Anda di halaman 1dari 9

SAMBUTAN KETUA UMUM DEWAN PENGURUS PUSAT

FORUM DOSEN INDONESIA

Salam hormat Rekan Dosen seluruh Indonesia,

Forum Dosen Indonesia (FDI) merupakan organisasi profesi yang tergolong organisasi
kemasyarakatan berbentuk perkumpulan berbasis anggota sebagaimana dijelaskan dalam Bab IV UU
RI No. 17 Tahun 2013 tentang Oorganisasi Kemasyarakatan. Memiliki ruang lingkup seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). FDI bersifat independen yang tidak terikat langsung
dengan institusi anggotanya dan berbasis teknologi informasi. Organisasi ini dibentuk sebagai upaya
para dosen untuk dapat berperan dalam pengembangan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi di
Indonesia.
Seminar Nasional bertema “Rekonstruksi Peradaban Nusantara, Menghidupkan Kejayaan
Majapahit” ini merupakan kegiatan tahunan kedua setelah Munas I di Bandung tahun 2015. Tema
yang diusung sesuai ciri khas kegiatan-kegiatan FDI yang diarahkan untuk selalu berbasis kebijakan
dan ciri khas budaya lokal. Seminar ini diharapkan dapat membantu proses revitalisasi semangat cinta
tanah air dan bangsa, pengenalan dan pendalaman ulang terhadap ragam budaya daerah yang
membentuk Bhinneka Tunggal Ika. Kegiatan ini juga dilakukan sebagai tindakan nyata FDI dalam
mengusung azas profesionalisme dosen dalam wacana penguatan atmosfer akademik.
Bangsa kita, Indonesia memiliki warisan yang luhur di berbagai aspek budaya dan kearifan.
Perkembangan jaman memiliki potensi budaya leluhur semakin tidak diperhatikan dan beresiko
menjadi sebatas kenangan. Kita, para dosen yang juga memiliki peran dalam memberikan bukti ilmiah
akademik. Bukti ilmiah akademik ini merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan kembali
minat masyarakat terhadap budaya dan kearifan lokal sehingga warisan leluhur ini dapat
dipertahankan.
Akhir kata, saya ucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah bekerja keras
menyelenggarakan kegiatan ini. Panitia Daerah (DPD Jatim), Tuan Rumah (Jurusan Teknik Mesin
Univ. Widyagama Malang), Para Pemakalah dan Peserta, para reviewer, dan Panitia Lokal (HMM
Jurusan Mesin Univ. Widyagama Malang). Penghargaan yang setinggi-tingginya kami sampaikan bagi
sponsor kegiatan, PT Bromo Steel Indonesia dan PT INKA (Persero), juga Kementerian Ristek dan
Dikti cq. Dirjen Belmawa yang bersedia membuka acara ini, serta ISBI Bandung yang merelakan Ibu
Rektor-nya sebagai Pembicara Utama.

Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.


Viva FDI.

Malang, 8 Desember 2016


Gatut Rubiono
Ketua DPP Forum Dosen Indonesia

C-2
SAMBUTAN KETUA PELAKSANA
SEMINAR NASIONAL DAN RAPAT KERJA TAHUN 2016

Yth. Rekan Dosen Indonesia,

Semua bermula dari keyakinan bahwa cinta bisa merubah segalanya. Romantis memang,
tetapi semangat bela negara, melangkah menuju perubahan, bisa menerima perbedaan dan bertahan
untuk selalu menghargai sekitar, hanya bisa terwujud jika didasari cinta. Maka, FDI divisikan sebagai
organisasi yang merevitalisasi kecintaan pada tanah air, bangsa dan negara. Rasa cinta tanah air itu
hanya akan tumbuh dan berkembang jika elemen-elemen kekuatan dan keindahan tanah air dikenali
dan dipahami dengan baik, diterapkan dalam hidup sehari-hari hingga menjadi perilaku otomatis. Pada
tahap ini, pendidikan karakter sudah tidak perlu disakralkan lagi.
Berbicara tentang karakter nasional Indonesia jelas tidak bisa dilepaskan dari kebudayaan
lokal atau daerah. Hal ini adalah ciri khas Indonesia yang bersifat Bhinneka. Dulu, kebhinnekaan ini
pernah menjadi ‘Tunggal Ika’, atau malah masih. Sayangnya budaya-budaya yang beraneka ini nyaris
tertidur seluruhnya. Kalau toh ada, gaungnya tidak lagi menasional sehingga tidak bakal
memungkinkan untuk bicara level internasional. Maka upaya revitalisasi tersebut semestinya berbasis
pada budaya-budaya ‘lokal’. Dengan demikian, diharapkan, Bhinneka Tunggal Ika itu bisa kembali
berkibar dalam cengkeraman Garuda. Target ini melandasi ide bahwa Munas ataupun acara-acara FDI
di tingkat wilayah maupun nasional, seyogyanya bertempat di ikon-ikon budaya setempat dan
mengusung, menyisipkan pagelaran budaya tersebut di sela-sela acara resminya. Ini adalah aktivitas
pembiasaan, jika tidak boleh disebut, pengenalan ulang pada jati diri.
Konsep dasar seminar nasional FDI 2016 adalah kegiatan organisatoris yang mencerminkan
teknik manajerial gotong royong, bernuansa akademik, berlandaskan dan dicirikan oleh kebudayaan
nasional. Dampak langsung dari Munas diharapkan berbentuk ‘pesta rakyat’ yang menjadi event
kepariwisataan dan menghasilkan pendapatan lokal yang signifikan. Bahwa dalam pelaksanaannya
konsep ini belum terwujud, tentu karena ada berbagai kondisi yang menghalangi. Sebagai salah satu
bentuk ‘kegagalan’, hal ini akan menjadi pertimbangan bagi pelaksanaan acara-acara FDI lainnya,
khususnya yang diselenggarakan oleh DPD Jawa Timur. Setidaknya, satu budaya akademik telah
dilangkahkan dalam wujud mematangkan dan mengedepankan PARA PAKAR dari kalangan FDI
sendiri, sebagai Pembicara Utama, dan Reviewer Naskah yang akan dipresentasikan.
Pada akhirnya, saya menyampaikan rasa terima kasih dan penghargaan yang setinggi-
tingginya pada semua pihak yang berperan serta mewujudkan terselenggaranya acara ini.

FDI : dari, oleh dan untuk kita.


Viva FDI

Malang, 8 Desember 2016


Nurida Finahari
Ketua DPD Jawa Timur

C-3
KATEGORI TEKNIK SIPIL

Penilaian Kondisi Permukaan Perkerasan Lentur Pada Jalan Alternatif Di Angga Marditama Sultan
TS 01-05
Jalur Pantura Kabupaten Cirebon Sufanir
Analisis Zona Deposenter Di Daerah Sangkanhurip Dan Sekitarnya
Sakuntala Dewi TS 06-12
Berdasarkan Data Geofisika Dan Peta Kelurusan
Analisis Laju Pendangkalan dengan metode Empiris untuk Model Restorasi
Amrullah Mansida TS 13-17
Waduk Bakaru
Review Design Struktur Perkerasan Jalan Dengan Mempertimbangkan
Aji Suraji TS 18-23
Pengaruh Beban Lebih (Overload)
Pengaruh Fly Ash Dan Styrofoam Terhadap Kuat Tekan Dan Berat Bata
Abdul Halim TS 24-29
Ringan
Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Peningkatan Kerjasama Tim Dan
Riman TS 30-39
Efisiensi Tugas Pada Industri Konstruksi
Perancangan Saringan Pasir Elektrik Dan Alat Cetak Batako Press Pada
Industri Rumah Tangga (IRT) Batako Di Desa Pandansari Kecamatan Anis Qustoniah TS 40-44
Poncokusumo Kabupaten Malang

PROFIL PT BROMO STEEL INDONESIA (BOSTO) VIDEO

C-7
Penilaian Kondisi Permukaan Perkerasan Lentur
Pada Jalan Alternatif di Jalur Pantura Kabupaten Cirebon
Angga Marditama Sultan Sufanir
Jurusan Teknik Sipil, Politeknik Negeri Bandung
Jl. Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung 40012
Email: angga.mss@polban.ac.id

Abstrak - Prasarana jalan yang terbebani oleh volume lalu lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan menyebabkan
terjadinya penurunan kualitas pelayanan jalan, sebagai indikatornya adalah kerusakan pada permukaan perkerasan.
Cara awal untuk mengetahui kerusakan yaitu dengan melakukan survai secara visual yang berarti dengan cara
melihat dan menganalisis kerusakan tersebut berdasarkan jenis dan tingkat kerusakannya untuk kemudian
digunakan sebagai dasar dalam melakukan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. Penelitian ini dilakukan
pada tahun 2014 dengan tujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan yang terjadi dan melakukan penilaian untuk
menetapkan nilai kondisi permukaan perkerasan lentur dengan cara mencari nilai Pavement Condition Index (PCI)
pada Jalan Alternatif Jenun – Ciwaringin di Jalur Pantura Kabupaten Cirebon. PCI adalah sistem penilaian kondisi
jalan berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha
pemeliharaan dan perbaikan jalan. Nilai PCI ini memiliki rentang 0 sampai 100 dengan kriteria sempurna, sangat
baik, baik, sedang, sangat jelek, dan gagal. Jalan Alternatif Jenun – Ciwaringin memiliki status sebagai jalan
kabupaten dengan fungsi jalan lokal primer tipe 2/2 UD, memiliki panjang 662 m dan lebar jalan 6 m dengan
perkerasan lentur. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi, yaitu: Alligator cracking, Depression, Longitudinal and
transverse cracking, Patching, Potholes, Weathering and raveling. Jalan yang diteliti dibagi menjadi 5 unit sampel,
masing-masing memiliki panjang 622 m : 5 = 124,4 m dengan luas 6 m x 124,4 = 746,6 m2. Berdasarkan hasil analisis
data yang telah dilakukan, didapat nilai PCI rerata = 19 dengan kondisi sangat jelek.

Kata Kunci : Kerusakan jalan, Pavement Condition Index (PCI), Pemeliharaan dan perbaikan jalan.

I. PENDAHULUAN kontribusi pengukuran yang lebih spesifik dan


Prasarana jalan yang terbebani oleh volume lalu ketelitian yang lebih terukur dibanding Asphalt
lintas yang tinggi dan berulang-ulang akan Institute. Referensi [7] menyatakan Metode Bina
menyebabkan terjadinya penurunan kualitas Marga memberikan opsi perbaikan yang lebih umum,
pelayanan jalan. Indikatornya dapat diketahui dari sedangkan Metode PCI lebih variatif dan detail.
kondisi permukaan jalan, baik kondisi struktural Referensi [9] menyatakan prioritas penanganan
maupun fungsionalnya yang mengalami kerusakan. kerusakan disarankan melihat nilai PCI terendah dan
Cara awal untuk mengetahui kondisi permukaan jenis kerusakan yang paling berperan mempengaruhi
jalan yang mengalami kerusakan yaitu dengan nilai PCI. Referensi [10] menyatakan priotitas
melakukan survai secara visual yang berarti dengan penanganan utama dilakukan pada unit sampel
cara melihat dan menganalisis kerusakan tersebut dengan nilai PCI terkecil. Referensi [11] menyatakan
berdasarkan jenis dan tingkat kerusakannya untuk bagian perkerasan dengan kriteria kondisi cukup,
kemudian digunakan sebagai dasar dalam melakukan perlu diperbaiki agar minimal menjadi kriteria
kegiatan pemeliharaan dan perbaikan jalan. kondisi baik. Referensi [12] menyatakan penanganan
disesuaikan dengan kondisi tipe dan jenis kerusakan,
II. TUJUAN prioritas penanganan dilakukan pada unit sampel
Penelitian ini dilakukan pada tahun 2014 dengan dengan skala nilai terkecil.
tujuan untuk mengetahui jenis-jenis kerusakan yang
terjadi dan melakukan penilaian untuk menetapkan IV. METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)
nilai kondisi permukaan perkerasan lentur dengan PCI adalah sistem penilaian kondisi jalan
cara mencari nilai Pavement Condition Index (PCI) berdasarkan jenis, tingkat dan luas kerusakan yang
pada Jalan Alternatif Jenun – Ciwaringin di Jalur terjadi, dan dapat digunakan sebagai acuan dalam
Pantura Kabupaten Cirebon. usaha pemeliharaan dan perbaikan jalan. Nilai PCI
ini memiliki rentang 0 sampai 100 dengan kriteria
III. TINJAUAN PUSTAKA sempurna (excellent), sangat baik (very good), baik
Referensi [5] menyatakan penilaian kondisi (good), sedang (fair), sangat jelek (very poor), dan
perkerasan jalan menggunakan metode Bina Marga gagal (failed). Skala penilaian PCI dapat dilihat pada
dan Metode PCI menghasilkan penilaian yang relatif Gambar 1.
sama. Referensi [6] menyatakan PCI memberikan

Prosiding Seminar Nasional FDI 2016, hal : TS 1–5. ISSN. 2460-5271 TS 1


Menurut referensi [1], tingkat kerusakan (Severity d. Jika hanya satu deduct value dengan nilai > 2,
Level) adalah tingkat kerusakan pada tiap-tiap jenis maka total deduct value digunakan sebagai
kerusakan, dibagi menjadi 3 tingkat yaitu: Low corrected deduct value, jika tidak maka
severity level (L), Medium severity level (M), dan dilanjutkan pada tahap (e).
High severity level (H). Menurut referensi [8], [3], [4] e. Mengurutkan deduct value dari nilai terbesar,
jenis kerusakan (Distress Types) perkerasan jalan kemudian menentukan nilai m dengan persamaan :
terdiri dari 19 kerusakan, yaitu: Alligator cracking,  9 
Bleeding, Block cracking, Bums and sags, m  1    100  HDV  (2)
 98 
Corrugation, Depression, Edge cracking, Joint
dimana:
reflection, Lane/ shoulder drop off, Longitudinal and
m = nilai izin deduct
transverse cracking, Patching and utility cut
HDV = nilai tertinggi dari deduct
patching, Polished aggregate, Potholes, Railroad
f. Masing-masing deduct value dikurangkan
crossings, Rutting, Shoving, Slippage cracking, Swell,
terhadap m. Jika jumlah nilai hasil pengurangan
Weathering and raveling.
yang lebih kecil dari m ada, maka semua deduct
value dapat digunakan.

Corrected Deduct Value (CDV) diperoleh dari


kurva hubungan antara nilai TDV dan CDV dengan
pemilihan lengkung kurva sesuai dengan jumlah nilai
individual deduct value yang mempunyai nilai lebih
besar dari 2. Langkah-langkah untuk menentukan
corrected deduct value adalah sebagai berikut:
a. Menentukan jumlah nilai deduct value yang lebih
besar dari q.
Gambar 1. Skala penilaian PCI [8]
b. Menentukan nilai total deduct value dengan
mejumlahkan tiap nilai deduct.
Kadar kerusakan (Density) adalah persentase c. Menentukan CDV dari perhitungan (a) dan (b)
luasan dari suatu jenis kerusakan terhadap luasan dengan menggunakan kurva koreksi nilai deduct
suatu unit sampel yang diukur dalam meter persegi [8].
atau meter panjang. Nilai density suatu jenis d. Nilai deduct terkecil dikurangkan terhadap 2,
kerusakan dibedakan juga berdasarkan tingkat kemudian ulangi langkah (a) sampai (c) hingga
kerusakannya. Untuk menghitung nilai density memperoleh nilai q = 1.
menggunakan persamaan 1: e. CDV Maksimum adalah CDV terbesar pada
Ad proses iterasi di atas.
Density   100% (1)
As
dimana: Menghitung nilai PCI dengan persamaan 3:
Ad = luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat PCI = 100 – CDV maksimum (3)
kerusakan, dalam satuan m2
As = luas total unit sampel, dalam satuan m2 V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jalan Alternatif Jenun – Ciwaringin di Jalur
Deduct Value adalah nilai pengurangan untuk tiap Pantura Kabupaten Cirebon memiliki status sebagai
jenis kerusakan yang diperoleh dari kurva hubungan jalan kabupaten dengan fungsi jalan lokal primer tipe
antara density dan deduct value. Deduct value juga 2/2 UD, memiliki panjang 662 m dan lebar jalan 6 m
dibedakan atas tingkat kerusakan untuk tiap-tiap dengan perkerasan lentur. Jenis-jenis kerusakan yang
jenis kerusakan. Total Deduct Value (TDV) adalah terjadi pada Jalan Alternatif Jenun – Ciwaringin
nilai total dari individual deduct value untuk tiap dapat dilihat pada Gambar 2.
jenis kerusakan dan tingkat kerusakan yang ada pada Jalan yang diteliti dibagi menjadi 5 unit sampel,
suatu unit penelitian. Langkah-langkah untuk masing-masing memiliki panjang 622 m : 5 = 124,4
menentukan deduct value adalah sebagai berikut: m dengan luas 6 m x 124,4 = 746,6 m2. Berdasarkan
a. Menjumlahkan luas total tiap jenis kerusakan hasil analisis data yang telah dilakukan, didapat hasil
pada masing-masing tingkat kerusakan. rekapitulasi deduct value seperti tersaji pada Tabel 1.
b. Menghitung density dengan cara membagikan Urutan jenis kerusakan yang paling dominan
hasil perhitungan (a) dengan luas total unit adalah alligator cracking dengan luasan 168,5 m2
sampel dalam persen. (31,6 %), depression dengan luasan 50,7 m2 (9,5 %),
c. Menentukan deduct value untuk masing-masing longitudinal and transverse cracking dengan luasan
tipe kerusakan dan tingkat kerusakan 84,8 m2 (15,9 %), patching dengan luasan 32,8 m2
menggunakan kurva penentu deduct value [8]. (6,2 %), potholes dengan luasan 123,7 m2 (23,2 %),

Prosiding Seminar Nasional FDI 2016, hal : TS 1–5. ISSN. 2460-5271 TS 2


weathering and raveling dengan luasan 72,9 m2 M 5,3 1,11 12
(13,7 %). H 6,2 - -
13 L 6,1 0,82 18
M 1,2 0,16 8
H 15,6 2,10 52
19 L 1,9 0,25 3
M - - -
H 12,5 1,67 18

Alligator cracking (1) Depression (6) Distress Severity Ad Density DV


Types Level (m2) (%)
1 L - - -
M 24,4 3,27 31
H - - -
6 L 0,3 0,04 -
M 8,4 1,12 15
H - - -
Patching (11) 10 L 11 1,48 5
Longitudinal and transverse
cracking (10) M 2,4 0,32 5
Unit
H 2,2 0,30 10
Sampel
11 L 0,7 0,09 -
2
M - - -
H - - -
13 L 12,7 1,70 26
M 9,7 1,30 31
H 15,2 2,04 68
19 L - - -
Potholes (13) Weathering and raveling (19) M - - -
H 26,2 3,50 26
Gambar 2. Jenis kerusakan pada Jalan Alternatif Jenun –
Ciwaringin
Distress Severity Ad Density DV
Types Level (m2) (%)
Penanganan Alligator cracking dengan cara 1 L 12,8 1,71 11
membongkar bagian perkerasan yang basah akibat M - - -
rembesan air dan melapisinya kembali dengan bahan H 4,7 0,64 26
yang sesuai, serta harus memperbaiki drainase di 6 L - - -
sekitarnya. Penanganan Depression dengan cara M 1,5 0,20 8
H - - -
mengisi bahan yang sesuai pada bagian yang rusak
10 L 3,1 0,42 5
(jika kerusakan ≤ 5 cm) atau membongkar bagian M 16 2,14 12
yang rusak dan melapisinya dengan bahan yang Unit
H 2 0,27 12
Sampel
sesuai (jika kerusakan ≥ 5 cm). Penanganan 3
11 L - - -
Longitudinal and transverse cracking dengan cara M - - -
H 11 1,47 22
membongkar dan melapisi kembali bagian yang
13 L 11 1,47 22
rusak dengan bahan yang sesuai. Penanganan M 8,1 1,09 31
Patching dengan cara meratakan lapis permukaan H 7,8 1,05 51
perkerasan. Penanganan Potholes dengan cara 19 L - - -
membongkar lubang-lubang dan melapisinya M 8,2 1,10 9
kembali. Penanganan Weathering and raveling H 18,7 2,51 22
dengan cara memberikan lapisan tambahan di atas Distress Severity Ad Density DV
lapisan yang mengalami kerusakan setelah lapisan Types Level (m2) (%)
tersebut dibersihkan dan dikeringkan. [2] 1 L 0,7 0,10 5
M 57,7 7,74 44
Tabel 1 H 0,5 0,07 13
Deduct Value untuk setiap Unit Sampel 6 L - - -
Distress Severity Ad Density M 1,5 0,20 8
DV
Types Level (m2) (%) H 11,2 1,50 26
1 L 12,1 1,62 12 10 L - - -
M 7,4 0,99 21 Unit
M 15,8 2,12 13
H 8,2 1,09 30 Sampel
H 4,2 0,56 13
6 L 1,1 0,14 - 4
Unit 11 L - - -
M 2,1 0,28 9 M - - -
Sampel
H 6,3 0,84 21 H 8,8 1,18 21
1
10 L - 0,95 3 13 L 8,5 1,14 21
M 8,3 0,71 8 M 1,1 0,15 8
H - 0,84 18 H 11,8 1,58 60
11 L 7,1 - - 19 L - - -

Prosiding Seminar Nasional FDI 2016, hal : TS 1–5. ISSN. 2460-5271 TS 3


M - - - DV HDV m DV - m (DV – m) < m ?
H 2,2 0,29 8 55 50 Tidak
40 35 Tidak
Distress Severity Ad Density DV 31 26 Tidak
Unit
Types Level (m2) (%) 21 55 5 16 Tidak
Sampel 5
1 L - - - 12 7 Tidak
M 20,5 2,75 12 5 0 Ya
H 19,4 2,60 40 2 -3 Ya
6 L 2,4 0,33 2
M - - -
Nilai PCI dihitung menggunakan persamaan 3,
H 16 2,15 31
10 L 3,5 0,47 - sehingga didapat nilai m seperti tersaji pada Tabel 3.
M 5,2 0,69 5 Kelima unit sampel memiliki nilai 10 ≤ PCI ≤ 25
Unit dengan nilai PCI rerata = 19 (kriteria kondisi sangat
H 0,8 0,10 5
Sampel
5
11 L - - - jelek).
M 4 0,54 -
H - - - Tabel 3
13 L 1,8 0,24 5 Nilai PCI
M 4 0,54 21 PCI =
Unit CDV
H 9,1 1,22 55 100 – CDV Kondisi
Sampel maksimum
19 L - - - maksimum
M - - - 1 78 22 Sangat Jelek
H 3,3 0,44 12 2 78 22 Sangat Jelek
3 79 21 Sangat Jelek
Nilai m dihitung menggunakan persamaan 2, 4 85 15 Sangat Jelek
5 84 16 Sangat Jelek
sehingga didapat nilai m seperti tersaji pada Tabel 2. PCI Rerata 19 Sangat Jelek
Karena terdapat nilai hasil selisih deduct value yang
< m, maka semua data deduct value dapat digunakan. VI. KESIMPULAN
Tabel 2 Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa:
Perbandingan (DV – m) terhadap m 1. Jenis-jenis kerusakan yang terjadi pada Jalan
DV HDV m DV - m (DV – m) < m ? Alternatif Jenun – Ciwaringin , yaitu: Alligator
52 47 Tidak cracking, Depression, Longitudinal and
30 25 Tidak
transverse cracking, Patching, Potholes,
21 16 Tidak
Unit
18 52 5 13 Tidak Weathering and raveling.
Sampel 1 2. Berdasarkan hasil analisis data yang telah
12 7 Tidak
9 4 Ya dilakukan, didapat nilai PCI rerata = 19 (kriteria
3 -2 Ya kondisi sangat jelek).

DV HDV m DV - m (DV – m) < m ? DAFTAR PUSTAKA


68 65 Tidak [1] Guidelines and Procedures for Maintenance of Airport
31 28 Tidak Pavement, Department of Transportation, USA, 1982.
26 23 Tidak [2] Tata Cara Penyusunan Pemeliharaan Jalan Kota No.
Unit
15 68 3 12 Tidak 018/T/BNKT/1990, Direktorat Pembinaan Jalan Kota,
Sampel 2
10 7 Tidak Direktorat Jenderal Bina Marga, Departemen PU, Jakarta,
5 2 Ya 1990.
2 -1 Ya [3] Survai Kondisi Jalan Beraspal di Perkotaan. Direktorat Bina
Teknik, Direktorat Jenderal Tata Perkotaan dan Tata
DV HDV m DV - m (DV – m) < m ? Pedesaan, Departemen Pemukiman dan Prasarana Wilayah,
51 46 Tidak Jakarta, 2002.
[4] ASTM D6433-11 Standard Practice for Roads and Parking
31 26 Tidak
Lots Pavement Condition Index Surveys, ASTM
26 21 Tidak
Unit International, West Conshohocken, PA, 2011.
22 51 5 17 Tidak [5] Bolla M.E., “Perbandingan Metode Bina Marga dan
Sampel 3
12 7 Tidak Metode PCI (Pavement Condition Index) dalam Penilaian
8 3 Ya Kondisi Perkerasan Jalan”, Jurnal Teknik Sipil, Vol. 1, No.
5 0 Ya 3, Universitas Kristen Petra, Surabaya, 2012.
[6] Kusumaningrum S., “Sistem Penilaian Perkerasan Jalan
DV HDV m DV - m (DV – m) < m ? dengan Pavement Condition Index (PCI) dan Asphalt
60 56 Tidak Institute”, Prosiding Civeng Edisi XXVII, Vol. VI, hal 496-
44 40 Tidak 506, Yogyakarta: Pasca Sarjana UGM, 2009.
26 22 Tidak [7] Rosalina D., “Sistem Manajemen Pemeliharaan Perkerasan
Unit Jalan dengan Metode Manual Pemeliharaan Rutin Jalan
21 60 4 17 Tidak
Sampel 4 untuk Jalan Nasional dan Propinsi tahun 2011 (Review
13 9 Tidak
8 4 Ya Manual No. 001/T/BT/1995) dan Metode Pavement
Condition Index (PCI)”, Thesis Pasca Sarjana UGM.
5 1 Ya
Yogyakarta, 2013.

Prosiding Seminar Nasional FDI 2016, hal : TS 1–5. ISSN. 2460-5271 TS 4


[8] Shahin, M.Y., Pavement Management for Airports, Roads, [11] Utomo, S.H.T., “Kajian Kondisi Perkerasan Jalan Arteri di
and Parking Lots, Chapman and Hall, New York, USA, Kabupaten Sleman menggunakan cara Pavement Condition
1994. Index”, Media Teknik No. 2 tahun XXIII Edisi Mei 2001,
[9] Supranoto B., “Penilaian Kondisi Perkerasan dengan No. ISSN 0216-3012, 2001.
Metode Pavement Condition Index (PCI)”, Prosiding [12] Wijaya Y., “Evaluasi Tingkat Kerusakan Permukaan
Civeng Edisi XXVII, Vol. VI, hal 441-452, Yogyakarta: Perkerasan Jalan dengan Metode Pavement Condition Index
Pasca Sarjana UGM, 2009. (PCI) dan Cara Perbaikannya”, Prosiding Civeng Edisi
[10] Suswandi A., “Evaluasi Tingkat Kerusakan Jalan dengan XXVII, Vol. VI, hal 507-527, Yogyakarta: Pasca Sarjana
Metode Pavement Condition Index (PCI) untuk Menunjang UGM, 2009.
Pengambilan Keputusan”, Jurnal Forum Teknik Sipil
Nomor XVIII/ 3 September 2008, Penerbit Universitas
Gajah Mada, Yogyakarta, 2008.

Prosiding Seminar Nasional FDI 2016, hal : TS 1–5. ISSN. 2460-5271 TS 5

Anda mungkin juga menyukai