Anda di halaman 1dari 3

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua.

Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan.

Yang terhormat, Kepala SMP Negeri 1 Singosari ibu Ana Purwati S.Pd M.Pd.

Yang saya hormati bapak, ibu, guru, staf, dan karyawan SMP Negeri 1 Singosari , serta yang saya
banggakan para remaja – remaja harapan bangsa SMP Negeri 1 Singosari.

Marilah kita mengucupkan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah memberikan
kesehatan, waktu, limpahan rezeki, sehingga kita bisa berkumpul disini tanpa ada kurang satu apapun.

Sebelum masuk ke topik pidato, izinkan saya memperkenalkan diri terlebih dahulu. Nama saya
Silmy Muthi’ah Aulya, biasa dipanggil Silmy dari kelas 9D. Saya orangnya pendiam, kalau didiamkan,
malah makin pendiam.

Hadirin yang saya hormati,

Pada kesempatan ini, izinkan saya untuk menyampaikan pidato tentang Bahayanya Pergaulan
Bebas di kalangan remaja saat ini

Sebelumnya, apasih pergaulan bebas itu? Pergaulan bebas merupakan kehidupan


bermasyarakat atau jika di kalangan remaja itu hubungan pertemanan yang bersifat lepas atau tidak
terikat, atau bisa juga berteman dengan melakukan sesuatu hal yang menyimpang atau melewati batas
– batas norma yang ada. Contohnya apasih? Contohnya yakni ada merokok, mengonsumsi minuman
berakohol, tawuran, mengonsumsi obat-obatan terlarang, hingga seks bebas. . Di era sekarang, kasus
pergaulan bebas remaja sangat mengkhawatirkan. Banyak dari remaja-remaja berambisi untuk memiliki
banyak teman. Namun sayangnya, mereka kurang bijak untuk memilih teman.

Sehingga, kasus pergaulan bebas ini terjadi di mana- mana, salah satunya di kota – kota besar. kota
besar seperti JABODETABEK, dari data BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana
Nasional) 2010, remaja yang telah hilang keperawanannya mencapai 51%, sedangkan di kota lain
seperti, Surabaya 54%, Medan 52%, Bandung 47%, dan Yogyakarta 42%,Di tahun 2013 sekitar 64
juta remaja Indonesia rentan memiliki perilaku seks bebas dan penggunaan zat tropika berbahaya,

dikalangan remaja 15-19 tahun sebesar 38,4% laki-laki dan 0,9% perempuan
(RISKESDAS, 2010). Data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) 2009, menunjukkan
20,3% anak sekolah 13-15 tahun merokok. Perokok pemula usia 10-14 tahun naik
2 kali lipat dalam 10 tahun terakhir dari 9,5% pada tahun 2001 menjadi 17,5%
pada tahun 2010 (SKRT, 2001; RISKESDAS, 2010).

Faktor yang mempengaruhi adanya pergaulan bebas yakni salah satunya


penyumbang besar adalah dari lingkungan sekitar dan penggunaan media social.
Ada factor lainnya yakni kurangnya pendidikan keluarga dan agama, Broken
home, gaya hidup, dan control diri.
Sekarang ke topik utama yaikni bahaya pergaulan bebas. Ada bannyak sekali
dampak negative pergaulan bebas. Yakni :

1. Penyakit menular seksual : Bahaya pergaulan bebas dapat meningkatkan


risiko terkena HIV atau AIDS` penyakit ini dapat menurunkan kekbalan
tubuh remajahingga menyebabkan kanker dan kematian. Sudah banyak
remaja yang terkena aids,sekitar 3,3%
2. Masalah emosional : pergaulan bebas dapat meningkatkan masalah
emosional seperti depresi, rasa kosontekanan g, dan tidak bahagia.
3. Masalah dalam keluarga : pergaulan bebas dapat menyebabkan masalah
dalam keluarga. Seperti konflik dengan orang tua atau anak – aak yang
merasa tidak di akui atau di abaikan
4. Tekanan social dari lingkungan : pergaulan bebas akan mendapat tekanan
social dari lingkungannya untuk mengikuti norma sosoial yang
menganggap pergaulan bebas sebagai hal norma dan diterima
5. Tekanan ekomomi : pergaulan bebas akan mendapat tekanan untuk lebih
mengeluarkan uang untuk kesenangan sesaat.

CIri – ciri pergaulan bebas yakni ada :


1. Menghamburkan uang untuk kesenangan sesaat.
2. Kurang bertanggung jawab jika diberikan tugas
3. Tidak bijaksana dalam memanfaatkan waktu
4. Main game hingga begadang
5. Suka mengkuti acara yang tidak bermanfaat.

Oleh karena itu, di era digital sekarang, para remaja diharapkan untuk lebih bijak
dalam mencari teman dan menggunakan internet. Kita harus aktif dalam
mengedukasi diri sendiri dan orang sekitar tentang lebih bijak dalam berbuat,
serta tak lepas dari pendidikan baik dari orang tua dan pendidikan agama juga
termasuk penting.

Di era digital saat ini, setiap orang memiliki tanggung jawab untuk menjaga
etika, nilai moral, dan sikap positif. Mari kita sama – sama menjaga para remaja
Indonesia menjadi remaja yang positif, beretika, dan bermanfaat bagi semua
orang.

Demikian yang dpat saya sampaikan, kurang lebihnya saya mohon maaf.
Waasalamualaikum Wr Wb.

Anda mungkin juga menyukai