Anda di halaman 1dari 6

RESUME TAFSIR ZHILALIL QURAN

QS. 2:153-157 (Perjuangan dan kesabaran)


Setelah menjelaskan penentuan kiblat, pembentukan pribadi muslim yang khas deengan
berasaskan islam, posisi umat islam adalah sebagai umat pertengahan yang menjadi saksi atas
manusia, maka dilanjutkanlah dengan penjelasan kepada umat islam agar memohon pertolongan
kepada allah dengan sabar dan sholat sehingga manusia mampu menerima taklif yang besar.
Sekaligus menerangkan pada manusia agar Bersiap siap melakukan pengorbanan atas konsekuensi
tugas , dan supaya berusaha menyingkirkan rintangan hingga bisa menetapkan manhaj Allah dalam
jiwanya dan didepan manusia di muka bumi. Lalu diikat hati umat ini dengan Allah. Sehingga mereka
berusaha mencurahkan segalanya untuk allah dan mengembalikan segala perkara kepada allah. Hal
itu dilakukan seorang mukmin agar mendapat ridho.

Qs. 2:153 ; Allah menyebutkan “sabar” dalam quran secara berulang ulang karena Allah mengetahui
bahwa dalam melakukan aktivitas secara istiqomah menuntut usaha yang besar. Dan hal ini pun
biasanya masih sering diiringi dengan adanya desakan desakan dan hambatan. Begitu juga dalam
berdakwah di jalan Allah di muka bumi akan menghadapi pergolakan golakan dan hukuman yang bisa
menyebabkan tekanan jiwa sehingga memerlukan kesabaran lahir dan batin. Sabar dalam taat, sabar
dalam meninggalkan maskiat, Tegar dalam kesulitan karena Allah, sabar atas segala fitnah dan tipu
daya, sabar dalam lambatnya pertolongan, sabar dalam menghindari tekanan, sabar atas sedikitnya
penolong, sabar atas panjangnya jalan orang yang membuat ragu, sabar atas sulit dan beratnya jiwa,
sabar atas beratnya kedurhakaan, dan sabar atas serangan orang orang yang berpaling.

Ketika usaha sedemikian sulit maka kadang kesabaran menjadi lemah. Karena itulah,
diiringkan shalat dalam kondisi seperti ini, sebab sholat adalah penolong yang akan selalu
memperbarui kekuatan dan bekal yang selalu memperbaiki hati. Sehingga akhirnya kaum muslimin
akan Ridha, tenang, teguh dan yakin.

Suatu keniscayaan bagi manusia yang lemah dan terbatas untuk selalu menghubungkan
dirinya denga kekuatan yang besar. Bersandar pada yang maha besar Ketika merasa berat dalam
berjuang untuk beristiqomah dijalannya di karenakan dorongan syahwat dan munculnya kesenangan
kesenangan dunia, Ketika menghadapi kesulitan hidup dalam perjalan hidup yang singkat ini dan
Ketika menyaksikan kejahatan yang semakin luas tersebar dan suramnya Cahaya kebaikan, namun
tidak ada sinar yang memancar di ufuk dan tidak ada pemandu jalan.

Sholat merupakan hubungan langsung antara sesuatu yang lemah dan sesuatu yang maha
besar, sholat merupakan waktu pilihan saat pelimpahan karunia dan kecintaan yang menetes dari
sumber yang tak kunjung kering, sholat adalah titik tolak dari dunia yang kecil dan terbatas ke dunia
yang besar, ia adalah Ruh,salju dan naungan dikala jiwa di terpa kepanasan, ia adalah sentuhan kasih
saying terhadap hati yang Lelah dan letih. Itulah kenapa apabila nabi Muhammad saw mengalami
kesukaran beliau segera melakukan sholat. Beliau bersabda “Hiburlah kami wahai Billal (dengan
azan)” . Ketika ada pembebanan untuk beriadah maka ibadah itu bisa menjadi kunci hati untuk
merasakan pembebanan ini dengan manis, gembira, dan berseri.

“Allah Bersama orang yang sabar” Allah akan meneguhkan mereka Ketika hilang kekuatannya
dan Allah akan memperbarui keteguhan niatnya Ketika jalan perjuangan yang dilalui masih sangat
Panjang. Kaum muslimin di Madinah menghdapai usaha usaha yang sulit untuk menerapkan dan
melaksanakan apa apa yang sudah di tentukan pada mereka, mereka teguh tegar dan sabar
walaupun harus melalui jalan yang sulit dan Panjang. Untuk menegakkan potret umat ditengah usaha
yang penuh intrik intrik ini, dorongan dan pengorbanan serta siksaan hingga pembunuhan. Mati nya
seorang muslim bukanlah akhir perjalanan melainkan awal menyongsong kehidupan yang abadi.
Mereka secara lahir terbunuh, tapi hakikat mati dan kehidupan bukan di tentukan dengan pandangan
lahir yang dangkal ini. Sesungguhnya, tanda kehidupan ialah berkesinambungan, berkembang dan
ada gereakan yang aktif. Mereka yang gugur dalam peperangan karena menegakkan kalimatullah,
sudah pasti Namanya akan tetap di kenang dan api semangatnya akan terus berkobar, serta jejak
yang mereka tinggalkan tetap berkesan dalam jiwa mujahidin yang meneruskan perjuangan nya.

“tidak satupun orang yang telah masuk surga ingin Kembali ke dunia, sedangkan didunia tidak
memiliki apa apa, kecuali orang orang yang mati syahid, orang yang mati syahid ingin Kembali ke
dunia, lalu dia gugur (mati syahid) sampai sepuluh kali, karena dia telah manyaksikan bagaimana
mulianya orang yang mati syahid” (HR Imam Malik, Bukhari, dan Muslim)

Telah menjadi keniscayaan untuk menempa jiwa dengan bencana dan menguji dengan
ketakutan, kelaparan, kesengsaraan, serta kemusnahan harta, nyawa, dan makanan. Akidah yang di
peroleh dengan gampang tanpa ujian, akan mudah pula bagi penganutnya untuk meninggalkannya,
bila suatu Ketika terkena ujian. Semakin berat ujian dan pengorbannya akan semakin meninggikan
nilai akidah keyakinan dalam hati dan jiwa penganutnya. Bahkan semakin besar penderitaan dan
pengorbanan yang diminta oleh suatu Aqidah, bertambah berat juga seseorang untuk berkhianat
atau meninggalkannya. Agar terbuka hati kita bahwa tidak ada kekuatan kecuali kekuatan Allah, tidak
ada daya kecuali daya Allah, dan tidak ada keinginan kecuali keinginan mengabdi kepada Allah. Ketika
itu akan bertemulah ruh dengan sebuah hakikat yang akan menjadi landasan tegaknya Tashawurr
‘pandangan’ yang benar.

Kita adalah milik Allah ‘Kita semua dan segala sesuatu yang melekat pada kita’ dan akan
Kembali kepada Allah. Oleh karena itu hadapkan setiap perkara kepada Allah, maka kita harus pasrah
dan menyerah secara mutlak.

Kita perlu berhenti sebentar pada bagian penutup didalam menghadapi beban tugas dan
penderitaan barisan islam. Beban tugas dalam menghadapi kesulitan dalam perjuangan dan mati
dalam perang (Fisabililillah) serta siap menerima ujian demi ujian. Disini allah tidak menjanjikan
kekuasaan, harta rampasan, dan sesuatu kecuali keberkatan Allah (shalawatullah), rahmatnya dan
kesyahidan. Allah menjanjikan yang lebih besar dari kehidupan mereka sendiri, karena itu di
murnikanya hal ini semua dari tujuan lain dari semua ambisi manusiawi, dibersihkannya dari noda
yang mengotori ketulusan mutlak kepadanya ‘Lillah’.

Qs. 2:286 (Pembebanan dan kesanggupan serta Do’a)


“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Ia mendapat pahala
(dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
(Mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah.
Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau
bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami
apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami.
Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir"

Tugas yang diwajibkan atasnya dalam mengemban kekhalifahan di muka bumi, Allah
mengujinya di Tengah Tengah pembebebanan khalifah dan memberikan balasan atas amalnya di hari
akhir. Ia merasa tenang dan tentram terhadap Rahmat allh dan keadilannya, karenanya ia tidak
merasa bosan dengan tugas tugasnya, tidak sempit dan merasa terbebani dalam melaksanakannya
karena percaya Allah telah menugaskan kewajiban atasnya itu lebih mengetahui hakikat
kemampuannya. Dan ia merasa bahwa tugas itu berada dalam batas kemampuannya. Apabila suatu
saat ia merasa lemah, Lelah, atau merasakan beratnya beban, ia menyadari bahwa itu adalah
kelemahan dirinya, bukan bebannya yang terlalu berat. Lalu terhimpun Kembali semangatnya,
hilanglah kelemahanya dari dirinya, dan timbullah semangat baru untuk menunaikan tugas tugasnya
itu.

Tanggung jawab pribadi. Seseorang tidak akan mendapatkan pahala kecuali dari apa yang
diusahakannya sendiri dan seseorang tidak akan memikul dosa kecuali dari apa yang di kerjakannya.
Ia akan dimintai pertanggung jawaban atas dirinya sendiri tentang hak Allah padanya. Hak Allah
padanya ialah menaatinya, menjauhi semua larangannya dan berubudiah kepadanya saja baik dalam
perasaan maupun dalam Tindakan dan perilakunya. Karena itu setiap orrang harus berani membela
dirinya dan hak hak Allah terhadap dirinya, selama dia yakin bahwa Allah akan memberi balasan
secara personal.

Konsekuensi iman adalah bersemangatnya setiap anggota jamaah untuk menunaikan hak
hak orang banyak, karena ini termasuk hak hak Allah juga atas dirinya. Ia diperintahkan Bersama
jamaah untuk bersikap setia dalam urusan harta dan usaha, berjuang dan memberi nasihat,
menegakkan kebenaran dalam Masyarakat dan menumpas kebathilan.

“Ya tuhan kami, janganlah engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah” . unsur
kekeliruan dan khilaf itulah yang menghukum Tindakan seorang muslim Ketika ia menyadari
kelemahan manusiawinya yang tidak ada daya baginya untuk menghindarkan karena manusia tidak
luput dari kesalahan. Lalu dalam keadaan tersebut ia menghadap tuhannya untuk memohon maaf
dan kelapangan nya.

“ya tuhan kami, janganlah engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami
memikulnya” .Ini adalah doa yang dihiasi dengan kepasrahan, maka orang beriman tidak punya niat
untukmenolak tugas yang di berikan oleh Allah, Mereka hanya mengharapkan dan memohon agar
Allah menyayangi kelemahannya sehingga tidak memberikan kepada mereka tugas yang tak sanggup
mereka lakukan. Seorang mukmin mengakui kelemahanya dan kekurangannya, yang tidak
dihapuskan bekas bekasnya kecuali oleh karunia Allah yang maha pemaaf lagi maha pengampun.

”seseorang dari kamu tidak akan dapat masuk syurga hanya semata mata karena amalnya,
‘sahabat bertanya’ , ‘tidak juga engkau wahai Rasulullah?’ beliau menjawab “ tidak juga aku,
melainkan karena allah meliputiku dengan rahmatnya” (HR. Imam Bukhari)

Inilah tolak ukur urusan dalam perasaan orang mukmin, Yaitu beramal dengan segenap
kemampuannya, dengan tetap merasakan kekurangan dan kelemahnnya. Setelah itu harapannya
tidak pernah putus, Ia selalu mengharapkan maaf, ampunan dan kelapangan. Pada akhirnya seorang
mukmin bersandar pada pilar Allah, sedangkan mereka terus bersemangat untuk berjihad di jalannya
demi menegakkan Dinullah.

Qs.30:30-31 (Back to Fitrah)


30. “Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allah sesuai Fitrah Allah, disebabkan
dia telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada ciptaan Allah itulah
agama yang lurus, Tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.”
31. “Dengan Kembali bertobat kepadanya dan bertaqwalah kepadanya serta laksanakanlah sholat
dan janganlah kamu termasuk orang orang yang menyekutukan Allah.”

32. yaitu orang orang yang memecah belah agama mereka, dan mereka menjadi beberapa golongan.
Setiap golongan merasa bangga denga napa yang ada pada golongan mereka.

Allah berfirman kepada Rasululullah agar beliau berpegang teguh dengan agama Allah yang
konstan dan yang bersandar pada fitrah Allah yang telah di gariskan bagi manusia. Arahan untuk
menghadapkan wajah kepada agama Allah, Ia datang pada waktunya Ketika hati yang lurus fitrahnya
telah siap untuk menerimanya, menyimpangnnya fitrah sebagaimana hati yang menyimpang telah
kehilangan seluruh hujjah dan dallilnya. Agama ini adalah penjaga dari hawa nafsu yang terpecah
pecah yang tidak berdiri atas kebenaran, dan tidak mendasarkan diri pada ilmu pengetahuan. Tapi
semata mengikuti syahwat dan dorongan diri tanpa Batasan dan tanpa petunjuk.

Al Qur’an mengaitkan fitrah pada jiwa manusia denga tabiat agama ini. Keduanya sesuai
dengan namus maujud dan keduanya selaras dengan yang lain dalam tabiat dan arahnya. Pengarahan
ini ditujukan pada seluruh kaum beriman. Pertaubatan adalah Kembali pada Allah dan merujuk
segala perkara kepadanya, keluar dari zona kemusyrikan yang beragam macam dan bentuknya,
diantaranya ada yang menyekutukan Allah dengan Jin, Malaikat, Nenek moyang, Raja , Dukun serta
nilai nilai palsu, keinginan dan obsesi.

QS 13:11 (Allah tidak merubah sebuah kaum sebelum mereka merubah mereka sendiri)
“Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di
belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah. Sesungguhnya Allah tidak mengubah
keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka
sendiri.
Allah selalu mengikuti manusia dengan memerintahkan malaikat penjaga untuk
mengawasi apa saja yang dilakukan manusia untuk mengubah diri dan keadaan mereka
yang nantinya allah akan mengubah kondisi mereka itu. Hal ini juga berlaku bagi mereka
yang memperburuk keadaannya maka Allah menghendaki keburukan bagi mereka.

Qs. 3:14-19 (Kecintaan terhadap dunia)


14 —women, children,1 treasures of gold and silver, fine horses, cattle, and fertile land—has
been made appealing to people. These are the pleasures of this worldly life, but with Allah is the
finest destination.

15. Say, ˹O Prophet,˺ “Shall I inform you of what is better than ˹all of˺ this? Those mindful ˹of Allah˺
will have Gardens with their Lord under which rivers flow, to stay there forever, and pure spouses,1
along with Allah’s pleasure.” And Allah is All-Seeing of ˹His˺ servants,

16. who pray, “Our Lord! We have believed, so forgive our sins and protect us from the torment of the
Fire.”

17. ˹It is they˺ who are patient, sincere, obedient, and charitable, and who pray for forgiveness
before dawn.1
18. Allah ˹Himself˺ is a Witness that there is no god ˹worthy of worship˺ except Him—and so are the
angels and people of knowledge. He is the Maintainer of justice. There is no god ˹worthy of worship˺
except Him—the Almighty, All-Wise.

19. Certainly, Allah’s only Way is Islam.1 Those who were given the Scripture did not dispute ˹among
themselves˺ out of mutual envy until knowledge came to them.2 Whoever denies Allah’s signs, then
surely Allah is swift in reckoning.

Al-qur’an mengungkapkan dorongan fitriyah instingtif yang tersembunyi dorongan yang awal
mulanya terjadi penyelewengan apabila tidak di kendalikan oleh kesadaran yang kontinyu.
Sesungguhnya tenggelam dalam kesenangan duniawi , keinginan nafsu dan kecenderungan instingtif,
itulah yang menyibukan hati dari memandang dan mengambil Pelajaran serta membuat perasaannya
tidak sensitive. Karena islam tidak memberi petunjuk untuk membekukan dan mematikannya.
Melainkan untuk membimbing dan mengaturnya, mengurangi ketajaman dan dorongan nya dengan
tujuan manusialah yang berkuasa atasnya dan yang mengendalikannya juga bertujuan untuk
menguatkan ruhnya senantiasa memandang kepada sesuatu yang lebih tinggi.

Susunan insting mereka mengandung kecenderungan ini maka akan merasa senang dan
memandangnya indah secara realita, karena hal itu merupakan kebutuhan vital bagi kehidupan
manusia supaya kokoh, berkembang dan berjalan normal, akan tetapi fakta juga membuktikan
bahwa dalam fitrah manusia ada sisi lain yang mengimbanginya kecenderungan kecenderungan itu,
dan menjaga manusia agar tidak tengeelam dalam sisi ini saja serta kehilangan tiupan keluhuran atau
petunjuk pengarahnnya.

Wanita dan anak mereupakan hal yang sangat di cintai dan diingingkan oleh manusia dan
kerakusan terhadap harta emas dan perak (menimbun dan menumpuk). Adapun seseorang yang
menghendaki sesuatu yang lebih baik karena mengangkat jiwa manusia dan melindunginya
tenggelam pada syahwat. Disisi allah ada kesenangan yang lebih baik dan dapat menggantikan
semua itu. Kenikmatan ukhrawi tidak akan didapat kecuali orang orang yang bertaqwa yang
senantiasa takut pada Allah da selalu mengingatnya di dalam hati. Mereka yang sabar, Jujur, Taat
kepada Allah, Ska berinfaq dan memohon ampunan kepada Allah pada waktu Sahur, Akan
mendapatkan “keridhaan Allah”

Dia tidak menerima agama selain islam dan seorang pun. Islam yang berarti ketundukan,
Ketaatan, dan mengikuti peraturan-nya. Oleh karena itu Allah tidak menerima agama seseorang yang
semata-mata hanya berupa ide ide dan gambaran dalam pikirannya dan hatinya saja. Tetapi
pengakuan yang disertai pembuktian yaitu memberlakukan manhaj “peraturan Allah” dalam semua
urusan hamba, menaati hukum dan peraturannya, dan mengikuti sunnah rasulnya yang menjelaskan
manhajnya itu.

Qs. 28:77 (Kejar negeri akhirat jangan lupa dunianya)

QS. 31:14-15 (Bakti pada orang tua)


Tafsir doa sholat dhuha

Anda mungkin juga menyukai