Anda di halaman 1dari 8

PENGARUH TEKNIK PERNAFASAN BUTEYKO TERHADAP

PENURUNAN FREKUENSI KEKAMBUHAN ASMA PADA PASIEN


PENDERITA ASMA

Irfah Baroroh, Hermansyah, Septiyanti

Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, Jurusan Keperawatan,


Jalan Indragiri Nomor 03 Padang Harapan Bengkulu
queen_leopard@yahoo.com

Abstract: Asthma is a disease that is very close to the community and has an ever-
increasing population. The prevalence of asthma in Indonesia is 3.5 % . Prevalence of
asthma in Bengkulu, especially Rejang Lebong in 2012 amount 1.606 people. Higher
data in Kampung Delima Working Area Health Center are 182 peoples and theres 53
people (29,12%) feels recurrence. This study aimed to determine the effect of buteyko
breathing techniques to decrease the frequency of recurrence of asthma in asthmatics
in Kampung Delima Working Area Health Center. This study was pre Experimental
design using one group pre and post test. Populations of this study are 182 people. The
samples were taken with accidental sampling technique which amounts to 30 people.
The distribution of the average frequency of recurrence of asthma before being given
Buteyko breathing technique is 3.40 and the average frequency after the Buteyko
breathing technique given is 2.07 . Based on the analysis of test data is obtained ,
which means there is the influence of the Buteyko breathing technique to decrease the
frequency of recurrence of asthma in the Work Area Kampung Delima health center
(p=0,000).

Keywords : Buteyko Breathing Technique , Recurrence Asthma

Abstrak: Asma merupakan penyakit yang sangat dekat dengan masyarakat dan
mempunyai populasi yang terus meningkat. Prevalensi asma di Indonesia adalah 3,5%.
Angka kejadian asma di Provinsi Bengkulu, khususnya Kabupaten Rejang Lebong
pada tahun 2012 sebanyak 1.606 orang. Data tertinggi terletak di Puskesmas
Kampung Delima yaitu 182 orang terdapat 53 orang (29,12%) yang mengalami
kekambuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik pernafasan
buteyko terhadap penurunan frekuensi kekambuhan asma pada penderita asma di
Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Delima Tahun 2013. Penelitian ini adalah Pre
Experimental dengan menggunakan rancangan one group pre and post test. Jumlah
populasi adalah 182 orang. Pengambilan sampel menggunakan teknik accidental
sampling dengan jumlah sampel 30 orang. Distribusi rata-rata frekuensi kekambuhan
asma sebelum diberikan teknik pernafasan buteyko adalah 3,40 dan rata-rata frekuensi
sesudah diberikan teknik pernafasan buteyko adalah 2,07. Berdasarkan hasil analisa
data ada pengaruh teknik pernafasan buteyko terhadap penurunan frekuensi
kekambuhan asma pada penderita asma di Wilayah Kerja Puskesma Kampung Delima
(p= 0,000).

Kata Kunci: Teknik Pernafasan Buteyko, Kekambuhan Asma

Asma adalah penyakit inflamasi kronik (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia,


saluran nafas yang menyebabkan 2006). Prevalensi penyakit asma terus
peningkatan hiperresponsif yang mengalami peningkatan, baik di negara
menimbulkan gejala episodik berulang maju maupun di negara sedang
berupa mengi,sesak nafas, batuk-batuk, berkembang. Jumlah penderita asma di
terutama malam menjelang dini hari dunia tahun 2011 terdapat 235 juta orang
angka ini diperkirakan akan terus berpengaruh terhadap tingkat kekambuhan
meningkat hingga 400 juta orang pada asma di wilayah kerja Puskesmas
2025. Di Asia Tenggara dari 1,4 juta Kampung Delima menyebutkan dari 182
penduduk 7,8% meninggal disebabkan responden terdapat 53 responden (29,12%)
oleh asma (WHO, 2011) yang mengalami kekambuhan.
Asma termasuk dalam sepuluh besar Asma dapat menyebabkan
penyebab kesakitan dan kematian di terganggunya pemenuhan kebutuhan dan
Indonesia, hasil sementara pilot PAL menurunkan produktivitas penderitanya
(Practical Approach on Lung Health) (PDPI, 2006). Dalam sebuah studi suatu
Tahun 2012 di Propinsi DKI Jakarta kasus ditemukan bahwa dari 3.207 kasus
jumlah kasus baru asma 1194 dan kasus yang diteliti, penderita yang mengaku
serangan ulang 301; Jawa Barat kasus baru mengalami keterbatasan dalam berekreasi
2039 dan kasus serangan ulang 762; dan atau olahraga sebanyak 52,7%, 44-51%
Lampung menunjukkan jumlah kasus baru mengalami batuk malam dalam sebulan
asma 953, kasus serangan ulang 558. terakhir, keterbatasan dalam aktivitas fisik
Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah sebanyak 44,1%, keterbatasan dalam
Sakit (SIRS) di Indonesia didapatkan aktivitas sosial sebanyak 38%,
bahwa angka kematian akibat penyakit keterbatasan dalam memilih karier
asma adalah sebanyak 63.584 orang. sebanyak 37,9%, dan keterbatasan dalam
(ditjen PP dan PL, 2013). Data Riskesdas cara hidup sebanyak 37,1%. Bahkan,
2007 menyatakan bahwa prevalensi asma penderita yang mengaku mengalami
di Indonesia adalah 3,5% . Secara nasional, keterbatasan dalam melakukan pekerjaan
10 kabupaten/kota dengan prevalensi rumah tangga sebanyak 32,6%, 28,3%
Penyakit Asma tertinggi adalah Aceh Barat mengaku terganggu tidurnya minimal
(13,6%), Buol (13,5%), Pohuwato sekali dalam seminggu, dan 26,5% orang
(13,0%), Sumba Barat (11,5%), Boalemo dewasa juga absen dari pekerjaan.
(11,0%), Sorong Selatan (10,6%), Asma dapat dikendalikan dengan
Kaimana (10,5%), Tana Toraja (9,5%), pengelolaan yang dilakukan secara
Banjar (9,2%), dan Manggarai (9,2%). lengkap, tidak hanya dengan pemberian
Angka kejadian asma di Provinsi terapi farmakologis tetapi juga
Bengkulu, khususnya Kabupaten Rejang menggunakan terapi nonfarmakologis yaitu
Lebong pada tahun 2010 sebanyak 1.353 dengan cara mengontrol gejala asma
orang, tahun 2011 sebanyak 1.499. orang (Sundaru, 2008; Wong, 2003).
dan tahun 2012 sebanyak 1.606 orang . Pengontrolan terhadap gejala asma dapat
Dari 4 puskesmas yang berada di dilakukan dengan cara menghindari
Kabupaten Rejang Lebong pada tahun alergen pencetus asma, konsultasi asma
2012, Puskesmas Kampung Delima dengan tim medis secara teratur, hidup
memiliki angka tertinggi yaitu 182 orang sehat dengan asupan nutrisi yang memadai,
kemudian diikuti oleh puskesmas dan menghindari stres (Wong, 2003).
Sambirejo 179 orang, puskesmas Talang Akhir-akhir ini, para penderita asma
Ulu 154 orang, puskesmas Curup 143 mulai memanfaatkan terapi komplementer
orang. (Profil Dinkes Rejang Lebong, (nonfarmakologis) untuk mengendalikan
2012). Menurut laporan data kesakitan asma yang dideritanya. Jumlah penderita
(LB1) dari Puskesmas Kampung Delima asma yang sudah memanfaatkan terapi
dari tahun 2010-2012 menunjukkan komplementer ini diperkirakan cukup
banyaknya pasien dengan diagnosis asma tinggi yaitu sekitar 42 persen dari populasi
sebanyak 154 orang pada tahun 2010, 161 penderita asma yang ada di New Zealand
orang pada tahun 2011 dan 182 orang pada (McHugh, 2003). Pengontrolan asma
tahun 2012. Penelitian oleh Wahyuni dengan terapi komplementer dapat
(2012) tentang faktor risiko yang dilakukan dengan teknik pernapasan,
teknik relaksasi, akupunktur, chiropractic, yang bermakna pada pemberian teknik
homoeopati, naturopati dan hipnosis. pernapasan buteyko terhadap penurunan
Teknik-teknik seperti ini merupakan teknik gejala asma.
yang banyak dikembangkan oleh para ahli. Metode pernafasan buteyko kurang
Salah satu teknik yang banyak digunakan begitu dikenal dikalangan masyarakat
dan mulai populer adalah teknik Indonesia. Terapi pernapasan yang telah
pernapasan. dikembangkan di Indonesia dikenal
Salah satu metode yang sebagai Senam Asma Indonesia yang
dikembangkan untuk memperbaiki cara terdiri dari beberapa tahapan latihan seperti
bernapas pada penderita asma adalah halnya olah raga yang lain, yaitu:
teknik olah napas. Teknik olah napas ini pemanasan, latihan inti A, latihan inti B,
dapat berupa olahraga aerobik, senam, dan aerobik dan pendinginan. Padahal
teknik pernapasan seperti Thai chi, disebutkan bahwa metode ini cukup efektif
Waitankung, Yoga, Mahatma, Buteyko, mengendalikan serangan asma.
dan Pranayama (Fadhil, 2009). Teknik Bahkan British Guideline on the
pernapasan buteyko merupakan salah satu Management of Asthma 2008 menyebutkan
teknik olah napas yang bertujuan untuk bahwa metode ini dapat diterapkan untuk
menurunkan ventilasi alveolar terhadap membantu pengendalian asma diantara
hiperventilasi paru (GINA, 2005). Pada tingginya angka kejadian asma.
asma, gejala yang sering terjadi adalah Berdasarkan uraian diatas perlu dianalisis
hiperventilasi atau bernapas dalam pengaruh teknik pernafasan buteyko
Hiperventilasi terjadi karena penderita terhadap penurunan frekuensi kekambuhan
asma mengembangkan tingkat kedalaman asma pada penderita asma di Wilayah
pernapasan jauh melebihi yang seharusnya. Kerja Puskesmas Kampung Delima.
Teknik pernapasan buteyko juga Penelitian ini bertujuan untuk untuk
membantu menyeimbangkan kadar mengetahui pengaruh teknik pernafasan
karbondioksida dalam darah sehingga buteyko terhadap penurunan frekuensi
pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin kekambuhan asma pada penderita asma di
yang menghambat kelancaran oksigenasi Wilayah Kerja Puskesmas Kampung
dan efek Bohr pada penderita asma dapat Delima.
dikurangi. Oksigenasi yang lancar akan
menurunkan kejadian hipoksia, BAHAN DAN CARA KERJA
hiperventilasi dan apnea saat tidur pada
penderita asma (Murphy, 2005). Penelitian ini adalah Pre
Metode buteyko dinyatakan telah Experimental dengan menggunakan
menolong tidak kurang dari 100.000 pasien rancangan one group pre and post test.
asma di Rusia, dan secara resmi diakui Populasi dalam penelitian ini adalah
oleh Pemerintah Rusia. Berbagai seluruh pasien asma di Puskesmas
eksperimen dan uji klinis terhadap pasien Kampung Delima pada tahun 2013 dengan
di Rusia yang terdokumentasi menunjukan, estimasi pasien asma pada tahun 2012
bahwa mayoritas penderita asma dari usia yaitu berjumlah 182 orang. Dalam
4 tahun keatas bisa terbantu secara penelitian ini teknik yang digunakan untuk
signifikan dengan metode ini, dan individu mengambil sampel yaitu accidental
yang menggunakan obat-obatan asma bisa sampling dengan jumlah sampel 30 orang.
mengurangi penggunaanya hingga 90% Penelitian ini menggunakan lembar
(VitaHealth, 2010). Hasil penelitian oleh observasi mengukur frekuensi kekambuhan
Zara (2012), tentang efektivitas senam asma sebelum dan sesudah intervensi.
pernafasan buteyko terhadap gejala asma Prosedur pengumpulan data pada
di Kecamatan Bayang Painan Pesisir penelitian ini dengan cara menjelaskan
Selatan menunjukkan terdapat pengaruh tujuan, manfaat, prosedur pengumpulan
data dan meminta persetujuan calon
responden selanjutnya dilakukan pengisian estimasi interval dapat disimpulkan bahwa
lembar observasi awal tentang frekuensi 95% diyakini rata-rata frekuensi
kekambuhan asma sebelum tindakan kekambuhan asma sesudah diberikan
teknik pernafasan buteyko. Selanjutnya intervensi teknik pernafasan buteyko
memberikan prosedur teknik pernafasan adalah antara 1,62 sampai dengan 2,52.
buteyko dan mendemontrasikan teknik
pernafasan buteyko kepada responden Analisa Bivariat
Responden diminta untuk mengulangi
teknik pernafasan buteyko sebanyak dua Analisa bivariat dilakukan
kali. Teknik pernafasan buteyko ini untuk mengetahui adanya penurunan
dilakukan setiap harinya selama satu bulan frekuensi kekambuhan asma sebelum dan
dengan diobservasi oleh peneliti setiap sesudah teknik pernafasan buteyko. Untuk
minggunya untuk mengetahui frekuensi melihat perbedaan penurunan frekuensi
kekambuhan asma responden. kekambuhan asma dilakukan uji Paired t-
test.
HASIL

Analisa Univariat

Tabel 1. Distribusi Rata-Rata Frekuensi Kekambuhan


Asma Sebelum dan Sesudah Dilakukan
Teknik Pernafasan Buteyko
Tabel 2: Distribusi Rata-Rata Frekuensi
Variabel N Mean SD Min 95% Kekambuhan Asma Sebelum dan Sesudah
Median Max CI of Dilakukan Teknik Pernafasan Buteyko
Mean
Pre 3 3,40 1,303 1 2,91- F N Mean SD SE T P
0 3,00 6 3,89 (df) val
Post 3 2,07 1,202 0 1,62 ue
0 2,00 5 - Pre 30 3,40 1,30 0,23 11,05 0,0
2,52 3 8 0 00
Tabel 1 hasil analisis univariat Post 30 2,07 1,20 0,21 (29)
2 9
menunjukkan nilai mean, nilai minimal,
standar deviasi dan 95% CI of mean Hasil uji statistik menunjukkan
sebelum dan sesudah dilakukan intervensi nilai p= 0,000 < α 5% (one tail) artinya ada
(teknik pernafasan buteyko). Hasil analisis penurunan rata-rata frekuensi kekambuhan
menunjukkan rata-rata frekuensi asma sesudah dilakukan teknik pernafasan
kekambuhan asma sebelum diberikan buteyko dibandingkan rata-rata frekuensi
intervensi teknik pernafasan buteyko kekambuhan asma sebelum dilakukan
adalah 3,40 dan standar deviasi 1,303. teknik pernafasan buteyko. Dapat
Frekuensi kekambuhan asma terendah disimpulkan ada pengaruh teknik
adalah 1 dan tertinggi adalah 6. Dari hasil pernafasan buteyko terhadap penurunan
estimasi interval dapat disimpulkan bahwa frekuensi kekambuhan asma.
95% diyakini rata-rata frekuensi
PEMBAHASAN
kekambuhan asma sebelum diberikan
intervensi teknik pernafasan buteyko Gambaran Frekuensi Kekambuhan Asma
adalah antara 2,91 sampai dengan 3,89. di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung
Sedangkan untuk rata-rata frekuensi Delima
kekambuhan asma sesudah diberikan
intervensi teknik pernafasan buteyko Puskesmas Kampung Delima
adalah 2,07 dan standar deviasi 1,202. merupakan Puskesmas dengan angka
Frekuensi kekambuhan asma terendah kejadian asma tertinggi diantara 4
adalah 0 dan tertinggi adalah 5. Dari hasil puskesmas lainnya di Kabupaten Rejang
Lebong. Angka kejadian asma dalam tahun dan suhu memperburuk asma, sesak nafas
2012 di Puskesmas Kampung Delima dan pengeluaran lendir yang berlebihan.
adalah 182 orang dan terdapat 53 orang Ini umum terjadi ketika kelembaban tinggi,
yang rutin berobat ke Puskesmas. Dalam hujan, badai selama musim dingin. Udara
penelitian ini dari 53 responden yang yang kering dan dingin menyebabkan
mengalami kekambuhan asma diambil 30 sesak di saluran pernafasan sehingga
responden dan kemudian diukur frekuensi menyebabkan kekambuhan asma.
rata-rata kekambuhannya selama 1 bulan Penelitian lain yang dilakukan oleh
terakhir yaitu 3,40 ( 95% CI : 2,91-3,89). Purnomo (2008) tentang faktor faktor
Hasil penelitian ini sejalan dengan risiko yang berpengaruh terhadap kejadian
penelitian oleh Yoana ( 2009) tentang asma di RS Kabupaten Kudus
efektifitas teknik pernafasan buteyko mengungkapkan hasil bahwa faktor risiko
terhadap penurunan tingkat kekambuhan yang berpengaruh terhadap kejadian asma
asma pada penderita asma di Kecamatan adalah kepemilikan binatang piaraan
Munibau Riau menunjukkan dari 40 (OR=30,65; 95%CI; 1,538-610,7;
responden rata-rata kekambuhan asma p=0,025), perubahan cuaca (OR =19,27;
selama 1 bulan terakhir adalah 3,78. 95%CI : 2,169-171,3; p= 0,008), asap
Penelitian lain yang dilakukan oleh Zara rokok (OR=23,13; 95%CI; 4,141-129,2;
(2012) tentang efektivitas senam p=<0,001). Probabilitas individu untuk
pernafasan buteyko terhadap gejala asma terkena asma dengan semua faktor risiko
di Kecamatan Bayang Painan Pesisir adalah sebesar 46,51%.
Selatan menunjukkan nilai rata-rata gejala
asma sebelum dilakukan teknik pernafasan Pengaruh Teknik Pernafasan Buteyko
buteyko adalah 3,18. Selain itu penelitian Terhadap Penurunan Frekuensi
yang dilakukan oleh Suryasaputra (2010) Kekambuhan Asma
tentang pengaruh teknik pernafasan
buteyko terhadap kekambuhan asma pada Hasil penelitian menunjukkan
orang dewasa di BKPM Klaten bahwa terjadi perbedaan rata-rata frekuensi
menunjukkan bahwa dari 25 sampel kekambuhan asma sebelum dan sesudah
frekuensi rata-rata kekambuhannya dilakukan teknik pernafasan buteyko.
sebelum diberikan intervensi teknik Frekuensi kekambuhan asma sebelum dan
pernafasan buteyko adalah 2,98 dengan sesudah intervensi secara umum
tingkat kepercayaan 95%. Pemicu mengalami penurunan, yang berarti ada
tingginya angka kekambuhan asma di pengaruh teknik pernafasan buteyko
wilayah Puskesmas Kampung Delima ini terhadap penurunan frekuensi kekambuhan
adalah faktor cuaca yang dingin dan faktor asma pada responden (p=0,000).
pendukung lainnya seperti asap rokok dan Dari uraian diatas dapat dilihat
debu. Hal ini selaras dengan penelitian perkembangan penurunan frekuensi
oleh Wahyuni (2012) tentang faktor risiko kekambuhan asma pada penderita asma
yang berpengaruh terhadap tingkat setelah dilakukan teknik pernapasan
kekambuhan asma di wilayah kerja Buteyko. Sesuai dengan pendapat Dupler
Puskesmas Kampung Delima menyebutkan (2005) bahwa gejala asma dapat dikurangi
bahwa faktor cuaca, faktor asap rokok, dengan melakukan teknik dan olah
faktor gangguan emosi, faktor infeksi pernapasan secara teratur. Selain itu,
saluran pernafasan dan faktor olahraga dengan melakukan teknik pernapasan
mempengaruhi kekambuhan asma Buteyko maka peningkatan kadar
responden dan dari 182 responden terdapat karbondioksida dapat tercapai sehingga
53 responden (29,12%) yang mengalami terjadi dilatasi otot bronkus yang kemudian
kekambuhan asma. Menurut Manfaati mengurangi bronkospasme dan munculnya
(2008) bahwa perubahan tekanan atmosfer wheezing dan pada akhirnya akan
mengurangi frekuensi kekambuhan diafragma sebagai otot pernapasan utama
(Mchugh et al., 2003). (Dupler, 2005). Teknik pernapasan
Hasil penelitian ini juga sesuai Buteyko juga melatih kemampuan
dengan penelitian oleh Yoana (2009) menahan napas dengan menggunakan
tentang efektifitas teknik pernafasan pernapasan diafragma, cara ini diharapkan
buteyko terhadap penurunan tingkat dapat mengoptimalkan penggunaan paru,
kekambuhan asma pada penderita asma di dengan cara demikian karbondioksida yang
Kecamatan Munibau Riau yang hilang akibat hiperventilasi dapat
menunjukkan bahwa teknik pernafasan terperangkap di dalam darah. Selain itu,
buteyko efektif terhadap penurunan tingkat oksigen yang dihirup dapat dioptimalkan
kekambuhan asma pada penderita asma pemakaiannya oleh sel darah melalui
(p=0,002). Penelitian lain oleh Zara pelepasan oksigen oleh hemoglobin ke
(2012), tentang efektivitas senam jaringan dan organ-organ vital
pernafasan buteyko terhadap gejala asma lainnya(Murphy, 2000). Pendapat yang
di Kecamatan Bayang Painan Pesisir sama dinyatakan oleh Hoeman, 1996
Selatan menunjukkan terdapat pengaruh dalam Mardhiah (2009) bahwa pernapasan
yang bermakna pada pemberian teknik melalui penggunaan pergerakan diafragma
pernapasan buteyko terhadap penurunan lebih baik dari pada menggunakan otot
gejala asma. Selain itu penelitian yang pernapasan yang lainnya seperti otot
dilakukan oleh Suryasaputra (2010) asesoris pernapasan. Dengan demikian
tentang pengaruh teknik pernafasan dapat mengurangi beban kerja saat
buteyko terhadap kekambuhan asma pada bernapas, sehingga perasaan sesak dapat
orang dewasa di BKPM Klaten berkurang.
menunjukkan bahwa dari 25 sampel yang Hasil penelitian ini juga sesuai
telah melakukan teknik pernafasan buteyko dengan penelitian yang dilakukan oleh Ma
lebih dari 6 minggu terjadi penurunan (2002), yaitu adanya pengaruh olah
derajat kekambuhan asma dan frekuensi pernapasan terhadap penurunan frekuensi
kekambuhan asma. Menurut penelitian asma. Hasil penelitian ini juga sesuai
yang dilakukan Setyawan (2006), bahwa dengan pendapat Murphy (2000), bahwa
semakin sering melakukan olah pernapasan teknik pernapasan bagus dilakukan oleh
maka frekuensi serangan asma akan penderita asma karena dapat meningkatkan
semakin jarang terjadi. ventilasi paru penderita asma sehingga
Menurut Fadhil (2009), teknik olah gejala asma dapat dikurangi. Teknik
napas bermanfaat untuk mengurangi gejala pernapasan dapat menurunkan gejala asma
asma secara kausatif yaitu dengan jika dilakukan dengan teratur (Dupler,
memperbaiki cara dan pola bernapas yang 2005). Teknik pernapasan Buteyko dapat
benar. Teknik pernapasan Buteyko mengurangi ekspirasi paksa serta
mengurangi hiperventilasi secara bertahap penekanan pada otot dinding dada yang
selama latihan teratur (Dupler, 2005), menyebabkan rasa sesak (Murphy, 2000).
sehingga dapat meningkatkan kadar Teknik pernapasan Buteyko juga
karbondioksida di dalam darah yang membantu menyeimbangkan kadar
kemudian akan menjaga keseimbangan pH karbondioksida dalam darah sehingga
darah melalui pembentukan asam karbonat pergeseran kurva disosiasi oksihemoglobin
dan bikarbonat, mengurangi ekspirasi yang menghambat kelancaran oksigenasi
paksa serta penekanan pada otot dinding dan efek Bohr pada penderita asma dapat
dada yang menyebabkan rasa sesak dikurangi. Oksigenasi yang lancar dapat
(Murphy, 2000). menurunkan kejadian hipoksia,
Teknik pernapasan Buteyko juga hiperventilasi dan apnea saat tidur pada
melatih cara bernapas yang efektif dan penderita asma (Murphy, 2005). Teknik
efisien dengan mengandalkan otot pernapasan Buteyko juga melatih cara
bernapas yang efektif dan efisien dengan pernapasan buteyko sebagai salah satu cara
mengandalkan otot diafragma sebagai otot penanganan kekambuhan asma.
pernapasan utama untuk memperkuat otot-
otot pernapasan selama latiahan menahan
napas (Dupler, 2005). Hal ini sesuai
dengan yang diungkapkan oleh Thomas
DAFTAR RUJUKAN
(2004) bahwa teknik pernapasan Buteyko
dapat memperkuat otot pernapasan Arukunto, S. (2007). Manajemen Penelitian,
sehingga dapat meningkatkan kemampuan Jakarta : PT Rineka Cipta.
bernapas penderita asma dan memudahkan Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu
penderita asma mengontrol munculnya Pendekatan Praktik Edisi Revisi VI, Jakarta :
gejala asma. Oleh karena prinsip teknik PT Rineka Cipta.
Brunner dan Suddarth. (2001). Buku Ajar
pernapasan Buteyko adalah untuk
Keperawatan Medikal Bedah edisi 8, Jakarta :
merilekskan otot pernapasan dan iga secara EGC.
perlahan-lahan, maka rasa tertekan di dada Buteyko, V.K. & Buteyko, M.M. (2007). The
secara bertahap juga dapat berkurang Buteyko Theory About A Key Role of
(Dupler, 2005). Breathing for Human Life, Diakses pada
tanggal 2 Oktober 2013 dari
http://www.infoholix.net/index.php.
SIMPULAN
Dempsey, P.A. & Dempsey, A.D. (2002). Riset
Terdapat penurunan prekuensi Keperawatan Buku Ajar dan Latihan,
kekambuhan asma pada penderita asma Jakarta : EGC.
dibuktikan oleh distribusi rata-rata Dupler. (2005). Buteyko for Hyperventilation,
frekuensi kekambuhan asma sebelum Diakses pada tanggal 18 September 2013
diberikan teknik pernafasan buteyko dari http://knol.google.com/k/alex-
spence/buteykoforhyperventilation
adalah 3,40 dan rata-rata frekuensi sesudah Fadhil. (2009). Teknik Pengolahan Nafas, Diakses
diberikan teknik pernafasan buteyko pada tanggal 2 oktober 2013 dari
adalah 2,07. Sehingga dapat disimpulkan http://www.wikipedia.com/teknik_pengola
ada pengaruh teknik pernafasan buteyko han_nafas.html.
terhadap penurunan frekuensi kekambuhan Global Initiative for Asthma (GINA). (2005).
Global Strategy for Asthma Management
asma di Wilayah Kerja Puskesma and Prevention, Diakses pada tanggal 7
Kampung Delima (p= 0,000). September 2013 dari
Saran bagi tenaga pelayanan kesehatan di http://www.ginasthma.com/GuidelineItem.
Puskesmas Kampung Delima diharapkan asp?intId=1170.
dapat melakukan sosialisasi mengenai Kolb, P. (2009). Buteyko for the Reversal of
Chronic Hyperventilation, Diakses pada
teknik pernafasan buteyko dan selanjutnya tanggal 7 September 2013 dari
dilakukan pelatihan teknik pernapasan http://knol.google.com/k/alex-spence/buteyko.
buteyko pada staf keperawatan sehingga Lewis , Heitkemper, Dirksen. (2000). Medical
dapat dipraktekkan dalam intervensi Surgical Nursing fifth edition, St Louis
keperawatan sebagai upaya peningkatan Missouri : Mosby.
Mardhiah. (2009). Efektivitas Olahraga
derajat kesehatan pasien asma. Bagi Pernapasan Terhadap Penurunan Gejala
penderita asma diharapkan untuk Asma Pada Penderita Asma Di Lembaga Seni
mempraktekkan teknik pernafasan buteyko Pernapasan Satria Nusantara Cabang Medan,
sebagai salah satu cara untuk pengendalian Medan : Fakultas Keperawatan Universitas
kekambuhan asma. Untuk Poltekkes Sumatera Utara.
McHugh, P., Aitcheson, F., Duncan, B. &
Kemenkes Bengkulu tknik pernafasan Houghton, F. (2003). Buteyko Breathing
butyko ini tidak hanya dapat menambah Technique for asthma: an effective
variasi ilmu pengetahuan tetapi juga intervention, Diakses pada tanggal 7 Januari
dimasukkan dalam salah satu mata kuliah 2014 dari
KMMB sehingga dilakukan simulasi, http://www.nzma.org.nz/journal/vacancies.ht
ml.
tutorial serta praktek mandiri teknik
Notoatmodjo, S. (2005). Metodologi Penelitian
Kesehatan, Jakarta : PT Rineka Cipta.
Nursalam (2008). Konsep dan Penerapan
Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen
Penelitian Keperawatan, Jakarta : Salemba
Medika.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. (2006). ASMA
Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di
Indonesia, Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia.
Purnomo. (2008). Faktor faktor risiko yang
berpengaruh terhadap kejadian asma di RS
Kabupaten Kudus, Jakarta : Universitas
Indonesia
Wahyuni. (2012). Faktor risiko yang berpengaruh
terhadap tingkat kekambuhan asma di wilayah
kerja Puskesmas Kampung Delima,
Bengkulu : Poltekkes Kemenkes Bengkulu.
Wong. (2003). Essentials of Nursing Research-
Methods, Appraise and Utilization,
Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins.

Yoana. (2009). Efektifitas teknik pernafasan


buteyko terhadap penurunan tingkat
kekambuhan asma pada penderita asma di
Kecamatan Munibau Riau, Riau : Universitas
Riau
Zara. (2012). Efektivitas senam pernafasan buteyko
terhadap gejala asma di Kecamatan Bayang
Painan Pesisir, Padang : Universitas
Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai