Anda di halaman 1dari 93

1. Ny. S umur 29 tahun G3P1A1 hamil 12 minggu datang ke PMB untuk periksa hamil.

Hasil
anamnesis ibu mengalami keguguran pada kehamilan pertama, kemudian 1 tahun
kemudian hamil anak kedua dan lahir dengan BB 1700 gram. Apakah pengkajian yang
seharusnya dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Tinggi badan
b. Berat badan
c. Kelainan panggul
d. Ukuran panggul dalam
e. Ukuran panggul luar
Pembahasan:
Berat badan merupakan indikasi pemenuhan nutrisi seseorang. Berat badan ibu yang
rendah menunjukkan ibu kekurangan gizi sehingga berpengaruh pada nutrisi yang akan
disalurkan ke janin. Ibu kurang gizi berdampak pada keguguran dan BBLR.
2. Seorang ibu hamil datang ke Puskesmas untuk memeriksakan kehamilannya. Hasil
anamnesis ia telah terlambat haid 2 bulan, BB sebelum hamil 60 kg. Hasil pemeriksaan
KU baik, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃, BB saat ini 62 kg, TB
160 cm. Berapakah IMT pasien tersebut?
a. 21.43
b. 23.43
c. 24.21
d. 23.21
e. 25.43
Pembahasan:
Perhitungan IMT ibu hamil menggunakan rumus BB sebelum hamil dibagi tinggi badan
𝐵𝐵 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 60
(m) pangkat 2. Maka IMT didapatkan IMT= = = 23.43 kg/m2
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛)2 (1.6)2

3. Ny. P umur 24 tahun G2P1A0 UK 32 minggu datang ke Puskesmas untuk melakukan


pemeriksaan kehamilan. Hasil anamnesis ibu mengeluh kram pada kaki ketika duduk
terlalu lama. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 110/80 mmHg, N 78 x/menit, P 18 x/menit,
S 36.6℃, bidan berencana melakukan pengukuran TFU. Berapakah TFU yang sesuai
dengan kasus tersebut?
a. Pertengahan simpisis pusat
b. Setinggi pusat
c. Pertengahan pusat-px
d. Tiga jadi di atas pusat
e. Tiga jari di bawah pusat
Pembahasan:
TFU normal pada kehamilan 32 minggu adalah pertengahan pusat-px.
4. Ny. D umur 30 tahun G3P1A1 hamil 12 minggu datang ke Puskemas untuk memeriksakan
kehamilannya. Hasil anamnesis ibu mengalami mual di pagi hari dan ketika mencium bau
amis rasanya ingin muntah. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 110/70 mmHg, P 20 x/menit,
S 36.5℃, N 80 x/menit, turgor kulit baik, konjungtiva anemis, pengukuran LiLA 23 cm,
BB 49 kg, TB 163 cm. BB sebelum hamil 49 cm. Apakah kategori IMT yang sesuai pada
kasus tersebut?
a. Gizi kurang
b. Normal
c. Kelebihan BB
d. Obesitas
e. Over weight
Pembahasan:
𝐵𝐵 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚 ℎ𝑎𝑚𝑖𝑙 49
IMT= = = 18.44 kg/m2
(𝑇𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝐵𝑎𝑑𝑎𝑛)2 (1.63)2

Kategori BMI/IMT gizi kurang/KEK (<18.5), normal (18.5-24.9), kelebihan BB (25-29.9),


obesitas (≥30)
5. Ny. S umur 22 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu datang ke PMB mengatakan ingin periksa
hamil, ia mengatakan lebih sering pegel pada pinggang akhir-akhir ini. Hasil pemeriksaan
KU baik, cm, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 18 x/menit, S 36.6, TFU 33 cm, puki,
preskep, divergen 3/5. Berapakah taksiran berat badan janin sesuai kasus tersebut?
a. 3410
b. 3420
c. 3255
d. 3100
e. 3155
pembahasan:
Palpasi TFU 33 cm dan pada leopold IV divergen ⅗ yang berarti ⅖ bagian kepala
bayi sudah masuk PAP. Sehingga untuk perhitungan TBJ menggunakan rumus=
TFU-11x155= 33-11x155= 3410 gram.
6. Ny. S umur 38 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke Puskesmas mengeluh
mengeluarkan darah sejak 2 hari yang lalu berwarna merah segar saat bangun tidur, tidak
merasakan nyeri dan masih terasa gerakan janinnya. Hasil pemeriksaan KU baik, TTV
dalam batas normal. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Abortus iminens
b. Solusio plasenta
c. Plasenta perkreta
d. Plasenta previa
e. Mola hidatidosa
Pembahasan:
Plasenta previa adalah kondisi plasenta berada di segmen bawah rahim sehingga menutupi
sebagian/seluruh jalan lahir. Hal ini ditandai dengan pengeluaran darah merah segar tanpa
disertai nyeri.
7. Ny. J umur 28 tahun G2P1A0 hamil 26 minggu datang ke PMB mengatakan ingin periksa
hamil. Hasil pemeriksaan pada vagina ibu terjadi hipervaskularisasi dan berwarna merah
ungu kebiruan. Apakah jenis tanda tersebut?
a. Tanda hegar
b. Tanda piscacek
c. Tanda chadwick
d. Tanda hooman
e. Tanda googell
Pembahasan:
Vagina vulva yang terjadi hipervaskularisasi sehingga berubah warna menjadi merah
kebiruan disebut dengan tanda chadwick, hal ini terjadi akibat pengaruh hormon
progesteron dan estrogen.
8. Ny. H umur 32 tahun G3P2A0 hamil 24 minggu datang ke Puskesmas mengatakan ingin
periksa kehamilan. Ibu mengatakan tidak mengalami keluhan. Hasil pemeriksaan KU baik,
TD 120/70 mmHg, N 80 x/menit, P 18 x/menit, S 36.5℃, TFU setinggi pusat, DJJ 138
x/menit, teratur. Hasil inspeksi vulva vagina terlihat merah kebiruan. Apakah penyebab
munculnya warna merah kebiruan pada vulva vagina tersebut?
a. Hipervaskularisasi
b. Hiperplasi
c. Hipovaskularisasi
d. Infeksi jamur
e. Hipotrofi
Pembahasan:
Vagina vulva berubah warna menjadi merah kebiruan disebut dengan tanda chadwick, hal
ini terjadi akibat hipervaskularisasi yang terjadi akibat pengaruh hormon progesteron dan
estrogen.
9. Ny. B mur 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke PMB mengeluh kenceng-
kenceng sejak 2 jam yang lalu, ibu juga mengatakan sering pusing sejak 2 bulan yang lalu.
Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 90/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5,
TFU 32 cm, puki, DJJ 110 x/menit. Pemeriksaan Hb 11g%/dL, prot urin (-), triple
eliminasi (-). Apakah diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. preeklampsia
b. hipotensi
c. anemia sedang
d. gawat janin
e. kehamilan normal
pembahasan:
dari pengkajian tidak ditemukan masalah yang berarti sampai pada data objektif
djj. Ditemukan djj 110x/menit, sedangkan djj normal 120-160x/menit, sehingga
kasus tersebut masuk dalam kasus gawat janin.
10. Ny. J umur 23 tahun datang ke PMB untuk memeriksakan diri. Hasil anamnesis ia
mengatakan sudah terlambat haid 4 bulan dan kadang merasakan terdapat gerakan di
perutnya. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 125/72 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S
36.5℃, TFU teraba di pertengahan simpisis pusat, DJJ 129 x/menit, teratur. Apakah
kategori tanda kehamilan pada kasus tersebut?
a. Tanda mungkin hamil
b. Tanda pasti hamil
c. Tanda dugaan hamil
d. Tanda tidak pasti hamil
e. Tanda palsu hamil
Pembahasan:
Pada kasus tersebut ibu sudah merasakan gerakan pada perut dan didukung dengan adanya
DJJ yang merupakan denyut jantung janin sehingga ini merupakan tanda pasti kehamilan.
Pemeriksaan penunjang untuk meyakinkan kehamilan bila diperlukan yaitu bisa dilakukan
pemeriksaan USG yang ditunjukkan dengan kantong kehamilan/gestational sac.
11. Ny. J umur 25 tahun G1P0A0 datang ke PMB untuk pertama kalinya. Hasil anamnesis hari
pertama haid terakhir (HPHT) pada tanggal 20 Agustus 2022, hasil pemeriksaan dalam
batas normal. Kapan kah tanggal perkiraan persalinan pada kasus Ny. J tersebut?
a. 29 April 2023
b. 27 April 2023
c. 27 Mei 2023
d. 28 Mei 2023
e. 29 Mei 2023
Pembahasan:
Perhitungan HPL dengan rumus HPHT tanggal+7, bulan ke-1 sampai ke-3 ditambah
dengan 9 atau bulan ke-4 sampai ke-12 dikurangi dengan 3.
12. Ny. L umur 32 tahun G3P2A0 hamil 25 minggu datang ke Puskesmas ingin memeriksakan
kehamilannya. ibu mengatakan tidak ada keluhan saat ini. Hasil pemeriksaan KU baik, TD
150/90 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5 derajat, protein urin (-). Bidan
menanyakan riwayat hipertensi namun ibu mengatakan tidak ada riwayat hipertensi
sebelum hamil dan pada kehamilan sebelumnya. Apakah diagnosis kebidanan pada kasus
tersebut?
a. hipertensi kronis
b. preeklampsia ringan
c. eklampsia
d. hipertensi gestasional
e. superimposed preeklampsia
pembahasan:
Pengukuran TD tinggi pada ibu hamil yang tidak memiliki riwayat hipertensi pada
sebelum hamil merupakan kategori hipertensi gestational, yaitu meningkatkan
tekanan darah akibat kehamilan.
13. Ny. K umur 19 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu datang ke PMB dengan keluhan pusing,
hasil anamnesis ia tidak mengalami masalah pada makan dan rutin dalam mengonsumsi
tablet tambah darah. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20
x/menit, S 36.5℃, TFU 28 cm, DJJ 129 x/menit teratur. Hasil pemeriksaan laboratorium
kadar Hb 10.3 g%/dL, sedangkan pemeriksaan kadar Hb sebelumnya 11.5 g%/dL. Apakah
penyebab turunnya kadar Hb pada kasus tersebut?
a. Hemodilusi
b. Hemolisis
c. Perubahan hormon
d. Hipotensi
e. Hipertensi
Pembahasan:
Pengenceran darah pada ibu hamil merupakan hal normal. Pengenceran ini disebut dengan
hemodilusi. Hal ini lazim terjadi pada kehamilan 32-34 minggu akibat ketidakseimbangan
peningkatan volume darah dan masa eritrosit dalam sirkulasi darah ibu.
14. Ny. S umur 28 tahun G2P1A0 hamil 32 minggu datang ke PMB mengeluh merasakan
sering lemas dan pusing, keluhan tersebut sering terjadi ketika ia tidur dalam posisi
telentang yang terlalu lama. Hasil pemeriksaan bidan KU baik, cm, TD 90/70 mmHg, N
80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6℃. TFU 30 cm, DJJ 133 x/menit teratur. Pemeriksaan
laboratorium Hb 11 g%/dL. Apakah penyebab terjadinya masalah pada kasus tersebut?
a. Penekanan vena kava superior
b. Penekanan vena kava inferior
c. Penekanan tekanan balik vena
d. Penekanan aorta
e. Uterus menekan vena hepatica
Pembahasan:
Ny. S pada kasus tersebut mengalami supine hypotensive syndrome, hal ini terjadi akibat
posisi telentang yang cukup lama sehingga vena kava tertekan oleh uterus dan aliran balik
vena kava ke jantung mengalami penurunan. Ditandai dengan penurunan darah pada
wanita hamil sehingga merasa pusing saat bangkit.
15. Ny. L umur 27 tahun G3P2A0 hamil 12 minggu datang ke Puskesmas mengeluh napsu
makan turun, mual muntah di pagi hari dan merasakan pusing yang berkunang-kunang.
Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg, N 82 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃, konjungtiva
pucat, TFU ballotement. Apakah pemeriksaan penunjang yang sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan pada kasus tersebut?
a. Darah rutin
b. Pemeriksaan urin reduksi
c. PP test
d. Pemeriksaan kadar Hb
e. Pemeriksaan urin protein
Pembahasan:
Kasus tersebut terjadi pada trimester I dan menunjukkan gejala pusing berkunang-kunang
dan konjungtiva pucat/anemis, standar 4 asuhan kebidanan berupa pengelolaan anemia
kehamilan sehingga pemeriksaan penunjang yang tepat pada kasus tersebut adalah
pemeriksaan kadar Hb.
16. Ny. K umur 23 tahun G2P1A0 hamil 12 bulan datang ke Puskesmas mengeluh sering
pusing berkunang-kunang dan mudah lelah, hasil anamnesis ini adalah pemeriksaan
pertamanya dan belum pernah mengonsumsi vitamin sama sekali. Hasil pemeriksaan KU
baik, TD 100/70 mmHg, S 36.6℃, N 82 x/menit, P 20 x/menit, TFU 2 jari di atas simpisis,
DJJ 132 x/menit, teratur. Bidan berencana melakukan pemeriksaan fisik. Apakah
pemeriksaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Sklera
b. Pupil
c. Konjuntiva
d. Mata
e. Kelompak mata
Pembahasan:
Pada kasus tersebut pasien mengatakan bahwa dirinya mudah merasa lelah dan pusing
berkunang-kunang, hal ini merupakan indikasi bahwa seseorang mengalami anemia.
Pemeriksaan fisik yang mendukung anemia, yaitu konjungtiva yang anemis/tidak
berwarna merah, selain konjungtiva dapat diperiksa bagian bibir, telapak tangan serta
warna bawah kuku pucat.
17. Seorang perempuan umur 29 tahun G2P1A0 hamil 26 minggu datang ke PMB ingin
periksa hamil, ia memiliki riwayat keluarga yang menderita diabetes. Hasil pemeriksaan
KU baik, TTV dalam batas normal. Apakah pemeriksaan penunjang yang tepat dilakukan
pada kasus tersebut?
a. Protein urin
b. Kadar hemoglobin
c. Urin reduksi
d. Glukosa urin
e. Urin aseton
Pembahasan:
Ibu hamil yang memiliki riwayat keluarga diabetes melitus memiliki risiko terkena
penyakit DM juga, hal ini dapat dilakukan pemeriksaan penunjang seperti glukosa urin
yang diperiksa melalui uji benedict.
18. Ny. J usia 30 tahun G3P2A0 hamil 32 minggu datang ke Puskesmas untuk periksa hamil.
Hasil anamnesis tidak mengalami keluhan, pemeriksaan KU baik, TD 110/70 mmHg, N
80 x/menit, P 18 x/menit, S 36.5℃. Pemeriksaan leopold I teraba bulat lunak, TFU 32 cm,
Leopold II teraba puka, Leopold III teraba bulat keras melenting dapat digoyangkan. DJJ
133 x/menit teratur. Bidan merencanakan kunjungan ulang, kapankah kunjungan ulang
pada pasien tersebut?
a. 4 minggu
b. 3 minggu
c. 2 minggu
d. 1 minggu
e. 1 bulan
Pembahasan:
Kunjungan ulang dapat dilakukan tiap bulan pada kehamilan 0—28 minggu, tiap 2 minggu
pada kehamilan 28—36 minggu, dan tiap minggu pada kehamilan 36 minggu hingga
kelahiran bayi.
19. Ny. J umur 29 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu datang ke Puskesmas untuk periksa hamil.
Ia mengatakan bahwa terdapat nyeri pada selangkangan akhir-akhir ini, nyeri dirasa hilang
timbul namun tetap mampu beraktivitas. Apakah informasi yang diberikan bidan pada
kasus tersebut?
a. Terjadi bendungan sirkulasi darah pada kaki
b. Ketegangan ligamen mempertahankan rahim
c. Kontraksi rahim saat janin bergerak
d. Kemungkinan kurang kalsium
e. Kemungkinan trompoplebitis
Pembahasan:
Memasuki trimester III pada beberapa ibu hamil akan mengalami ketegangan ligamen
pada lipat paha/selangkangan, hal ini ligamen bertugas mempertahankan posisi rahim.
20. Seorang bidan melakukan kunjungan rumah pada ibu hamil dan pendampingan buku KIA
pada Ny. U umur 27 tahun G2P1A0 hamil 36 minggu. Hasil anamnesis ibu tidak
mengalami keluhan, pemeriksaan KU baik, TD 120/75 mmHg, N 80 x/menit, P 18 x/,
menit, S 36.8℃, palpasi preskep TFU 25 cm, DJJ 133 x/menit. Apakah konseling bidan
yang sesuai buku KIA terhadap pasien tersebut?
a. Pentingnya peran tokoh masyarakat selama hamil dan bersalin
b. Persiapan nifas
c. Pemberian makanan keluarga
d. Tanda bahaya yang perlu diwaspadai
e. Diperbolehkan minum soda asalkan tidak sering
Pembahasan:
Pada kasus trimester III bidan akan lebih sering memberikan konseling tentang tanda
bahaya kehamilan, terlebih memasuki usia yang mendekati persalinan sehingga bidan
biasanya akan memberikan informasi juga tentang persiapan persalinan.
21. Ny. J umur 28 tahun G1P0A0 hamil 4 bulan datang ke PMB mengeluh telah mengeluarkan
darah kehitaman dari jalan lahir sejak 4 jam yang lalu disertai dengan mual muntah sejak
hamil 3 bulan. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 90/60 mmHg, N 88 x/menit, P 20
x/menit, DJJ kurang terdengar jelas, OUR terbuka. Apakah pengkajian yang perlu
dilaksanakan oleh bidan untuk menegakkan diagnosis pada kasus tersebut?
a. HPL
b. HPHT
c. Pemeriksaan TFU
d. Jumlah perdarahan
e. Pemeriksaan kadar HCG
Pembahasan:
Dalam kasus bidan belum melakukan pengukuran TFU. TFU dapat menggambarkan usia
kehamilan seharusnya, apabila ukuran TFU kurang dari ukuran normal mengindikasikan
terjadinya IUGR atau terjadinya abortus, terlebih dalam kasus sudah terjadi pembukaan
OUE sehingga memungkinkan hasil konsepsi keluar dari jalan lahir.
22. Perempuan umur 23 tahun G1P0A0 hamil 22 minggu datang ke PMB, ia mengatakan
keluhan mual muntah di pagi hari sudah berkurang dan napsu makan sudah meningkat.
Ibu sangat senang karena telah merasakan gerakan janinnya. Hasil pemeriksaan KU baik,
cm, TD 110/70 mmHg, P 20 x/menit, S 36.7℃, N 80 x/menit, TFU 2 jari di bawah pusat,
DJJ 132 x/menit teratur. Apakah perubahan yang terjadi pada klien tersebut?
a. Adaptasi fisik pada ibu hamil TM I
b. Adaptasi psikologis ibu hamil TM I
c. Adaptasi fisik ibu hamil TM II
d. Adaptasi psikologis ibu hamil TM II
e. Adaptasi psikologis ibu hamil TM III
Pembahasan:
Pada trimester II ibu cenderung mengalami adaptasi psikologis berupa nyaman dalam
menjalani kehamilan, keluhan/ketidaknyamanan pada kehamilan trimester I sudah mulai
berkurang dan memiliki rasa bangga/senang dengan pergerakan janin atau saat mendengar
DJJ
23. Ny. K umur 20 tahun datang ke PMB mengatakan telah terlambat haid 5 bulan dan sudah
merasakan gerakan-gerakan dalam perutnya akhir-akhir ini. Hasil anamnesis ibu belum
pernah mengalami kehamilan sebelumnya. Pemeriksaan KU baik, cm, TTV dalam batas
normal. Apakah keluhan yang dirasakan pasien tersebut?
a. Ballotement
b. Piskacek
c. Braxton hicks
d. Quickening
e. Hegar
Pembahasan:
Quickening merupakan masa ketika seorang ibu merasakan gerakan janin pada uterus.
24. Ny. U umur 28 tahun G2P1A0 hamil 25 minggu datang ke PMB mengeluh susah buang
air besar sejak 2 minggu yang lalu, sedangkan ia sudah minum 6-8 gelas per hari, makan
sayuran tiap hari. Apakah rencana pendkes yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan kegel exercise
b. Mengggunakan pencahar
c. Menambah intake cairan
d. Makan berserat
e. Mengurangi waktu istirahat
Pembahasan:
Kebutuhan cairan ibu hamil, yaitu sekitar 2-3 liter per hari atau setara 8-12 gelas per hari.
Konsumsi air putih selama hamil dapat mendukung sirkulasi janin, produksi amnion dan
meningkatkan volume darah ibu, selain itu juga dapat berfungsi mengatur keseimbangan
tubuh ibu dan membantu pencernaan. Pada kasus ini ibu sudah mengonsumsi makanan
berserat sehingga jawaban yang tepat yaitu dengan menambah intake cairan.
25. Ny. U umur 29 tahun G1P0A0 umur kehamilan 33 minggu datang ke PMB mengeluh
sering buang air kecil pada malam hari. Apakah saran yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membatasi asupan cairan
b. Mengurangi konsumsi makan/minum yang mengandung diuretik
c. Tidak minum pada malam hari
d. Hal tersebut termasuk fisiologis
e. Berbaring ke kiri
Pembahasan:
Ketidaknyamanan sering kencing pada ibu hamil merupakan hal fisiologis, hal ini dapat
diantisipasi dengan mengurangi konsumsi cairan yang mengandung diuretik karena akan
lebih mendorong seseorang untuk sering buang air kecil. Makanan dan minuman tersebut
seperti kopi, teh, minuman bersoda, tomat, dan lain sebagainya.
26. Ny. I umur 22 tahun G2P1A0 datang ke Puskesmas mengeluh mengeluarkan flek-flek dari
jalan lahir sejak kemarin. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit,
P 21 x/menit, S 36.5℃, TFU 3 jari di atas simpisis. Hasil inspekulo keluar darah dari OUE
namun tidak terdapat pembukaan. Berapakah kisaran usia kehamilan pada kasus tersebut?
a. 28 minggu
b. 24 minggu
c. 12 minggu
d. 16 minggu
e. 20 minggu
Pembahasan:
Pemeriksaan TFU didapatkan bahwa TFU 3 jari di atas simpisis, hal ini merupakan ukuran
normal TFU kehamilan usia 12 minggu.
27. Ny. K umur 21 tahun G1P0A0 hamil 22 minggu datang ke PMB mengeluh mengeluarkan
cairan berupa lendir dari kemaluan yang banyak. Hasil anamnesis ibu tidak merasakan
gatal dan tidak berbau. Pemeriksaan KU baik, TD 120x/menit, P 20 x/menit, N 80 x/menit,
S 36.5℃, TFU 2 jari di bawah pusat, DJJ 139 x/menit, teratur. Inspeksi genetalia tidak ada
kemerahan, keputihan berlebih tidak berbau dan berwarna jernih. Apakah asuhan
kebidanan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memberikan saran cuci vagina
b. Menghindari amis-amisan
c. Menganjurkan memakai pakaian dalam dari katun
d. Menganjurkan menggunakan sabun sirih
e. Memberikan terapi obat
Pembahasan:
Keputihan terjadi akibat hiperplasi mukosa vagina, hal ini merupakan kondisi normal ibu
hamil. Anjuran yang tepat yaitu personal hygiene, menganjurkan ibu menggunakan celana
dalam dari bahan katun agar tidak mengalami iritasi pada kulit, dan selalu memerhatikan
kebersihan dan menjaga kemaluan tetap kering/tidak lembab. Karena bahan yang mudah
lembab dapat menyebabkan bakteri berkembang biak.
28. Ny. J umur 29 tahun G2P1A0 hamil 16 minggu datang ke PMB ingin periksa hamil.
Kunjungan ini merupakan kunjungan pertamanya dan sebelumnya belum pernah periksa
ke dokter kandungan. Ibu mengatakan tidak memiliki keluhan. Apakah tindakan yang tepat
untuk mendiagnosis tanda pasti hamil pada pasien tersebut?
a. Melakukan palpasi
b. Melakukan USG
c. Mengukur TFU metode Mc. Donald
d. Auskultasi
e. Palpasi leopold
Pembahasan:
Kehamilan dapat diketahui dengan pergerakan halus janin yang dirasakan ibu, selain itu
dapat dipastikan dengan auskultasi. Apabila sudah terdengar DJJ janin maka sudah
merupakan tanda pasti hamil. Kasus ini berapa di PMB sehingga kurang relevan dengan
pemeriksaan USG, seharusnya USG dilakukan oleh dokter kandungan.
29. Ny. O umur 20 tahun G1P0A0 hamil 16 minggu datang ke Rumah Sakit mengeluh
mengeluarkan flek darah dan perut terasa nyeri sejak 3 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan
KU baik, TD 100/75 mmHg, N 88 x/menit, P 24 x/menit, S 37℃, palpasi TFU pertengahan
simpisis pusat, DJJ 134 x/menit, OUE tertutup. Apakah tindakan bidan yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Kurangi aktivitas berat
b. Tirah baring
c. Menghindari makanan yang merangsang kontraksi
d. Kuretase
e. Memantau pembukaan serviks
Pembahasan:
Kasus dengan gejala flek dan nyeri perut mengancam ibu hamil mengalami abortus, dalam
kasus tersebut karena kehamilan masih muda dan tidak disertai dengan pembukaan OUE
maka tindakan bidan yang tepat adalah menyarankan ibu untuk tirah baring di tempat tidur
untuk mengantisipasi terjadinya abortus.
30. seorang perempuan umur 25 tahun G1P0A0 hamil 34 minggu datang ke PMB mengalami
keluhan varises pada kedua kaki dan kadang merasakan nyeri pada kakinya. Apakah
rencana asuhan bidan terkait kasus tersebut?
a. menganjurkan menggunakan kaos kaki ketat
b. memperbanyak istirahat di tempat tidur
c. menganjurkan berdiri dengan tumpuan kedua kaki
d. berbaring dengan meninggikan kedua kaki
e. duduk dengan kaki bersilang
pembahasan:
pada kasus vasises ibu hamil terjadi akibat darah balik dari inferior terhambat untuk
kembali ke jantung, selain itu terdapat penekanan uterus yang membuat sirkulasi
darah tidak lancar. sehingga varises dapat diminimalkan dengan meninggikan
kedua kaki yang diharapkan dapat memperlancar sirkulasi darah dengan bantuan
gaya gravitasi.
31. Seorang perempuan umur 17 tahun datang ke PMB bersama orangtua mengeluh mual
muntah, lemas dan pusing. Hasil anamnesis pernah hubungan seksual bersama pacar 1 kali
dan terlambat haid 1 bulan, riwayat haid sebelumnya teratur. Hasil pemeriksaan KU baik,
cm, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 18 x/menit, S 36.5℃, hasil pp test (+). Apakah
asuhan kebidanan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Konseling tanda kehamilan
b. Menganjurkan ibu konsumsi protein tinggi
c. Konseling tentang bahaya aborsi
d. Menganjurkan pacarnya untuk tanggung jawab
e. Memberikan kontrasepsi darurat
Pembahasan:
Asuhan kebidanan yang tepat dilakukan berdasarkan kasus adalah konseling tanda
kehamilan yang ditandai dengan terlambatnya haid, rasa mual muntah dan lemas pusing
yang dipengaruhi oleh hormon HCG pada trimester I, dan ditunjukkan dengan hasil pp test
(+).
32. Ny. F umur 31 tahun G3P1A1 hamil 32 minggu datang ke Puskesmas mengeluh sering
merasa lapar dan haus. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit,
P 20 x/menit, S 36.6℃. Pemeriksaan urin reduksi berwarna kuning kehijauan. Apakah
risiko yang terjadi pada bayi yang dikandung?
a. BBLR
b. IUGR
c. IUFD
d. Makrosomnia
e. Fetal distress
Pembahasan:
Pemeriksaan urin reduksi yang menunjukkan warna kuning kehijauan menandakan
terdapat kandungan gula dalam urin seseorang. Urin reduksi yang normal tidak mengalami
perubahan warna/tetap berwarna biru, dalam kasus ini ibu mengalami reduksi urin +2
karena berubah warna menjadi kuning kehijauan, sehingga bayi berisiko makrosomnia
akibat diabetes melitus.
33. Ny. U umur 27 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu mengeluh ingin mengejan dan belum
mengeluarkan air dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan TD 120/70 mmHg, P 22 x/menit, S
36.6℃, N 80 x/menit. Kontraksi 4x/10 menit/45 detik. DJJ 153 x/menit teratur. Hasil
inspeksi tampak kepala bayi di introitus vagina selebar 5 cm. Apakah tindakan bidan yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Amniotomi
b. Cek pembukaan
c. Cek lilitan
d. Pimpin persalinan
e. Menyiapkan pasien
Pembahasan:
Apabila sudah ditemukan tanda crowning maka bidan harus memimpin persalinan.
34. Ny. L umur 27 tahun P3A1 nifas 2 jam yang lalu di Puskesmas. Saat ini mengeluh merasa
lelah dan perut mules, dan nyeri luka jahitan. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70
mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6℃, TFU 2 jari di bawah pusat, uterus keras, ppv
merah. Apakah penyebab terjadinya mules pada kasus tersebut?
a. Peluruhan endometrium
b. Adanya kontraksi
c. Adanya luka jahitan
d. Involusi uterus
e. Inversio uterus
Pembahasan:
Involusi uterus merupakan proses kembalinya uterus seperti saat sebelum hamil. Hal ini
biasanya ditandai dengan nyeri perut dan mules karena proses kontraksi dalam uterus. Hal
ini merupakan kondisi fisiologis karena untuk menghentikan/menghindari ibu postpartum
mengalami perdarahan.
35. Ny. C umur 23 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke Puskesmas untuk periksa hamil.
Hasil anamnesis ibu mengatakan mudah lelah ketika beraktivitas. Hasil pemeriksaan KU
baik, cm, TF 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6. TFU 32 cm, DJJ 168
x/menit tidak teratur. Pemeriksaan penunjang Hb 10g%/dl, protein urin (-). Apakah
tindakan awal yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. rujuk ke RS
b. resusitasi intrauterin
c. persiapan gadar
d. kolaborasi dengan dokter
e. melakukan pemeriksaaan hamil
pembahasan:
Data objektif ditemukan bahwa DJJ bayi 168 x/menit tidak teratur sehingga harus
diberikan tindakan resusitasi intrauterin. tindakan tersebut berupa memposisikan
ibu hamil untuk miring ke kiri, kemudian diberikan oksigen adekuat pada ibu dan
pemasangan cairan infus sembari mengecek djj tiap 30 menit.
36. Ny. H umur 29 tahun G2P1A0 hamil 38 minggu datang ke Puskesmas dengan mengeluh
perut terasa mules sejak 3 jam yang lalu dan telah mengeluarkan lendir darah. Hasil
pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃, TFU
32 cm, DJJ 139 x/menit teratur, preskep, sudah masuk PAP 3/5. Pemeriksaan dalam portio
tebal lunak, pembukaan 5 cm, KK (+), teraba dagu dan mulut bayi. Apakah diagnosis yang
tepat pada kasus tersebut?
a. Presentasi belakang kepala
b. Tali pusat menumbung
c. Presentai muka
d. Presentasi dahi
e. Presentasi puncak kepala
Pembahasan:
Saat dilakukan VT apabila jari meraba dagu dan mulut bayi maka dinamakan presentasi
muka. Presentasi muka adalah posiis kepala janin dalam keadaan defleksi maksimal
sehingga oksiput tertekan pada punggung dan muka merupakan bagian terendah. Yang
membedakan mulut dengan anus adalah ketika presentasi bokong maka akan teraba pula
tuber ischiadica.
37. Seorang perempuan 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu dalam inpartu kala II di PMB,
bidan telah memimpin persalinan selama 1 jam namun bayi belum lahir. Hasil anamnesis
ibu belum lagi merasakan ingin mengejan. Pemeriksaan KU baik, cm, DJJ 134 x/menit,
teratur, kontraksi uterus 3x/10’/40’. KK (-). Apakah tindakan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Amniotomi
b. Episiotomi
c. Rujuk RS
d. Masase fundus
e. Stimulasi puting susu
Pembahasan:
Persalinan pada kala II primigravida memiliki waktu maksimal mengejan hingga 2 jam,
apabila dalam 2 jam kala II bayi belum lahir maka dilakukan perujukan ke RS. Namun
dalam kasus ini primigravida baru dipimpin mengejan dalam 1 jam, his juga baik namun
tiba-tiba ibu kehilangan hisnya ditengah-tengah kala II sehingga diperlukan stimulasi
puting susu untuk membantu meningkatkan hormon oksitosin agar kontraksi kembali
dirasakan oleh pasien. Dengan adanya kontraksi diharapkan bayi akan segera lahir.
38. Ny. K umur 29 tahun G2P1A0 inpartu di PMB. Hasil anamnesis ibu memiliki riwayat DM.
Telah dipimpin mengejan dan lahirlah kepala bayi, namun kepala tersebut tidak dapa
melakukan putaran paksi luar. Apakah reposisi yang tepat untuk mengatasi kasus tersebut?
a. sim
b. dorsal rekumben
c. litototomi
d. mc robert
e. fowler
pembahasan:
Ibu memiliki riwayat penyakit DM sehingga berisiko akan melahirkan bayi besar,
apabila bayi besar akan berisiko terjadinya distosia bahu. Pada kasus distosia bahu
dapat melakukan reposisi menjadi mc robert untuk membantu memperlebar
panggul sehingga diharapkan bayi dapat melakukan putaran paksi dan lahir.
39. Ny. V umur 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengatakan sudah
kenceng-kenceng sejak 7 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70
mmHg, N 80 x/menit, S 36.5, P 25 x/menit, TFU 33 cm, puki, DJJ 124x/menit, palpasi ⅖
bagian. Hasil VT portio lunak, pembukaan 8 cm, eff 75%, penurunan kepala H III, POD
UUK kiri depan, KK (+), tidak teraba bagian lain. 1 jam kemudian pasien mengatakan
ingin meneran, apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. pimpin meneran
b. amniotomi
c. episiotomi
d. memastikan pembukaan lengkap
e. menganjurkan ibu mengatur pernapasan
pembahasan:
evaluasi VT dilakukan tiap 4 jam sekali untuk menghindari infeksi. namun apabila
terdapat indikasi kemajuan persalinan, VT boleh dilakukan kembali sebelum 4
jam. pada kasus pasien menginginkan meneran sehingga untuk memastikan perlu
dilakukan pemeriksaan dalam sebelum dipimpin untuk meneran.
40. Pada ibu bersalin dalam inpartu kala I fase aktif mulai dilakukan pencatatan pada partograf.
Dokumentasi his pada partograf dilakukan tiap berapa menit?
f. 10 menit
g. 15 menit
h. 30 menit
i. 60 menit
j. 120 menit
Pembahasan:
Penulisan DJJ pada dokumentasi partograf dilakukan tiap 30 menit.
41. Ny. S umur 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu kala I fase aktif di PMB. Saat ini
ibu mengeluh mules dan kenceng-kenceng. Pemeriksaan KU baik, cm, TD 120/80 mmHg,
P 20 x/menit, S 36.6℃, N 82 x/menit, TFU 33 cm, puki, DJJ 144 x/menit teratur.
Pemeriksaan dalam portio lunak tipis, pembukaan 8 cm, POD UUK kanan depan, KK (+),
STLD (+), tidak ada bagian lain. Berapakah perkiraan pembukaan lengkap pada kasus
tersebut?
a. 1 jam
b. 2 jam
c. 4 jam
d. 5 jam
e. 3 jam
Pembahasan:
Menurut teori pada primigravida akan mengalami pembukaan 1 cm tiap jam setelah
memasuki kala I fase aktif.
42. Pada ibu hamil ataupun ibu bersalin tidak disarankan untuk posisi telentang yang cukup
lama. Hal ini berisiko untuk mengalami?
a. Sindrom hipertensi
b. Sindrom supine hipotensi
c. Sindrom supine hipertensi
d. Sindrom down
e. Kelelahan otot
Pembahasan:
Supine hipotensi sindrom adalah penurunan tekanan darah akibat posisi telentang yang
terlalu lama karena mengakibatkan tekanan pada vena kava inferior.
43. Berikut ini yang merupakan pemeriksaan obstetri yang dapat menunjukkan bahwa pasien
mengalami kemajuan persalinan adalah?
a. Ada pembukaan
b. His
c. DJJ
d. Penurunan kepala
e. Pengeluaran lendir darah
Pembahasan:
Tanda persalinan pada kala I fase aktif ditandai dengan his adekuat minimal 3x/10’/40”,
pembukaan 4 cm atau lebih, dan terdapat penurunan kepala. Tanpa penurunan kepala
meskipun pembukaan bertambah itu tidak menunjukkan arti terjadi kemajuan persalinan.
44. Ny. S umur 19 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengatakan merasa
mules dan sudah sering kenceng-kenceng. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/80
mmHg, N 80 x/menit, S 36.6℃, P 22 x/menit, TFU 29 cm, puki, teraba bagian kepala 3
jari di atas simpisis. DJJ 132 x/menit teratur. PD portio tebal kaku, pembukaan 1cm,
penurunan kepala H I, KK (+), STLD (-). Pada penulisan penurunan kepala yang benar
adalah...
a. 1/5
b. 2/5
c. 3/5
d. 4/5
e. 5/5
Pembahasan:
Penulisan perlimaan yang benar adalah bagian kepala yang teraba per 5 bagian jari.
Apabila teraba kepala menggunakan 3 jari maka ditulis dengan 3/5 bagian.
45. Ny. H umur 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengeluh nyeri
perut bagian bawah dari depan hingga belakang, sudah mengeluarkan lendir darah dan
belum merasakan keluar cairan bening. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 112/70
mmHg, N 82 x/menit, P 22 x/menit, S 36.6℃, TFU 32 cm, puka, preskep, DJJ 128 x/menit,
teratur. Pemeriksaan dalam portio tidak teraba, eff 100%, teraba UUK depan, sutura
tumpang tindih dan dapat dipisahkan, penurunan kepala di bidang H III. Apakah bentuk
penulisan sutura pada partograf?
f. 0
g. U
h. 2
i. M
j. 3
Pembahasan:
Sutura yang mengalami tumpang tindih namun dapat dipisahkan dituliskan pada kolom
penyusupan dengan angka 3.
46. Ny. H umur 33 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu datang ke PMB mengeluh kenceng-
kenceng sejak 6 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/70 mmHg, P 20
x/menit, N 80 x/menit, S 36.5 derajat. VT portio tidak teraba, pembukaan 10 cm. Telah
dipimpin meneran selama 30 menit lahirlah kepala bayi, namun bahu anterior tidak dapat
lahir karena tersangkut di tepi atas simpisis. Apakah komplikasi bila memaksakan
melahirkan bahu bayi?
a. distosia bahu
b. fraktur servikalis
c. fraktur klavikula
d. perdarahan intrakranial
e. kelumpuhan syaraf belakang
pembahasan:
pada kasus distosia bahu yang mengalami macet pada kelahiran bahu anterior dapat
lakukan reposisi mc robert untuk melebarkan jalan lahir. hal ini apabila melakukan
kelahiran bahu secara paksa akan menimbulkan risiko fraktur klavikula pada bayi.
47. Ny. U umur 22 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas dengan keluhan
perut mules sejak 4 jam yang lalu. Hasil anamnesis ibu masih merasakan gerakan janin
dan mengeluarkan lendir darah dari jalan lahir. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 110/70
mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6℃, TFU 33 cm, puka, preskep, sudah masuk
PAP. DJJ 144 x/menit teratur. His 3x/10’/35”, STLD (+). Pemeriksaan dalam v/u tenang,
portio tebal lunak, pembukaan 6 cm, KK (+), penurunan kepala hodge II +, sutura merapat.
Apakah rencana yang tepat pada kasus tersebut?
a. Observasi DJJ tiap 1 jam
b. Amniotomi
c. Observasi kontraksi uterus 1 jam lagi
d. Pemeriksaan dalam 4 jam lagi
e. Observasi suhu 4 jam lagi
Pembahasan:
Kasus primigravida pada inpartu kala I fase aktif cenderung mengalami pembukaan
serviks 1 cm tiap jam. Sehingga pada kasus tersebut perlu dilakukan VT 4 jam lagi selama
tidak ada indikasi ibu sudah ingin meneran/ada tanda-tanda kala II.
48. Ny. R umur 20 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke PMB mengeluh perutnya mules
seperti akan melahirkan. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 120/70 mmHg, N 82
x/menit, P 22 x/menit, S 36.7℃. palpasi leoopold I fundus teraba 1 bagian bulat lunak
melenting, TFU 32 cm, leopold II teraba puka, leopold III tepi atas simpisis teraba 1 bagian
bulat keras, tidak melenting, leopold IV divergen 4/5, DJJ 143 x/menit teratur.
Pemeriksaan dalam portio tipis lunak, pembukaan 4 cm, KK(+), penurunan kepalad H II,
moulage (-), STLD (+), tidak ada bagian lainnya. Kemudian bidan menganjurkan ibu untuk
miring ke kiri, apakah tujuan bidan menyarankan untuk miring kiri pada ibu hamil
tersebut?
a. Mempercepat penurunan kepala
b. Merangsang kontraksi
c. Mencegah terjadinya laserasi
d. Mencegah ibu lelah
e. Merangsang rasa ingin mengejan
Pembahasan:
Posisi miring kiri merupakan posisi istirahat yang paling baik dan sering digunakan untuk
intervensi untuk mengatur kecepatan pada kala II, memudahkan untuk istirahat di antara
dua kontraksi selama akhir kala I dan kala II persalinan. Pada kala I posisi miring kiri lebih
nyaman dan efektif untuk meneran, selain itu pada bayi yang mengalami masalah akan
lebih mudah untuk berputas ke posisi oksiput anterior.
49. Ny. S umur 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengeluh perutnya
mules makin tertatur dan kuat sejak 3 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD
110/70 mmHg, P 20 x/menit, N 82 x/menit, S 36.5℃, TFU 30 cm, preskep, belum masuk
panggul, DJJ 144 x/menit, teratur. His 3x/10’/45”. Pemeriksaan dalam portio tebal lunak,
pembukaan 6 cm, KK (+), UUK kiri melintang, penurunan kepala H I. Apakah asuhan
kebidanan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memimpin persalinan
b. Melakukan VT 4 jam lagi
c. Melakukan rujukan ke RS
d. Menganjurkan ibu untuk miring kiri
e. Mengobservasi kemajuan persalinan
Pembahasan:
Kasus tersebut ditemukan bahwa pada UK 39 minggu kepala belum masuk panggul
sedangkan ibu dalam inpartu kala II. Maka harus segera dilakukan rujukan rumah sakit
karena berisiko mengalami persalinan tak maju
50. Ny. D umur 29 tahun G3P1A1 hamil 39+2 minggu datang ke PMB dengan keluhan perut
mules sejak 6 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/80 mmHg, N 82
x/menit, P 22 x/menit, S 36.6℃, TFU 33 cm, puka, preskep, kepala belum masuk PAP.
Kontraksi 2x/10’/30”, DJJ 139 x/menit, tidak teratur. Pemeriksaan dalam portio tebal
lunak pembukaan 3 cm, KK (+), penurunan kepala H I, teraba bagian berdenyut di samping
kepala. Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memposisikan trendelenburg
b. Memposisikan sym
c. Memposisikan litotomi
d. Memposisikan dorsal rekumben
e. Memposisikan telentang
Pembahasan:
Dalam kasus tali pusat terkemuka, yaitu tali pusat/bagian berdenyut di bawah/samping
kepala janin saat dilakukan VT maka posisi yang tepat untuk tetap membiarkan bayi
mendapatkan supply oksigennya.
51. Ny. A umur 22 tahun G2P0A1 melahirkan pada jam 10.00 WIB di Puskesmas. Bidan telah
menyuntikkan 10 IU oksitosin secara IM pada pukul 10.01 WIB. Pukul 10.06 bidan
melakukan tindakan PTT yang didapatkan hasil TFU setinggi pusat, tali pusat tidak
memanjang, uterus globuler. Apakah tindakan pemantauan pelepasan plasenta yang belum
dilakukan bidan?
a. Memastikan bentuk uterus
b. Memastikan tidak ada janin kedua
c. Memastikan tali pusat tidak rapuh
d. Memastikan semburan darah
e. Memastikan ukuran TFU
Pembahasan:
Pelepasan plasenta saat kala III ditandai dengan semburan darah, bentuk uterus globuler
dan adanya penambahan panjang tali pusat.
52. Ny. L umur 22 tahun baru saja melahirkan spontan di Puskesmas. Penilaian sepintas bayi
menangis kuat, tonus otot baik, kulit kemerahan kemudian bayi dikeringkan telah
dilakukan IMD. Selang 5 menit lahir plasenta spontan. Apakah tindakan yang tepat setelah
kasus tersebut?
a. mengecek laserasi
b. menghitung jumlah perdarahan
c. memeriksa kelengkapan plasenta
d. menyuntikkan oksitosin
e. melakukan masase uterus
pembahasan:
MAK III dimulai setelah memastikan tidak ada janin kedua kemudian dilakukan
penyuntikkan oksitosin 10 IU secara IM, kemudian bidan melakukan PTT hingga
plasenta lahir, setelah plasenta lahir baru dilakukan masase uterus.
53. Ny. U umur 29 tahun G3P2A0 hamil umur 39 minggu datang ke Puskesmas dengan
keluhan perut mules dan kenceng-kenceng serta mengeluarkan darah dari jalan lahir. Hasil
pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6℃, TFU
29 cm, puka, preskep, sudah masuk PAP, DJJ 154 x/menit teratur. His 2x/10’/30”. Hasil
VT portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, KK (+), penurunan kepala H II. Apakah asuhan
yang paling tepat pada kasus tersebut?
a. Memasang infus
b. Menyuntikkan oksitosin 1 ampul drip
c. Memberikan kesempatan untuk jalan-jalan
d. Memecahkan kulit ketuban
e. Menganjurkan miring ke kiri
Pembahasan:
Pada pasien kala I fase laten apabila tidak disertai dengan komplikasi atau
kegawatdaruratan dan telah dipastikan kondisinya dan janin normal maka lebih baik
diberikan kesempatan untuk jalan-jalan. Tujuan jalan-jalan untuk membantu mempercepat
penurunan kepala pada ibu yang akan melahirkan.
54. Ny. K berumur 31 tahun G4P2A1 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas pada jam 07.00
WIB mengeluh kenceng-kenceng sejak jam 03.30 WIB. Hasil pemeriksaan TTV dalam
batas normal, TFU 28 cm, puki, preskep, sudah masuk PAP. DJJ 144 x/menit, kontraksi
3x/10 menit/35 detik, ppv lendir darah. Hasil VT v/u tenang, portio lunak tipis, pembukaan
7 cm, ketuban utuh, H II, STLD (+). Pada jam berapakah pengecekan DJJ lagi?
k. 07.10
l. 07.15
m. 07.20
n. 07.30
o. 08.00
Pembahasan:
Pemantauan DJJ pada kala I fase aktif dilakukan tiap 30 menit sekali.
55. Ny. H umur 22 tahun G1P0A0 datang ke Puskesmas mengeluh kenceng-kenceng teratur
dan telah mengeluarkan lendir darah. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70 mmHg,
N 80 x/menit, S 36.6℃, P 20 x/menit. His 2x/10 menit/30 detik, DJJ 155 x/menit teratur.
Pemeriksaan dalam v/u tenang, portio tebal lunak, pembukaan 2 cm, KK positif, bagian
terendah di H I. Apakah asuhan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan senam kegel
b. Menganjurkan jalan-jalan
c. Menganjurkan bedrest
d. Menganjurkan makan banyak
e. Melakukan amniotomi
Pembahasan:
Pada persalinan kala I fase laten pada primigravida secara teori berlangsung sekitar 6-8
jam. Apabila kulit ketuban masih utuh maka anjurkan ibu untuk jalan-jalan untuk
membantu penurunan kepala agar lebih cepat.
56. Ny. M umur 28 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengatakan ingin
melahirkan. Hasil anamnesis ibu mengalami kenceng-kenceng teratur sejak 8 jam yang
lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70 mmHg, P 20 x/menit, S 36.6℃, N 78
x/menit, pemeriksaan dalam portio tipis, pembukaan 9 cm, KK (+), tidak teraba bagian
lainnya. Termasuk dalam fase persalinan apakah yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Akselerasi
b. Deselerasi
c. Dilatasi maksimal
d. Dilatasi
e. Akselerasi maksimal
Pembahasan:
Fase deselerasi merupakan tahap pembukaan menjadi lamban kembali dalam waktu 2 jam
dari pembukaan 9 menjadi lengkap/10 cm.
57. Ny. L umur 24 tahun G3P1A1 datang ke Puskesmas mengeluh perut mules dan
mengeluarkan lendir darah sejak 8 jam yang lalu, ibu merasa ingin mengejan. Hasil VT
pembukaan sudah lengkap, KK (+), vulva membuka, perineum menonjol, dan terdapat
tekanan pada anus. Apakah tindakan selanjutnya yang dapat dilakukan bidan?
a. Pimpin meneran
b. Melakukan episiotomi
c. Melakukan amniotomi
d. Melakukan penyuntikkan oksitosin
e. Melakukan pengosongan kandung kemih
Pembahasan:
Dalam kasus telah dipastikan pembukaan lengkap sehingga bila ditemukan KK (+) segera
lakukan amniotomi ketika tidak ada his.
58. Ny. G umur 31 tahun G2P0A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengatakan ingin
melahirkan, ia sudah merasakan mules sejak 5 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan oleh bidan
KU ibu baik, cm, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6℃, TFU 37 cm,
puka, preskep. DJJ 144 x/menit, teratur. His 4x/10’/45”, hasil pemeriksaan dalam portio
tidak teraba, pembukaan 10 cm, KK (-), POD: UUK di jam 12, penurunan kepala hodge
IV. Bidan memimpin persalinan, ibu telah mengejan dan lahirlah kepala bayi, tetapi bahu
anterior tersangkut di bawah simpisis. Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus
tesebut?
a. Segera rujuk ke Rumah Sakit
b. Melakukan katerisasi
c. Memberikan makan/minum agar ibu kuat mengejan
d. Memposisikan Mc. Robert
e. Melakukan kristaler
Pembahasan:
Memposisikan Mc. Robert akan membantu membuka jalan lahir lebih lebar, sehingga pada
kasus distosia bahu apabila bayi tidak terlalu besar biasanya akan berhasil dengan
memposisikan Mc. Robert tanpa manuver lainnya.
59. Ny. H umur 21 tahun G1P0A0 datang ke Puskesmas hendak melahirkan. Hasil anamnesis
ibu mengatakan sering mules kenceng-kenceng sehingga ibu ingin meneran. Hasil
pemeriksaan KU baik, TTV dalam batas normal. Ada tanda vulva membuka, tekanan anus,
perineum menonjol. Pemeriksaan dalam portio tidak teraba, pembukaan lengkap, KK (+),
penurunan kepala hodge IV, moulage (-), tidak teraba bagian terendah lainnya. Apakah
tindakan yang tepat terhadap kasus tersebut?
a. Melakukan VT 4 jam lagi
b. Masase uterus
c. Bantu ibu memposisikan yang nyaman
d. Amniotomi
e. Pimpin mengejan
Pembahasan:
Apabila telah muncul tanda-tanda inpartu kala II dan telah dilakukan pemeriksaan dalam
untuk memastikan bahwa pembukaan lengkap, maka kasus KK (+) harus dilakukan
tindakan berupa amniotomi untuk memudahkan penurunan kepala dan percepatan
persalinan kala II.
60. Ny. N umur 39 tahun G4P2A1 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas mengeluh ingin
melahirkan, hasil anamnesis ibu merasa kenceng sejak 2 jam yang lalu. Hasil pemeriksaan
KU baik, cm. Ibu dalam inpartu kala II karena kepala telah berada diintroitus vagina dan
membuka 5 cm. Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membuka tutup partus set untuk mengecek kelengkapan
b. Memakai sarung tangan DTT
c. Meletakkan kain bersih 1/3 di bawah bokong ibu
d. Melakukan putaran paksi luar
e. Memimpin meneran
Pembahasan:
Berikut merupakan kasus dengan persalinan spontan tanpa persiapan, sehingga pada
pasien dengan pembukaan lengkap langkah selanjutnya yaitu meletakkan kain bersih 1/3
bagian di bawah bokong ibu untuk melakukan stenan saat melahirkan kepala bayi untuk
mengurangi risiko robekan perineum yang lebih luas.
61. Ny. S umur 30 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu berada di PMB dengan keluhan mules
sejak 2 jam yang lalu dan ingin meneran. Hasil pemeriksaan tiba-tiba keluar cairan bening
dari jalan lahir berbau amis seperti cairan ketuban secara spontan. Hasil pemeriksaan
dalam portio tidak teraba, pembukaan lengkap, tidak teraba bagian lain, KK (-), UUK jam
13, penurunan kepala di H IV. Kemudian bidan memimpin meneran selama 10 menit
perineum tampak meregang. Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan episiotomi mediolateralis
b. Melakukan eposiotomi transversa
c. Melakukan episiotomi medialis
d. Melakukan stenan
e. Melanjutkan memimpin persalinan
Pembahasan:
Apabila terdapat kasus perium tampak mengkilap atau meregang maka perineum tersebut
berpotensi mengalami robekan. Apabila tidak dilakukan episiotomi maka akan berisiko
menimbulkan laserasi yang tidak teratur dan lebih lebar. Teknik episiotomi yang tepat
adalah mediolateralis, mengambil dari tengah perineum menuju ke lateral, hal ini
mengurangi risiko robekan hingga ke anus pasien.
62. Ny. S umur 24 tahun G1P0A0 inpartu kala II di Puskesmas. Anamnesis ibu merasakan
mules sejak 8 jam yang lalu, perut terasa mules teratur dan kuat. Hasil pemeriksaan KU
baik, cm, TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit, P 24 x/menit, S 36.6℃. his 4x/10’/45”, DJJ
128 x/menit teratur. Bidan memimpin meneran dan tampak kepala bayi 5 cm di introitus
vagina. Apakah asuhan kebidanan yang tepat sesuai kasus tersebut?
a. Memimpin persalinan
b. Napas cepat dangkal
c. Napas seperti menium botol
d. Tahan napas
e. Napas pendek-pendek
Pembahasan:
Ketika kepala bayi telah tampak 5-6 cm di introitus vagina maka pasien dianjurkan untuk
melakukan napas cepat dan dangkal. Hal ini bertujuan untuk membantu sampai lahirnya
kepala bayi.
63. Bayi lahir 1 menit yang lalu di VK RS dengan riwayat induksi persalinan karena indikasi
partus tak maju. Bayi lahir tidak menangis, denyut jantung 70 x/menit, warna kulit merah
ekstremitas biru. Telah diberikan penanganan awal resusitasi namun bayi belum menangis.
Apakah tindakan yang tepat setelah diberikan resusitasi?
a. kompresi dada
b. HAIKAL
c. obat epineprin
d. VTP
e. membawa ke ruang operasi
pembahasan:
Pada penanganan kasus bayi asfiksia yang telah dilakukan resusitasi namun belum
berhasil menangis maka tindakan berikutnya adalah VTP.
64. Ny. P umur 25 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu datang ke Puskesmas inpartu kala II. Hasil
pemeriksaan TFU 32 cm, puki, presbelkep, kepala sudah masuk PAP, DJJ 139 x/menit,
his 4x/10 menit/45 detik, vulva membuka, tekanan anus, dan perineum membuka. Ibu
sudah ingin meneran Apakah asuhan yang tepat berdasarkan kasus tersebut?
a. Mengecek peralatan
b. Mengecek pembukaan
c. Pimpin persalinan
d. Amniotomi
e. Memposisikan pasien
Pembahasan:
Apabila telah muncul tanda persalinan harus lebih dulu dipastikan pembukaan terlebih
dahulu. Pastikan pembukaan lengkap dan penurunan kepala di h IV untuk menghindari
oedem.
65. Ny. K umur 28 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu datang ke PMB mengeluh ingin
melahirkan karena sudah merasa mules dan nyeri punggung. Hasil pemeriksaan KU baik,
cm, TFU 35 cm, puka, preskep. Pemeriksaan dalam portio tidak teraba pembukaan
lengkap, penurunan H III+. Kemudian dipimpin meneran, lahir kepala namun mengalami
kemacetan pada bahu anterior. Apakah posisi yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Semi fowler
b. Litotomi
c. Dorsal rekumben
d. Sim
e. Mc Robert
Pembahasan:
Kasus distosia bahu sering dapat diselesaikan dengan reposisi McRobert, karena dengan
posisi tersebut dapat memperbesar ruang panggul.
66. Ibu bersalin umur 23 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu di Puskesmas. Ibu
mengatakan nyeri perut bawah dan mengeluarkan lendir bercampur darah sejak 7 jam yang
lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TTV dalam batas normal. VT portio tidak teraba,
pembukaa lengkap telah dipimpin mengejan sejak 2 jam yang lalu namun bayi belum lahir,
DJJ 149 x/menit, his 2x/10’/40”, penurunan di hodge IV. Apakah tindakan bidan yang
tepat terhadap kasus tersebut?
a. Melakukan pendorongan fundus
b. Melakukan mc robert
c. Terus memimpin persalinan
d. Merujuk
e. Mengubah posisi sym
Pembahasan:
Pada primigravida maksimal dipimpin meneran adalah 2 jam, apabila dalam 2 jam bayi
belum lahir maka harus dirujuk.
67. Pada kala III setelah bayi lahir bidan akan melakukan MAK III. PTT dilakukan ketika ada
kontraksi, tangan kanan memegang tali pusat dan tangan kiri melakukan penekanan
dorsokranial. Apakah tujuan dilakukannya tekanan dorsokranial pada kala III?
a. Mencegah perdarahan
b. Mencegah atonia uterus
c. Mencegah involusi uterus
d. Mencegah inversio uterus
e. Mencegah tali pusat putus
Pembahasan:
Tekanan dorsokranial, yaitu tekanan ke arah belakang atas. Hal ini dilakukan di atas
simpisis ibu ketika melakukan PTT. Tujuan dorsokranial adalah untuk mencegah
terjadinya inversio uterus/uterus terbalik/ikut keluar ketika dilakukan PTT saat tangan
kanan bekerja. Jadi tekanan dorsokranial untuk mempertahankan posisi uterus agar tidak
ikut keluar bersamaan dengan lahirnya plasenta.
68. Ny. A umur 24 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Rumah Sakit. Anamnesis ibu
merasakan mules tapi terlalu seperti saat mau melahirkan. Hasil pemeriksaan KU lemah,
cm, terlihat tali pusat di depan vulva, plasenta belum lahir, keluar darah dari jalan lahir.
Bidan telah menyuntikkan oksitosin 1 ampul kedua 15 menit setelah bayi lahir, namun
plasenta belum juga lahir. PPV kurang lebih 200 cc. apakah tindakan bidan yang sesuai
dengan kasus tersebut?
a. Suntikkan ergometrin 1 ampul
b. Suntikkan oksitosin 1 A ketiga
c. Lakukan manual plasenta
d. Lakukan kuretase
e. Lakukan transfusi darah
Pembahasan:
Kasus tersebut bidan telah menyuntikkan dosis oksi kedua 15 menit setelah bayi lahir
namun plasenta tetap belum lahir, kemudian bidan harus mengetahui bahwa ppv yang
keluar merupakan indikasi boleh dilakukannya manual plasenta. Kecuali tidak terdapat
pengeluaran darah sama sekali maka manual plasenta tidak diperbolehkan untuk dilakukan
bidan.
69. Ny. C umur 28 tahun P2A0 melahirkan bayi laki-laki di Puskesmas 15 menit yang lalu.
Bidan telah memberikan suntikan oksitosiun 10 IU setelah bayi lahir dan telah dilakukan
PTT serta tekanan dorsokranial, namun saat ini plasenta belum lahir. Apakah tindakan
yang memungkinkan untuk bidan lakukan terhadap kasus tersebut?
a. Masase uterus
b. Manual plasenta
c. KBI
d. Suntikkan oksi kedua
e. Memasang kateter
Pembahasan:
Pemberian oksitosin dosis pertama 1 ampul diberikan 1 menit setelah bayi lahir, kemudian
bidan melakukan PTT hingga batas waktu 15 menit. Apabila 15 menit sejak bayi lahir
plasenta belum lahir maka harus diberikan oksitosin 1 ampul dosis kedua untuk membantu
kontraksi uterus sehingga diharapkan terjadinya pelepasan plasenta.
70. Ny. J umur 22 tahun G1P0A0 baru saja melahirkan di PMB. Bayi lahir spontan, menangis
kuat, kulit kemerahan dan tonus otot baik. Apakah asuhan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan isap lendir
b. Melakukan IMD
c. Mengeringkan bayi
d. Memotong tali pusat
e. Menyuntikkan oksitosin
Pembahasan:
Bayi lahir setelah dilakukan penilaian sepintas maka harus dilakukan pengeringan pada
badan bayi kecuali telapak tangan dengan menggunakan kain bersih kering. Karena jika
bayi dibiarkan terkena air ketuban tanpa dikeringkan akan berisiko mengalami hipotermia.
71. Seorang perempuan 23 tahun G1P0A0 hamil 39+2 minggu datang ke PMB mengeluh
mules. Hasil anamnesis ibu merasakan gerakan janin, keluar lendir darah. Hasil
pemeriksaan KU baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃, TFU 32
cm, puki, preskep, sudah masuk panggul. DJJ 133 x/menit teratur. His 4x/10’/45”, STLD
(+). Pemeriksaan dalam portio tidak teraba, pembukaan lengkap, KK (+), penurunan
kepala hodge III, moulage (-). Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Anjurkan ibu posisi setengah duduk
b. Memimpin meneran
c. Observasi DJJ 1 jam
d. Amniotomi
e. Melakukan episiotomi
Pembahasan:
Pemeriksaan dalam diketahui bahwa sudah pembukaan lengkap namun selaput ketuban
masih utuh. Saat ada tanda-tanda persalinan dan telah dipastikan dengan pemeriksaan
dalam, maka dilakukan amniotomi lalu pimpin meneran.
72. Perempuan 26 tahun G2P1A0 hamil aterm datang ke PMB, sekarang merasakan perut
mules. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 120/70 mmHg, P 22 x/menit, N 80 x/menit, S
36.5℃, TFU 28 cm, DJJ 133 x/menit, teratur. Palpasi leopold I teraba bagian bulat lunak
tidak melenting, leopold II puka, leopold III atas simpisis teraba 1 bagian keras bulat tidak
dapat digoyangkan, kedua tangan divergen 3/5 bagian. Kemudian bidan memimpin
meneran selama 30 menit, pada jam 14.30 WIB lahirlah bayi perempuan secara spontan,
bayi menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot baik. Jam 14.45 WIB plasenta belum juga
lahir. TFU setinggi pusat, tidak ada tanda pelepasan plasenta. Apakah tindakan yang tepat
pada kasus tersebut?
a. Masase uterus
b. Manual plasenta
c. Suntik oksitosin 1 ampul
d. Drip oksitosin 1 ampul
e. Injeksi metilergometrin 1 ampul
Pembahasan:
Bayi lahir pada jam 14.30 WIB sehingga apabila pada jam 14.45 plasenta belum lahir
berarti dalam jeda 15 menit setelah kelahiran. Pada kasus tersebut tidak disertai tanda
pelepasan plasenta sehingga tidak diperbolehkan untuk manual plasenta. Bidan harus
memberikan oksitosin kedua dosis 1 ampul ketika 15 menit paska bayi lahir plasenta belum
lahir.
73. Ny. T umur 22 tahun P1A0 secara spontan pada jam 10.05 WIB di PMB. Pada jam 10.06
bidan memberikan suntikan oksitosin 1 ampul secara IM, selanjutnya bidan melakukan
PTT. Klem telah terpasang pada tali pusat yang berjarak 15 cm dari vulva. Apakah
tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Memasang klem kedua yang berjarak 3 cm dari vulva
b. Mendekatkan klem 5 cm dari vulva
c. Memotong tali pusat
d. Menarik tali pusat
e. Melakukan PTT
Pembahasan:
Pada saat PTT apabila klem berjarak lebih dari 10 cm dari vulva maka bidan harus
memindahkan klem mendekati vulva sekitar 5-10 cm. hal ini bertujuan untuk memudahkan
dalam pelaksanaan PTT apabila sudah terdapat pelepasan plasenta dan mengurangi risiko
tali pusat putus.
74. Ny. S umur 28 tahun P2A0 baru saja melahirkan di PMB. Bayi lahir menangis kuat, tonus
otot baik, diletakkan di atas perut ibu lalu dikeringkan kecuali telapak tangannya. Plasenta
belum lahir, TFU setinggi pusat. Bidan kemudian menyuntikkan oksitosin 1 ampul secara
IM pada paha ibu. Apakah langkah yang seharusnya bidan lakukan sebelum menyuntikkan
oksitosin tersebut?
a. Melakukan masase uterus
b. Menyuntikkan uterotonika
c. Melakukan pengecekan plasenta
d. Membersihkan perut ibu
e. Mengecek adanya janin kedua
Pembahasan:
Pada kala III setelah bayi lahir dan dikeringkan maka bidan harus mengecek kemungkinan
janin kedua pada perut ibu, apabila telah yakin tidak ada janin kedua maka dilakukan
penyuntikkan oksitosin 1 ampul secara IM.
75. Ny. J umur 29 tahun P2A0 melahirkan putranya di Puskesmas 5 menit yang lalu. Bayi
menangis kuat, kulit kemerahan, tonus otot baik. Kemudian terjadi pelepasan plasenta
yang dimulai dari tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta. Apakah mekanisme pada
tanda pelepasan plasenta tersebut?
a. Duncan
b. Schultz
c. Kustner
d. Klein
e. Strassman
Pembahasan:
Pelepasan plasenta yang dimulai dari tengah/sentral akan terjadi bekuan retroplasenta.
Sehingga saat plasenta belum lahir tidak akan terjadi perdarahan, namun apabila plasenta
lahir maka akan terjadi perdarahan karena darah yang seharusnya mengalir tadi tertahan
di belakang plasenta.
76. Ny. S umur 30 tahun P2A0 melahirkan spontan 6 jam yang lalu di Puskemas. Saat ini ibu
mengatakan lelah dan khawatir tidak dapat mengurus bayinya. Ibu sering bercerita tentang
pengalaman bersalinnya. Hasil pemeriksaan KU baik, TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P
20 x/menit, S 36.7 derajat. TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras, lokhea rubra, ppv
normal. Apakah asuhan kebidanan yang tepat pada kasus tersebut?
a. memberikan support untuk ibu merawat bayinya
b. mengajarkan mobilisasi dini
c. membantu pemenuhan istirahat adekuat
d. melakukan kolaborasi dengan poli kesehatan jiwa
e. memberikan pendkes cara merawat bayi
pembahasan:
data subjektif ditemukan bahwa ibu lelah dan memiliki kekhawatiran terhadap
pengasuhan bayi. Asuhan terfokus yang harus segera diberikan adalah membiarkan
ibu untuk istirahat agar tidak terjadi komplikasi nifas seperti perdarahan akibat
kelelahan yang akan memengaruhi kontraksi uterus.
77. Ny. B umur 27 tahun P2A0 melahirkan 2 jam yang lalu di Puskesmas dengan keluhan
nyeri jahitan pada jalan lahir. Ibu mengatakan badan terasa pegal, perut mules, KU lemah,
composmentis, TD 90/70 mmHg, N 82 x/menit, S 36.6℃, P 20 x/menit, uterus keras,
kandung kemih penuh, laserasi derajat 1, lokhea rubra. Apakah KIE yang tepat untuk kasus
tersebut?
a. Eliminasi
b. Istirahat
c. Nutrisi
d. Mobilisasi dini
e. Menyusui bayi
Pembahasan:
Pada kasus masalah utamanya adalah kandung kemih penuh sehingga perlu diberikan
pengertian atau sosialisasi tentang eliminasi ibu nifas, terlebih pada ibu nifas dengan
jahitan yang sering mengeluh perih dan takut berkemih. Kandung kemih yang penuh akan
menghambat proses involusi uterus.
78. Ny. D umur 23 tahun P1A0 baru saja melahirkan di Puskesmas. Hasil anamnesis ibu
senang terhadap kelahiran bayinya. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 100/70 mmHg,
N 82 x/menit, P 22 x/menit, S 36.7℃, plasenta lahir lengkap, kesan bersih, TFU 2 jari di
bawah pusat. Bayi menangis kuat, tampak robekan mengenai otot perineum dan
mengeluarkan darah segar terus menerus. Apakah asuhan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Mengkaji perdarahan
b. Masase uterus
c. Melakukan asuhan bayi baru lahir
d. Menjahit luka laserasi
e. Meletakkan bayi di atas perut ibu
Pembahasan:
Setelah plasenta lahir bidan akan melakukan masase fundus uterus. Kemudian langkah
selanjutnya apabila terdapat perdarahan pada jalan lahir maka perlu diperiksa apakah
terdapat laserasi atau tidak, apabila terdapat laserasi maka langkah yang tepat adalah
menjahit luka laserasi untuk menghentikan perdarahan segar.
79. Ny. M umur 29 tahun P2A0 melahirkan secara spontan di PMB. Plasenta telah lahir
spontan dan lengkap, kontraksi uterus baik. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TTV dalam
batas normal, laserasi mengenai dinding rektum. Apakah tindakan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Mengobservasi perdarahan
b. Menjahit laserasi
c. Merujuk ke RS
d. Memberikan cairan IV
e. Menjahit dengan teknik jelujur
Pembahasan:
Seorang bidan terlebih bidan yang bekerja di PMB tidak memiliki kewenangan untuk
melakukan penjahitan pada laserasi derajat III dan IV, sehingga tindakan paling tepat pada
kasus tesebut adalah melakukan perujukan ke RS.
80. Ny. D umur 27 tahun P2A0 melahirkan spontan di PMB 15 menit yang lalu. Hasil
anamnesis ibu mengatakan kelelahan dan lemah. Hasil pemeriksaaan KU lemah, cm, TD
90/60 mmHg, N 88 x/menit, P 22 x/menit, S 36.6℃, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi
keras, ruptur pada kulit dan otot perineum. Bidan berencana untuk melakukan penjahitan
luka laserasi. Termasuk derajat berapakah laserasi yang terjadi pada pasien tersebut?
a. Derajat 1
b. Derajat 2
c. Derajat 3
d. Derajat 3a
e. Derajat 4
Pembahasan:
Laserasi derajat 2 merupakan luka pada mukosa vagina, kulit dan otot perineum.
81. Ny. T umur 29 tahun P2A1 baru saja melahirkan anak perempuan di RS. Hasil
pemeriksaan KU lemah, TD 90/70 mmHg, N 88 x/menit, S 36.7℃, P 18 x/menit. Plasenta
lahir lengkap spontan, TFU 1 jari di bawah pusat, kontraksi uterus lembek, ppv sekitar satu
botol. Berapakah estimasi kehilangan darah pada kasus tersebut?
a. 125 cc
b. 100 cc
c. 250 cc
d. 500 cc
e. 600 cc
Pembahasan:
Estimasti yang digunakan di RS dengan perbandingan botol yaitu dengan perbandingan
botol infus, rata-rata infus berisi 500 cc cairan. Sehingga estimasi kehilangan darah pada
kasus ini adalah 500 cc
82. Seorang perempuan umur 23 tahun baru saja melahirkan putri pertamanya di PMB.
Plasenta lahir lengkap spontan, TFU 2 jari di bawah pusat, uterus keras. Bidan melakuakn
pemantauan kala IV. Berapakah interval waktu dilakukannya observasi pada 1 jam kedua?
a. 15 menit
b. 10 menit
c. 25 menit
d. 30 menit
e. 1 jam
Pembahasan:
Pemantauan pada 1 jam kedua dilakukan tiap 30 menit.
83. Ny. L umur 21 tahun P1A0 melahirkan 3 jam yang lalu di PMB, saat ini mengeluh perut
mules dan mengantuk. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 120/70 mmHg, N 82 x/menit,
S 36.5℃, P 22 x/menit. TFU 2 jari di bawah pusat, kolostrum sudah keluar, lokhea rubra,
laserasi derajat 1. Apakah kebutuhan dasar ibu yang harus segera dipenuhi?
a. Eliminasi
b. Mobilisasi dini
c. Nutrisi
d. Istirahat
e. Cara menyusui yang benar
Pembahasan:
Pasien mengatakan bahwa terasa mules dan mengantuk, dari hasil pemeriksaan tidak
ditemukan masalah dan sudah melalui pemantauan kala IV sehingga ibu diperbolehakn
untuk istirahat namun keluarga tetap harus melapor apabila ditemukan masalah pada ibu.
84. Pada persalinan terdapat istilah persalinan kala IV. Apakah yang dimaksud dengan kala
IV?
a. Pengeluaran bayi hingga plasenta
b. Pembukaan lengkap hingga plasenta lahir
c. Bayi lahir hingga 2 jam postpartum
d. Plasenta lahir hingga 2 jam postpartum
e. 2 jam postpartum
Pembahasan:
Kala IV merupakan masa setelah plasenta lahir hingga 2 jam paska melahirkan.
85. Pemantauan kala IV pada tabel suhu dilakukan pemeriksaan pada 15 menit pertama pada
satu jam pertama dan pemeriksaan kedua pada?
a. 15 menit kedua pada satu jam pertama
b. 15 menit ketiga pada satu jam pertama
c. 15 menit keempat pada satu jam pertama
d. 30 menit pertama pada satu jam pertama
e. 30 menit pertama pada satu jam kedua
Pembahasan:
Pengecekan suhu pada kala IV dilakukan sebanyak 2 kali, yaitu pada 15 menit pertama
pada 1 jam pertama dan 30 menit pertama pada 1 jam kedua.
86. Pemeriksaan laboratorium pada ibu nifas yang betujuan mengetahui preeklampsia, maka
setelah melahirkan perlu dilakukan pengecekan?
a. Uji benedict
b. Urin residu
c. Protein urin
d. Glukosa urin
e. Urin reduksi
Pembahasan:
Preeklampsia biasanya dilakukan pemeriksaan pendukung dengan lab protein urine.
87. Ny. S umur 23 tahun P1A0 PP hari pertama. Anamnesis ibu mengharapkan segala
kebuuhannya terpenuhi dan masih sering mengulang cerita pengalaman bersalinnya. Ibu
membutuhkan nutrisi dan istirahat yang cukup. Apakah fase adaptasi ibu pada kasus
tersebut?
a. Taking in
b. Taking on
c. Taking hold
d. Letting go
e. Remote puerperium
Pembahasan:
Pada masa nifas ibu postpartum hari pertama hingga ketiga masih berada pada masa
adaptasi taking in. pada masa ini ibu membutuhkan istirahat cukup, nutrisi lebih dan
biasanya napsu makan bertambah, ibu juga menunjukkan bahwa ia masih dalam masa
kebergantungan dan pasif.
88. Ny. J umur 29 tahun P3A0 nifas hari ke-7. Hasil anamnesis ibu mulai melakukan
perawatan bayi penuh dan beradaptasi dengan segala kebutuhan bayinya. Apakah fase
adaptasi yang dialami ibu pada kasus tersebut?
a. Taking in
b. Taking hold
c. Taking on
d. Letting go
e. Dependent
Pembahasan:
Fase letting go atau interdependen merupakan fase setelah pulang ke rumah. Pada fase ini
ibu mulai bertanggung jawab dengan perawatan bayi, beradaptasi dengan kebutuhan bayi
serta berkurangnya hak ibu dalam kebebadan dan hubungan sosial sehingga biadanya
depresi postpartum muncul pada fase ini. Fase ini ibu sudah dapat mandiri.
89. Ny. E umur 34 tahun P2A0 melahirkan 6 jam yang lalu di Puskesmas. Hasil anamnesis ibu
merasakan mules dan sedikit nyeri pada luka jahitan, selanjutnya bidan melakukan
pengecekan pada kontraksi uterus dan didapat hasil kontraksi keras. Apakah tahapan nifas
pada Ny. E tersebut?
a. Early postpartum
b. Immediate postpartum
c. Late postpartum
d. Remote puerperium
e. Taking in
Pembahasan:
Tahapan nifas pada masa setelah plasenta lahir hingga kurang dari 24 jam disebut dengan
periode immediate postpartum.
90. Ny. W umur 23 tahun P1A0 melahirkan spontan 6 jam yang lalu di PMB. Saat ini
mengeluh ASI belum keluar, tidak napsu makan dan belum bisa BAK. Hasil pemeriksaan
KU baik, cm, TD 100/70 mmHg, N 82 x/menit, P 20 x/menit, S 36.7℃, TFU 1 jari di
bawah pusat, kontaksi keras, uterus condong ke kanan. Apakah penyebab terjadi keluhan
tersebut?
a. Kurang nutrisi
b. Atonia uterus
c. Kekurangan hormon
d. Kandung kemih penuh
e. Trauma persalinan
Pembahasan:
Pada kondisi kandung kencing penuh akan menyebabkan uterus bergeser. Karena posisi
uterus berada di depan kandung kemih. Kondisi ini apabila tidak segera ditangani maka
akan menimbulkan masalah pada proses involusi dan menimbulkan komplikasi.
91. Bidan desa melakukan kunjungan rumah, saat ini mengunjungi Ny. S umur 23 tahun P1A0
2 minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P
20 x/menit, S 36.5℃. TFU tidak teraba, lokhea alba. Bidan melakukan nifas keberapa pada
kasus tersebut?
a. KF 1
b. KF 2
c. KF 3
d. KF 4
e. KF 5
Pembahasan:
KF1 dilaksanakan pada 6-48 jam, KF 2 pada 3-7 hari, KF 3 pada hari ke-8 hingga hari ke-
28, selanjutnya KF 4 pada hari ke-29 hingga hari ke-42.
92. Ny. K umur 23 tahun P1A0 melahirkan spontan 4 hari yang lalu datang ke PMB dengan
mengeluh payudara tegang dan nyeri bila dipegang, puting susu lecet pada keduanya. Bayi
disusui tiap 2 jam sekali. Saat ini juga merasakan mules. Hasil pemeriksaan KU baik, cm,
TD 110/70 mmHg, N 86 x/menit, P 22 x/menit, S 36.9℃. TFU 3 jari di bawah pusat,
kontraksi keras, lokhea sanguinolenta. Apakah asuhan kebidanan yang tepat pada keluhan
tersebut?
a. Susukan bayi tiap 5 jam
b. KIE breastcare
c. KIE cara menyusui yang benar
d. Menganjurkan oles puting dengan ASI
e. Melakukan kompres hangat
Pembahasan:
Pada kasus puting susu lecet sebaiknya menganjurkan ibu untuk mengolesi puting susu
yang lecet dengan ASI. ASI dapat membantu proses penyembuhan lecet.
93. Berikut ini yang merupakan fase paska melahirkan ketika ibu masih fokus pada diri sendiri
dan ketergantungan pada orang sekitar disebut dengan fase?
a. Taking on
b. Taking in
c. Taking hold
d. Taking note
e. Letting go
Pembahasan:
Masa taking in adalah fase ibu nifas masih sering mengulang pengalaman bersalin dan
fokus pada diri sendiri, dalam fase ini ibu masih membutuhkan bantuan orang lain bahkan
ketergantungan. Fase ini umumnya berjalan 1-3 hari postpartum.
94. Seorang perempuan umu 30 tahun P3A0 melahirkan spontan 1 hari yang lalu di
Puskesmas. Hasil pemeriksaan KU baik, TTV dbn. Apakah tujuan kunjungan pada kasus
tersebut?
a. Mengidentifikasi penyulit pemberian ASI
b. Menilai tanda demam, infeksi, dan perdarahan abnormal
c. Memberikan konseling KB
d. Mengajarkan cara mencegah perdarahan nifas
e. Memastikan ibu menyusui dengan baik
Pembahasan:
KF1 pada 6-48 jam bertujuan untuk menilai tanda demam, infeksi dan perdarahan
abnormal yang bisa terjadi pada ibu nifas.
95. Berikut ini karakteristik lokhea, berisi darah segar dan sisa selaput ketuban, sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo, dan mekonium. Apakah jenis lokhea sesuai karakteristik tersebut?
a. Alba
b. Serosa
c. Sanguinolenta
d. Rubra
e. Purulen
Pembahasan:
Lokhea rubra merupakan pengeluaran berwarna merah yang berisi darah bercampur sisa
selaput ketuban, sel desidua, verniks, lanugo, dan mekonium. Berkisar selama 1 hingga 3
hari pp.
96. Ny. S umur 19 tahun P1A0 nifas hari ke-8 datang ke Puskesmas untuk melakukan KF3.
Hasil anamnesis ibu tidak mengalami keluhan apapun. Hasil pemeriksaan KU baik, TD
110/80 mmHg, N 80 x/menit, P 18 x/menit, S 36.5℃, TFU tidak teraba. Ppv berwarna
kecoklatan. Apakah jenis lokhea pada kasus tersebut?
a. Rubra
b. Serosa
c. Alba
d. Sanguinolenta
e. Purulenta
Pembahasan:
Lokhea serosa terjadi pada hari ke-7 hingga hari ke-14 berwarna kekuningan.
97. Ny. R umur 23 tahun P1A0 melahirkan 6 jam yang lalu di Puskesmas. Hasil anamnesis
ibu mengeluh susah untuk buang air kecil padahal sudah sangat ingin BAK. Hasil
pemeriksaaan KU baik, cm, TD 110/70 mmHg, N 82 x/menit, S 36.7℃, TFU setinggi
pusat, palpasi kandung kemih penuh, kontraksi uterus sedikit lemah. Apakah tindakan
bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Kegels exercise
b. Ambulasi ke kamar mandi
c. Merangsang dengan air mengalir
d. Pemberian diuretik
e. Kateterisasi
Pembahasan:
Kasus kesulitan buang air besar pada ibu nifas yang telah postpartum 6 jam harus
dilakukan kateterisasi apabila sudah sampai mengganggu kontraksi. Dalam kasus ibu telah
berusaha untuk buang air kecil namun sulit dilakukan, maka tindakan yang tepat adalah
kateterisasi karena dalam kondisi urgent. Kandung kemih penuh menghambat terjadinya
kontraksi sehingga berpontensi terjadinya perdarahan saat nifas dan dapat menyebabkan
ISK.
98. Ny. H umur 28 tahun P3A0 nifas hari ke-4 datang ke PMB mengeluh kerepotan mengurus
pekerjaan rumah yang menumpuk dan merasa kelelahan. Hasil pemeriksaan KU ibu
lemah, cm, TD 90/60 mmHg, N 82 x/menit, P 22 x/menit, S 36.7℃, TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi keras, ppv darah berwarna merah muda. Hasil kunjungan ke rumah
ditemukan rumah kurang bersih dan berantakan. Ibu terlihat sering murung dan sedih.
Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menyarankan ibu ke psikiater
b. Meningkatkan dukungan keluarga
c. Menganjurkan ibu banyak istirahat
d. Pemberian obat penenang
e. Mengajarkan ibu untuk lebih beribadah
Pembahasan:
Pada fase taking hold ibu sudah ingin melakukan aktivitas sendiri, namun disisi lain ibu
masih harus dibantu oleh orang lain. Ibu juga cenderung sensitif terhadap omongan orang
lain. Pada tahapan ini apabila kurang dukungan keluarga maka ibu akan mudah lelah dan
kerepotan dalam mengurus bayinya maupun rumah tangga.
99. Ny. G umur 34 tahun P2A0 nifas hari ke-7 datang ke PMB mengeluh payudara tegang dan
bayinya menangis terus menerus, BB saat lahir 2900 gram. Hasil anamnesis ibu menyusui
sebanyak 4 kali sehari karena ibu terlalu sibuk mengurus rumah. Hasil pemeriksaan KU
baik, cm, TD 100/70 mmHg, P 20 x/menit, N 80 x/menit, S 36.6℃, TFU 3 jari di bawah
pusat, kontraksi keras, ppv warna merah muda. Hasil pemeriksaan bayi tampak dehidrasi,
BB sekarang 2500 gram. Apakah penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan ibu memberikan susu fomula
b. Melakukan kompres dingin rutin pada payudara
c. Menganjurkan ibu sering menyusui
d. Menganjurkan ibu menyusui masing-masing payudara 5 menit
e. Menjadwalkan untuk menyusui bayinya
Pembahasan:
Bayi harus sering disusui 2 jam sekali/on demand. Hal ini agar tidak terjadi kekurangan
nutrisi pada bayi baru lahir. Dalam kasus ini ibu mengalami payudara tegang, hal ini
menunjukkan bahwa ibu harus segera memberikan ASI untuk bayinya untuk menghindari
komplikasi lainnya.
100. Ny. V umur 20 tahun P1A0 nifas hari ke-4 datang ke Puskesmas dengan mengeluh puting
susu lecet dan terasa nyeri sehingga kesulitan untuk menyusui bayinya. Hasil pemeriksaan
KU baik, cm, TD 125/85 mmHg. N 84 x/menit, P 22 x/menit, S 36.9℃, TFU 3 jari di
bawah pusat, kontraksi keras. Hasil inspeksi dan palpasi puting lecet, payudara nyeri tekan
dan teraba tegang. Apakah asuhan kebidanan yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Mengoles puting dengan ASI sebelum menyusui
b. Kompres payudara dengan air hangat dan dingin
c. Menyarankan tetap menyusui secara langsung walaupun sakit
d. ASI diperah dan diminumkan ke bayi dengan sendok
e. Mencuci payudara dengan air sabun agar tidak infeksi
Pembahasan:
Masalah dalam kasus ini ditemukan payudara ibu sudah tegang dan terasa nyeri saat
menyusui, sehingga disarankan untuk melakukan pemerahan ASI untuk tetap menjaga
produksi ASI serta mengurangi risiko bendungan ASI karena kesulitan menyusui. ASI
yang telah diperah diberikan menggunakan sendok, agar bayi tidak terbiasa menggunakan
dot.
101. Ny. F umur 24 tahun P2A0 melahirkan anak perempuan 2 jam yang lalu di Puskesmas.
Hasil anmanesis perut ibu mules. Pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/70 mmHg, N 82
x/menit, P 22 x/menit, S 36.7℃, TFU 1 jari di atas pusat, kandung kemih penuh. Apakah
asuhan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Mengajarkan kegel exercise
b. Melakukan kateterisasi
c. Mengajarkan posisi BAK yang benar
d. Menyarankan merangsang dengan gemercik air
e. Merangsang vulva dengan air hangat
Pembahasan:
Pada kasus nifas 2 jam apabila ibu belum melakukan BAK maka bidan menyarankan untuk
mobilisasi ke kamar mandi guna mengeluarkan urin, dalam kasus tampak kandung kemih
penuh. Hal yang mampu merangsang kencing, yaitu dengan menyiramkan air pada kaki
atau dengan suara gemercik air, dengan rangsangan itu diharapkan ibu dapat BAK.
102. Ny. V umur 22 tahun P1A0 nifas hari ke-10 datang ke PMB bersama dengan suami.
Anamnesis ibu mengatakan tidak mau menyusui bayinya, beberapa hari sebelumnya ibu
sering menangis tanpa alasan. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/72 mmHg, P 20
x/menit, N 80 x/menit, S 36.6℃. TFU tidak teraba. Apakah diagnosis kasus tersebut?
a. Stress
b. Postpartum blues
c. Depresi postpartum
d. Psikosis postpartum
e. Krisis kepercayaan diri
Pembahasan:
Ibu nifas yang mengalami postpartum blues ditandai dengan tidak ingin melihat bayinya
dan mudah menangis/sedih tanpa sebab dan mood swings.
103. Ny. S umur 23 tahun P1A0 3 hari postpartum datang ke Puskesmas mengeluh nyeri pada
puting susu tiap kali menyusui bayinya. Hasil pemerisaan KU baik, cm, TD 110/70 mmHg,
N 82 x/menit, P 22 x/menit, S 36.8℃, TFU 3 jari di bawah pusat, kontraksi keras, ppv
merah. Kemudian bidan meminta ibu untuk menyusui bayinya, dari hasil observasi
terdengar suara mulut bayi yang berdecap saat menyusu, tampak payudara menegang,
puting susu tampak lecet. Apakah asuhan yang tepat pada kasus tersebut?
a. KIE breast care
b. KIE kebersihan payudara
c. KIE menyusui yang benar
d. Menyarankan ibu menghentikan menyusui sementara
e. Menyusukan bayi dengan jadwal
Pembahasan:
Suara mulut yang berdecap ketika menyusu merupakan tanda cara menyusu tidak benar.
Menyusu yang benar adalah ketika hampir sebagian besar areola masuk ke dalam mulut
bayi dan puting susu berada di bawah lidah bayi, sehingga tidak ada rongga udara di antara
sela mulut bayi. Sehingga harus diberikan KIE cara menyusui yang benar
104. Ny. C umur 21 tahun P1A0 2 minggu PP datang ke PMB untuk kontrol nifas. Anamnesis
ibu menyusui bayinya dengan lancar dan berencana untuk memberikan ASI eksklusif.
Hasil pemeriksaaan KU baik, cm, TD 122/72 mmHg, N 80 x/menit, P 18 x/menit, S 36.5℃,
TFU tidak teraba, lokhea alba. Apakah jenis ASI yang disekresi pada kasus tersebut?
a. ASI transisi
b. ASI matur
c. ASI peralihan
d. ASI prematur
e. Kolostrum
Pembahasan:
Stadium pembentukan laktasi pada hari 1-4 disebut kolostrum, hari ke-4 hingga hari ke-
10 disebut asi peralihan, selanjutnya hari ke-10 hingga seterutsnya disebut ASI matur.
105. Ny. S umur 24 tahun P1A0 5 hari PP datang ke Puskesmas untuk kontrol nifas, ibu
mengatakan masih mengeluarkan darah. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/78
mmHg, P 20 x/menit, S 36.5℃, N 80 x/menit. TFU 2 jari di atas simpisis. Inspeksi lokhea
berwarna coklat kekuningan. Apakah jenis lokhea pada kasus tersebut?
a. Rubra
b. Alba
c. Sanguinolenta
d. Serosa
e. Purulen
Pembahasan:
Lokhea yang keluar pada hari ke-3 hingga hari ke-7. Berwarna merah kecoklatan.
106. Ny. K umur 30 tahun G3P1A1 hamil 38 minggu akan melakukan tindakan operasi pada
pukul 10.00 WIB sesuai antrean operasi. Dokter telah memberikan advis untuk diberikan
injeksi antibiotik. Apakah tindakan awal yang perlu dilakukan bidan pada kasus tersebut?
a. Menyuntikkan antibiotik sesuai advis dokter
b. Melakukan skintest
c. Memasukkan antibiotik ke infus
d. Memasukkan antibiotik di kamar operasi
e. Menganjurkan ibu menunggu
Pembahasan:
Pemberian advis dokter tentang penggunaan antibiotik harus dilakukan skintest terlebih
dahulu untuk mengetahui apakah pasien mendapatkan alergi dari antibiotik yang diberikan
sehingga tidak menimbulkan komplikasi akibat alergi.
107. Ny. J umur 29 tahun G2P1A0 hamil 29 minggu datang ke Rumah Sakit mengeluh sakit
kepala, kaki dan tangan bengkak, pandangan kabur, nyeri ulu hati. Hasil pemeriksaan KU
lemah, cm, TD 180/130 mmHg, N 70x/menit, P 15 x/menit, S 36.5℃, refleks patela +/+,
prot urin +3. Pasien alami kejang setelah 15 menit diberikan dosis awal MgSO4. Apakah
tindakan yang harus segera diberikan pada kasus tersebut?
a. Nifedipin 60 mg
b. Parasetamol 500 mg
c. Kalsium glukonas 1 gram
d. MgSO4 2 gram
e. Diazepam 10 mg
Pembahasan:
Dosis awal MgSO2 4 gr IV sebagai larutan 40% selama 5 menit, dan segera dilanjut
dengan pemberian 10g larutan MgSO4 50% masing-masing 2-5g di bokong kanan dan kiri
secara IM dalam ditambah lignokain 2% pada spuit yang sama. Apabila terjadi kejang
berulang selama 15 menit, maka diberikan MgSO4 2g (larutan 40%) IV selama 5 menit.
108. Ny. S umur 40 tahun P6A1 melahirkan 1 jam yang lalu di PMB. Riwayat persalinan kala
I dan II normla, pada pukul 12.00 WIB lahirlah bayi perempuan secara spontan, bayi
menangis kuat, tonus otot baik. Pada pukul 12.25 WIB lahir plasenta spontan lengkap
setelah diberikan suntikan oksitosin 1 ampul kedua. Pemeriksaan kala IB pada ja, 12.45
ditemukan perdarahan kurang lebih 500cc, kontraksi lembek, tidak ada laserasi dan
gumpalan darah. TFU setinggi pusat. Pemeriksaan Ku lemah, TD 90/60 mmHg, N 96
x/menit. Apakah tindakan segera yang dapat dilakukan untuk atasi masalah tersebut?
a. Pasang infus RL 500 cc ditambah oksitosin 20 IU
b. Lakukan KBI
c. Mengecek kelengkapan plasenta
d. Berikan ergometrin 0.2 cc IM
e. Berikan oksitosin 10 IU
Pembahasan:
Pada kondisi kegawatdaruratan yang mengindikasikan terjadi atonia uteri yang ditandai
dengan kontraksi lemah, perdarahan lebih dari 500 cc maka harus segera dilakukan KBI.
109. Ny. W umur 29 tahun P2A0 melahirkan 2 jam yang lalu di RS. Hasil pemeriksaan KU
baik, TD 190/110 mmHg, P 19x/menit, telah diberikan dosis awal MgSO4. Setelah
beberapa menit diberikan MgSO4 dosis awal ibu mengalami penurunan frekuensi napas
menjadi P 8x/menit. Apakah tindakan segera yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pemberian MgSO4 6 gr
b. Pemberian oksigen
c. Cairan IV adekuat
d. Diberikan kalsium glukonas 10%
e. Pemberian MgSO4 2 gr di bokong kiri dan kanan
Pembahasan:
Syarat pemberian MgSO4 adalah P >16x/menit, urin 30cc/jam, reflek patela +/+. Apabila
setelah diberikan MgSO4 pasien alami penurunan pada salah satu syarat tersebut maka
pasien mengalami keracunan sehingga harus diberikan antidontum berupa kalsium
glukonas 10%.
110. Ny. S umur 29 tahun P3A0 melahirkan spontan di Puskesmas 6 hari yang lalu. Datang ke
PMB dengan keluhan merasakan nyeri pada luka jahitan serta badan terasa demam. Hasil
pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/70 mmHg, P 22 x/menit, S 37.7℃, N 88 x/menit.
Apakah pengkajian yang harus dilakukan untuk menentukan diagnosis pada kasus
tersebut?
a. Palpasi kandung kemih
b. Perkusi abdomen
c. Pengukuran TFU
d. Pemeriksaan REEDA
e. Pemeriksaan kontraksi
Pembahasan:
Pada kasus dengan keluhan nyeri perineum/luka jahitan maka perlu dilakukan
pemeriksaan/inspeksi pada jahitan dengan menilai REEDA untuk menegakkan diagnosis
infeksi. Karena ibu juga mengalami demam.
111. Ny. Q umur 17 tahun P1A0 melahirkan bayi kembar di RS 2 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan KU lemah, TD 90/60 mmHg, N 94 x/menit, P 25 x/menit, S 37.2℃, TFU
tidak teraba, uterus lembek, keluar banyak perdarahan. Apakah penyebab timbulnya
masalah pada kasus tersebut?
a. Usia
b. Primigravida
c. Prolaps uterus
d. Overdistensi
e. Gangguan psikologis ibu
Pembahasan:
Pada kehamilan gemeli maka uterus akan mengalami peregangan yang lebih daripada
kehamilan tunggal, sehingga overdistensi dapat menjadi penyebab terjadinya atonia
uterus.
112. Ny. J umur 33 tahun P2A0 inpartu kala III di PMB. Plasenta lahir lengkap dan telah
dilakukan masase uterus. Hasil pemeriksaan lemah, TD 90/60 mmHg, P 24 x/menit, N 92
x/menit, ppv lebih kurang 450 cc. uterus tidak teraba dan lembek. Apakah tindakan segera
yang dapat dilakukan?
a. Pasang infus 500 cc RL drip oksi 20 IU
b. Manual plasenta
c. Eksplorasi
d. KBI
e. Kompresi aorta
Pembahasan:
Atonia uterus ditandai TFU tidak teraba dan kontraksi lembek disertai pengeluaran
pervaginam yang banyak dapat diatasi dengan langkah awal KBI.
113. Ny. R umur 22 tahun G2P1A0 hamil 13 minggu datang ke RS mengeluh keluar darah
disertai gelembung dari jalan lahir, tidak nyeri perut. Hasil pemeriksaan TD 120/70
mmHg, N 88 x/menit, S 36.7℃, TFU 3 hari atas simpisis, DJJ (-), gerakan janin (-). Hasil
USG: seperti badai salju. Apakah tindakan yang dilakukan pada kasus tersebut?
a. Melahirkan spontan
b. Melakukan kuretase
c. Perbaikan keadaan umum
d. Mempertahankan kehamilan
e. Histerektomi
Pembahasan:
USG badai salju dan keluar gelembung dari jalan lahir merupakan tanda mola hidatidosa
atau hamil anggur, yang berarti tidak ada kehidupan janin di dalam uterus. Sehingga
diperlukan tindakan kuretase untuk mengatasi masalah tersebut.
114. Ny. R umur 50 tahun P5A0 datang ke RS bersama dengan suami mengatakan ingin
menghentikan kesuburan agar tidak hamil lagi. Anamnesis umur anak terkecil saat ini 13
tahun dan ibu sudah tidak ingin hamil lagi. Bidan menyarankan pasangan tersebut untuk
kontrasepsi mantap dan mereka setuju. Hasil pemeriksaan KU baik, TTV dalam batas
normal. Apakah asuhan kebidanan yang sesuai pada kasus tersebut?
a. Menuliskan laporan
b. Melakukan kontrasepsi mantap
c. Memberikan informed consent
d. Memberikan informed choice
e. Memberikan rujukan ke Puskesmas
Pembahasan:
Segala tindakan yang akan dilakukan harus disertai dengan penandatanganan di informed
consent sebagai lembar persetujuan klien untuk segala tindakanan dan pengobatan yang
akan dilakukan. Inform consent digunakan sebagai landasan hukum apabila terjadi
permasalahan pada waktu tindakan dan pengobatan.
115. seorang ibu hamil datang ke PMB mengatakan bahwa ia sering merasakan panas dan
banyak berkeringat. berikut ini yang dapat mengurangi keluhan tersebut adalah..
a. minum air hangat lebih sering
b. minum es lebih sering
c. menggunakan pakaian tebal
d. menggunakan pakaian bahan katun
e. menggunakan pakaian ketat
pembahasan:
seorang ibu yang mengalami panas disarankan menggunakan pakaian yang
menyerap keringat dan longgar agar terjadi sirkulasi yang baik.
116. Seorang perempuan membawa bayinya berumur 9 bulan untuk mendapatkan imunisasi
campak ke PMB. Hasil anamnesis sehat. Hasil pemeriksaan N: 100x/mt, S:36,5˚C, P:
28x/mt. Setelah pemberian vaksin campak bidan menganjurkan kembali ibu untuk
membawa bayinya mendapatkan vaksin DPT/HB/HIB pada usia 18 bulan. Apakah jenis
imunisasi pada kunjungan mendatang?
a. Imunisasi dasar
b. Imunisasi lanjutan
c. Imunisasi wajib
d. Imunisasi yang dianjurkan
e. Imunisasi pilihan
Pembahasan:
Imunisasi ulangan atau lanjutan merupakan imunisasi untuk mempertahankan kekebalan
tubuh dan memperpanjang masa perlindungannya. Diberikan pada batita. Pada kasus
kunjungan ulang usia 18 bulan ada imunisasi pentavalen.
117. Ny. J umur 30 tahun P3A0 melahirkan di PMB 15 menit yang lalu, saat ini mengeluh
pusing dan lemas. Hasil pemeriksaan TD 90/60 mmHg, N 88 x/menit, S 37℃, uterus
lembek dan mengalami perdarahan sangat banyak. Apakah komplikasi yang timbul pada
kasus tersebut?
a. Syok sepsis
b. Syok hipovolemi
c. Syok anafilatik
d. Syok neurogenik
e. Syok kardiogenik
Pembahasan:
Syok akibat kehilangan darah yang banyak adalah pengertian dari syok hipovolemik,
sehingga volume darah dalam tubuh berkurang.
118. seorang ibu membawa bayi berumur 4 bulan untuk mendapatkan imunisasi. hasil
pemeriksaan riwayat imunisasi lengkap, bb 3420 gram, suhu 36.6 derajat. diberikan
imunisasi yang sesuai dengan umur anak tersebut. apakah efek yang timbul dari pemberian
imunisasi tersebut?
a. jaringan parut
b. bernanah
c. panas
d. bengkak
e. nyeri
pembahasan:
pada umur 4 bulan diberikan imun penta 3 polio 4 dan ipv. efek samping pemberian
penta adalah demam/panas.
119. seorang ibu membawa bayinya yang berumur 9 bulan datang ke Puskesmas mengatakan
bahwa ia ingin memberikan anaknya imunisasi dasar. riwayat imunisasi sebelumya telah
diberikan lengkap. pemeriksaan bb 6000 gram, suhu 36.5 derajat. apakah jenis imunisasi
dasar yang diberikan pada bayi tersebut?
a. penta 1 polio 2
b. bcg dan polio 1
c. campak
d. penta booster
e. campak booster
pembahasan:
imunisasi dasar pada anak umur 9 bulan yaitu pemberian imunisasi campak.
120. Ny. J melahirkan spontan 7 hari yang lalu, saat ini melakukan KF2 di Puskesmas, ibu
mengatakan merasakan perih pada luka jahitan dan mengatakan seperti ada putih-putih di
sekitar jahitan, anamesis ibu mengatakan tidak pernah mengonsumsi amis-amis karena
takut darah menjadi amis. hasil pemeriksaan KU baik, TTV dalam batas normal, inspeksi
luka jahitan basah dan tidak menyatu. apakah tindakan bidan sesuai kasus tersebut?
a. menganjurkan mencuci vagina dengan air garam
b. menganjurkan pemberian salep gatal
c. menganjurkan untuk makan protein tinggi
d. menganjurkan minum rebusan daun katuk
e. menganjurkan makan sayuran merah
pembahasan:
pada kasus jahitan basah dan tidak menyatu maka ibu harus rutin mengonsumsi
makanan tinggi protein, karena protein membantu proses penyembuhan luka.
121. Ny. J datang ke PMB menggendong bayi laki-laki berumur 6 bulan mengatakan bayinya
rewel dan demam. hasil pemeriksaan bb 4500 gram, suhu 36.7 derajat. apakah tindakan
bidan sesuai dengan buku KIA?
a. memberikan ASI lebih sering
b. memberikan paracetamol 3x1 tablet per hari
c. mengompres dingin
d. menyelimuti bayi agar berkeringat
e. pakaikan baju tebal agar tidak menggigil
pembahasan:
bayi 6 bulan yang masih menyusu lebih baik disusukan lebih sering agar demam
turun, namun apabila demam tinggi maka diberikan obat penurun panas dengan
dosis yang sesuai dan dapat diulang tiap 4 jam sekali.
122. seorang ibu membawa putrinya berumur 5 bulan ke Puskesmas, ibu mengatakan bayinya
mengalami diare. hasil pemeriksaan diare sudah 4 kali konsistensi lembek cair. berapakah
dosis pemberian zinc pada usia tersebut?
a. 1 kali ½ tablet
b. 2 kali ½ tablet
c. 3 kali ½ tablet
d. 1x1 tablet
e. 3x1 tablet
pembahasan:
pemberian zinc pada bayi kurang dari 6 bulan maka diberikan dosis 1x ½ tablet
123. seorang ibu bertanya kepada bidan tentang cara membersihkan area mulut pada anaknya
yang berusia 3 bulan. bagaimanakah cara membersihkan mulut bayi tersebut?
a. dengan kain bersih diberikan iodine
b. dengan kain bersih dicelup air hangat
c. dengan pasta gigi dewasa
d. dengan sikat gigi dan pasta pasta gigi
e. dengan kain diberi pasta gigi
pembahasan:
pembersihan mulut bayi yang terkena susu dapat dilakukan dengan menggunakan
kain atau lap basah, boleh dengan air hangat yang dilingkarkan pada telunjuk ibu.
kemudian dimasukkan untuk membersihkan mulut dan lidah bayi
124. Bayi setelah lahir yang telah dikeringkan dan diletakkan pada dada ibu akan menangis
kemudian memasuki tahapan relaksasi. Pada menit keberapa kah bayi akan mulai bangun?
a. 1-5
b. 5-10
c. 10-15
d. 15-40
e. 30-40
Pembahasan:
Bayi akan mulai terbangun setelah tahapan relaksasi terjadi pada menit ke-1 hingga menit
ke-5.
125. Bayi perempuan lahir spontan 5 menit yang lalu di PMB. Hasil pemeriksaan bayi
kemerahan, tonus otot baik, saat lahir bayi menangis kuat. Saat ini bayi sudah dikeringkan
dan telah dilakukan pengekleman tali pusat. Apakah tindakan selanjutnya terhadap kasus
tersebut?
a. Menyuntikkan Hb0
b. Memberikan salep mata
c. Menyuntikkan vitamin K
d. Melakukan IMD
e. Mengukur antropometri
Pembahasan:
Pada bayi baru lahir setelah dilakukan pengeringan dan pemotongan tali pusat maka bidan
harus memfasilitasi IMD apabila kondisi bayi dan ibu sehat.
126. Bayi perempuan lahir spontan 1 jam yang lalu di Puskesmas. Bayi telah dikeringkan dan
diletakkan di atas dada ibu tanpa alas. Bayi telah difasilitasi IMD namun belum berhasil
menemukan puting. Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan memberi ASI formula
b. Mendekatkan mulut bayi ke puting ibu
c. Membantu bayi menemukan puting ibu
d. Menganjurkan ibu langsung menyusui bayinya
e. Menghentikan IMD
Pembahasan:
Pada kasus bayi yang sedang melakukan IMD namun pada 1 jam belum berhasil
menemukan puting sang ibu maka dibantu dengan mendekatkan kepala bayi di antara 2
payudara ibu agar lebih mudah menjangkau puting susu ibunya, sehingga diharapkan
dengan cara ini proses IMD akan berhasil.
127. Bayi yang telah berhasil menemukan puting ibunya akan memasukkan/mengisap ASI ke
dalam mulutnya. Apakah refleks yang terjadi pada kasus tersebut?
a. Sucking
b. Rooting
c. Swallowing
d. Morro
e. Sealing
Pembahasan:
Reflek mengisap disebut dengan sucking reflex.
128. Berikut ini yang bukan merupakan manfaat dilakukan IMD pada bayi adalah…
a. Mengendalikan temperatur tubuh
b. Menurunkan berat badan
c. Mengurangi tangis bayi
d. Mengurangi infeksi bayi
e. Mengeluarkan mekonium lebih cepat
Pembahasan:
Jawaban yang bukan merupakan manfaat IMD bagi bayi adalah menurunkan berat badan,
justru dengan IMD akan meningkatkan kenaikan berat badan bayi.
129. Berikut ini yang merupakan keuntungan IMD bagi ibu adalah…
a. Membuat perut terasa mules
b. Menjaga kehangatan ibu
c. Mencegah ibu dari hipertensi
d. Memudahkan bayi mengenali ibunya
e. Merangsang hormon progesteron
Pembahasan:
IMD bagi ibu bermanfaat untuk proses involusi uterus, pada involusi ibu akan merasakan
perutnya mules. Mules terjadi akibat kontraksi, untuk menghentikan perdarahan sehingga
akan dapat berangsur kembali ke bentuk semula.
130. Pada menit keberapakah bayi akan mulai menyusu unutk pertama kalinya?
a. 1-5
b. 4-12
c. 29-62
d. 49-90
e. 1.5-2 jam
Pembahasan:
Tahapan bayi selama IMD, yaitu bayi akan mulai menyusu untuk pertama kalinya terjadi
pada menit ke-49 hingga menit ke-90. (Menurut Buku Saku pelayanan kesehatan neonatal
esensial, kemenkes th 2010)
131. Ny. K melahirkan 1 jam yang lalu, telah dilakukan pengeringan pada bayi dan telah
dilakukan IMD selama 1 jam, namun bayi belum menemukan putting ibunya. Apakah
tindakan yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Mengarahkan mulut tepat pada puting ibu
b. Mendekatkan kepala di antara dua payudara ibu
c. Menyusui bayinya langsung karena IMD gagal
d. Membantu bayi menemukan puting ibu
e. Merangsang bayi dengan dot
Pembahasan:
Bayi yang belum menemukan puting dalam waktu 1 jam pertama bukan berarti gagal IMD.
Bidan hanya perlu membantu untuk memposisikan kepala bayi berada di antara kedua
payudara ibunya, sehingga bayi akan lebih mudah meraih puting dengan usahanya sendiri.
132. Apakah jenis hormon yang memproduksi ASI?
a. Progesteron
b. Oksitosin
c. MSH
d. Prolaktin
e. Estrogen
Pembahasan:
Hormon yang berfungsi untuk memproduksi ASI adalah hormon prolaktin, sedangkan
hormon oksitosin yang bertugas untuk menyalurkan ASI dari payudara ke mulut
bayi/menyalurkan ASI.
133. Bayi perempuan baru saja lahir di PMB. Penilaian sepintas tidak menangis, warna kulit
kebiruan dan terdapat mekonium dalam jalan lahir. Apakah tindakan segera yang paling
tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan rangsangan taktil
b. Skin to skin
c. Mengisap mekonium
d. Memindah bayi ke meja resusitasi
e. Melakukan kompresi dada bayi
Pembahasan:
Pada bayi baru lahir yang tidak segera menangis apabila ditemukan sesuatu yang menutupi
jalan napas maka perlu dilakukan pengisapan lendir untuk membebaskan jalan napas
terlebih dahulu. Pengisapan dimulai dari mulut baru ke hidung, untuk menghindari
aspirasi.
134. Bayi laki-laki baru saja lahir secara spontan di Puskesmas. Segera setelah lahir bayi
dilakukan IMD di atas dada ibu. Kemudian beberapa saat bayi mulai mencari puting sang
ibu. Apakah refleks yang terjadi pada bayi tersebut?
a. Rooting
b. Sucking
c. Swallowing
d. Tonic neck
e. Grasping
Pembahasan:
Pada bayi baru lahir memiliki kemampuan/refleks untuk mencari puting ibu sendiri,
refleks ini dinamakan rooting reflex
135. Ny. J umur 20 tahun G1P0A0 hamil 38 minggu inpartu kala II di RS. Bidan telah
memimpin meneran selama 30 menit, lahirlah bayi laki-laki secara spontan, bayi menangis
kuat dan tonus otot aktif, badan kemerahan ekstremitas biru, DJB 124 x/menit, napas
spontan, S 36.6℃. berapakah APGAR score kasus tersebut?
a. 6
b. 7
c. 8
d. 9
e. 10
Pembahasan:
Bayi menangis kuat (2), tonus otot aktif (2), badan kemerahan ekstremitas biru (1), jantung
124 x/menit (2), napas spontan (2). Jadi total APGAR score 9
136. Ny. J umur 20 tahun G1P0A0 hamil 39 minggu inpartu kala II di Puskesmas. Bayi lahir
spontan menangis kuat, tonus otot baik. Kemudian bidan langsung meletakkan bayi pada
perut ibu tanpa alas dan melanjutkan untuk MAK III. Apakah penyulit yang paling cepat
terjadi pada kasus tersebut?
a. Hipoglikemia
b. Hipotermia
c. Perdarahan tali pusat
d. Asfiksia
e. Fetal distress
Pembahasan:
Bayi yang lahir langsung diletakkan di atas perut ibu tanpa diberikan alas serta tidak
dilakukan pengeringan dari cairan ketuban secara baik akan menimbulkan mekanisme
kehilangan panas berupa evaporasi, hal ini berakibat terjadinya hipotermia pada bayi.
137. Bayi perempuan lahir spontan 4 jam yang lalu di Puskesmas. Dilakukan pengkahian suhu
tubuh 35.5 derajat celcius dan tubuh mengalami kebiruan pada tangan dan kaki. Hasil
observasi ditemukan AC hidup di suhu 20 derajat celcius. Apakah mekanisme kehilangan
panas pada bayi tersebut?
a. Konveksi
b. Konduksi
c. Evaporasi
d. Kontraksi
e. Radiasi
Pembahasan:
Konveksi merupakan mekanisme kehilangan panas akibat suhu rendah di ruangan, dapat
terjadi akibat AC hidup yang suhunya lebih rendah dari tubuh.
138. Ny. K umur 32 tahun melahirkan anak kedua secara spontan di PMB 3 jam yang lalu. Bayi
lahir menangis kuat, gerakan aktif, napas spontan, kulit kemerahan. hasil pemeriksaan bayi
normal dan tidak ditemukan kelainan. Bayi telah berhasil menyusu. Apakah fase yang
dialami bayi pada saat ini?
a. fase reaktivitas 2
b. fase tidur
c. fase reaktivitas 1
d. fase tenang
e. fase lambat
pembahasan:
fase tidur merupakan fase yang dimulai sejak 30 menit setelah reaktivitas 1 dan
berakhir pada 2-4 jam setelahnya ditandai dengan bayi tidur dan tidak banyak
respons.
139. Pada usia bayi 1 jam setelah dilakukan pengukuran antropometri, bayi diberikan suntikan
vitamin K. Apakah tujuan diberikan suntikan vitamin tersebut?
a. Sebagai imunisasi dasar
b. Mencegah kecacatan otak
c. Mencegah perdarahan otak
d. Mencegah bayi demam
e. Mencegah infeksi tali pusat
Pembahasan:
Vitamin K dipergunakan untuk membantu pembekuan darah, pada bayi sistem pembekuan
darah belum sempurna sehingga berisiko terjadi perdarahan. Bayi yang lahir pervaginam
berisiko mengalami perdarahan pada otak akibat kompresi saat proses persalinan, sehingga
antisipasi perdarahan diberikan vitamin K.
140. Penyuntikan vitamin K pada bayi baru lahir diberikan secara IM. Berapakah dosis yang
diberikan untuk bayi baru lahir?
a. 0.05 mg dosis tunggal
b. 0.5 mg dosis tunggal
c. 1 g dosis tunggal
d. 1 mg dosis tunggal
e. 0.2 mg dosis tunggal
Pembahasan:
Vitamin K yang diberikan pada bayi baru lahir diberikan sebanyak 1 mg dosis tunggal
secara IM pada antero lateral paha kiri bayi.
141. Ny. L umur 20 tahun P1A0 melahirkan putri pertamanya 3 jam yang lalu. Hasil
pemeriksaan bayi kulit kemerahan, S 36.6℃, P 44 x/menit, DJB 133 x/menit, kulit
kemerahan dan bayi aktif. Saat ini bayi sedang menyusu dan menelan ASI dari puting ibu.
Apakah refleks yang terjadi pada bayi tersebut?
a. Rooting
b. Grasping
c. Tonic neck
d. Swallowing
e. Sucking
Pembahasan:
ASI di dalam mulut yang akan didorong oleh lidah ke arah faring dan menimbulkan refleks
menelan disebut dengan swallowing reflex.
142. Bayi laki-laki lahir spontan 1 menit yang lalu di PMB. Penilaian sepintas tubuh bayi
kemerahan, menangis kuat, tonus otot baik. Apakah tindakan yang tepat pada kasus bayi
tersebut?
a. Lakukan skin to skin
b. Lakukan IMD
c. Mengeringkan bayi kecuali telapak tangan
d. Menyuntikkan oksitosin
e. Memberikan vitamin K
Pembahasan:
Bayi baru lahir setelah dillakukan penilaian sepintas dan dinilai baik mana diletakkan di
atas perut ibu untuk dikeringan pada seluruh tubuhnya kecuali telapak tangan. Telapak
tangan membantu bayi dalam proses IMD untuk menemukan puting ibu.
143. Bayi lahir spontan 8 jam yang lalu di PMB, riwayat kehamilan aterm. Hasil pemeriksaan
P 40x/menit, S 36.7℃, DJB 132 x/menit, BB 2740 gram, PB 49 cm. bayi tampak kuning
pada seluruh tubuh hingga kali dan tangan. Apakah penanganan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Berikan ASI lebih sering
b. Rujuk
c. Pantau kondisi bayi
d. Menjemur di bawah sinar matahari
e. Menganjurkan ASI formula
Pembahasan:
Bayi <24 jam apabila mengalami kuning berarti termasuk dalam ikterus patologis.
Sehingga penanganan yang tepat adalah dirujuk.
144. Seorang ibu membawa bayi perempuannya berumur 2 hari ke PMB. Hasil anamnesis ibu
mengatakan ada bintik kecil di punggung bayinya, ia merasa khawatir atas hal tersebut.
Hasil anamnesis bayi menyusu kuat dan tidak pernah kejang serta bayi tidak demam.
Pemeriksaan KU baik, S 36.7℃, P 40 x/menit, N 123 x/menit, retraksi dinding dada (-),
BB 3000 gram, tidak ada sekret mata, tidak ada infeksi tali pusat, bayi tidak ikterus.
Apakah diagnosis yang termasuk klasifikasi MTBM pada kasus tersebut?
a. Infeksi berat
b. Infeksi bakteri lokal
c. Infeksi jamur lokal
d. Infeksi bakteri ringan
e. Mungkin bukan infeksi
Pembahasan:
Penemuan bintik-bintik putih dalam klasifikasi MTBM masuk dalam kategori infeksi
bakteri lokal.
145. Bayi perempuan lahir di RS dengan dokter secara vakum ekstraksi 6 jam yag lalu. Riwayat
kehamilan 39 minggu, hasil pemeriksaan kepalad bayi terdapat benjolan luna, berbatas
tegas pada tulang yang bersangkutan dan tidak melampaui sutura sekitarnya. Apakah
asuhan yang dapat diberikan sesuai kasus tersebut?
a. Menganjurkan memposisikan tidur dengan bantal
b. Menganjurkan kompres dingin pada benjolan kepala
c. Menganjurkan sering mengangkat bayi untuk mengurangi benjolan
d. Menginformasikan bahwa benjolan menghilang 2-3 hari
e. Menganjurkan memijat kepala untuk mengurangi benjolan
Pembahasan:
Pada kasus persalinan dengan vakum ekstraksi akan menimbulkan efek samping berupa
caput succeaneum, yaitu terdapat benjolan difusi di kepala akibat tekanan keras saat
vakum. Benjolan tersebut berisi cairan sering yang bercampur dengan darah biasanya akan
menghilang 2-3 hari, sehingga hanya perlu dilakukan perawatan bayi baru lahir normal
146. By. T umur lahir spontan 2 hari yang lalu datang ke Puskesmas digendong oleh ibunya.
Ibunya mengatakan bayinya menyusu kuat, full ASI. Hasil pemeriksaan P 40 x/menit, S
36.6℃, tidak ikterus dan tidak ada infeksi tali pusat. Apakah informasi bidan terkait
dengan cara perawatan tali pusat yang benar pada bayi?
a. Kompres dengan betadine
b. Diikat rapat menggunakan kapas
c. Steril
d. Ditutup dengan gurita
e. Bersih dan kering
Pembahasan:
Tali pusat pada bayi dibiarkan bersih dan kering, perawatan menggunakan sistem terbuka.
Sehingga tidak diperlukan betadine selama tidak ditemukan tanda infeksi pada tali pusat
bayi.
147. Bayi E umur 1 hari lahir spontan di Puskesmas. Anamnesis bayi menyusu hanya ketika
menangis. Hasil pemeriksaan P 40x/menit, S 36.6℃, N 133 x/menit, tidak terdapat kuning,
gerakan aktif, kulit kemerahan, tidak terdapat tanda infeksi mata maupun tali pusat.
Apakah rencana asuhan bidan pada kasus tersebut?
a. Konseling pemberian MPASI
b. Konseling pemberian ASI
c. Menganjurkan untuk imunisasi polio 1
d. Menganjurkan mengompres tali pusat dengan iodine
e. Menganjurkan untuk terus membedong bayi
Pembahasan:
Bayi baru lahir dianjurkan untuk disusui dalam waktu 2 jam sekali atau lebih sering apabila
bayi menginginkan. Frekuensi pemberian ASI minimal 8 kali dalam 24 jam. Bayi yang
kekurangan nutrisi/ASI dapat berdampak pada pada penyakit kuning dan dehidrasi.
Sehingga asuhan yang diberikan berupa konseling ASI pada ibu nifas.
148. Pada imunisasi BCG untuk pencegahan penyakit TBC primer diberikan dosis sebesar?
a. 0.05
b. 0.5
c. 0.005
d. 0.1
e. 0.01
Pembahasan:
BCG diberikan dengan dosis 0.05 ml yang disuntikkan secara intradermal yang
disuntikkan pada lengan kanan atas.
149. Bayi laki-laki umur 1 jam lahir spontan di Puskesmas. Riwayat kehamilan 36 minggu.
Hasil pemeriksaan gerakan bayi aktif, BB 2230 gram, PB 47 cm, P 42 x/menit, tidak
ditemukan kelainan pada bayi. Apakah asuhan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Metode kanguru
b. Letakkan di inkubator
c. Lakukan perawatan di perina
d. Diletakkan di tempat hangat
e. Diselimuti berlapis
Pembahasan:
Pada bayi prematur dan BBLR dilakukan metode kanguru untuk mengurangi risiko
hipotermia pada bayi.
150. Bayi laki-laki umur 6 jam lahir spontan di Puskemas. Riwayat kehamilan aterm, ibu
mengalami KPD 9 jam, setelah lahir bayi mengalami asfiksia sedang dan telah dilakukan
resusitasi. Hasil pemeriksaan saat ini BB 3400 gram, PB 50 cm, S 36.7℃. Apakah rencana
KIE yang diberikan pada kasus tersebut?
a. Diberikan susu formula
b. Skin to skin
c. Tanda bahaya BBL
d. Perawatan tali pusat
e. ASI eksklusif
Pembahasan:
Pada kasus bayi yang mengalami asfiksia dan telah dilakukan resusitasi maka harus
dilakuakan pemantauan berkala pada bayi untuk menghindari komplikasi atau permasalah
berulang. Maka orang tua diberikan penyuluhan/KIE tentang tanda bahaya BBL.
151. Bidan melakukan KN2 pada bayi Ny. D yang lahir spontan 2 hari yang lalu di Puskesmas.
Bidan melakukan pemeriksaan fisik pada bayi tersebut. Apakah penemuan yang
menunjukkan bahwa bayi tersebut normal?
a. Ubun-ubun menutup
b. Ubun-ubun besar tidak menonjol, dan akan sedikit menojol apabila menangis
c. Ubun-ubun kecil tidak menonjol, dan akan sedikit menojol apabila menangis
d. Perut teraba keras
e. Tali pusat merah
Pembasan:
Pilihan opsi di atas yang menunjukkan bayi normal adalah UUB rata/tidak menonjol dan
akan sedikit menonjol bila menangis.
152. Bayi perempuan usia 1 bulan dibawa ibunya datang ke PMB untuk periksa, ibu
mengatakan bahwa timbul bisul pada lengan anaknya setelah diberikan imunisasi 2
minggu yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, S 36.7℃, P 42 x/menit. Apakah penyebab
terjadinya masalah yang dialami bayi?
a. Efek samping BCG
b. Dosis BCG terlalu banyak
c. Mengalami infeksi penyuntikan
d. Alergi terhadap imun BCG
e. Penyuntikkan tidak tepat
Pembahasan:
Timbulnya bisul kemerahan pada bekas suntikan imunisasi BCG merupakan hal yang
normal. Itu adalah efek samping dari imunisasi BCG.
153. Ny. S menggendong bayi perempuan berumur 3 hari ke Puskesmas karena tubuh bayinya
teraba sangat dingin dan kebiruan. Hasil anamnesis bayinya diletakkan tidur di dekat
dengan jendela yang terbuka, pinggir rumah dekat dengan sawah. Hasil pemeriksaan tubuh
kemerahan namun ektremitas kebiruan, P 50 x/menit, N 133 x/menit, S 35.9. Apakah jenis
mekanisme kehilangan panas pada kasus tersebut?
a. konveksi
b. konduksi
c. evaporasi
d. radiasi
e. hipotermia
pembahasan:
pada kasus tersebut bayi diletkkan dekat jendela yang terbuka sehingga kulit bayi
lebih sering terkena angin. hal tersebut berdampak pada kehilangan panas pada
bayi sehingga bayi mengalami kebiruan dan suhu rendah.
154. Seorang ibu membawa putranya yang berumur 7 hari datang ke Puskesmas untuk
mendapatkan imunisasi dasr karena setelah lahir belum mendapatkan imunisasi. Hasil
pemeriksaan P 40 x/menit, N 120 x/menit, S 36.6℃ kemudian bidan memberikan
imunisasi dasar yang sesuai dengan umur bayi tersebut. Kapan jadwal kunjungan ulang
imunisasi berdasarkan kasus tersebut?
a. Kunjungan ulang sesuai kunjungan ibu
b. Kunjungan saat umur bayi 2 bulan
c. Kunjungan ulang saat bayi berumur 1 bulan
d. Kunjungan ulang saat bayi 1 tahun
e. Kunjungan ulang saat bayi berumur 4 bulan
Pembahasan:
Menurut riwayat imunisasi pada kasus tersebut bayi belum mendapatkan imunisasi,
sehingga saat ini bidan memberikan imunisasi Hepatitis 0 untuk mencegah terjadinya
penyakit hepatitis, Hb0 dapat diberikan pada bayi baru lahir hingga umur 7 hari.
Sedangkan untuk kunjungan berikutnya minimal 1 bulan dari saat ini atau ketika bayi
berumur 1 bulan untuk mendapatkan imunisasi BCG dan polio 1.
155. Ny. J datang ke PMB menggendong anak laki-lakinya berumur 7 hari. Riwayat kehamilan
aterm, tidak ada komplikasi, riwayat persalinan spontan ditolong oleh bidan, namun ibu
mengatakan bahwa bayinya belum mendapatkan imunisasi sama sekali. Apakah jenis
imunisasi yang dapat diberikan pada kasus tersebut?
a. DPT-Hb-Hib 1
b. Polio 1
c. Pentavalen 2
d. Hepatitis 0
e. Vitamin K
Pembahasan:
Imunisasi dasar pada bayi 0 bulan adalah jenis Hepatitis 0. Imunisasi tersebut dapat
diberikan pada bayi usia 0-7 hari.
156. By. J umur 14 hari lahir spontan di Puskesmas. Hasil pemeriksaan BB 3300 gram, PB 50
cm, S 36.5℃. riwayat imunisasi bayi telah diberikan imuniasasi hepatitis 0. Saat ini ibu
berencana untuk imunisasi untuk mencegah penyakit TBC. Apakah efek samping yang
muncul akibat imunisasi tersebut?
a. Panas
b. Batuk
c. Pilek
d. Jaringan parut
e. Demam
Pembahasan:
Imunisasi untuk pencegahan penyakit TBC adalah imunisasi BCG. BCG diberikan pada
bayi baru lahir hingga usia 2 bulan. efek samping yang timbul adalah timbul papul atau
bintik merah dalam waktu 1-3 minggu yang akan lunak, hancur, serta menimbulkan bekas
luka/jaringan parut. Luka akan sembuh dalam waktu lebih kurang 3 bulan.
157. Ny. J datang ke Puskesmas membawa bayinya yang berusia 3 hari untuk kontrol neonatus.
Riwayat persalinan spontan, BBL 3100 gram, ibu mengatakan bayinya menyusu kuat dan
sering tidur. Hasil pemeriksaan KU baik, BB sekarang 3000 gram, tidak ikterus, sucking
refleks kuat. Kapankah berat badan bayi kembali normal?
a. 8 hari
b. 12 hari
c. 11 hari
d. 10 hari
e. 13 hari
Pembahasan:
BB bayi baru lahir akan cenderung mengalami penurunan pada 2 minggu pertama, setelah
2 minggu maka berat badan bayi akan kembali normal. Hal tersebut merupakan hal
fisiologis.
158. Ny. L membawa bayi perempuan usia 4 hari datang ke RS dengan mengatakan bahwa
ingin memeriksakan bayinya karena tampak kuning pada telapak tangan dan kaki, saat
BAB tampak feses pucat. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
a. ikterus patologis
b. ikterus fisiologis
c. diare
d. hepatitis
e. tetanus neonatorum
pembahasan:
tampak kuning dari sampai telapak tangan hingga kaki dan disertai dengan feses
berwarna pucat sehingga masuk dalam kategori ikterus patologis.
159. Ny. M umur 22 tahun P1A0 melahirkan 6 hari yang lalu spontan di RS mengeluh bayinya
tampak kuning pada wajah sejak 2 hari yang lalu. Hasil anamnesis bayi diberikan ASI dan
susu formula bergantian, BB 3300 gram, pb 49 cm. hasil pemmeriksaan TTV normal dan
tampak kuning pada wajah hingga lehher bayi. apakah diagnosis kebidanan yang terpat
untuk kasus tersebut?
a. ikterus patologis
b. ikterus fisiologis
c. ikterus derajat 1
d. ikterus derajat 4
e. ikterus derajat 2
pembahasan:
ikterus derajat 1, yaitu kuning di daerah kepala dan leher.
160. Ny. J umur 33 tahun P3A0 melahirkan 3 hari yang lalu di Klinik, hari ini mengatakan
bahwa ingin kontrol nifas dan bayi. riwayat kehamilan 39 minggu, bayi diberi susu formula
dan air putih, bayi sudah BAK 8 kali. pemeriksaan bb 3300 gram, pb 48 cm, suhu 38.4
derahat, turgor kulit segera kembali. tidak terdapat tanda infeksi. Apakah yang termasuk
data subjektif pada kasus tersebut?
a. PB 48 cm
b. BB 3300 gram
c. tali pusat tidak infeksi
d. bayi alami BAK 8 kali
e. turgor kulit kembali segera
pembahasan:
data subjektif merupakan data yang didasari dengan perkataan orang/individu.
161. Berikut yang merupakan pengkajian pada bayi normal usia 4 hari adalah?
a. penapasan 44 x/menit
b. suhu 35.4 derajat
c. retraksi dinding dada dalam
d. auskultasi paru stridor
e. detak jantung bayi 105 x/menit
pembahasan:
pada pengkajian bayi normal rentang pernapasan normal adalah 40-60x/menit,
suhu diantara 36.5 hingga 37.5 derajat, tidak ada retraksi dinding dada, auskultasi
tidak ditemukan bising, djb antara 120-160x/menit.
162. By. X umur 20 hari dibawa oleh orangtuanya periksa ke Puskesmas. ibu mengatakan
bahwa anaknya mengalami kuning sejak semalam dan BAB berwarna kuning pucat tidak
seperti biasanya. Hasil pemeriksaan bayi menunjukkan badan kuning dari kepala hingga
dada. Berapakah derajat kuning yang terajadi pada kasus tersebut?
a. kramer 1
b. kramer 2
c. kramer 3
d. ikterus fisiologis
e. kramer 4
pembahasan:
kuning yang muncul dari kepala hingga dada atau badan bagian atas termasuk
dalam kramer derajat II dengan perkiraan kadar bilirubin sekitar 9 mg%.
163. Ny. S umur 27 hari dibawa ibunya datang ke Puskesmas. ibu mengatakan bahwa bayinya
mengalami ruam kemerahan pada kulit kepala sejak 2 hari yang lalu. Apakah diagnosis
pada kasus tersebut?
a. infeksi bakteri lokal
b. miliaris
c. oral rush
d. diapers rush
e. seborrhoe
pembahasan:
serborhoe merupakan maslah kulit dengan munculnya kerak/ruam pada kepala
berwarna putih, apabila dilihat sekilas akan tampak seperti ketombe yang
mengelupas.
164. By. C umur 20 hari di bawa ke Puskesmas dengan keluhan bayi rewel. Hasil anamnesis
bayi selalu ditidurkan di kasur dan kurang aktif. Hasil pemeriksaan: terdapat bintik kecil
berwarna putih pada kulit bayi di sekitar leher dan dada, BB 4.5kg, PB 50 cm. Apakah
penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Berikan salep
b. Kompres dengan rivanol
c. Berikan antibiotik
d. Sarankan menggunakan pakaian tipis yang menyerap keringat
e. Berikan vitamin kulit
Pembahasan:
Biang keringat dapat terjadi pada bayi yang sering merasa gerah dan kurang aktif. Biang
keringat dapat diantisipasi dengan pakaian tipis yang menyerap keringat agar tidak terlalu
lembab sehingga tidak muncul permasalahan tersebut.
165. Bayi K umur 21 hari dibawa oleh ibunya ke Psukesmas. Ibu mengatakan bayinya rewel
dan gelisah. Hasil pemeriksaan kulit terdapat bintik kecil, putih pada sekitar leher dan
dada. BB 4500 gram, PB 50 cm. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
a. Folikulitis
b. Seborrhoe
c. Milia
d. Miliaria
e. Furunkel
Pembahasan:
Miliaria dikenal dengan istilah biang keringat yang terjadi akibat tersumbatnya kelenjar
keringat. Dapat diringankand dengan pakaian tipis dan ringan serta segera mengganti
pakaian basah.
166. By. J umur 28 hari datang ke Puskesmas dibawa oleh orangtuanya. Keluhan terdapat ruam
merah yang mengelupas pada kepala bayi. Hasil pemeriksaan terdapat lemak berlebihan
pada kepala bayi, BB 3300 gram, PB 49 cm, P 48 x/menit, S 36.6℃. Apakah
penatalaksanaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Kompres dengan air hangat
b. Berikan antibiotik
c. Berikan krim hidrocortison 0.5%
d. Berikan krim gentamisin 0.5%
e. Bersihkan dengan rivanol
Pembahasan:
Seborhoe terjadi akibat lemak berlebih pada kepala bayi. Pada kasus ruam kemerahan
akibat mengelupasnya kulit pada kepala bayi maka diberikan krim/salep yang dapat
mengatasi dematosis serta mengurangi peradangan.
167. Bayi umur 20 hari datang ke PMB dibawa oleh orangtuanya. Mengeluh anaknya rewel dan
selalu dipakaikan diapers, bayi menyusu kuat. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, N 120
x/menit, P 44 x/menit, S 36.9℃, BB 3300 gram, PPB 49 cm, tidak ikterus dan tidak ada
infeksi pada tali pusat. Tidak ada retraksi dinding dada. Auskultasi bunyi jantung dan paru
normal, tidak ada massa abdomen. Terlihat bokong dan paha bayi memerah. Apakah
diagnosis kasus tersebut?
a. Milliaris
b. Diapers acne
c. Diapers rush
d. Oral rush
e. Dermatitis
Pembahasan:
Diapers rush merupakan istilah ruam popok, hal ini dapat terjadi akibat sering dalam
penggunaan popok sehingga membuat area menjadi lembab dan kurangnya sirkulasi udara.
168. By. S umur 18 hari datang ke Puskesmas dibawa oleh ibunya mengeluh bahwa bayinya
tampak kuning sejak 2 hari yang lalu dan feses bayi berwarna kuning pucat. hasil
pemeriksaan bayi alami kuning dari kepala hingga pusar. Apakah diagnosis pada kasus
tersebut?
a. hipotermia
b. hipertermia
c. ikterus patologis
d. ikterus fisiologis
e. tetanus pada hati
pembahasan:
umur bayi lebih dari 14 hari dan ditandai dengan kulit kekuningan dan tinja pucat
termasuk dalam ikterus patologis
169. Ny. U umur 55 tahun P5A0 datang ke Puskesmas dengan keluhan saat melakukan
hubungan seksual dengan suaminya merasakan sakit dan perih di daerah kelamin. Hasil
pemeriksaan KU baik, TD 130/88 mmHg, P 20 x/menit, N 80 x/menit, 36.5℃,
pemeriksaan genitalia normal. Apakah asuhan yang tepat sesuai kasus tersebut?
a. Pemberian gel
b. Anjuran pap smear
c. Anjuran minum air putih
d. Anjuran membersihkan dengan sabun kewanitaan
e. Menganjurkan pemakaian kondom
Pembahasan:
Usia 55 tahun mengalami penurunan hormon estrogen dan menyebabkan vagina kering
sehingga akan terasa sakit bila melakukan hubungan seksual, keluhan dapat diatasi dengan
pemberian gel/pelumas untuk mengurangi keluhan nyeri berhubungan seksual.
170. Seorang perempuan 35 tahun P3A0 datang ke Puskesmas dengan keluhan terdapat
benjolan kecil kecil banyak, bulat di kemaluan sudah 1 bulan. Awalnya benjolan sedikit,
namun sekarang jumlahnya bertambah banyak. Apakah tindakan Bidan untuk kasus
tersebut?
a. Melakukan IVA test
b. Melakukan pap smear
c. Melakukan mikrokuretase
d. Melakukan pemeriksaan kolposkopi
e. Pendkes personal hygiene
Pembahasan:
Kolposkopi merupakan pemeriksaan oleh dokter apabila ditemukan tanda pertumbuhan
sel abnormal pada serviks maupun vagina. Pemeriksaan untuk mengetahui kutil kelamin
dan peradangan.
171. Perempuan umur 23 tahun, datang ke Puskesmas mengeluh dalam 3 siklus menstruasi
mengeluarkan darah banyak disertai bekuan darah dan sering merasakan pusing, ia juga
mengatakan sedang ada masalah dengan keluarga. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD
100/60 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃. konjungtiva anemis, abdomen tidak
ada kelainan ginekologi, pemeriksaan Hb 9g%/dL. Apakah tindakan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Pemberian transfusi darah
b. Pemberian analgesik
c. Merujuk ke dokter spesialis kandunga
d. Pemberian tablet tambah darah
e. Pemberian asam folat
Pembahasan:
Keluhan keluar darah banyak dan berupa gumpalan disertai dengan mudah pusing
mengindikasikan pasien tersebut mengalami anemia, hal ini didukung oleh pemeriksaan
hb 9g%/dl yang menunjukkan anemia sedang. Sehingga tindakan yang tepat adalah
pemberian tablet Fe yang dapat dikonsumsi 2x1
172. Seorang perempuan, 25 tahun datang ke klinik dengan keluhan belum hamil setelah
menikah 1,5 tahun. Riwayat menstruasi teratur, pola hubungan seksual 3x seminggu dan
suami bekerja di kota yang sama, pasien mengatakan tidak menggunakan metode
kontrasepsi apapun. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus tersebut?
a. Infertilitas sekunder
b. Infertilitas primer
c. Pasangan infertil
d. Infertilitas
e. Kurang subur
Pembahasan:
Pada pasangan suami istri yang telah menikah lebih dari 1 tahun dengan frekuensi
hubungan seksual 2-3 kali seminggu tanpa pengaman dan tidak menggunakan kontrasepsi
apapun apabila belum diberikan keturunan maka termasuk dalam kondisi infertilitas
primer.
173. Ny. E umur 30 tahun P2A0 datang ke PMB mengeluh sakit daerah pelvis dan nyeri hebat
saat haid. Riwayat keluarga ada yang mengalami hal yang sama. Ibu mengalami menarche
saat usia 9 tahun. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TTV dalam batas normal. Apakah
diagnosis pada kasus tersebut?
a. Vaginitis
b. Endometritis
c. Endometriosis
d. Pelvitis
e. Servisitis
Pembahasan:
Endometriosis merupakan sebuah penyakit jangka panjang/kronis sehingga timbul rasa
sakit pada saat menstruasi dan terjadi perdarahan hebat.
174. Seorang remaja umur 16 tahun datang ke RS dengan keluhan mengalami menstruasi yang
sangat banyak sejak 3 bulan yang lalu dan lama menstruasi menjadi 14 hari. Apakah
diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Menometrorargia
b. Polimenorea
c. Menorargia
d. Hipomenorea
e. Hipermenorea
Pembahasan:
Hipermenorea merupakan gangguan lama haid. Dalam siklus haid normal lama haid
sekitar 5-7 hari, namun pada kondisi hipermenorea lama haid terjadi lebih dari 8 hari dan
disertai perdarahan yang banyak.
175. Ny. D umur 30 tahun P3A0 datang ke PMB mengeluh setelah beberapa kali berhubungan
dengan suami mengalami perdarahan dan terasa nyeri. Apakah tindakan bidan yang tepat
untuk kasus tersebut?
a. Memotivasi periksa kolposkopi
b. Melakukan pemeriksaan mikrokuretase intraservikal
c. Memotivasi pap smear
d. Melakukan pemeriksaan darah rutin
e. Melakukan biopsi
Pembahasan:
Pemeriksaan yang dilakukan di PMB yang tidak memiliki kewenangan penuh untuk
tindakan lanjutan maka bidan hanya boleh melakukan motivasi perawatan kesehatan lebih
lanjut, dalam kasus tersebut ibu mengalami perdarahan ketika berhubungan seksual maka
bidan menganjurkan ibu untuk melakukan pemeriksaan pap smear di yankes untuk
mengetahui apakah terdapat masalah seperti kanker serviks pada pasien tersebut.
176. Perempuan berusia 21 tahun datang ke Puskesmas mengeluh sering nyeri pada payudara
saat menstruasi. Hasil anamnesis ada anggota keluarga yang memiliki riwayat kanker
payudara, riwayat menstruasi siklus 28 hari teratur. Hasil pemeriksaan KU baik, TD
110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃. Pemeriksaan payudara tidak teraba
benjolan abnormal. Bidan mengajarkan cara pmeriksaan payudara sendiri di rumah.
Kapankah waktu yang tepat untuk pemeriksaan sadari?
a. Menjelang menstruasi
b. Di hari yang sama tiap bulannya
c. Setelah menstruasi hari ke-8 hingga ke-10
d. Menjelang tidur malam
e. Tiap pagi hari
Pembahasan:
Pemeriksaan sadari pada usia reproduksi dilakukan tiap menstruasi hari ke-8 hingga hari
ke-10. Sedangkan pada wanita yang telah menopause dilakukan pada tanggal yang sama
tiap bulannya.
177. Seorang perempuan umur 32 tahun P2A0 datang ke RS mengeluh nyeri haid, riwayat haid
tidak teratur dan mengeluarkan banyak darah, ia juga mengalami susah BAK serta nyeri
pada perut bawah. Riwayat KB IUD selama 3 tahun. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD
100/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36.5, P 20 x/menit, Hb 10g%/dl. Dilakukan pemeriksaan
bimanual, ditemukan benjolan pada yang berhubungan dengan uterus. Apakah
kemungkinan diagnosis pada kasus tersebut?
a. polip serviks
b. mioma uteri
c. polip endometrium
d. kanker serviks
e. polip vagina
pembahasan:
mioma uterus merupakan kondisi pertumbuhan massa di dalam atau di luar rahim
yang tidak bersifat ganas. gejala yang muncul seperti gangguan miksi, perut
membesar dan nyeri, muncul perdarahan yang banyak.
178. Perempuan usia 23 tahun datang ke PMB mengatakan nyeri payudara dan terasa tegang,
keluar banyak lendir bening namun tidak berbau dari kemaluan. Hasil anamnesis ibu
mengalami haid pertama pada 14 hari yang lalu, siklus haid teratur 28 hari. Hasil
pemeriksaan KU baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6 derajat.
Apakah penyebab terjadinya kasus tersebut?
a. perforasi
b. ovulasi
c. proliferasi
d. premenstrual syndrom
e. sekretoris
pembahasan:
pada 14 hari sebelum mens berikutnya seorang wanita dengan dengan siklus
menstruasi normal dan jarak 28 hari akan mengalami masa ovulasi yang ditandai
dengan keluarnya lendr bening namun tidak berbau dari kemaluan. hal ini
merupakan kondisi normal.
179. Bidan melakukan kunjungan ke SMP terkait dengan laporan bahwa terdapat siswa hamil
di luar nikah. Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. mengidentifikasi masalah
b. memberikan pendkes seks bebas
c. memberikan pendkes kespro remaja
d. memberikan peer education
e. memberikan pendkes penyakit menular seksual
pembahasan:
tindak lanjut dari kasus remaja yang hamil di luar nikah, maka tindakan antisipasi
pada remja lainnya adalah diberikannya pendidikan kesehatan terkait dengan
kesehatan reproduksi pada remaja sehingga mereka yang awan menjadi tahu dan
diharapkan lebih berhati-hati dan tidak coba-coba.
180. Seorang remaja 16 tahun datang ke Puskesmas diantar ibunya karena merasa pusing, hari
ini sedang mengalami haid dan selalu mengeluarkan darah banyak, sebelum dibawa ke
Puskesmas remaja tersebut sempat pingsang. Riwayat menstruasi teratur, siklus 28 hari,
lama 7 hari, ganti pembalut 5 kali per hari. Remaja tersebut masih sekolah SMA dan belum
menikah. Apakah pemeriksaan yang tepat pada kasus tersebut?
a. pemeriksaan dalam
b. USG
c. pemeriksaan laborat urin
d. pemeriksaan darah
e. pap smear
pembahasan:
pada remaja yang belum menikah yang mengalami gangguan menstruasi sebaiknya
dilakukan pengecekan dengan USG untuk mengetahui kondisi uterus pada remaja
tersebut.
181. Ny. L umur 49 tahun P5A0 datang ke PMB mengeluh menstruasi sudah tidak teratur lagi.
Hasil anamnesis jantung berdebar debar dan muka tiba-tiba terasa panas. Hasil
pemeriksaan KU baik, cm, TD 130/80 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, 36.5℃. Apakah
diagnosis yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pre menopause
b. Menopause
c. Klimakterium
d. Polimenorhea
e. Menonargia
Pembahasan:
Klimakterium merupakan kondisi peralihan dari masa reproduksi menuju masa senium
terjadi pada wanita usia 40 hingga 65 tahun. Pada masa ini kadar estrogen menurun dan
terjadi peningkatan FSH dan LH. Gejala yang sering timbul adalah tidak mendapatkan
haid, perubahan pada pola jantung yang sering berdebar-debar dan badan sering merasakan
panas bahkan bisa sampai demam.
182. Seorang perempuan umur 53 tahun datang ke PMB mengeluh merasa malas berhubungan
seksual. Hasil anamnesis sering merasa nyeri pada kemaluan. Hasil pemeriksaan KU baik,
cm, TTV dalam batas normal. Apakah anjuran yang tepat pada kasus tersebut?
a. Melakukan yoga
b. Melakukan senam kegel
c. Menggunakan tablet vagina
d. Menggunakan krim estrogen
e. Menggunakan alat kontrasepsi
Pembahasan:
Pada masa klimakterium terjadi penurunan hormon estrogen sehingga ketika seorang
wanita melakukan hubungan seksual akan sering merasa nyeri pada kemaluan, libido juga
mengalami penurunan. Penanganan yang tepat pada usia ini adalah pemberian krim
estrogen agar keluhan nyeri dapat berkurang dan area vagina tidak terlalu kering.
183. seseorang wanita usia 22 tahun datang ke PMB dengan calon suaminya ingin berkonsultasi
terkait rencana kehamilan setelah menikah, ia mengatakan bahwa ingin segera memiliki
anak setelah menikah dan saat ini ia memiliki peliharaan kucing sebanyak 3 kucing di
rumahnya. hasil anamnesis kucing tersebut tidak pernah diperiksakan ke dokter hewan dan
tidak mendapatkan vaksinasi sama sekali. Apakah tindakan bidan berdasarkan kasus
tersebut?
a. menganjurkan periksa TORCH
b. menganjurkan pap smear
c. menganjurkan membuang kucing tersebut
d. menganjurkan tes ELISA
e. menganjurkan periksa ke dokter kandungan
pembahasan:
permasalahan dalam kasus pasien ingin memiliki anak segera setelah menikah
namun ia memelihara kucing yang tidak mendapatkan vaksnasi, sehingga bidan
menyarankan untuk melakukan pemeriksaan TORCH terkait dengan tokso yang
mungkin menjadi risiko akibat pemeliharaan kucing.
184. Perempuan 22 tahun datang ke Puskesmas meminta surat keterangan sehat sebagai
pengantar untuk menikah. Hasil anamnesis belum pernah mendapatkan imunisasi untuk
calon pengantin. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/80 mmHg, P 18 x/menit, N 78
x/menit, 36.5℃. Palpasi normal, pp test negatif. Apakah asuhan kebidanan yang tepat pada
kasus tersebut?
a. Memberikan imunisasi TT
b. Memberikan imunisasi polio
c. Memberikan imunisasi hepatitis
d. Memberikan imunisasi MR
e. Memberikan imunisasi HPV
Pembahasan:
Program pemerintah pada calon pengantin, yaitu diberikan imunisasi TT untuk
pencegahan tetanus pada calon ibu dan calon bayi.
185. Pasangan pengantin baru datang ke PMB mengatakan ingin mengetahui informasi tentang
pengaturan kehamilan dengan suhu basal. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TTV dalam
batas normal. Apakah penyebab metode suhu basal tidak efektif?
a. Sering kelelahan
b. Permulaan masa subur tidak diketahui
c. Berada di bawah kendali wanita
d. Siklus haid tidak teratur
e. Kurang tidur
Pembahasan:
Penggunaan metode suhu basal tidak efektif karena permulaan masa subur masing-masing
orang tidak diketahui, sehingga akan rancu dan menimbulkan kegagalan.
186. Wanita berusia 19 tahun datang ke Puskesmas bersama dengan ibunya. Dia mengatakan
ingin meminta surat sehat untuk menikah dan mendapatkan suntikan TT. Hasil
pemeriksaan KU baik, cm, TTV dalam batas normal, palpasi perut teraba tegang, hasil
pemeriksaan PP test (+). Apakah tindakan bidan pada kasus tersebut?
a. Berikan TT calon pengantin
b. Melakukan pengkajian lengkap
c. Menganjurkan pasien minum kontrasepsi darurat
d. Konseling tanda bahaya kehamilan tm I
e. Konseling gizi calon pengantin
Pembahasan:
Kasus calon pengantin yang ingin melakukan penyuntikkan TT namun ditemukan hasil pp
test (+) menujukkan bahwa pasien tersebut kemungkinan hamil, sehingga diperlukan
pengkajian mendetail dan menyeluruh terkait dengan kondisinya sehingga dapat
memberikan penatalaksanaan yang sesuai dengan kasus.
187. Berikut ini yang merupakan cara pemberian imunisasi TT calon pengantin adalah
diberikan secara?
a. IM pada lengan atas
b. SC pada lengan atas
c. IC pada lengan
d. IV
e. IM pada bokong
pembahasan:
pemberian imunisasi TT calon pengantin diberikan secara IM pada lengan atas
188. Seorang wanita umur 23 tahun mendatangi PMB mengatakan ingin konsultasi pranikah.
Ia mengatakan bahwa dalam 3 bulan ke depan ia akan menikah, saat ini berencana untuk
mempersiapkan kehamilan pada tahun depan setelah menikah. Apakah asuhan bidan
berdasarkan kasus tersebut?
a. KIE persiapan fisik
b. persiapan keuangan
c. waktu pernikahan
d. pengembangan potensi diri
e. waktu menstruasi
pembahasan:
pada pasien yang ingin mempersiapkan masa kehamilan diperlukan sebuah
reminder tentang waktu menstruasi, karena hal ini merupakan komponen yang
harus diingat apabila seseorang berencana hamil. waktu menstruasi berkaitan
dengan masa subur seorang wanita, sehingga diharapkan apabila waktu menstruasi
dapat diingat maka dapat ditentukan estimasi waktu yang paling cocok terkait
dengan proses hubungan seksualnya.
189. seorang wanita umur 24 tahun datang ke RS bersama calon suaminya untuk melakukan
pemeriksaan pranikah, calon suaminya ingin mengetahui analisis sperma. Hasil
pemeriksaan jumlah sperma yang dihasilkan kurang dari 5 cc tiap ejakulasi. Apakah
diagnosis pada kasus tersebut?
a. oligozoospermia
b. polizoospermia
c. hipospematid
d. normozoospermia
e. ashenozoospermia
pembahasan:
sperma yang kurang dari <15jt/mL disebut dengan oligozoospermia.
190. seorang wanita yang hendak menikah bulan depan ingin mengetahui tentang masa subur
dengan pemeriksaan uji pakis. Hasil pemeriksaan KU baik, TTV dalam batas normal, BB
30 kg, TB 150 cm. Apakah informasi yang dapat bidan berikan terkait masalah tersebut?
a. menjelaskan bahwa saat subur akan muncul pola pakis pada kaca objek
b. reagen yang digunakan adalah getah daun pakis
c. pengujian kesuburan menggunakan daun pakis
d. daun pakis dapat memengaruhi kesuburan wanita
e. daun pakis memengaruhi hormon estrogen
pembahasan:
informasi bidan terkait uji daun pakis yang dapat diberikan kepada pasien adalah
akan munculnya kristalisasi pola pakis pada objek glass saat pengujian.
191. Ny. S umur 30 tahun datang ke PMB mengeluh sering mengalami perdarahan bercak
setelah berhubungan seksual dengan suami. Riwayat perkawinan menikah pertama pada
umur 20 tahun, pernikahan pertama dan sah. Riwayat obstetri P3A0 selama hamil hingga
nifas tidak ada komplikasi. Pernah menggunakan KB pil selama 4 tahun setelah kelahiran
putra pertamanya. Hasil inspekulo tampak sedikit erosi portio. Apakah faktor risiko pada
kasus tersebut?
a. riwayat pernikahan
b. riwayat KB
c. riwayat obstetri
d. pola hubungan seksual
e. usia
pembahasan:
penggunaan pil kb akan memengaruhi hormon, penggunaan dalam jangka panjang
akan menambah resiko hormon dalam tubuh. efek samping dari kb pil adalah
terjadi perdarahan, sehingga hal itu merupakan kondisi normal dan ibu tak perlu
khawatir selama tidak menimbulkan masalah apapun.
192. Ny. H umur 24 tahun P2A0 datang ke Puskesmas mengatakan ingin KB. riwayat
persalinan 40 hari yang lalu, ibu mengatakan ingin menggunakan kb susuk. Pemeriksaan
KU baik, TD 100/70 mmHg, N 0 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5 derajat. Apakah alat yang
digunakan untuk memasukkan jenis kb tersebut?
a. spuit 1 cc
b. spuit 3 cc
c. trokar
d. plunger
e. pinset
pembahasan:
pemasangan AKBK menggunakan alat bernama tokar, yaitu alat dari besi yang
memiliki ujung tajam untuk memasukkan kapsul KB di bawah kulit akseptor KB.
193. Ny. K usia 33 tahun P2A0 datang ke Puskesmas mengatakan ingin mengganti alat
kontrasepsi menjadi implan. hasil anamnesis sebelumnya ibu menggunakan kb suntik 3
bulanan, waktu kunjungan ulang kb suntik 3 hari mendatang. hasil pemeriksaan ku baik,
TTV dalam batas normal. Kapan waktu pemasangan KB implan dapat dilakukan?
a. saat ini
b. haid hari ke-7
c. saat ini, tidak dalam kondisi hamil
d. tunggu siklus haid berikut
e. sesuai kunjungan kb suntik
pembahasan:
pada data riwayat penggunaan kb sebeumnya menggunakan kb suntik, sehingga
waktu pemasangan implan akan mengikuti dengan waktu kunjungan ulang suntik
kb tersebut.
194. Ny. F umur 28 tahun P2A0 datang ke PMB mengeluh saat haid ganti pembalut sebanyak
5x sehari, lama haid 8 hari, riwayat KB: akseptor KB IUD sejak 2 tahun yang lalu. Hasil
pemeriksaan KU baik, cm, TD 120/80 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, 36.5℃. Apakah
faktor predisposisi yang tepat dari kasus tersebut?
a. Infeksi menular seksual
b. Gangguan haid
c. Kelainan anatomi uterus
d. Efek samping KB
e. Infeksi saluran reproduksi
Pembahasan:
Pada akseptor IUD memiliki risiko mengalami perdarahan yang lebih banyak dari
biasanya, hal tersebut merupakan efek samping pada penggunaan KB IUD.
195. Ny. S umur 33 tahun datang ke Puskemsmas mengatakan nyeri perut bagian bawah dan
terasa seperti ada yang mengganjal pada jalan lahirnya. Hasil anamnesis ia melahirkan
secara SC 4 minggu yang lalu dan langsung menggunakan KB IUD paskasalin. Hasil
pemeriksaan KU baik, TTV dalam batas normal, pemeriksaan spekulum terlihat AKDR
menjuntai keluar serviks. Apakah tindakan bidan untuk mengatasi masalah tersebut?
a. Observasi KU
b. bedrest
c. cabut AKDR
d. memasukkan AKDR
e. merujuk ke RS
pembahasan:
pada pemeriksaan inspekulo ditemukan AKDR menjuntai keluar dari serviks, hal
ini menunjukkan bahwa KB IUD sudah tidak dapat berfungsi karena telah keluar
dari tempat semestinya sehingga akan berdampak pada kegagalan KB serta
menimbulkan ketidaknyamanan pada akseptor. Tindakan kebidanan yang perlu
dilakukan adalah mencabut AKDR dari akseptor tersebut dan memberikan
konseling terhadapnya.
196. Ny. L umur 23 tahun P1A0 datang ke Puskesmas dengan keluhan lupa minum pil
kombinasi selama 2 hari, anamnesis ibu belum melakukan hubungan seksual. Hasil
pemeriksaan TD 110/80 mmHg, N 80 x/menit. Apakah asuhan bidan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Anjurkan pp test
b. Anjurkan minum 2 pil tiap hari sampai sesuai jadwal tanpa kontrasepsi lain
c. Anjurkan minum 2 pil tiap hari sampai sesuai jadwal dengan kontrasepsi lain
d. Minum segera pil terlupa sekaligus 2 tanpa kontrasepsi lain
e. Meminum pil yang terlupa sekaligus
Pembahasan:
Pada pil kombinasi apabil terlupa tidak mengonsumsi maka dianjurkan untuk meminum 2
pil per hari sampai sesuai jadwal dan diperlukan penggunaan kontrasepsi lain.
197. Ny. K umur 22 tahun P1A0 datang ke PMB. Hasil anamnesis umur anak terkecil 1 tahun
dan masih menyusui, saat ini ingin mendapatkan KB yang dapat menunda kehamilan
selama 3 tahun dan tidak mengganggu proses menyusui. Hasil pemeriksaan KU baik, cm,
TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, S 36.5℃. apakah tujuan pemberian KB pada kasus
tersebut?
a. Mengakhiri kesuburan
b. Menjarangkan fertilitas
c. Menunda fertilitas
d. Mengatur fertilitas
e. Membatasi fertilitas
Pembahasan:
Dalam kasus pasien menyebutkan ingin menggunakan KB yang dapat menunda kehamilan
selama 3 tahun. Hal ini berarti fungsi KB sebagai pengatur kesuburan.
198. Ny. L umur 32 tahun P2A0 datang ke Puskesmas untuk mendapatkan kontrasepsi AKDR.
Hasil pemeriksaan KU baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20x/menit, S 37.1℃,
inspekulo tampak bercak kemerahan seperti sariawan pada mulut rahim dan muncul
keputihan yang tidak berbau. Apakah tindakan bidan berdasarkan kasus tersebut?
a. Observasi 2 minggu
b. Pasang AKDR
c. Tunda dan konseling skrining
d. Menyarankan penggunaan kontrasepsi lain
e. Memberikan antibiotik
Pembahasan:
Pada kasus tersebut ditemukan bahwa terdapat kemerahan dan sariawan pada mulut
serviks, suspek IMS. Sehingga bidan harus memotivasi ibu untuk melakukan skrining dan
menunda pemberian kontrasepsi.
199. seorang remaja umur 18 tahun datang ke Puskesmas bersama orangtuanya, remaja tersebut
terlihat murung kemudian orangtuanya menyampaikan bahwa pacarnya telah memperkosa
putrinya kemarin. Apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. melaporkan pacar putrinya ke polisi
b. mengatur konsultasi dengan psikolog
c. melakukan konseling dan kondar
d. mengatur konsultasi dengan ahli gizi
e. melakukan pencucian vagina
pembahasan:
pada kasus pemerkosaan apabila dirasa bukan kesalahan wanita tersebut maka
dalam waktu 3x24 jam masih dapat diberikan kontrasepsi darurat untuk mencegah
terjadinya implantasi.
200. Ny. S umur 27 tahun datang ke PMB mengatakan ingin KB mini pil. hasil pemeriksaan
TD 100/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5, pemeriksaan vagian tidak ada
kelainan. apakah konseling bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. memberikan kb mini pil
b. memberikan informed consent
c. menjelaskan jenis alat kontrasepsi
d. menjelaskan waktu kunjungan
e. menjelaskan secara lengkap kb jenis mini pil
pembahasan:
klien telah menentukan metode kontrasepsi yang dikehendaki, sehingga sebagai
fasilitator tidak lagi perlu menjelaskan macam kontrasepsi lainnya. cukup dengan
memberikan penjelasan mendetail terkait jenis kontrasepsi yang dipilih oleh klien.
201. Ny. K mur 29 tahun datang ke PMB bersama dengan suami. ia mengatakan ingin
menggunakan KB spirall untuk tidak memiliki anak lagi. hasil pemeriksaan KU baik, ttv
dalam batas normal, pp test (-), saat ini pasien dalam masa haid hari ke-4. Apakah tindakan
bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. memberikan inform choice
b. memberikan inform consent
c. memberikan konseling KB AKDR
d. melakukan pemasangan AKDR
e. mempersiapkan alat untuk KB AKDR
pembahasan:
Bidan memberikan konseling terkait AKDR secara lengkap terlebih dahulu karena
ibu menginginkan AKDR sehingga sampai pada tujuan ibu yang menginginkan
untuk tidak memiliki anak lagi, selain itu bidan tetap harus memberikan konseling
terdapat permasalahan yang muncul.
202. Ny. D melahirkan putra pertama 6 bulan yang lalu, saat ini ia mengatakan ingin
menggunakan KB yang tidak memengaruhi ASI. Anamnesis klien belum mendapatkan
haid. hasil pemeriksaan ku baik, TD 110/70 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, S 36.6.
Apakah tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. menyapa klien
b. membantu klien menentukan pilihannya
c. menyarankan menggunakan MAL
d. menyarankan menggunakan implan
e. menjelaskan macam-macam kontrasepsi
pembahasan:
klien menginginkan KB yang tidak memengaruhi ASI namun belum menentukan
pilihan, sehingga sebagai konselor kita harus lebih dulu menjelaskan macam-
macam KB yang tidak memengaruhi ASI, setelah penjelasan beri kesempatan ibu
untuk memilih dan bertanya apabila kurang mengerti.
203. Ny. S umur 27 tahun datang ke PMB dengan mengeluh mengeluarkan bercak darah di luar
siklus haid setelah diberikan pil kombinasi 2 bulan yang lalu. hasil pemeriksaan KU baik,
ttv dalam batas normal. apakah tindakan yang tepat pada kasus tersebut?
a. mengganti alat kontrasepsi
b. memberikan Fe 1x1 selama 7 hari
c. memberikan suntikan progesteron
d. konseling efek samping KB pil kombinasi
e. konseling macam-macam KB
pembahasan:
munculnya bercak flek merupakan salah satu efek samping penggunaan
kontrasepsi pil kombinasi, hal ini bersifat normal selama tidak mengganggu
aktivitas pengguna kontrasepsi tersebut dan tidak menimbulkan dampak yang
buruk pada pengguna.
204. Di Desa Mangkubumi dijumpai sebanyak 20% balita dengan BB tidak naik selama
penimbangan 2 bulan berturut-turut. Apakah jejaring kerjasama yang dilakukan bidan
dengan masyarakat?
a. Ahli gizi untuk memasakkan makanan bergizi
b. Ahli gizi puskesmas untuk memberikan penyuluhan gizi
c. Kader kesehatan untuk memotibasi ibu balita ke posyandu
d. Dokter puskesmas untuk memeriksa kesehatan balita
e. Petugas laboratorium untuk mengecek kesehatan balita
Pembahasan:
Jejaring kerjasama yang sesuai dengan permasalah balita yang tidak mengalami kenaikan
berat badan adalah kerjasama dengan ahli gizi terkait pemenuhan kebutuh nutrisi atau gizi
balita, diharapkan setelah penyuluhan terjadi perubahan pada peningkatan berat badan
balita tersebut.
205. Bidan Desa Mojong menjumpai sebanyak 65% warganya termasuk kalangan ekonomi
menengah ke bawah. Banyak lahan pekarangan dibiarkan dengan tanaman bambu dan
kelapa. Sebagian besar kepala keluarga bekerja sebagai buruh tani dan buruh serabutan,
sedang istri hanya mengurus anak di rumah. Selain itu dijumpai sebanyak 30% anak berada
pada kondisi BGM. Bidan ingin membantu meningkatkan pemanfaatan pekarangan secara
optimal dan memperbaiki keadaan gizi pada anak anak. Bagaimanakah cara bidan
melakukan kemitraan untuk mencapai tujuan tersebut?
a. Ahli gizi untuk konseling mengolah makanan sehat
b. Ahli sanitasi untuk membantu memperbaiki lingkungan sekitar
c. Kader untuk mengajak warga pergi ke posyandu
d. Ahli pertanian untuk konseling cara menanam buah dan sayuran
e. Dokter untuk memeriksa anak kondisi BGM.
Pembahasan:
Permasalah warga dalan ekonomi menengah ke bawah dengan anak dalam kondisi BGM.
biaya yang dipikirkan untuk menangani BGM dengan membeli sayuran atau buahan-
buahan yang mendukung sangat mahal, sedangkan terdapat peluang lahan kosong untuk
ditanami sayur dan buah. Sehingga diperlukan koordinasi dengan ahli pertanian terkait
dengan sosialisasi penggunaan lahan pekarangan kosong untuk menunjang kesehatan.
206. Berikut ini yang merupakan proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam
memelihara dan meningkatkan kesehatan disebut?
a. Promosi
b. Konseling
c. Pendidikan kesehatan
d. Penyuluhan
e. Bimbingan
Pembahasan:
Pendidikan kesehatan merupakan upaya dalam meningkatkan kemampuan masyarakat
dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
207. Pada pelayanan kebidanan di komunitas, bidan harus melakukan kemitraan dengan
masyarakat sebagai mitra yang paling dekat. Apabila dijumpai kasus persalinan dengan
tenaga kesehatan rendah yang disebabkan karena akses transportasi yang kurang, maka
bidan sebaiknya melakukan kemitraan dengan masyarakat yang sesuai dengan tupoksi
bidan. Apakah langkah yang tepat pada kasus tersebut?
a. Membentuk kelompok diskusi
b. Membangun jalan
c. Menggalang untuk ambulan desa
d. Menggalang dana sehat
e. Melakukan pendataan masyarakat
Pembahasan:
Permasalah komunitas yang disebabkan oleh transportasi yang kurang memadai untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu, maka perlu diupayakan untuk
penggalangan akses transportasi tersebut. Contohnya adalah ambulan desa yang dapat
digunakan oleh warga desa sebagai alat transportasi apabila sewaktu-waktu diperlukan
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
208. Seorang bidan menjumpai seorang ibu umur 36 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu, dengan
riwayat selalu mengalami perdarahan postpartum saat melahirkan kedua anaknya. Kondisi
saat ini mengalami anemia sedang. Apakah tindakan jejaring yang dilakukan untuk
mengantisipasi risiko pada kasus tersebut?
a. Membentuk kelompok donor
b. Penggalangan dana untuk persalinan
c. Konsultasi dengan dokter puskesmas untuk pengobatan anemia
d. Konsulitasi dengan kader untuk pendampingan persalinan
e. Melakukan pendekatan pada stakeholder untuk mendapatkan pelayanan kesehatan
Pembahasan:
Pada kasus dengan riwayat perdarahan dan kondisi anemia maka tindakan yang perlu
dilakukan sebagai antisipasi adalah membentuk kelompok donor, sehingga apabila
sewaktu-waktu ibu mengalami perdarahan berulang dan membutuhkan transfusi darah
dapat segera ditemukan calon pendonornya.
209. pengkajian data kesehatan keluarga bisa dilakukan dengan cara?
a. monitoring
b. observasi
c. anamnesis
d. pemantauan keluarga
e. skrining dan deteksi
pembahasan:
pengkajian data kesehatan merupakan rangkaian dari anamnesis, yang merupakan
kegiatan untuk menemukan permasalah kesehatan pada sebuah keluarga. proses ini
dilakukan seperti wawancara.
210. Wanita hamil usia 29 tahun G2P1A0 hamil 39 minggu datang ke Puskesmas. Hasil
anamnesis ini merupakan pernikahan ketiganya, sebelumnya bercerai karena mantan
suami sering menganiayanya. Apakah KIE yang tepat pada kasus tersebut?
a. Pendampingan persalinan bersama suami
b. Bertukar pengalaman dengan bumil lainnya
c. Menerapkan kebersihan
d. Bentuk KDRT
e. Menganjurkan ke psikiater
Pembahasan:
Menurut pengalaman pernikahan sebelumnya yang gagal akibat KDRT maka saat ini ibu
perlu diingatkan kembali tentang KIE KDRT agar mampu berjaga-jaga.
211. Seorang ibu datang ke PMB bersama dengan putrinya yang berumur 12 tahun, ibu
mengatakan bahwa menjelang menstruasi anaknya mengalami sakit perut bawah dan pegel
pada punggung, payudara menegang dan selalu berdebar-debar. Hasil pemeriksaan KU
baik, TTV dalam batas normal. Apakah diagnosis pada kasus remaja tersebut?
a. Disparenia
b. Disuria
c. Dismenorhea
d. Mastalgia
e. Pre menstrual syndrom
Pembahasan:
Gejala premenstrual syndrom terjadi menjelang menstruasi seperti jantung berdebar, nyeri
perut dan ketidaknyamanan dipunggung, payudara menegang. Sedangkan dismenore
adalah keluhan yang tejadi ketika haid/sedang berlangsung haid.
212. Remaja 18 tahun datang ke PMB diantar oleh ibunya, remaja tersebut mengeluarkan darah
haid banyak, pusing dan pucat. Anamnesis riwayat haid 28 hari, lama 6-7 hari, sehari ganti
pembalut 4-5 kali, status belum menikah. Kemudian bidan memberikan remaja tersebut
tablet tambah darah. Apakah tujuan diberikan tablet tersebut?
a. Membantu mengurangi nyeri haid
b. Mengurangi darah haid
c. Mengantisipasi anemia
d. Mengurangi perdarahan
e. Mengatur ovulasi
Pembahasan:
Pada kasus remaja yang mengalami haid banyak dan mengeluh pusing dan pucat berarti
remaja tersebut memiliki indikasi anemia. Koreksi yang diberikan adalah pemberian tablet
tambah darah untuk meningkatkan kadar hemoglobin dalam darah sehingga remaja
tersebut tidak mengalami anemia yang lebih parah.
213. Remaja putri 16 tahun datang bersama pacarnya ke PMB mengatakan ingin menggugurkan
kandungannya. Hasil anamnesis mereka telah melakukan hubungan seksual dua kali dan
kemudian terlambat haid sehingga memutuskan untuk pp test. Hasil pp test (+).
Pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/80 mmHg, N 78 x/menit, P 20 x/menit, S 36.5℃, TFU
ball (+), DJJ belum terdengar. Apakah tindakan bidan pada kasus tersebut?
a. Memberikan kontrasepsi darurat
b. Menjelaskan dampak seks bebas
c. Melibatkan keluarga dalam konseling
d. Menjelaskan bahaya aborsi
e. Membantu proses aborsi
Pembahasan:
Seorang bidan memiliki tanggung jawab penuh terhadap keselamatan ibu dan janin, dan
pada kasus remaja hamil yang menginginkan aborsi bidan harus memberikan konseling
tentang bahaya aborsi serta dampak yang akan timbul dalam prosesnya.
214. Ny. S datang bersama putrinya yang masih 12 tahun ke PMB. Ibu mengatakan bahwa
putrinya sering bermain dengan teman sebanyanya dan tidak mau diatur oleh orang tua.
Putrinya juga lebih sering bersolek. Apakah fase perkembangan pada putri tersebut?
a. Pubertas
b. Early adolescence
c. Late adoslescence
d. Middle adolescence
e. Dewasa lanjut
Pembahasan:
Remaja awal/early adolescence terjadi pada usia remaja pada kisaran 11 hingga 13 tahun.
Karakteristik remaja sering bermain dengan teman sebaya dan kurang suka diatur oleh
orangtuanya. Remaja tersebut juga lebih sering memerhatikan tubuh dan penampilannya.
215. Remaja umur 11 tahun datang ke PMB bersama ibunya. Ibunya mengatakan anaknya
cemas karena payudara membesar dan keras pada payudara 1 bulan yang lalu, anaknya
mendapatkan haid pertama 1 bulan yang lalu. Hasil pemeriksaan KU baik, cm, TD 110/70
mmHg, N 78 x/menit, P 18 x/menit, S 36.7℃. inspeksi kedua payudara simetris dan
membesar, tidak terdapat benjolan/luka. Apakah konseling yang tepat pada kasus tersebut?
a. Perubahan seks sekunder
b. Perubahan seks primer
c. Faktor psikologi
d. Perubahan fisik
e. Masa peralihan anak ke remaja
Pembahasan:
Perubahan seks remaja putri ditandai dengan membesarnya payudara, melebarnya
panggul, suara melengking. Hal tersebut merupakan hal yang normal terjadi pada usia
remaja.
216. Remaja putri 14 tahun datang ke PMB bersama ibunya. Mengatakan bahwa ia tidak haid
sejak 4 bulan yang lalu, riwayat menarche usia 13 tahun dan siklus haid 35 hari dengan
lama 8 hari. Apakah penyebab terjadinya keluhan pada remaja tersebut?
a. Gangguan siklus haid
b. Hormon yang belum seimbang
c. Faktor usia
d. Siklus haid memanjang
e. Gangguan lama haid
Pembahasan:
Pada usia remaja pertengahan lebih sering mengalami ketidak seimbangan hormon
sehingga dalam menstruasinya masih sering tidak teratur, selain itu hal ini dipengaruhi
oleh pola konsumsi makanan.
217. Seorang perempuan datang ke PMB bersama anak perempuannya yang berusia 15 tahun
dengan keluhan bingung dengan keadaan anaknya karena pergaulan sudah melampaui
batas, anak suka pulang malam dan keluyuran tidak jelas. Ibu takut apabila putrinya
melakukan penyalahgunaan NAPZA. Bagaimanakah sikap bidan berdasarkan kasus di
atas?
a. Melakukan rehabilitasi
b. Konseling bahaya NAPZA pada orangtua dan anak
c. Mengajurkan ibu melapor pada polisi
d. Melakukan tindakan kuratif
e. Menyarankan untuk mengekang anak di rumah
Pembahasan:
Usia remaja lebih sering menghabiskan waktu bersama dengan komunitasnya, sehingga
muncul kewaspadaan pada kenakalan remaja. Sehingga tindakan preventif yang dapat
dilakukan adalah dengan konseling antara ibu dan anak agar tidak terjerumus pada
tindakan yang merugikan.
218. Remaja putri umur 14 tahun datang ke PMB bersama ibunya. Dia mengatakan saat
mendapatkan menstruasi kepalanya sering pusing. Hasil pemeriksaan KU lemah, cm, TD
90/60 mmHg, N 80 x/menit, P 20 x/menit, konjungtiva pucat. Pemeriksaan Hb 10g%/dL.
Apakah tindakan preventif yang dapat bidan dilakukan agar tidak terjadi pada remaja putri
lainnya?
a. KIE gizi seimbang pada orangtua dan remaja
b. KIE olahraga teratur dan konsultasi ke ahli gizi
c. Mengamjurkan banyak makan
d. Menganjurkan untuk diit
e. Menganjurkan makan makanan yang disukai
Pembahasan:
Antisipasi atau tindakan preventif pada kasus anemia remaja putri dapat dilakukan dengan
sosialisasi yang dilakukan kepada remaja putri dan orang tua tentang gizi seimbang.
219. bidan desa bertugas membina posyandu, peran serta masyarakat masih kurang, jumlah
kader aktif sebanyak 3 orang. balita datang ke posyandu untuk melakukan timbangan
hanya sekitar 30%, frekuensi menimbang 7x/tahun, belum ada dana sehat. apakah kategori
posyandu pada desa tersebut?
a. madya
b. pratama
c. mandiri
d. purnama
e. perdana
pembahasan:
posyandu pratama memiliki ciri dengan kegiatan bulanan yang belum terlaksana
secara rutin, jumlah kader yang masih kurang dari 5 orang. penyebab tidak
terlaksaan kegiatan rutin bulanan karena jumlah kader yang terbatas dan belum
siapnya masyarakat.
220. berikut ini yang merupakan tujuan pemberdayaan masyarakat pada komunitas adalah…
a. bekerjasama dengan pemerintah desa
b. menimbulkan kemampuan masyarakat untuk mewujudkan tindakan atau perilaku
sehat
c. KIE berbasis masyarakat
d. kemitraan dengan LSM
e. masyarakat sebagai informan kesehatan
pembahasan:
pemberdayaan masyarakat ditujukan agar masyarakat mampu berperilaku sehat
serta mendukung untuk mewujudkan tindakan yang mengarah pada kesehatan.
221. penelusuran adalah proses pengamatan seseorang atau objek yang bergerak dalam kurun
waktu dari lokasi tertentu. penelusuran dilakukan dalam rangka untuk?
a. membentuk perencanaa didasari spekulasi orang
b. membangun perencanaan untuk seluruh masyarakat
c. membentuk perencanaan untuk menyelesaikan masalah
d. membangun perencanaan berdasarkan masalah spesifik
e. merencanakan berdasarkan keluhan masyarakat
pembahasan:
perencanaan yang berdasarkan pada masalah spesifik perlu dilakukan penelusuran
pada suatu objek dalam kurum waktu dan lokasi tertentu.
222. bidan komunitas memiliki tanggung jawab terhadap wilayah kerja yang mencerminkan
wilayahnya menjadi tanggung jawabnya, hal ini berarti bahwa…
a. bidan bertempat tinggal di wilayah kerja
b. bidan melaporkan tiap kondisi wilayah kerjanya
c. bidan memantau dan mengevaluasi derajat kesehatan di wilayah kerjanya
d. bidan bekerja di tempat wilayah kerjanya
e. bidan mengurus semua permasalahan di wilayah kerjanya
pembahasan:
tanggung jawab sebagai bidan komunitas adalah melakukan pemantauan serta
melakukan evaluasi terhadap derajat kesehatan di wilayah kerjanya.
223. bidan desa Kalirejo sedang melakukan pendataan PIS PK. kemudia bidan melakukan
analisis dan interpretasi hasil pendataan. apakah langkah bidan selanjutnya untuk kegiatan
tersebut?
a. MMD
b. SMD
c. interpretasi
d. evaluasi bersama masyarakat
e. lapor ke kepala daerah
pembahasan:
MMD merupakan pertemuan perwakilan warga desa bersama tokoh masyarakat
dan petugas untuk membahas hasil SMD dan merencanakan penanggulangan
terhada maslaah kesehatan yang diperoleh dari SMD.
224. Bidan jaga malam pada jam 7 harus melaporkan kegiatan atau pasien yang diterima pada
waktu malam kepada bidan yang berjaga pagi, hal ini dinamakan dengan?
a. Serah terima pasien
b. Serah terima tugas
c. Visite
d. Timbang pasien
e. Evaluasi pasien
Pembahasan:
Bidan jaga malam yang melaporkan tentang pasien yang diterima ketika malam
hari/ketika ia berjaga yang dilaporkan ke petugas shift pagi dinamakan serah terima
pasien.
225. Berikut ini yang merupakan manfaat dari timbang terima pasien bagi pasien adalah?
a. Menjalin komunikasi antarpetugas
b. Mendapatkan perawatan berkelajutan dan tuntas
c. Bidan dapat mengikuti perkembang pasien
d. Menjalin kerjasama dan bertanggungjawab antar petugas
e. Melaksanakan perawatan yang berkesinambungan
Pembahasan:
Serah terima/timbang terima pasien dilakukan agar pasien mendapatkan pelayanan
yang berkesinambungan terkait kondisi yang terjadi pada pasien sehingga
mendapatkan pelayanan kesehatan yang tuntas.
226. Bidan jaga malam yang melakukan serah terima pasien kepada bidan yang berjaga pada
shift pagi menyampaikan terkait kondisi pasien serta pengobatan yang telah dan yang
direncakan pada pasien tersebut, selanjutnya apakah langkah yang diambil pada tahap
serah terima pasien?
a. Mengevaluasi pengobatan pasien
b. Memvalidasi pasien ke ruang perawatan
c. Mengevaluasi setelah dari ruang perawatan
d. Melakukan prosedur yang telah diadviskan
e. Melakukan tindakan rutin pada pasien dengan kasus serupa
Pembahasan:
Pada tahapan serah terima yang pertama dilakukan adalah pelaporan pasien tentang
kondisi serta perawatan pasien kemudian kedua pihak petugas jaga melakukan
validasi pasien pada ruang perawatan, setalah dari ruang perawatan dan kembali
ke ruang jaga maka dilakuakan evaluasi terkait perkembangan pasien yang telah
divalidasi sebelumnya.
227. Bidan yang betugas pada malam hari mendapatkan pasien perempuan umur 23 tahun
G2P1A0 hamil 34 minggu datang ke RS dengan keluhan mengeluarkan flek flek darah dan
terasa nyeri pada perut. Apakah tindakan bidan pada kasus tersebut?
a. Memberikan obat pengurang nyeri pada pasien
b. Memberikan antibiotik pada pasien tersebut
c. Melaporkan kondisi pasien secara lengkap kepada dokter spesialis kandungan
untuk tindakan kolaborasi
d. Menganjurkan ibu untuk melakukan tirah baring dan asuhan rutin
e. Melakukan USG langsung untuk mengetahui kondisi janin
Pembahasan:
Bidan memiliki kewenangan pelayanan yang terbatas terkait pemberian terapi pada
pasien patologis, sehingga diperlukan tindakan kolaborasi yang berkaitan dengan
kondisi pasien, contoh dengan dokter spesialis kandungan terkait terapi yang
tindakan perawatan yang sesuai kasus pasien.
228. Bidan yang telah memberikan perawatan kepada pasien saat berjaga harus melakukan?
a. Pencatatan dan pelaporan pada buku di ruang jaga
b. Pencatatan di buku harian
c. Melakukan sesuai advis dokter
d. Menunggu advis selanjutnya
e. Tindakan rutin
Pembahasan:
Tiap tindakan yang telah dilakukan maka harus dilakukan pencatatan pada buku
register/rekam medis pasien sehingga ketika pergantian shift apabila ingin
melaporkan kepada petugas berikutnya bidan dapat membuka kembali catatan
yang telah dituliskan
229. Berikut ini merupakan antisipasi dari tindakan emergesi saat berjaga. Apakah tindakan
bidan jaga malam untuk menangani masalah tersebut?
a. Melakukan serah terima pasien
b. Memastikan bahan dan alat dalam keadaan siap pakai
c. Melakukan orientasi pada petugas baru
d. Membuat laporan harian tiap tindakan yang dilakukan
e. Membuat pathway tiap kondisi pasien
Pembahasan:
Bidan jaga harus selalu melakan pengecekan terhadap peralatan dan bahan serta
memastikan bahwa semua dalam keadaan siap pakai, agar ketika dalam kondisi
emergensi tidak perlu terlambat dalam penanganan.

230. Pada jam 23.05 datang pasien ingin melahirkan di RS, pasien tersebut umur 22 tahun
G1P0A0 hamil 39 minggu. Hasila anamnesis pasien mengalami kenceng-kenceng sejak 8
jam yang lalu dan saja mengeluarkan cairan bening agak banyak 2 jam yang lalu.
Kemudian bidan melakukan pemeriksaan pasien, KU baik, TD 110/70 mmHg, n 80 x/mnt,
p 22 x/mnt, s 36.6 derajat. Bidan melakukan pemeriksaan palpasi leopold I fundus teraba
bagian lunak tidak dapat melenting, TFU 32 cm, leopold II puka, leopold III bagian tepi
atas simpisis teraba keras bualt tidak dapat digoyangkan, leopold IV divergen ⅕.
Pemeriksaan dalam, portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, POD UUK kanan depan,
moulage (-), penurunan kepala H IV, KK (-), tidak teraba bagian lain, STLD (+). Apakah
tindakan bidan jaga pada kasus tersebut?
a. Melaporkan kondisi pada dokter spesialis kandungan
b. Melakukan tindakan sesuai advis dokter
c. Memimpin persalinan normal
d. Menyiapkan kamar operasi
e. Mengobservasi pasien
Pembahasan:
Bidan jaga harus melakukan tindakan yang sesuai dengan kompetensinya, apabila
sewaktu jaga ditemukan pasien bersalin dalam kondisi fisiologis maka bidan
bertugas untuk melakukan asuhan yang sesuai dengan kasus pasien tersebut. Pada
kasus ini termasuk persalinan normal sehingga bidan harus mempimpin persalinan.
231. Seorang bidan jaga di sebuah puskesmas mendapatkan pasien kenceng-kenceng datang
pada jam 21.30, pasien tersebut sebelumnya belum pernah periksa sama sekali dan
mengatakan mengeluarkan cairan bening agak banyak. Kemudian dilakukan pemeriksaan
oleh bidan terkait kondisinya, KU baik, TTV dalam batas normal, saat palpasi ditemukan
bahwa pasien mengalami kehamilan ganda, DJJ I 133x/mnt, DJJ II 142 x/mnt. Apakah
tindakan bidan yang tepat pada kasus tersebut?
a. Mengobservasi kemajuan persalinan
b. Melakukan pemeriksaan laboratorium
c. Membuat rencana asuhan persalinan normal
d. Melakukan perujukan ke RS
e. Berkolaborasi dengan dokter jaga Puskesmas
Pembahasan:
Penemuan pasien dengan kehamilan ganda yang terjadi di faskes pertama yang
tidak ada fasilitas kamar operasi dan dokter spesialis maka tindakan yang tepat ada
merujuk pasien ke faskes yang lebih tinggi untuk mendapatkan penanganan yang
lebih baik agar apabila kondisi emergensi diperlukan tidak terlambat mendapatkan
pelayanan kesehatan.
232. Pada kasus persalinan dengan seksio sesaria, bidan melakukan pemantauan dan
pertolongan BBL di ruang bedah didampingi oleh?
a. perawat anestesi
b. bidan penyelia
c. dokter spesialis kandungan
d. dokter spesialis anak
e. dokter anestesi
pembahasan:
di dalam kamar bedah bidan melakukan pertolongan pada bayi baru lahir dengan
komplikasi atau risiko tinggi, sehingga diperlukan pendampingan oleh dokter
spesialis anak untuk kegiatan kolaborasi.
233. berikut ini tugas bidan di ruang bedah sebelum operasi adalah?
a. menerima pasien yang akan dilakukan pembedahan di ruang persiapan
b. menjadi asistern 2 operator yang membantu tindakan operasi
c. melakukan pembedahan
d. melaksanakan kegiatan administrasi surat menyurat dan arsip
e. membersihkan ruangan di IBS
pembahasan:
bidan yang berjaga di ruang operasi mendapatkan tugas sebagai penerima pasien
sebelum tindakan operatif dimulai yang dilakukan antara petugas di ruang
perawatan yang mengantarkan pasien dengan bidan yang berada di ruang persiapan
operasi.
234. Dalam penanganan kasus SC bidan yang ikut masuk ke ruang operasi bertugas untuk
melakukan?
a. ibu hamil saat operasi
b. perawatan bayi baru lahir
c. melakukan penyuntikan anestesi
d. menjadi asisten dokter bedah
e. memberikan suntikan epidural
pembahasan:
bidan yang ikut ke dalam ruang operasi hanya dapat menangani bayi baru lahir
yang telah diserahkan oleh dokter kandungan yang mengoperasinya.
235. Mengidentifikasi kebutuhan, melakukan analisis dan merencanakan kegiatan UKM terkait
pelayanan kebidanan di PKM
236. Berikut ini yang merupakan permasalah gizi yang sedang gencar dilakukan promosi
kesehatan adalah?
a. Ibu hamil KEK
b. Stunting
c. Kurang gizi
d. Gizi buruk
e. Anemia kehamilan
Pembahasan:
Saat ini pemerintah sedang gencar memberikan promosi kesehatan tentang pencegahan
stunting.
237. berikut ini merupakan upaya kesehatan masyarakat (UKM) ditingkat pertama meliputi?
a. UKM potensial dan UKM pengembangan
b. UKM esensial dan UKM pengembangan
c. UKM esensial dan UKM potensial
d. UKM esensial dan UKM promosi kesehatan
e. UKM pembinaan
pembahasan:
pasal 53 UKM di tingkat puskesmas terdiri dari UKM esensial dan UKM
pengembangan.
238. upaya kesehatan masyarakat yang memiliki kegiatan bersifat inovatif dan sesuai dengan
prioritas masalah kesehatan khususnya di wilayah kerja dan potensi sumber daya yang
tersedia di Puskesmas merupakan pengertian dari?
a. UKM esensial
b. UKM potensial
c. UKM pengembangan
d. UKM pembinaan
e. UKP
pembahasan:
UKM pengembangan merupakan upaya kesehatan masyarakat yang memiliki
kegiatan bersifat inovatif dan sesuai dengan prioritas masalah kesehatan khususnya
di wilayah kerja dan potensi sumber daya yang tersedia di Puskesmas.
239. berikut ini yang bukan termasuk dalam pelayanan UKM esensial adalah?
a. pelayanan persalinan
b. pelayanan gizi
c. Pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit
d. pelayanan kesehatan keluarga
e. pelayanan promosi kesehatan
pembahasan:
UKM esensial meliputi pelayanan promkes, kesling, kesehatan keluarga, gizi dan
pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
240. Berikut ini jenis pelayanan UKM esensial dalam upaya KIA serta keluarga berencana
adalah?
a. konseling calon pengantin
b. pemeliharaan lingkungan puskesmas
c. melakukan pendampingan gizi buruk balita
d. memberian edukasi gizi 4 kali setahun pada pendampingan bumil KEK
e. melakukan skrining aktif kasus gizi buruk 3 kali dalam satu tahn di tiap desa
pembahasan:
UKM esensial terkait upaya KIA dan KB meliputi pemeriksaan bumil, pertolongan
persalinan, pemeriksaan nifas, layanan kb, konseling catin, imhnisais, pemeriksaan
IVA dan sadanis, sweeping K4, kunjungan bumil risti, update data maternal dan
kelas bumil.
241. Di sebuah desa banyak penduduknya yang mengalami depresi akibat kurangnya
pengalaman dan tuntutan kerja yang tinggi untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari.
Menyikapi hal ini puskesmas memberikan pelayanan UKM pengembangan berupa?
a. pelayanan kesehatan ibu dan anak
b. pelayanan koperasi
c. pelayanan kesehatan jiwa
d. pelayanan UKS
e. pelayanan kesehatan indra
pembahasan;
terkait permasalah depresi yang berhubungan dengan psikologis seseorang maka
dapat diselesaikan dengan ahli dibagiannya, sehingga dibuatkan ukm
pengembangan dengan jenis pelayanan kesehatan jiwa.
242. Ny. D umur 33 tahun P3A0 14 hari pp datang ke PMB mengeluh demam 2 hari yang lalu.
Anamnesis ibu belum mengonsumsi obat apapun, payudara terasa tegang dan nyeri serta
bayi tidak mau menyusu. Hasil permeriksaan KU baik, cm, TD 100/68 mmHg, N 84
x/menit, P 22 x/menit, S 37.9 derajat. Inspeksi payudara tampak kemerahan, keras dan
terasa nyeri bila dipegang. Apakah diagnosis pada kasus tersebut?
a. engorgement
b. abses payudara
c. masitits
d. lecet puting
e. ASI macet
pembahasan:
mastitis merupakan peradangan yang terjadi di payudara akibat kuman
stapilokokus aureus melalui luka pada puting susu. Biasanya terjadi pada 3 minggu
paska melahirkan, ditandai dengan payudara memerah, membesar dengan
konsistensi keras disertai nyeri dan bengkan. suhu badan mengalami kenaikan
bahkan menggigil.
243. kunjungan nifas yang dilakukan pada 6-48 jam merupakan jenis KF ke-?
a. KF 1
b. KF 2
c. KF 4
d. KN 2
e. KN 3
pembahasan: kunjungan nifas pada jam ke-6 hingga ke-48 jam merupakan jenis
pelayanan nifas KF1.
244. Ny. K umur 22 tahun G1P0A0 hamil 36 minggu datang ke PMB untuk konsultasi
kehamilan. Ia kadang sudah merasakan kenceng dan pegel, namun hilang timbul. Ia
mengatakan bingung apa saja yang harus disiapkan menjelang persalinan. Apakah KIE
bidan yang paling pokok terkait kasus tersebut?
a. Nama bayi
b. Acara setelah lahiran
c. Pendonor
d. Desain kamar bayi
e. Peralatan mainan bayi
Pembahasan:
Dalam persiapan persalinan hal yang paling pokok adalah persiapan pendonor apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan, karena ibu bersalin mengalami risiko terjadinya perdarahan.
245. standar minimal pelayanan kebidanan yang sesuai dengan pelaksanaan P4K ibu hamil
trimester I sebaiknya melakukan kunjungan hamil sebanyak?
a. 4 kali
b. 6 kali
c. 2 kali
d. 1 kali
e. 3 kali
pembahasan:
ANC minimal pada trimester I dilakukan sebanyak 2 kali kontak.
246. terdapat komponen perencanaan KB saat dilakukan pengkajian P4K. berapakah jangka
waktu penggunaan KB paskasalin?
a. segera setelah melahirkan saja
b. interval 1 minggu setelah melahirkan
c. setelah 42 hari paska melahirkan
d. setelah melahirkan hingga 42 hari
e. setelah 3 bulan paska melahirkan
pembahasan:
KB paska melahirkan dapat digunakan segera setelah melahirkan hingga 42 hari
paska melahirkan.
247. Berikut yang bukan penyebab terjadinya angka kematian ibu tinggi apabila tidak
diterapkan program P4K adalah?
a. terlambat mencapai fasilitas
b. terlambat mengenali tanda bahaya
c. terlambat mengambil keputusan
d. terlambat mendapat pelayanan di faskes
e. terlambat membayar pelayanan kesehatan
pembahasan:
AKI tinggi akibat 4T: terlambat mencapai faskes, terlambat mengenali tanda
bahaya/masalah, terlambat mendapat pelayanan kesehatan, dan terlambat
mengambil keputusan
248. Dalam buku KIA terdapat kesepakatan, kesanggupan ibu hamil dan suami atas komponen
P4K dan sah apabila terdapat tanda tangan ibu beserta suami dan bidan. Apakah yang
dimaksud dalam pertanyaan di atas?
a. perencanaan peralinan
b. menyambut persalinan
c. perjanjian persalinan
d. amanat persalinan
e. inform consent persalinan
pembahasan:
kesepatanan dan kesanggupan ibu dan suami atas komponen-komponen P4K yang
dianggap sah bila ditanda tangani oleh ibu, suami dan bidan disebut dengan amanat
persalinan.
249. berikut merupakan salah satu output P4K adalah?
a. bidan menolong pasien sebagai rutinitas
b. bidan menolong pasien sesuai standar
c. bidan menolong pasien dengan kreativitas masing-masing
d. bidan memberikan pelayanan WUS sesuai standar
e. persentase remaja menikah meningkat
pembahasan:
output dari P4K adalah pertolongan yang diberikan oleh bidan sesuai dengan
standar.
250. berikut ini yang bukan merupakan sasaran pelaksanaan P4K adalah?
a. kepala puskesmas
b. bidan
c. kader
d. forum peduli KIA
e. dukun bayi
pembahasan:
Sasaran dalam pelaksanaan progarm P4K adalah penanggung jawab dan pengelola
program KIA Provinsi dan Kab/kota, bikor, kapus, dokter, perawat, bidan, kader,
forum peduli KIA.
251. di dalam buku KIA disebutkan bahwa terdapat tanda bahaya persalinan, kecuali?
a. perdarahan dari jalan lahir
b. ketuban pecah
c. ibu tidak kuat mengejan
d. ibu alami sakit hebat saat kontraksi
e. air ketuban berubah warna/tidak jernih
pembahasan:
ketuban pecah bukanlah sebuah tanda bahaya persalinan.
252. Bidan desa melakukan pelayanan posyandu di wilayah kerjanya dengan hasil
penimbangan bayi dan balita sebanyak 24 orang, ibu hamil 10 orang, dan bayi dengan
imunisasi sesuai jadwal ada 5 orang. Apakah tindakan yang harus dilakukan bidan pada
kasus tersebut?
a. mengisi buku KIA
b. mengisi kohort ibu dan bayi
c. mengisi laporan bulanan posyandu
d. membuat grafik PWS-KIA
e. mengisi kartu kunjungan ibu dan bayi
pembahasan:
bidan memiliki kemampuan untuk mengisi kohort ibu dan bayi, sedangkan dalam
pengisian buku KIA dapat dilakukan oleh kader.
253. Berikut ini pemanfaatan hasil monitoring dan evaluasi untuk bimbingan teknis pada
jaringan dan advokasi kepada penentu kebijakan merupakan bentuk monitoring dan
evaluasi pada tingkat?
a. puskesmas
b. provinsi
c. kota
d. RS
e. kabupaten
pembahasan:
Monev tingkat Puskesmas meliputi: monitoring melalui PWS-KIA, menggunakan
hasil monev untuk bimbingan teknis kepada jaringan dan advokasi kepada penentu
kebijakan, evaluasi puskesmas dan jaringannya tiap bulan serta evaluasi
puskesmas dengan lintas sektor tiap triwulan.
254. Bagaimanakah cara melakukan evaluasi kegiatan DDTK anak di Puskesmas dan
jaringannya?
a. mengkaji data primer laporan tahunan
b. mengkaji data triwulan
c. mengkaji data sekunder laporan triwulan
d. mengkaji data sekunder laporan tahunan
e. mengkaji data bulanan
pembahasan:
evaluasi kegiatan DDTK anak di Puskesmas dilakukan dengan mengkaji data
sekunder laporan tahunan dengan cara membandingkan cakupan tahun ini dengan
tahun sebelumnya
255. puskesmas melakukan monitoring pelaksanaan kegiatan DDTK di Posyandu tiap?
a. 2 bulan
b. 3 bulan
c. 1 bulan
d. 6 bulan
e. 4 bulan
pembahasan:
lokakarya mini atau pertemuan bulanan di tingkat puskesmas dilakukan monitoring
terhadap pelaksanaan DDTK posyandu, pustu, puskesmas, pos PAUD, dan lain
sebagainya.
256. Puskesmas melakukan pertemuan dengan lintas sektor guna untuk melakukan evaluasi
yang diadakan tiap?
a. 6 bulan
b. 2 bulan
c. 3 bulan
d. 12 bulan
e. 1 bulan
pembahasan:
pertemuan berkala evaluasi puskesmas dengan lintas sektor diadakan tiap tiga
bulan sekali.
257. Pada tahapan akhir dari kelas balita adalah?
a. sosialisasi materi yang berkaitan
b. mempersiapkan pelaksanaan kelas balita
c. pelaksanaan kelas balita
d. latihan sebagai orangtua
e. memonitoring, evaluasi, dan pelaporan
pembahasan:
tahapan akhir tiap kelas/pertemuan adalah dilakuan monitoring, evaluasi, dan
pelaporan terhadap acara yang telah diselenggarakan.
258. Puskesmas melakukan pelaporan ke Dinas Kesehatan tiap bulan. Berikut ini yang
merupakan data pelaporan puskesmas ke dinkes adalah?
a. rekapitulasi kohort KB
b. laporan pelayanan PNC
c. laporan pelayanan ANC
d. rekapitulasi KN
e. rekapitulasi imunisasi
pembahasan:
pelaporan puskesmas ke dinkes yang dilaksanakan tiap bulan meliputi, LB 3 KIA,
LB 3 imunisasi, LB 3 gizi, dan rekapitulasi kohort KB.
259. laporan PWS KIA bulanan dapat dipantau dengan melihat data pada?
a. hasil analisis indikator dan jadwal perencanaan
b. hasil intervensi
c. pendataan dan perencanaan
d. data pelayanan terkait
e. program KIA
pembahasan:
pemantauan kegitatan bulanan PWS KIA dapat dipantau melalui hasil analisis
indikator PWS KIA serta jadwal perencanaan.
260. Kabupaten S memiliki beberapa puskesmas yang melakukan pelayanan kesehatan ibu dan
anak. Bidan Yeni merupakan bidan di Puskesmas D yang membawahi sebuah desa dengan
jumlah penduduk 5000 jiwa (CBR 25.1). Rata-rata ibu hamil yang dilayani oleh Bidan
Yeni tiap harinya ada 40 orang, sampai pada akhir bulan mencapai total 200 orang.
Kunjungan TM I sebanyak 45 orang, TM II 100 orang dan TM III 55 orang. Berapakah
sasaran jumlah ibu hamil di kabupaten S tersebut?
a. 133
b. 135
c. 138
d. 137
e. 132
pembahasan:
sasaran jumlah ibu hamil= 1,1 x CBR(per 1000) x jumlah penduduk, maka
1.1 x 0.0251 x 5000 = 138.05 maka dibulatkan menjadi 138
261. Perempuan umur 22 tahun datang ke RS mengeluh terdapat bintil dan bercak kemerahan
sejak 3 hari yang lalu. hasil pemeriksaan KU baik, TTV dalam batas normal, suhu 37.4
derajat. inspeksi terdapat luka pada vulva dan tampak kemerahan, tampak juga luka pada
rektum namun pasien tidak merasakan sakit. apakah diagnosis pada kasus tersebut?
a. HIV
b. gonorhoe
c. herpes genitalis
d. sifilis
e. chlamydia
pembahasan:
luka kecil pada vulva bahkan sampai rektum yang disertai demam dan tanpa nyeri
merupakan salah satu tanda penyakit sifilis.
262. Ny. D umur 27 tahun P2A0 2 jam postpartum melahirkan SC di RS indikasi HIV (+). Ibu
mengatakan ingin mengetahui nutrisi yang tepat untuk bayinya. Hasil pemeriksaan
laboratorium pada bayi ditemukan serologi (-). Apakah asuhan yang tepat pada kasus
tersebut?
a. Pemberian ASI dicampur dengan susu formula
b. Boleh diberikan ASI dan susu formula bergantian
c. ASI sampai 2 tahun
d. Pemberian susu formula segera setelah terpenuhi AFASS
e. Pemberian ASI dengan MPASI dini untuk pemenuhan nutrisi
Pembahasan:
Pada kasus ibu hamil HIV (+) dan bayi negatif maka lebih aman diberikan susu formula
selama syarat AFASS terpenuhi. Risiko terpapar HIV lewat ASI akan lebih besar apabila
dilakukan pencampuran ASI dengan susu formula.
263. Ny. S umur 19 tahun G1P0A0 hamil 22 minggu datang ke Puskesmas dengan keluhan
muncul bintil kemerahan yang berisi cairan disekitar kemaluan, terasa panas dan gatal.
Hasil anamnesis suami pasien seorang supir truk yang sering melakukan perjalanan dan
jarang pulang. Apakah pemeriksaan pendukung yang dibutuhkan untuk menegakkan
diagnosis?
a. IVA
b. Pap smear
c. ELISA
d. VDRL
e. SPGT
Pembahasan:
Anamnesis ditemukan bahwa suaminya bekerja sebagai supir truk yang sering melakukan
perjalan dan jarang pulang, hal ini dapat dicurigai bahwa sang suami sering “jajan”.
Hipotesis ibu hamil tersebut terkena IMS sehingga perlu dilakukan pemeriksaan VDRL
untuk mengetahuinya.
264. Perempuan 21 tahun datang ke PMB dengan keluhan nyeri saat kencing dan terasa panas
serta sakit, mengeluarkan cairan berbau seperti nanah. Anamnesis pasien pernah bekerja
sebagai pemandu karaoke selama 1 tahun. Hasil pemeriksaan pada alat kelamin ditemukan
bahwa vulva tampak bengkak dan kemerahan. Apakah tindakan bidan pada kasus tersebut?
a. Menganjurkan personal hygiene
b. Konseling bahaya IMS
c. Memberikan antibiotika
d. Konseling IMS dan merujuk
e. Memberikan salep untuk vagina bengkak
Pembahasan:
Bidan yang bekerja di PMB tidak memiliki kewenganan dalam pengobatan IMS, maka
apabila menemukan pasien dengan suspek IMS lebih baik diberikan konseling serta
dilakukan perujukan ke faskes yang lebih tinggi untuk dilakukan pengobatan dengan
dokter spesialis.
265. Pada ibu bersalin dengan HIV (+) yang melahirkan bayi dengan HIV (-) maka dilakukan
pemberian susu formula dengan terpenuhinya syarat AFASS. Pemberian susu tersebut
harus diberikan kepada bayi tiap hari. Pemberian susu formula tiap 3 jam sekali dalam
kondisi buat baru dan harus berkelanjutan selama bayi masih menginginkannya. Apakah
komponen AFASS yang merupakan pengertian dari kasus tersebut?
a. Safe
b. Sustainable
c. Acceptable
d. Feasible
e. Affordable
Pembahasan:
Sustainable berarti berkesinambungan, artinya harus selalu diberikan kepada bayi selama
bayi menginginkan.
266. Wanita usia subur berisiko terpapar penyakit karena penularan HIV, sifilis, dan hepatitis
B melalui hubungan seksual. Berikut ini yang merupakan tindakan pencegahan adalah?
a. Konseling kontrasepsi mantap pada suami
b. KIE perencanaan hamil bersama pasangan
c. Pengonsumsian ARV
d. Menggunakan kondom secara konsisten
e. Konseling KB efektif
Pembahasan:
Pencegahan penularan penyakit menular seperti IMS, HIV, dan hepatitis B dapat dilakukan
dengan penggunaan kondom secara konsisten dengan syarat digunakan dengan tepat.
267. Berikut ini yang merupakan konseling pemberian makanan pada ibu dengan HIV (+)
adalah?
a. Memberikan susu formula setelah ASI
b. Memberikan mixed feeding
c. Memberikan ASI dan PASI bergantian
d. Pemberian susu formula dengan AFASS
e. Pemberian berseling ASI dan dan susu formula
Pembahasan:
Pemberian makanan pada ibu dengan HIV (+) dapat diberikan hanya dengan sufor apabila
terpenuhi syarat AFASS, namun dapat juga diberikan dengan ASI eksklusif 6 bulan pada
ibu HIV yang mendapatkan pengobatan ARV dan kadar HIV dalam tubuhnya rendah.
268. Berikut ini penanganan yang diberikan pada bayi dari ibu yang terkena sifilis adalah…
a. ARV
b. HbIg
c. Provilaksis kotrimoksasol
d. penisilin profilaksis
e. ARV provilaksis
pembahasan:
bayi yang lahir dari ibu yang menderita sifilis maka diberikan penicillin profilaksis
269. Terdapat upaya pencegahan dan penanganan HIV, pada prong 4 dibeirkan dukungan medis
dan perawatan sebagai dukungan untuk ibu dan bayi tetap sehat dengan meningkatkan pola
hidup sehat, kepatuhan pengobatan, pencegahan penyakit dan pengamatan status
kesehatan. berikut ini yang merupakan dukungan bagi bayi/anak meliputi:
a. pemberian kotrimoksazol profilaksis
b. pemberian ARV pada bayi dengan HIV
c. konseling dan dukungan kontrasepsi
d. layanan klinik dan rumah sakit yang bersahabat
e. informasi cara penularan
pembahasan:
pada prong 4 dukungan medis dan perawatan yang diberikan kepada anak dengan
HIV yaitu pemberian ARV.
270. Berikut yang bukan merupakan tujuan dari PPIA dalam mencapai triple elimisasi adalah?
a. mencegah penularan HIV, sifilis, dan hepatitis dari ibu ke anak
b. menghilangkan penyakit HIV di masyarakat
c. meningkatkan manajemen profesional pelaksana pelayanan kesehatan dan
manajemen
d. meningkatkan kelangsungan hidup ibu HIV, sifilis, dan hepatitis B
e. meningkatkan kelangsungan hidup anak HIV, sifilis, dan hepatitis B
pembahasan:
yang bukan merupakan tujuan PPIA adalah menghilangkan penyakit HIV di
masyarakat, hal itu terkesan juga menghilangkan penderita dari masyarakat
sehingga berdampak pada munculnya diskriminasi penderita HIV di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai