quality
Karakteristik penderita asma of life questionnaire. Majalah
bronkial rawat inap di RSUD Kedokteran Indonesia, 57(12),
Langsa tahun 2009-2012.
435–444.
Karakteristik Penderita Asma
Bronkial Rawat Inap Di RSUD [11] Kementerian Kesehatan RI.
Langsa Tahun 2009-2012. (2017). Data Dasar
[3] Astuti, R., dan Darliana, D. Puskesmas. Jakarta:
(2018). Hubungan Pengetahuan
Kementerian Kesehatan
Dengan Upaya Pencegahan
Republik Indonesia.
Kekambuhan Asma Bronkial.
(1), 7. [12] Kesehatan, K. M. (2008).
[4] Atmoko, W., Faisal, H. K. P., Keputusan Menteri Kesehatan
Bobian, E. T., Adisworo, M. W., Republik Indonesia Nomor
& Yunus, F. (2011). Prevalens 1023/Menkes/SK/XI/2008
asma tidak terkontrol dan
Tentang Pedoman
faktor-faktor yang berhubungan
Pengendalian Penyakit Asma
dengan tingkat kontrol asma di
Menteri Kesehatan Republik
poliklinik asma rumah sakit
Indonesia.

6
7

Anda mungkin juga menyukai